Luna Arindya, pemanah profesional dari dunia modern, meninggal tragis dalam sebuah kompetisi internasional. Saat membuka mata, ia mendapati dirinya berada di dalam novel fantasi yang pernah ia baca—dan menempati tubuh Putri Keempat Kekaisaran Awan. Putri yang lemah, tak dianggap, hidupnya penuh penghinaan, dan dalam cerita asli berakhir tragis sebagai persembahan untuk Kaisar Kegelapan.
Kaisar Kegelapan—penguasa misterius yang jarang menampakkan diri—terkenal dingin, kejam, dan membenci semua wanita. Konon, tak satu pun wanita yang mendekatinya bisa bertahan hidup lebih dari tiga hari. Ia tak tertarik pada cinta, tak percaya pada kelembutan, dan menganggap wanita hanyalah sumber masalah.
Namun semua berubah ketika pengantin yang dikirim ke istananya bukan gadis lemah seperti yang ia bayangkan. Luna, dengan keberanian dan tatapan tajam khas seorang pemanah, menolak tunduk padanya. Alih-alih menangis atau memohon, gadis itu berani menantang, mengomentari, bahkan mengolok-olok
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7 Rumor
Rui melangkah keluar dari ruang rahasia itu dengan ringan, tubuh barunya terasa berbeda. Setiap tarikan napas seperti mengisi seluruh dirinya dengan energi. Langkahnya lebih mantap, sorot matanya lebih tajam. Namun di balik senyum santainya, ia menyembunyikan satu hal tanda busur mungil di pergelangan tangannya yang berdenyut pelan, seakan bernafas bersama jantungnya.
Yu Zhi yang masih menatap punggung tuannya bergumam pelan. “Dia bukan lagi Putri buangan… dia sudah jadi sesuatu yang jauh lebih besar. Tapi… apa dunia ini siap?”
Saat Rui kembali ke kediamannya yang sederhana di Istana Awan, suasana masih gelap. Para pelayan belum banyak yang bangun, kecuali Lan Mei, pelayan kecil yang setia padanya, yang sedang membersihkan halaman.
“Putri! Anda kemana saja? dari tadi saya tidak melihat Anda saya kita anda pergi kemana, saya tunggu tidak keluar kamar juga! Oh iya putri saya dengar orang-orang di luar sudah mulai bergunjing lagi… mereka bilang Anda jatuh sakit parah atau mungkin… sudah tidak lama lagi hidup.” Lan Mei menatap tuannya dengan cemas.
Rui tersenyum tipis. “Biar saja mereka berpikir begitu. Semakin mereka meremehkan, semakin mudah bagiku membuat kejutan nanti.”
Lan Mei menatap bingung, tapi kemudian wajahnya memerah saat menyadari sesuatu.
“Putri… wajah Anda… kulit Anda bercahaya… seperti bukan manusia biasa…”
Rui buru-buru menepuk pipi Lan Mei, mengalihkan. “Hahaha, jangan lebay. Aku cuma menggunakan ramuan yang aku buat semalam, hasilnya mantul kan? Tenang aku akan kasih kau juga agar kau cantik dan dapat jodoh hehehe " ujar Rui dan membuat Lan Mei memerah
"Terima kasih putri" ujar Lan Mei penuh haru dan malu
Di sisi lain, rumor tentang kondisi Putri ke empat kerajaan Awan memang sudah menyebar luas di istana. Para selir, pangeran, hingga putri lainnya sering kali menertawakan kabar itu.
“Dia bahkan tidak berguna untuk dijadikan pion politik. Buang-buang gelar putri saja.” ujar salah satu saudari tiri Rui dengan nada menghina.
Sedangkan orang yang mereka bicarakan saat ini semakin kuat dan terus berlatih, semakin tidak di perduli kan semakin pula Rui dan Lan Mei berlatih bersama dari kecantikan hingga kekuatan mereka maju pesat di bantu ramuan yang di buat oleh Rui kini Lan Mei sudah memiliki perubahan dari fisik hingga kekuatan walau tidak bisa menyamai Rui tapi itu sudah cukup sempurna untuk ukuran seorang pelayan.
Dan mungkin hanya Lan Mei lah pelayan luar biasa disana tanpa orang tau, ia dan Rui selalu mencari tau kegiatan orang orang istana setiap malamnya, ia juga sering melihat kelakuan buruk para selir pada pelayan rendah hingga perselingkuhan yang tidak akan di ketahui siapapun selain Rui dan Lan Mei.
Mereka mengumpulkan bukti bukti dan mulai kejahatan setiap orang di istana awan hingga ke jajaran Mentri yang berkhianat pada kekaisaran awan.
Rui melakukan itu bukan untuk menyelamatkan ayahnya tapi untuk hukuman bagi ayahnya yang sudah menyia nyiakan dirinya dan ibunya dulu.
Malam itu, Kaisar kembali berdiri di balkon istananya, jubah hitamnya berkibar diterpa angin. Matanya menatap jauh ke arah Istana Awan.
“Wanita itu… seharusnya sudah hancur oleh cemoohan dan penderitaan. Tapi aku merasakan sesuatu yang berbeda darinya sekarang. Semakin ia berusaha bersembunyi… semakin aku ingin tahu rahasia apa yang ia sembunyikan.”
Senyum tipis muncul di wajahnya.
“Aku benci wanita yang lemah… tapi jika dia mampu bertahan… bahkan tumbuh semakin kuat di balik semua itu… mungkin aku akan… menyukainya.” gumam kaisar kegelapan
Bayangan hitam melintas di belakang Kaisar, seorang jenderal berlutut.
“Yang Mulia, apakah Anda ingin kami menyelidiki Putri Awan?”
Kaisar meliriknya sekilas, lalu menggeleng.
“Tidak perlu. Biarkan aku yang menyaksikan sendiri. Jika dia benar berbeda… aku ingin menjadi orang pertama yang tahu.”
Sementara itu, di kediamannya, Rui duduk di atas ranjang sambil menatap pergelangan tangannya yang ditutupi kain tipis. Ia bergumam pelan.
“Belum waktunya. Saat aku menunjukkan ini… semua orang akan terdiam. Aku akan buat mereka berlutut, satu per satu.”
Yu Zhi, yang melingkar di kakinya dalam bentuk harimau kecil, mendongak.
“Tuan… jangan lupa. Jalan menuju kekuatan selalu penuh darah. Siapkah kau untuk itu?”
Rui menatap langit malam melalui jendela, matanya berkilat tajam. “Sejak aku dilahirkan kembali di dunia ini… aku sudah siap.”
...----------------...
Hari-hari berikutnya, Rui mengatur dirinya dengan hati-hati. Di hadapan pelayan istana, ia tetap berperan sebagai “putri sakit-sakitan” yang hanya bisa meringkuk di kamar. Ia makan bubur hambar tanpa banyak protes, berjalan lambat, bahkan pura-pura terbatuk jika ada yang memperhatikannya.
Namun begitu malam tiba, ia diam-diam menyelinap ke ruang rahasia bersama Lan Mei
Di sanalah ia berlatih bukan dengan busur pelangi, melainkan busur kayu sederhana yang ia temukan di pojok ruangan.
“Kenapa tidak memakai busur roh itu?” tanya Yu Zhi dari dalam ruang dimensi, ketika Rui sibuk memanah buah apel dari jarak jauh.
Rui berhenti menarik tali busur dan menyeringai.
“Karena… kalau aku langsung pakai busur dewa, permainan ini jadi terlalu gampang. Boring dong. Lagi pula, aku mau semua orang terkejut saat waktunya tiba. Kau tahu istilahnya? ‘Plot twist’.”
Yu Zhi tidak sepenuhnya paham, tapi matanya menatap tuannya dengan kagum. “Kau… berbeda dari manusia yang pernah kutemui.”
“Ya jelas. Aku limited edition.” Rui menjawab sambil melepas anak panah. Duk! apel itu terbelah sempurna.
Sementara itu, jauh di istana utama Kaisar Kegelapan…
Kaisar berdiri, jubah hitamnya bergoyang seperti bayangan yang hidup. Tatapannya menembus jauh, seolah bisa melihat Rui di kejauhan.
“Aku akan menunggu. Sampai saat dia berhenti bersembunyi… dan memperlihatkan warna aslinya.”
sedangkan Rui ada di ruang dimensinya dan Yu Zhi menggeliat manja di pangkuannya, ekornya melingkar nyaman.
“Tuan…” suara Yu Zhi pelan, nyaris berbisik. “Saat waktunya tiba… kau benar-benar siap memperlihatkan dirimu?”
Rui menatap langit-langit yang dipenuhi ukiran kuno, lalu tersenyum samar.
“Siap atau tidak… aku tidak akan lari lagi. Dunia ini sudah memilihku. Dan aku… akan memilih caraku sendiri untuk mengguncangnya.”
Yu Zhi menatapnya lama. Di balik canda, keluh kesah, dan wajah jahilnya, ia bisa merasakan tekad baja yang bersembunyi dalam hati tuannya.
Hari ketika rahasia itu terungkap seluruh dunia akan terperanjat.
Keesokan harinya, matahari pagi menyinari Istana Awan yang biasanya sunyi dan terlupakan. Para selir dan bangsawan sibuk memuji-muji Putri Mahkota dan pangeran-pangeran lain, sementara keberadaan Rui Zhi Han tetap dianggap tak lebih dari noda memalukan keluarga kekaisaran.
Namun hari ini berbeda.
Lan Mei berlari ke kamar Rui dengan wajah panik.
“Putri! Putri! Bahaya! Kakak sepupu Anda, Putri Ling Xi, datang ke halaman belakang. Dia katanya ingin ‘melihat bagaimana kabar’ Anda.”
Rui, yang sedang duduk di depan cermin sambil mengoleskan masker herbal buatan semalam, malah senyum santai.
“Oh, Putri Arrogant in Chief datang sendiri ke sarangku? Menarik. Baiklah, mari kita beri dia sedikit surprise upgrade.”
Yu Zhi yang sedang bergelung di sudut meja mendengus. “Tuan… jangan gegabah. jika ketahuan rencana anda akan hancur'
Rui terkekeh. “tenang aku tidak akan membuat rencana ku hancur, aku akan membuat mata nya buta tidak bisa melihat kebenaran"
Lan Mei bingung dengan ucapan sang putri dan menatap Rui dengan polosnya dan itu membuat Rui tertawa
"Jangan pasang wajah bodohmu itu, orang pasti tidak menyangka jika kau sudah di tingkat roh raja level akhir sedangkan kaisar bodoh itu saja baru di tingkat jendral level 1, tenang aku tidak akan melukai sepupuku itu hanya membuat apa yang ia pandang sama persis apa yang dia pikirkan, kita hanya menonton saja" ujar Rui Zhi Han
"Maksud tuan membuat ilusi ?" tanya Yu Zhi
"Tepat sekali.... Kesayangan ku memang luar biasa " ujar Rui dan itu membuat Yu Zhi memerah malu
Bersambung