NovelToon NovelToon
Soulverse Beast

Soulverse Beast

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Spiritual / Epik Petualangan / Fantasi Isekai / Game
Popularitas:5.6k
Nilai: 5
Nama Author: MoonShape

Soul-verse Beast adalah sebuah game MMORPG yg populer tidak hanya gamenya yang asik, tapi juga game ini memberikan kesempatan akses bagi para player untuk bermain secara realtime!


Soul-verse Beast game yg memiliki 5 elemen yaitu; Api, Air, Tanah dan Cahaya. Juga elemen kegelapan yg bisa beresonansi menjadi elemen unik, seperti; Angin, Es dan petir.

Game Soul-verse Beast sudah berusia 2 tahun mengguncang dunia karena setiap update patch 2 bulan sekali mereka melakukan pemilihan bagi semua player yg beruntung dapat bermain game Soul-verse Beast secara realtime. Dan pemeran utama dalam cerita ini Wazeng dan Vogaz, mendapatkan keberuntungan itu!


Perjalanan dimulai, apa saja yang akan mereka lakukan disana? Dan, apa mereka akan mendapatkan kehidupan yg lebih berwarna dalam dunia game? Ikuti cerita mereka menjelajah dunia Soul-verse Beast!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MoonShape, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Carnage Cavern

...----------------...

...----------------...

Kabut dingin yg menyelimuti perlahan mereda. Lorong yg pernah mereka lewati, namun entah kenapa tak terasa sama.

Cahaya obor dari tangan Eimi menjadi satu satunya sumber penerangan di tengah kegelapan mencekam. Suara tetesan air terdengar dari kejauhan, bercampur gema langkah kaki mereka di atas batu lembap.

"Masih tak ada petunjuk soal posisi petinya..." gumam Vogaz

Wazeng mengecek Tab Hologram "Peta... masih kosong. Dungeon ini tak memberikan tampilan peta."

Semua mulai berjalan tapi tidak dengan Eimi, ia terdiam di tengah pintu masuk "Apa kalian merasakan sesuatu yg berbeda..." ragu Eimi.

Semua menatapnya di belakang "Hm? Apa yg kau rasakan?"

"Dungeon ini seperti... berubah, jalanannya berbeda." Eimi memegangi dagu sambil berpikir, matanya melirik pada kedalaman dungeon "Aku tak ingat ada perubahan, apa ini peraturan baru mereka...?" pikirnya.

"Aku baru sadar, di luar tadi tak ada ukiran level dungeon... juga, jalanan di depan seperti bercabang..." sambung Vogaz dengan bingung.

Wazeng mengangkat kening seperti mengerti sesuatu "Hmm... mungkin... karna di buat khusus untuk misi ini(?)" jawabnya ragu.

Vogaz mengernyit, dia mengingat perkataan sang NPC tentang tak ada player yg berhasil dalam misi ini "Tch. Kalau benar begitu, berarti misi dan dungeon ini memang menjebak. Membuat player baru tergiur dengan reward tanpa tau bahayanya tempat ini!" geramnya.

...----------------...

Menghilangkan pikiran itu, mereka melangkah menuruni lorong sempit dan menemukan sebuah ruangan dengan patung berbentuk tengkorak menjulang tinggi di tengah. Di bawahnya... peti pertama terlihat dikelilingi oleh empat obor yang belum menyala.

Eimi berhenti tiba-tiba "Ada sihir di ruangan ini. Bukan yang menyakitkan, tapi... menguji."

Hazuki melangkah mendekat "Sepertinya ada se—!" Tiba-tiba lantai tempat Hazuki melangkahkan kaki menghilang dalam sekejap.

"WAAAHH—!!"

Vogaz dengan reflek cepat menarik Hazuki ke atas. Puing puing berjatuhan pada kedalaman lubang yg berduri tajam.

"Thanks, Gaz" Hazuki terduduk dengan napasnya yg terengah engah.

"Yo." balas Vogaz singkat, Menepuk bahu Hazuki.

Eimi memutar tongkat sihirnya, menyalakan satu per satu obor menggunakan sihir api. Saat keempatnya menyala, patung tengkorak mengeluarkan suara retakan batu, matanya menyala putih terang dan peti pun terbuka secara otomatis, di dalam ada cincin perak kecil— item langsung terdaftar masuk ke inventori hologram.

...[Quest Progress: 1/4]...

"Pertama. Kita mulai terbiasa dengan tempat mengerikan ini." sombong Eimi.

...----------------...

Perjalanan berikutnya membawa mereka ke lorong panjang dengan empat cermin memantulkan ilusi masa lalu yg keji dari mereka masing masing.

Hazuki mendekat lalu menyentuh kaca tersebut dengan jemarinya "Apa... itu diriku sendiri?" matanya menyipit.

Bayangan Hazuki di salah satu cermin menunjukkan dirinya tersungkur menangis dengan wajah lebam. Tangisannya tersedu sedu.

Cermin lain menunjukkan Wazeng berlari sendiri pada lorong panjang sembari membawa sebuah kotak hitam. Napas anak itu terlihat terengah engah dengan ekspresi ketakutan.

Cermin Eimi menunjukkan dirinya yg masih kecil tersudut dengan mata dan ekspresi kosong. Cermin itu terlihat eror dan tersensor. Suara tawa seorang pria paruh baya terdengar namun putus putus karna eror.

Cermin Vogaz menunjukkan dirinya duduk sendirian pada ayunan taman saat hujan di malam hari. Suara hujan deras terdengar dari cermin itu.

Semua menunduk dengan mata mereka menghitam— merasa kesal, Wazeng pun segera menghancurkan keempat cermin dengan cepat menggunakan tangan kosongnya.

Eimi mendekat ke arah Wazeng lalu memeluknya dari belakang "Terima kasih." bisiknya gemetar, tangan Wazeng mengeluarkan tetesan darah.

Wazeng mengambil napas panjang untuk menenagkan dirinya "Ayo, kita lanjutkan." dia kemudian membersihkan tangan berdarahnya pada mantel.

Mereka terus melangkah, dan akhirnya menemukan ruangan tenang dengan peti ketiga di tengah lingkaran cermin yang kini tidak memantulkan apa pun. Di dalam terdapat 'Medali berkarat'— item langsung terdaftar masuk ke dalam inventori hologram.

...[Quest Progress: 2/4]...

"dua lagi..."

...----------------...

Lorong batu yang mereka lewati semakin sempit, hawa panas dan tekanan sihir mulai terasa. Dindingnya penuh goresan cakar, dan bau darah yang samar mulai tercium.

Reflek, Wazeng mencabut belati dari sabuk "Bersiap. Aku rasa ini tidak akan seperti dua peti sebelumnya."

Mereka melangkah masuk ke ruangan besar, di ujung terlihat sebuah peti. Tapi belum sempat mereka mendekat...

Dua pilar batu di sisi peti runtuh seketika. Dari balik tembok muncullah dua sosok orc raksasa, orc kiri memakai zirah lengkap dengan gada di tangannya. Satu lagi memiliki dua tanduk tajam, menggegam kapak berdarah— sesuai dugaan, mereka kini sudah tak terkejut.

Wazeng menatap tajam pada kedua orc itu dan nama mereka terpampang jelas di atas kepala mereka.

...[Kragh, The Ironbone Lv55 — Orc Berzirah]...

...[Thurg, The Skullwalter Lv55 — Orc bertanduk]...

Vogaz menyeringai puas "Akhirnya musuh!" ia segera menarik belatinya, bersiap bertempur.

"Eimi, kita ambil yang pakai kapak!" seru Hazuki. "Baik, ayo kita lawan!" balas Eimi dengan semangat.

...----------------...

...----------------...

Kragh memulai serangan dengan mengayunkan gadanya ke arah Vogaz dengan kekuatan brutal. Menanggapi itu, Vogaz langsung melompat ke belakang— mendorong tubuhnya dari pijakan tembok lalu dengan gerakan berputar, ia menebas tangan orc.

Tak ingin tertinggal, Wazeng ikut menyusup ke bawah Kragh, dan memotong kedua kakinya sekaligus.

Melihat Orc yg tumbang, Vogaz semakin bernafsu, ia segera memanjat dan mencabik cabik kepalanya hingga menyemburkan hujan darah orc.

...[Enemy Defeat]...

"Busyet, lu kena korosi dungeon apa gimana... jadi buas gitu." gumam Wazeng dengan sedikit tawa setelah Vogaz mendarat di sampingnya.

...----------------...

"Divina Lux, da Tibi Vires!" (Cahaya ilahi, berikanlah kekuatanmu!) Eimi merentangkan tangannya lebar untuk memberi buff pada Hazuki. Seketika tu uh Hazuki bersinar merah lembut.

...[Arcane Surge — +ATK | +SPD]...

Tanpa menunggu, sang orc langsung menghantam keras kapaknya pada Hazuki, namun dia mencoba menahan dengan menepuk ujung bilahnya. Segera Hazuki menghempaskan Thurg— ia melompat lalu menyerang lansung pada kepalanya dengan kepalan berapi dari gauntlet.

Thurg terjatuh menghantam tanah dengan keras. Saat dia berusahan bangkit lagi, bola api besar sudah mengarah ke wajahnya. "Mortiferum Pila de Lumine!" (Bola cahaya mematikan:v) seru Eimi.

Ledakan mengakibatkan kepulan tebal. Saat debu mereda, kedua penjaga telah tumbang.

...[Enemy Defeated]...

Peti dibelakang mereka mulai terbuka perlahan. 'Gulungan kain tua' langsung masuk ke dalam inventori hologram.

...[Quest Progress: 3/4]...

"Satu lagi!"

Mereka melanjutkan langkah pada lorong kanan sampai memasuki sebuah ruangan besar yg sepi. Tak ada monster. Tak ada jebakan. Hanya keheningan mencekam.

Di tengah ruangan terdapat empat pilar batu menjulang, masing-masing menghadap ke arah mata angin utama. Di lantai, ada ukiran kuno yg melingkar mengelilingi keempat pilar— di antara pilar pilar itu juga ada ukiran batu kuno.

Wazeng berlutut, mengusap debu pada ukiran batu "...ini bahasa kuno. Tapi beberapa hurufnya mirip dengan struktur mantra."

"Ini bukan sekadar ukiran... ini semacam permohonan." Eimi mendekat dan menancapkan obornya ke tanah untuk menerangi ukiran batu itu, tulisan pun mulai terbaca.

...'Empat arah. Empat jiwa. Empat bentuk kehilangan.'...

...'Yang satu kehilangan kepercayaan.'...

...'Yang satu kehilangan waktu.'...

...'Yang satu kehilangan rasa.'...

...'Yang satu kehilangan nama.'...

...'Tunjukkan bentuk dari luka itu. Maka jalanmu akan terbuka.'...

Hazuki mengerutkan dahi, merasa dipermainkan "Kepercayaan... waktu... rasa... dan nama... Kenapa ini seperti bicara tentang kehilangan nyawa?"

Vogaz mendekat pada salah satu pilar dan menyadari polanya "Setiap pilar punya cekungan di tengah... seperti untuk meletakkan sesuatu. Di bawah tiap pilar terdapat ukiran tangan terbalik, seakan meminta untuk 'menyerahkan' sesuatu. Tak ada tombol. Tak ada simbol. Hanya cekungan seperti mangkuk yg seakan menunggu persembahan."

"Sepertinya pikiran kita sama semua... kita diminta untuk mengorbankan sesuatu disini!" tegas Wazeng.

...----------------...

...[Pilar Timur – Kehilangan Kepercayaan]...

Wazeng mendekat dan mengambil belati lamanya dari inventori ia kemudian meletakkannya pada cekungan yg tersedia— setelah diletak, ukiran rumit pada pilar pun bersinar biru samar, menjalar hingga pintu gerbang yg tertutup.

"Belati ini... senjata pertamaku di game ini. Aku percaya padanya. Tapi saat Hazuki kehilangan timnya, aku sadar... kepercayaan dalam game ini rapuh. Terima kasih telah menemaniku untuk melawan Verminus." lirih Wazeng.

...----------------...

...[Pilar Barat – Kehilangan Waktu]...

Vogaz tanpa bicara, mengeluarkan jam pasir kecil dari inventori hologram. Hadiah event lama sewaktu online. Ia meletakkannya dengan hati hati dengan sedikit ragu— setelah diletak, ukiran rumit pada pilar pun bersinar kuning samar, menjalar hingga pintu gerbang yg tertutup.

"Game ini... mengambil waktu kita semua. Waktu yg menyenangkan, juga waktu kita yg menyedihkan."

...----------------...

...[Pilar Selatan – Kehilangan Rasa]...

Eimi maju, lalu menarik pita merah dari rambutnya. Ia menatapnya sebentar, menghela napas berat lalu menaruh benda itu dengan rasa berat hati—setelah diletak, ukiran rumit pada pilar pun bersinar putih samar, menjalar hingga pintu gerbang yg tertutup.

Eimi senyum kecut lalu berbisik sendiri dengan ragu "Aku... dulu bermain game ini karena menyenangkan. Tapi sekarang. Aku hanya takut kehilangan orang lain."

[Pilar Utara — Kehilangan Nama]

Hazuki maju menuju pilar terakhir. Ia menggigit bibir, lalu membuka Tab Hologram dan mengambil emblem adventurer guild tim Enryu dari inventori. Ia menyimpan emblem itu sebagai benda kenangan, tapi kini dia harus merelakannya untuk kemajuan mereka. Ia menyeretnya ke dalam cekungan— setelah diletak, ukiran rumit pada pilar pun bersinar merah samar, menjalar hingga pintu gerbang yg tertutup.

"Mereka mungkin sudah mati... tapi aku tidak akan hidup dalam nama yang tak ada lagi!" tegas Hazuki.

Tanah bergetar. Cahaya yg telah saling bertemu di pintu gerbang meledak menyilaukan seisi ruangan. Suara remukan batu terdengar— Sebuah pintu batu di dinding terbuka perlahan menuju ruangan gelap berikutnya.

'Pintu kenangan... hanya terbuka bagi mereka yang berani menghadapinya.' tulisan yg berganti pada batu kuno.

Tanpa kata, mereka melangkah ke depan. Eimi mengambil kembali obor untuk membantu penerangan pada jalanan selanjutnya. Lorong di balik pintu terasa lebih sunyi. Seperti sedang berjalan di antara bayangan masa lalu mereka sendiri.

Cahaya lembut menyinari satu peti harta besar berwarna perak tua di tengah ruangan. Ukiran naga melilit sisinya, dan simbol emblem wajah NPC tertera jelas di atas tutupnya.

"Ruangan ini... bukan seperti tempat menyembunyikan harta. Ini seperti tempat menyimpan kenangan," gumam Eimi. "pantas saja cara membukanya rumit."

Wazeng maju pelan lalu menyentuh permukaan peti dengan satu tangan. Peti pun terbuka, mengeluarkan uap dingin. Di dalamnya terdapat Batu kuno berlogo serigala putih dengan taring.

...[Quest Progress: 4/4 — COMPLETE]...

"Misi selesai, Eimi siapkan teleport!" tegas Wazeng.

"Kita benar benar tidak melangkah ke ruangan bos sesuai perkataannya..." ujung bibir Hazuki melengkungkan senyum kecil.

Eimi mengangguk pelan lalu menyiapkan sihir teleportasi seperti portal dimensi yg langsung mengarah ke depan pintu guild. Satu persatu dari mereka mulai melangkah masuk portal, meninggalkan ruangan kosong.

...----------------...

...----------------...

...----------------...

Pada kedalaman dungeon, Fenrir sang boss membuka matanya, menampakan kilatan merah terang, ia berdiri lalu mengibaskan tubuh hingga memercikan debu es "...datang tak di undang, pergi tak diantar... sungguh sekumpulan manusia bodoh," dia kembali memutar tubuh di lantai "misi konyol itu telah diselesaikan, sepertinya sekarang aku harus meminta pada orang itu..." Fenrir menyeringai lalu memejamkan mata— melanjutkan tidurnya yg entah sampai kapan.

...----------------...

...----------------...

1
KHAI SENPAI
Jangan lupa mampir
Machan
ayo lebih semangat lagi
Machan
waah, jadi keluarga baru. ikut terharu aku
Machan
untung vogaz cepet ditolong, gak jadi bongkahan es
Machan
jadi ikut harap" cemas ini
Machan
gua kira typo pas nulis, taunya baca ke bawah masih sama. utk_untuk, gosah disingkat, bang
MoonShape: sengaja biar gak di tuduh AI😂 tapi kalau merasa gak nyaman bisa aku ubah/Determined/
total 1 replies
Machan
ukhuk, gue batuk nih
Machan
Ups, ada sesuatu ini
Unknown
ka itu typo kah, atau emang gitu?
"Dunianya (sera) terhenti......"
Gimana tuu kak, kalo emang gitu sorry udah kasih kritik hehe
MoonShape: wah iya typo 😅 aslinya 'serasa'
makasih udh lapor
total 1 replies
Machan
eits, mulai genit nih
Machan
tulisannya rapi, keren👍👍
MoonShape: terima kasih
total 1 replies
Harman Dansyah
bagus banget buat sampai tamat author
Harman Dansyah
aku nanti kan kelanjutan nya kak tapi jangan buru buru buat nya kak nanti kualitas nya turun kak
MoonShape: Terima kasih... nantikan chapter chapter selanjutnya yaa...
total 1 replies
Melinda Falencia
next siapa bangg yang dapet beastt lanjutt
MoonShape: di tunggu yaa...
total 1 replies
Melinda Falencia
epicc bangg mantapp
Melinda Falencia
keknya kudanya cocok buat hazuki ya bang🤭
Melinda Falencia
hayolo ngapain tidur bareng😏
MoonShape: Hmm... kira kira ngapain yaa~
total 1 replies
Melinda Falencia
yang dapet beastnya siapa ni bang :o
Melinda Falencia
keren bang naganyaa 😱
MoonShape: seremm...
total 1 replies
Melinda Falencia
deg"an bang takut beast nya serem😥
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!