Pembalasan Lewat Tubuh Yang Ku Pinjam.
Lalu lintas kota Jakarta tidak akan pernah berhenti dari yang namanya macet. Mungkin Jakarta sudah dikenal dengan kota yang macet.
Gadis cantik yang menggunakan dress berwarna cream dengan bando putih yang menambah kecantikan menjadi hiasan di atas kepalanya sejak tadi tersenyum dengan jarinya mengetuk-ngetuk setir mobil.
Matanya menoleh ke jok mobil di sampingnya yang melihat paper bag berwarna kecil yang terdapat pita merah, tampak mereka senyum indah yang menambah kecantikan wajah gadis berusia 25 tahun itu.
Tangannya mengambil paper bag tersebut dan melihat isinya.
"Aku yakin kamu pasti akan sangat bahagia mendapatkan hadiah ini," ucapnya dengan tersenyum lebar! Tampak tidak sabaran memberikan hadiah di kota kecil tersebut.
Tin-tin-tin-tin-tin-tin-tin-tin-tin.
Anara kaget saat suara klakson mobil di belakangnya yang mengagetkan, membuatnya melihat dari kaca spion.
"Astaga! Kenapa orang-orang ini pada tidak sabaran! Heran dengan budaya Indonesia yang terus saja seperti itu," ucapnya menghela nafas.
Tidak ingin diserang habis-habisan membuat Anara buru-buru menarik gas mobilnya. Lampu yang yang sudah kembali hijau membuat Anara kembali menyetir.
"Aku belum menghubungi Mas Heri!" ucapnya mengambil ponselnya.
"Tidak Anara! Jika kamu menghubungi Mas Heri, itu artinya tidak surprise. Bukankah kamu ingin memberikan surprise padanya," ucap Anara menghela nafas yang tidak jadi menghubungi pria yang membuatnya sejak tadi tersenyum itu.
Tidak lama akhirnya Anara sampai juga di salah satu Perusahaan makanan. Anara memarkirkan mobilnya dan tampak sangat buru-buru sekali keluar dari mobil yang tidak lupa membawa paper bag kecil tersebut dengan senyumnya yang tidak lepas sejak tadi.
Dengan langkahnya yang sangat cantik dan anggun menggunakan heels 7 cm, Anara memasuki Perusahaan dan berpapasan dengan orang-orang yang menundukkan kepala tersenyum padanya. Anara begitu sangat ramah yang membalas senyuman itu tampak sangat tulus.
Tiba gadis cantik itu yang sekarang sudah berada di dalam lift dengan beberapa karyawan wanita yang berdiri di dekatnya.
"Bukankah! Bu Anara sedang berada di Jepang?" tanya salah satu karyawan Itu tampak ramah yang sepertinya sering berbicara dengan Anara.
"Pekerjaan saya sudah selesai!" jawab Anara.
"Begitukah! Kami sangat senang sekali kalau Ibu tidak lama-lama di luar Negeri. Kantor ini tampak begitu sepi jika tidak kehadiran CEO yang baik dan cantik seperti ibu," ucap karyawan itu memuji.
"Kamu sangat berlebihan sekali Diana! jangan terlalu menyanjung saya seperti itu, nanti saya besar kepala lagi, apa tidak melihat telinga saya juga sudah membesar," ucap Anara.
"Apa yang dikatakan Diana memang benar Bu, Kami bekerja di Perusahaan ini adalah orang-orang yang sangat beruntung, karena atasan kami begitu cantik dan sangat baik," tambah satu orang lagi.
"Kamu juga sama saja Ima, kalian ini terlalu berlebihan," sahut Anara tersenyum dengan geleng-geleng kepala.
Akhirnya pintu lift itu terbuka. Bagaimana tidak orang kantor memberikan pujian yang besar kepada atasan mereka. Anara adalah CEO di perusahaan itu tetapi lihatlah bagaimana ramahnya dia menundukkan kepala yang permisi terlebih dahulu pada karyawan yang masih berada di dalam lift.
Masih dengan senyumnya yang lebar Anara. Dia berjalan di koridor Perusahaan yang tampak tidak sabaran. Sampai akhirnya tiba di salah satu pintu ruangan.
"Tumben sekali, Mas Heri menutup tirai ruangannya! Kalau begitu bagaimana mungkin dia bisa mengawasi para karyawan yang bekerja," ucap Anara tampak kebingungan saat ruangan yang memang dilapisi dengan kaca yang mana para karyawan bisa melihat ke dalam ruangan tersebut dan begitu juga dengan orang yang ada di ruangan itu.
Anara yang akhirnya memegang kenopi pintu dengan menghela nafas, belum sepenuhnya pintu itu terbuka tiba-tiba membuatnya tampak schok dengan tangannya yang tetap pada kanopi pintu dengan mata yang terbuka lebar, bibir mengatup yang tidak bisa berbicara.
"Aku hanya mencintaimu Nindy dan bukan siapapun. Apalagi Anara,"
Hati Anara seolah tertusuk oleh tombak runcing saat mendengar perkataan itu yang keluar dari mulut pria yang sejak tadi namanya dia ucapkan.
Pria yang berpelukan dengan wanita yang bernama Nindy itu dan mereka berdua melepas pelukan itu.
"Kamu hanya bisa mengatakan cinta kepadaku saat Anara tidak ada di sini?" ucap wanita itu tampak lembut yang seolah meminta kepastian dari tatapan matanya yang sendu.
"Percayalah! ini tidak akan lama lagi. Kita akan bisa merayakan Cinta Kita," ucap Heri memberikan janji yang begitu besar.
"Lalu bagaimana jika Anara tahu hubungan kita?" tanya Nindy tampak gelisah di matanya.
"Aku tidak ingin kamu menyebutkan nama Anara di saat kita berdua. Jadi jangan pernah ucapkan nama itu lagi!" ucap Heri yang mendekatkan wajahnya pada Nindy dan langsung mengacau bibirnya yang membuat Nindy memejamkan matanya menerima ciuman itu.
Anara yang menjadi saksi yang terjadi di depan matanya benar-benar begitu schok. Dia tampak tidak percaya, tangan yang bergetar membuat paper bag tersebut jatuh. Anara justru kaget dengan apa yang dia lakukan, Anara dengan cepat mengambil paper bag tersebut dan langsung lari.
Suara jatuh itu mampu mengejutkan Nindy dan juga Nindy dan Heri dengan mereka berdua yang menghentikan ciuman itu.
"Ada apa sayang?" tanya Heri.
"Apa ada orang yang berdiri di depan pintu?" tanya Nindy.
"Tidak ada siapa-siapa. Lihatlah sejak tadi pintunya tertutup," ucap Heri.
"Tapi aku mendengar seperti ada suara!"
Belum sempat Nindy yang kembali menjelaskan kepada Heri tiba-tiba saja Heri sudah kembali membungkam mulut wanita itu dengan ciuman.
"Isss, kamu nakal sekali!" Nindy sempat-sempatnya tertawa yang meladeni ciuman itu.
Sementara Anara yang berlari dengan wajahnya yang masih schok, dengan bayangannya yang masih melintas bagaimana Heri yang ternyata adalah calon suaminya berciuman.
"Ini tidak mungkin!"
Anara seperti orang linglung dan bahkan berkali-kali bertabrakan dengan para karyawan yang juga bingung apa yang terjadi. Anara hanya geleng-geleng kepala dan bahkan masih tempat-tempatnya meminta maaf.
Karyawan yang sempat menjadi korban tabrakannya membuatnya bingung. Dengan nafas naik turun yang akhirnya membuat Anara buru-buru memasuki mobil. Dia seolah tidak ingin membongkar perselingkuhan itu secara langsung.
Anara menyibak rambutnya kebelakang dengan air mata yang jatuh dan langsung melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi.
"Tidak mungkin!"
"Ini tidak mungkin!"
"Kenapa, Mas Heri mengatakan seperti itu?"
"Dan kak Nindy! Apa yang sebenarnya terjadi?
"Mereka?"
"Apa yang tidak aku ketahui?"
Anara terus bertanya-tanya yang merasa apa yang dia lihat bukanlah kenyataan. Dia kerap kali terus bertanya apa yang terjadi dengan air mata yang jatuh. Pandangan Anara ada jalanan mulai tidak jelas karena air mata yang mengganggu. Anara bahkan tidak menyadari bahwa kelajuan mobilnya sudah melewati batas yang menyalin beberapa kendaraan.
Anara terus saja membayangkan apa yang terjadi beberapa menit yang lalu, rasa schok yang masih tidak dapat dipercaya.
Tin-tin-tin-tin-tin-tin-tin-tin-tin.
"Aaaaaaaaa!"
Dari arah depan yang tiba-tiba saja melaju mobil BMW putih yang membuat Anara kaget dan langsung membanting stir mobil kekiri, tapi Anara justru tidak dapat mengendalikan mobilnya yang akhirnya menabrak pembatas jalan dan mobil yang dia kendarai berguling hebat dengan suara hantaman tabrakan yang cukup kuat.
Bersambung........
...Senang sekali bisa kembali membuat karya baru. Buat para pembaca yang setia jangan lupa untuk terus mendukung karya saya, berikan dukungan kalian dan saran-saran baik dari kalian semua. Semua masukkan kritik kalian yang memberikan motivasi dan semangat untuk saya terus berkarya. ...
...Terimakasih untuk kebaikan kalian, jangan lupa untuk terus membaca dari bab 1 sampai akhir. Jangan biasakan untuk menabung BAB, setiap bab penuh dengan kejutan....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
Osie
aku mampiiirrr..selalu suka ceeita transmigrasi..apalagi MC nya sosok tangguh n gak cengeng..
dan pastinya ku harap ini cerita sp end..sumpeh capek bgt baca cerita udah baca berbab" eh diujung malah diganting kayak jemuran...gariiinngggg bookk
2025-06-17
0
Naufal Affiq
lanjut thor
2025-06-07
0
Angga Gati
cuz meluncur baca kak
2025-05-29
0