"Mulai hari ini putri sulungku Lada Anjani Wibisono sudah mati."
Kata-kata yang pada akhirnya mampu merubah kisah hidup seorang Lada Anjani Wibisono. Hanya karena kesalah pahaman, ia harus rela terbuang dari keluarganya.
Malam yang paling berat dilalui oleh gadis introvert itu, terjebak dengan seorang mantan narapidana, yang terkenal berandalan dilingkungan tempat tinggalnya, menjadi awal dimulainya babak baru perjalanan hidupnya.
Vinder putra Abimana, mantan narapidana pembunuhan, pecinta alkohol, dicap sebagai berandalan dilingkungan tempat ia tinggal. Tapi siapa yang itu, dibalik semua gelar itu tersimpan kisah memilukan.
Hari-harinya yang tanpa warna, seketika berubah saat mengenal dan tersandung skandal bersama Lada Anjani Wibisono.
Bagaimana kisah keduanya bermulai...?
Dan bagaimana akhir dari banyaknya konflik batin yang mereka alami...?
Yuk, jadilah saksi dalam kisah hidup mereka dengan membaca karya ini.
Bijaklah dalam berkomentar juga memilah baik, buruknya cerita.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Datu Zahra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
35
Vinder meraba ranjang disebelahnya, dengan mata yang masih tertutup. Sejurus kemudian ia tersentak dan bangun.
"La....!" panggilnya menelisik ruangan.
Ia bangkit menyambar handuk, lalu menuju kamar mandi yang ternyata kosong saat ia buka pintunya.
"La...!" Vinder pun panik, lalu meraih ponsel yang ia letakan diatas nakas.
Vinder mengutak atik ponselnya, sembari menyibak tirai, lalu berjalan kebalkon seraya menelisik area taman dan kolam renang yang pagi ini nampak lengang.
Baru akan mendial kontak Lada, netranya menangkap sosok yang ia cari dibawah sana. Wanita itu tengah berdiri berhadapan dengan Rey Andra.
Entah apa yang mereka bicarakan, tapi itu berhasil membuat rahang Vinder mengeras. Tak lama, Vinder melihat Rey Andra memeluk Lada, tapi wanita itu meronta melepaskan.
Perdebatan nampaknya terjadi, dan Rey Andra pun seperti sedang menghiba, karena kedua tangan yang menangkup didepan dadanya.
Dan yang terjadi kemudian, Rey Andra dan Lada pergi dari tempat itu dengan tangan yang saling bertautan.
Mata Vinder memerah, tangannya mengepal kuat. Ia masuk kembali kedalam kamar dengan nafas yang memburu karena emosi.
Vinder melihat koper Lada yang terbuka. Ia meraup udara sebanyak mungkin kemudian menghembuskannya dengan perlahan.
Ting
Pesan dari Lada masuk keponsel Vinder.
"Rey Andra datang menemuiku. Aku tidak tau harus melakukan apa..? Memarahinya, mengusir, berterimakasih atau justru memaafkannya..?"
"Brengsek...!" Vinder memukul udara dengan tangannya yang terkepal erat. Andai saja dia dirumah atau diLaVin Restoran, pasti sudah melemparkan semua barang yang ada.
Vinder memilih untuk mandi, lalu memakai pakaian yang kemarin, karena ia belum mengambil pakaian baru yang selalu ada dimobilnya untuk berjaga-jaga.
Setelahnya ia merapikan koper Lada dan memilih menunggu Lada kembali.
Ting Tong
Vinder bergegas membuka pintu, berharap itu adalah Lada. Tapi harapan tinggallah harapan.
"Maaf pak, ini kebaya istri anda sudah bersih." kata pegawai hotel.
"Terimakasih." ucap Vinder sembari mengeluarkan uang dari dalam dompetnya lalu memberikan kepada pegawai itu.
Hingga jam makan siang lewat, Lada tak juga kembali. Vinder pun memilih pergi bersama koper dan kebaya Lada.
Tujuan Vinder kekomplek perumahan, ia berharap bisa melihat Lada disana meski bersama Rey Andra. Setidaknya Vinder bisa tenang jika pergi menjauh.
Vinder juga berniat akan membereskan barang-barangnya dan tidak mau lagi menempati rumah itu.
Vinder memarkirkan mobilnya dipekarangan rumah, dan terlihat suasana ramai dirumah Hendarto, serta ada beberapa mobil yang terparkir rapi ditepi jalan rumah itu.
Vinder keluar dari mobil, lalu masuk kedalam rumahnya. Membereskan pakaian serta barang penting lainnya kedalam koper besar.
Saat Vinder membuka pintu, ternyata ada ibu Lada berdiri diteras.
"Tante...!"
"Bisa tante bicara sebentar..?"
"Ah iya, silahkan masuk tante..!" Vinder membuka pintu lebar-lebar.
Ibu pun masuk dan duduk berhadapan dengan Vinder disofa ruang tamu.
"Tiga hari lagi pernikahan Umbra, tante sudah menelpon Lada tapi tidak diangkat, bisa tolong berikan ini untuknya." ibu mengulurkan tangan yang memegang undangan pernikahan Umbra dan Abian.
"Maaf tante, aku sudah tidak bertemu dengan Lada Lagi."
Vinder memutar otaknya, jika ibu menitipkan undangan itu, berarti Lada tak ada dirumahnya.
Ibu mengangguk "baiklah kalau begitu, maaf tante sudah mengganggu. Tante pamit..!"
Ibu bangkit, Vinder pun bangkit.
"Tante...!" seru Vinder menghentikan langkah ibu yang sudah melewati pintu.
Tangan Vinder terulur "aku akan memberikan undangan itu keLada."
Ibu tersenyum, lalu memberikan undangan ditangannya keVinder "terimakasih..!"
Vinder mengangguk "sama- sama Tan..!"
"Kalau kamu ada waktu, datanglah bersama Lada." ucap ibu sebelum pergi kembali kerumahnya dan Vinder pergi meninggalkan rumahnya.
udah nyaman sama Vinder malah nyari orang lain...
bukannya nikah sama Vinder aja.
kan kamu juga udah dibuang keluarga mu...
kesian banget kamu Vin
kamu kan tau gimana kelakuan Rey...
masa masih mau dekat dekat juga...
dia dekat juga karena ada mau nya,udah liat kamu cantik😒
memanfaatkan kepolosan Lada...😠
beda dengan kk cewek ku yang pertama ceplas ceplos orang nya 😆