Dion Mahesa Birawa adalah seorang menantu yang tidak berguna di keluarga Wolf. Setiap hari hanya mendapat hinaan dari seluruh anggota keluarga mereka, terutama Jasmine istrinya, dengan teganya berkhianat di belakangnya.Perceraian sudah tidak bisa di elakkan lagi. Tapi, tanpa mereka sadari, lelaki yang selalu di anggap tidak berguna itu, adalah seorang putra mahkota, pewaris tunggal sebuah perusahaan besar dunia. Tidak ada yang tidak mungkin baginya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aditya Jetli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
18. Penculikan Dion
"Bagus kalau gembel itu sudah mati.Jadi keberadaan nya tidak akan di kenang orang lagi. Hilang juga rasa malu kita."
"Tapi tunggu dulu!". Ujar salah seorang gadis keluarga wolf, sambil menepuk nepuk kan telapak tangannya, meminta yang lain untuk diam
"Beberapa hari lalu, tuan Brian mengatakan, bertemu dengan Dion di showroom mobil untuk mengemis, begitu juga di hotel Sky yang sangat terkenal itu."
"Di hotel itu, dia diketahui juga sedang berusaha mengemis pada tamu hotel, hingga dia di tangkap, dan di interogasi langsung oleh pemilik hotel."
"Sungguh menjijikkan kelakuannya!" Ujar gadis itu dengan mimik wajah yang sangat menyebalkan
"Sekali anjing, tetaplah anjing. Tidak bisa berubah menjadi makhluk yang lebih baik." Celetuk gadis lainnya
"Sial benar ini bagiku, karena pernah menikah dengannya. Butuh 7 hari untuk membersihkan, dan menghilangkan kuman dari tubuhnya, di gudang belakang itu. Sial..!Sial..! Sial..! Teriak Jasmine, menggerutu kesal karena jijik
"Kalau aku bertemu dengannya lagi, akan ku robek mulutnya yang bau itu!" Sambung Jasmine lagi geram
Bermacam macam komentar negatif keluar dari mulut mereka yang tajam, semuanya dialamatkan pada Dion
Komentar negatif itu, menunjukkan ketidaktahuan mereka tentang jatidiri Dion yang sebenarnya
Kalau mereka tahu siapa Dion saat ini, maka mereka akan datang merangkak, menyembah nyembah, sambil mengemis pada Dion, untuk menerima mereka
***
Sementara itu, karena dikawal oleh puluhan mobil mewah, dan empat mobil petugas. Perjalanan Dion dan rombongannya menjadi lancar, tidak ada kendala berarti yang mereka temui.
Hanya membutuhkan waktu kurang dari 2 jam, rombongan mobil itu pun sampai ke tempat tujuan
Kini Dion sudah berada di kompleks kediaman tuan Mahesa Birawa yang sangat megah itu
Dari luarnya saja sudah kelihatan, kalau rumah kediaman kakeknya benar benar mewah dan megah
Bentuk fasad rumahnya saja, sudah sangat luar biasa. Ditambah lagi dengan pagar tinggi, yang mengelilingi areal seluas kurang lebih 10 ribu meter persegi
Begitu masuk ke dalam pagar, terlihat bentuk beberapa bangunan yang benar benar besar, dengan empat pilar di masing masing bangunan itu, berukir simetris yang menambah megahnya rumah rumah tersebut
Jendela jendela besar juga pintu, terpampang di sekeliling rumah bergaya modern, dengan 4 kolom detail holding, semakin menambah penampilan rumah itu tampak elegan dan mewah
Begitu masuk ke dalamnya, terdapat foyer yang lumayan luas, berisi puluhan karya seni yang sangat cantik, dan terkesan mahal, berlantai marmer yang sangat halus dan jernih
Setelah ruang foyer, Dion langsung dibawa ke ruang tamu yang cukup luas. di sana terdapat belasan sofa besar, berbahan kulit yang halus dan empuk
Dinding dan furniturnya ber dekoratif unik dan langka, serta beberapa lampu kristal yang megah, semua bergaya tropis yang enak, dan sejuk dipandang mata
Baru sampai di situ saja, mata Dion sudah sangat dimanjakan oleh keadaan, belum lagi bagaimana bentuk kamar, dapur, ruang keluarga dan lain sebagainya
Dion dipersilakan duduk oleh nona Ivory, didampingi oleh seorang lelaki yang kelihatannya kepala urusan rumah tangga sambil tetap berdiri di belakang Dion
Di sekeliling Dion terdapat puluhan orang lagi yang berperawakan kekar dan berotot, juga sedang berdiri diam, dengan sikap hormat pada Dion
"Selamat datang cucuku!. Sudah lama tidak bertemu." Sapa sebuah suara berat dari seorang pria tua, berumur sekitar 65 atau 70 tahun, sambil berjalan menuju kearah Dion, dengan tangan terentang, seperti ingin memeluk seseorang
Dion yang mendengar suara tersebut menoleh ke samping kanan, dan mendapati sesosok laki laki sedang berjalan ke arahnya sambil tersenyum lebar
Sesaat Dion terdiam, tidak tahu apa yang harus dilakukannya. Apakah harus sedih atau bahagia, dan menyambut pelukan dari laki laki tua itu, atau diam saja
Menyadari orang yang disapa tidak bereaksi, lelaki tua itu tidak marah, malah semakin mendekat dan segera memeluk Dion dengan eratnya
Sekian lama berlalu, pelukan lelaki tua itu belum juga dilepaskan, nafas Dion sudah tersengal sengal, lalu dia berkata
"Tolong lepaskan pelukan anda tuan, dada saya sesak." Ujar Dion memohon untuk dilepaskan tanpa sadar
"Hahaha!. Sejak kapan cucuku tidak mengenaliku?. Ini kakek mu Dion. Apakah kau sudah lupa dengan wajah kakek mu sendiri?" Tanya lelaki tua itu, yang ternyata adalah tuan Mahesa Birawa, pemilik Birawa Group
Sekilas Dion mengingat ingat, akan wajah tuan Birawa, yang sudah melepaskan pelukan nya. Tapi semakin diingat, semakin dia lupa
"Apakah benar anda kakekku, orang tua dari ayahku?" Tanya Dion konyol
"Hahaha..! Lagi lagi tuan Birawa tertawa, mendengar pertanyaan Dion yang lugu tersebut
"Kalau aku sudah memanggilmu cucu, berarti benar ayahmu Bima Birawa adalah anakku, dan ibumu Ambarwati adalah menantu ku, dan kau Dion Mahesa Birawa adalah cucu kandung ku." Jawab tuan Birawa sambil berkelakar
"Ternyata seorang yang dikenal dengan tuan penguasa Birawa Group, tidak seseram yang diberitakan di luaran sana, dan tidak makan orang pun." Guman Dion dalam hati
"Sekarang panggil aku eyang Mahesa. Aku adalah kakek kandungmu. Sudah sekian tahun kau hilang dari kehidupan kakek."
"Ayah dan ibumu, karena terlalu sedih kehilangan mu, menjadi depresi, dan akhirnya mereka berdua meninggal, dengan membawa kesedihan tiada tara akibat dari kepergian mu."
"Sekarang Kakek sangat bersyukur, karena cucu kakek satu satunya masih hidup, jadi masih ada harapan bagi kakek untuk meneruskan trah Birawa melalui mu." Ucap kakek Birawa sambil menitikkan air mata
Dion yang sedari tadi hanya diam saja, merasa tersentuh hatinya oleh ketulusan kasih sayang kakek Birawa terhadapnya
Dia berinisiatif membalas pelukan tuan Birawa yang mengaku sebagai kakeknya, walau di hati Dion masih tidak begitu mempercayainya
Kenapa yang demikian itu bisa terjadi?. Apakah Dion benar benar lupa, atau sengaja tidak mengakui tuan Birawa sebagai kakeknya?
***
Saat itu Dion baru berusia 10 tahun. Saat dia diculik oleh sindikat perdagangan manusia, dan membawanya kabur dari sekolahnya, demi untuk mendapatkan tebusan tinggi dari kakeknya
Saat itu,Dion sedang menunggu dijemput oleh sopir, yang selalu mengantar jemput nya ke sekolah. Biasanya sopir tersebut tetap menunggu Dion sepanjang waktu, sampai Dion keluar dari pintu gerbang
Tapi saat itu, sopir sekaligus pengawal tuan muda Dion, sedang membuang hajat kecil di toilet umum, yang ada di sekitar areal sekolah
Saat menunggu itulah, tiba tiba datang 4 orang lelaki, yang memakai penutup kepala menghampiri Dion, dan segera mengangkat tubuhnya, serta memasukkannya ke dalam mobil mereka secara paksa
Mulut Dion disumpal dengan kain, sehingga teriakannya tidak terdengar oleh siapapun
Sesaat setelah mobil itu berlalu, sopir atau pengawal Dion datang, dan mendapati tuan mudanya tidak ada di sana. Tentu saja sopir tersebut panik, dan berusaha mencari tahu keberadaan tuan mudanya
Dia berlari ke sana kemari mencari Dion, tapi tetap saja tidak ditemukan
Kebetulan saat kejadian penculikan tersebut, ada seorang wanita paruh baya sedang berjalan di dekat pintu gerbang sekolah, tapi dia tidak berani mencegah penculikan tersebut, jadi dia lari bersembunyi di dalam pekarangan sekolah
Perempuan itu segera memberitahukan kepada pengawal Dion, bahwa tuan mudanya telah di culik oleh 4 orang laki-laki yang tidak dikenal, dan dimasukkan ke dalam mobil ber plat kota lain
"Penculik itu menuju arah barat dengan kecepatan tinggi." Ujarnya mengakhiri
keterangannya
Setelah bertanya tentang ciri ciri penculik tuan muda Dion, pengawal tersebut segera menyusul Dion, dan menghubungi orang tuanya
Berita penculikan tuan muda keluarga Mahesa Birawa tersebut, tentu saja membuat kakek dan kedua orang tuanya menjadi terkejut, begitu juga dengan para pengawalnya
Mereka tidak menyangka, bahwa ada yang berani berurusan dengan tuan Birawa, penguasa terkaya nomor 1 di negara tersebut, dan nomor dua di dunia
Dengan mengerahkan ribuan pengawal keluarga Birawa, dibantu oleh ratusan petugas pengamanan kota, mereka menyebar, mencari keberadaan tuan muda Dion di seluruh kota, dan areal yang dicurigai tempat sarang penculik tersebut
Tapi usaha pencarian itu tidak membuahkan hasil. Tuan muda yang dicari tidak kunjung ditemukan, walaupun sarang penculik berhasil dihancurkan, ketua mafia penculik itu mati, ratusan anak buahnya juga turut menjadi korban dalam penyerangan itu, tapi yang dicari tidak bisa ditemukan sama sekali.
Lalu kemanakah tuan muda Dion, Apakah dia juga tewas dalam penyerangan itu, atau masih hidup?