NovelToon NovelToon
Legend Of The Sky Devourer-Kunpeng Terakhir

Legend Of The Sky Devourer-Kunpeng Terakhir

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Epik Petualangan / Fantasi
Popularitas:2.4k
Nilai: 5
Nama Author: Alvarizi

Di Desa Fuyun yang terkubur salju, Ling Tian dikenal sebagai dua hal yakni badut desa yang tak pernah berhenti tertawa, dan "Anak Pembawa Sial" yang dibenci semua orang.

Tidak ada yang tahu bahwa di balik senyum konyol dan sikap acuh tak acuh itu, tersimpan jiwa yang lelah karena kesepian dan... garis darah monster purba yang paling ditakuti langit yakni Kunpeng.

Enam puluh ribu tahun lalu, Ras Kunpeng musnah demi menyegel Void Sovereign, entitas kelaparan yang memangsa realitas. Kini, segel itu retak. Langit mulai berdarah kembali, dan monster-monster dimensi merangkak keluar dari bayang-bayang sejarah.

Sebagai pewaris terakhir, Ling Tian dipaksa memilih. Terus bersembunyi di balik topeng humornya sementara dunia hancur, atau melepaskan "monster" di dalam dirinya untuk menelan segala ancaman.

Di jalan di mana menjadi pahlawan berarti harus menjadi pemangsa, Ling Tian akan menyadari satu hal yakni untuk menyelamatkan surga, dia mungkin harus memakan langit itu sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alvarizi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 26: Gelang Penekan Jiwa

Rasa sakit adalah hal pertama yang menyambut Ling Tian saat kesadarannya kembali.

Bukan rasa sakit tajam akibat tusukan pedang atau hantaman benda tumpul, melainkan rasa sakit yang tumpul dan berdenyut, seolah-olah seluruh tubuhnya baru saja digilas oleh roda kereta kuda, lalu direndam dalam air garam selama seminggu.

Ling Tian mencoba membuka matanya yang berat. Kelopak matanya terasa seperti dilem.

"Jangan bergerak dulu," suara wanita yang dingin terdengar dari sampingnya. "Kecuali kau ingin jahitan di bahumu robek lagi."

Ling Tian mengenali suara itu. Dia memaksakan matanya terbuka.

Cahaya remang-remang lilin menyapa retinanya. Dia tidak berada di asrama pelayan yang kumuh, tidak juga di ruang medis bawah tanah yang lembap. Ruangan ini terbuat dari batu hitam yang dipoles halus, bersih, dingin, dan... terasa menyesakkan.

Ling Tian mencoba menggerakkan tangannya, tapi tertahan.

KLANG.

Suara rantai besi beradu.

Dia menunduk. Kedua pergelangan tangan dan kakinya dibelenggu oleh rantai hitam yang terhubung ke dinding. Di permukaan rantai itu, terukir rune penyegel Qi yang bersinar redup.

"Pemenang turnamen diperlakukan seperti kriminal?" suara Ling Tian parau, tenggorokannya kering kerontang. "Pelayanan sekte ini benar-benar perlu ditingkatkan."

Di sudut ruangan, duduk Xueya. Dia sedang meracik sesuatu di meja kecil. Bukan dengan jubah putih bersihnya yang biasa, melainkan jubah kerja tabib berwarna abu-abu muda.

"Kau bukan kriminal, Ling Tian," jawab Xueya tanpa menoleh. "Kau adalah 'anomali'. Dan Sekte Pedang Langit tidak suka kejutan."

Xueya berdiri, membawa mangkuk berisi cairan hitam pekat yang mengepulkan uap berbau pahit. Dia mendekat, lalu menyodorkan mangkuk itu ke bibir Ling Tian.

"Minum. Ini ramuan 'Penyambung Urat Naga'. Tangan kananmu hampir cacat total. Aku menghabiskan tiga jam hanya untuk menyambung kembali meridian utamamu yang hangus."

Ling Tian menatap cairan itu, lalu menatap mata Xueya. Tidak ada aura permusuhan di sana. Hanya hawa lelah yang ada.

Ling Tian membuka mulutnya dan meminumnya habis dalam sekali teguk. Rasanya seperti menelan empedu ular, tapi hawa hangat langsung menyebar ke lengan kanannya yang mati rasa.

"Terima kasih," kata Ling Tian. "Lagi."

"Kau sadar di mana kau berada?" tanya Tuan Kun tiba-tiba di kepalanya. "Ini Ruang Isolasi Divisi Disiplin. Tempat di mana murid yang dicurigai sebagai mata-mata atau penganut aliran sesat diinterogasi. Aura di dinding ini... berfungsi menekan mental."

"Bagus," batin Ling Tian. "Setidaknya bukan penjara bawah tanah."

Pintu batu berat di depan mereka terbuka dengan suara gemuruh.

Dua sosok masuk.

Yang pertama adalah Tetua Mo Xing, Penegak Hukum yang wajahnya sedingin batu nisan. Aura Spirit Palace-nya ditekan seminimal mungkin, tapi tetap membuat udara di ruangan itu terasa berat.

Yang kedua adalah seorang pria tua berjubah biru dengan sulaman petir perak, Tetua Tamu dari Istana Shenxiao, Tetua Zhang. Matanya yang tajam menatap Ling Tian dengan rasa ingin tahu yang tak ditutup-tutupi.

Xueya segera mundur dan membungkuk hormat, lalu berdiri diam di sudut ruangan.

Tetua Mo menarik kursi kayu, duduk tepat di depan Ling Tian. Dia tidak berbasa-basi.

"Ling Tian. Murid Pelayan Divisi Logistik. Yatim piatu dari Desa Fuyun. Masuk sekte kurang dari sebulan lalu tanpa bakat elemen terdeteksi."

Tetua Mo membaca gulungan di tangannya, lalu menatap tajam ke mata Ling Tian.

"Dalam waktu sebulan, kau membunuh Alpha Frostwind Wolf dengan tangan kosong. Kau selamat dari Gua Angin Ratapan yang membunuh puluhan murid senior. Kau membunuh Li Wei yang menggunakan obat terlarang. Kau menelan ledakan Racun Mayat. Dan terakhir..."

Tetua Mo condong ke depan, tatapannya menusuk.

"...kau mengalahkan Jiang Wuqing, jenius pedang terbaik generasi ini, dengan memunculkan avatar monster laut yang bisa memakan Qi."

Suasana mendadak hening.

"Jelaskan," perintah Tetua Mo. "Siapa kau sebenarnya? Dan teknik iblis apa yang kau pakai?"

Jantung Ling Tian berdegup tenang. Dia sudah melatih skenario ini ratusan kali di kepalanya bersama Tuan Kun saat dia pingsan tadi.

Ling Tian memasang wajah bingung yang polos. Sebuah ekspresi "orang desa bodoh" yang menjadi andalannya.

"Teknik iblis? Avatar monster?" Ling Tian mengerutkan kening. "Saya tidak tahu apa yang Tetua bicarakan. Yang saya tahu, saya cuma mengayunkan besi sekuat tenaga karena saya tidak mau mati."

"Jangan berbohong!" bentak Tetua Zhang dari Istana Shenxiao. "Kami semua melihatnya! Bayangan ikan raksasa itu! Auranya gelap dan rakus! Itu bukan teknik Sekte Pedang Langit!"

"Ah..." Ling Tian mengangguk-angguk, seolah baru ingat. "Maksud Tetua... 'Ikan Besar' itu?"

"Jadi kau mengakuinya?" desak Tetua Mo.

"Saya tidak tahu teknik apa itu, Tetua," kata Ling Tian, suaranya pelan dan jujur. "Tapi... waktu saya dibuang ke Gua Angin Ratapan... saya merasa kelaparan. Makanan jatah di area pelayan tidak cukup. Jadi saya masuk lebih dalam ke gua..."

Ling Tian menelan ludah, aktingnya sempurna.

"...di sana ada kolam bawah tanah. Gelap sekali. Saya menemukan bangkai ikan aneh yang terdampar di pinggir kolam. Baunya amis, tapi ada cahaya biru di dagingnya. Saya... saya sangat lapar... jadi saya memakannya mentah-mentah."

Ruangan itu hening. Xueya di sudut ruangan mengangkat alisnya sedikit.

"Kau... memakan bangkai ikan yang bermutasi?" tanya Tetua Zhang sangsi.

"Rasanya tidak enak, Tetua. Panas sekali. Setelah makan itu, perut saya sakit tiga hari. Tapi setelah itu... tulang saya jadi keras. Dan kalau saya marah atau terdesak, kadang-kadang bayangan ikan itu muncul sendiri dan memberi saya tenaga."

Ling Tian menatap Tetua Mo dengan mata memelas.

"Apakah saya salah makan, Tetua? Apa saya akan mati?"

Tuan Kun tertawa terbahak-bahak di dalam kepalanya. "Aktingmu layak dapat piala, Bocah! 'Ikan Mutasi'? Hahaha! Kau baru saja menyamakan Kunpeng Agung dengan ikan lele selokan!"

Tetua Mo dan Tetua Zhang saling berpandangan.

Cerita itu... masuk akal.

Di dunia kultivasi, memakan daging Spirit Beast atau tanaman herbal langka secara tidak sengaja memang sering memberikan kekuatan aneh atau mutasi pada tubuh seseorang. Apalagi Gua Angin Ratapan memang tempat kuno yang belum terpetakan sepenuhnya.

"Totem Binatang Buas..." gumam Tetua Zhang. "Sepertinya dia tidak berbohong. Auranya memang liar dan tidak terkontrol, khas seseorang yang mendapat kekuatan dari mutasi biologis, bukan dari pemahaman teknik sesat."

Tetua Mo bersandar kembali ke kursinya. Ketegangan di wajahnya sedikit mencair.

"Hanya keberuntungan orang bodoh," komentar Tetua Mo dingin. "Kau memakan daging Abyssal Beast yang langka. Seharusnya kau meledak, tapi tubuhmu entah bagaimana menyerapnya."

"Tapi," suara Tetua Mo kembali keras. "Kekuatan itu berbahaya. Sifatnya 'memakan'. Jika tidak dikendalikan, kau bisa jadi Iblis yang memangsa sesama murid."

"Lalu... apa saya akan dihukum mati?" tanya Ling Tian.

Tetua Mo menatap Ling Tian lama. Dia sedang menimbang. Membunuh anak ini mudah. Tapi membuang senjata sekuat ini... sayang sekali.

"Tidak," jawab Tetua Mo. "Kau menang turnamen secara sah. Membunuhmu akan merusak reputasi sekte."

Tetua Mo berdiri, lalu melempar sebuah benda logam ke pangkuan Ling Tian.

KLANG.

Itu adalah sebuah gelang besi hitam yang polos.

"Pakai itu. Itu adalah 'Gelang Penekan Jiwa'. Selama kau memakainya, kami bisa memantau kondisimu. Jika aura iblismu lepas kendali lagi... gelang itu akan meledakkan tanganmu."

Ling Tian menatap gelang itu. 'Rantai untuk anjing gila,' pikirnya.

"Terima kasih atas kemurahan hati Tetua," kata Ling Tian, segera memakai gelang itu di tangan kirinya.

"Dan satu lagi," tambah Tetua Mo. "Kau dimasukkan ke dalam Tim Perwakilan Sekte untuk Turnamen Agung Bulan Depan. Tapi bukan sebagai anggota inti."

"Sebagai apa?"

"Sebagai 'Pewaris Cadangan'. Atau lebih tepatnya... umpan."

Tetua Mo tersenyum tipis, senyum yang tidak memiliki kehangatan.

"Tugasmu di turnamen nanti adalah maju di garis depan, mengacaukan formasi musuh, dan menerima serangan paling berat. Kau punya tubuh yang keras dan nyawa yang liat, kan? Gunakan itu untuk melindungi jenius sejati sekte seperti Jiang Wuqing dan Xueya dari Istana Shenxiao."

Ling Tian menunduk, menyembunyikan kilatan dingin di matanya.

Jadi itu rencananya. Mereka tidak menganggapnya murid. Mereka menganggapnya perisai daging. Bidak catur yang boleh dikorbankan demi melindungi Raja dan Ratu.

"Saya mengerti," jawab Ling Tian patuh. "Saya akan menjadi perisai terkuat sekte."

"Bagus. Xueya, selesaikan pengobatannya. Besok dia harus sudah bisa latihan."

Kedua Tetua itu berbalik dan keluar ruangan. Pintu batu tertutup kembali, meninggalkan Ling Tian dan Xueya dalam keheningan.

"Kau pembohong yang hebat," kata Xueya tiba-tiba, kembali sibuk dengan peralatan medisnya.

"Oh ya?" Ling Tian menyandarkan kepalanya ke dinding, rantainya berbunyi. "Bagian mana yang bohong?"

"Bagian 'tidak sengaja memakan ikan'," Xueya berbalik, menatap tajam Ling Tian. "Aku memeriksa darahmu saat kau pingsan. Struktur selmu... itu bukan hasil mutasi acak. Itu terlalu sempurna. Terlalu rapi. Seolah-olah tubuhmu memang didesain untuk menjadi predator itu."

Ling Tian tersenyum miring. Gadis ini terlalu pintar.

"Setiap orang punya rahasia, Kakak Senior. Kau punya es di jantungmu, aku punya ikan di perutku. Kita impas."

Xueya terdiam sejenak, lalu menghela napas. Dia berjalan mendekat, lalu mengeluarkan kunci magnetik dari sakunya.

Klik. Klik.

Belenggu di tangan dan kaki Ling Tian terlepas.

"Tetua Mo menyuruhku melepasnya setelah mereka pergi," kata Xueya. "Kau bebas sekarang. Tapi ingat... gelang di tangan kirimu itu bukan sekadar pajangan. Jadi jangan macam-macam."

Ling Tian menggosok pergelangan tangannya yang lecet. Dia berdiri, meregangkan tubuhnya yang kaku. Tulang-tulangnya berbunyi krek yang memuaskan.

"Terima kasih," kata Ling Tian. Dia berjalan menuju pintu.

Tapi sebelum dia keluar, suara Xueya menahannya.

"Jiang Wuqing sudah sadar."

Ling Tian berhenti. "Lalu?"

"Hidungnya patah. Wajahnya bengkak parah. Dia menolak diobati dengan sihir penyembuh instan. Dia bilang dia ingin lukanya sembuh secara alami."

"Kenapa? Dia masochist?"

"Bukan," jawab Xueya pelan. "Dia bilang dia ingin mengingat rasa sakit itu. Dia bilang... kau adalah orang pertama yang membuatnya merasa 'hidup' di tengah latihannya yang membosankan."

Ling Tian tertawa kecil. Sebuah tawa yang nampak tulus.

"Orang aneh. Bilang padanya, kalau dia mau lagi, kepalaku selalu tersedia."

Ling Tian membuka pintu dan melangkah keluar.

Cahaya matahari pagi yang cerah menyambutnya. Dia menghirup udara segar dalam-dalam, membersihkan paru-parunya dari bau obat dan kemunafikan.

Nyawanya selamat dan dia lolos interogasi.

Dan sekarang, dia punya tiket resmi untuk keluar dari kandang kecil ini menuju panggung dunia yang lebih besar.

Ling Tian mengangkat tangan kirinya, menatap gelang besi hitam yang melingkar di sana di bawah sinar matahari.

"Umpan, ya?" gumamnya, seringai iblis perlahan terbentuk di wajahnya.

"Kita lihat nanti... siapa yang sebenarnya memancing siapa."

Di dalam benaknya, Tuan Kun tertawa gila.

"Dunia luar, Ling Tian! Akhirnya! Turnamen Agung nanti... di sana ada banyak jenius dari berbagai sekte. Darah mereka pasti lezat. Dan pusaka-pusaka kuno mereka... ah, aku tidak sabar!"

Ling Tian melangkah maju, meninggalkan bayangan penjara di belakangnya.

"Ayo, Tuan Kun. Kita buat kekacauan yang lebih besar."

1
Sutono jijien 1976 Sugeng
👍👍👍👍
Sutono jijien 1976 Sugeng
siapa predator puncak 😁😁😁
Sutono jijien 1976 Sugeng
si fang yu hanya jadi badut ,yg Tak tahu apa apa 🤣🤭
Anonymous
Ga kerasa cepet banget udh abis aja 😭
Anonymous
Whooa, apakah sekte matahari hitam itu keroco yang ditinggalkan seberkas kehadiran void Sovereign pada bab prolog?
Renaldi Alvarizi: Hehe mohon dinantikan kelanjutan ceritanya ya
total 1 replies
Anonymous
Alur ceritanya makin kesini makin meningkat, tetap pertahankan
Renaldi Alvarizi: Terimakasih kawan Kunpeng 😁
total 1 replies
Anonymous
up thor
Anonymous
Hahaha Ling Tian punya budak pertamanya
Anonymous
Haha akhirnya badut yang sebenarnya 'Li Wei' mokad juga
Anonymous
Ceritanya bagus, besan dengan yang lain seperti titisan naga, phoenix dsb. Semoga tetap konsisten updatenya.
Joe Maggot Curvanord
kenapa xinxin penyimpanan ataw barang berharga musuh tidak di ambil
Renaldi Alvarizi: Hehe sudah kok kak yang akan digunakan untuk keperluan di bab mendatang namun saya memang lupa memasukkan atau menjelaskannya didalam cerita. Terimakasih atas sarannya.
total 1 replies
Sutono jijien 1976 Sugeng
semoga semakin berkembang ,dan bukan di alam fana ,naik ke alam atas
Renaldi Alvarizi: Hehe tunggu saja kelanjutannya bersama dengan Ling Tian dan Tuan Kun ya kak hehe
total 1 replies
Sutono jijien 1976 Sugeng
belagu si fang yu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!