Raymond matheo...pemuda berdarah dingin bagaikan tak tersentuh, wajah tampannya seakan hanya menjadi pajangan bak lukisan di galeri,bisa di lihat namun tak bisa di sentuh.
Pemuda yang akrab di sapa Ray,atau tuan muda matheo itu menjalankan sebuah misi, mengakhiri petualangan seorang mafia,ia menyamar menjadi seorang bodyguard, namun apa jadinya jika ia justru harus terikat ikatan sakral dengan putri targetnya.
Aurora Zelena.. gadis cantik yang di jaga bak mutiara dalam cangkang nya,tak terlihat,tak tersentuh,hampir tak ada yang tau seperti apa rupa nya,selain orang terdekatnya..
" Ayah...Ele akan menikah..dengan dia... bodyguard ayah(Aurora Zelena).
" Kau yang memilihpermainan ini nona,maka mainkan hingga akhir( Raymond matheo)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arisha Langsa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
24
" Non Aura cari saya ya?" Susi yang memang baru selesai mandi langsung menuju taman,saat ia datang ke villa utama dan sang ibu memberitahukan pesan Ele.
Ele berbalik menatap wajah Susi yang datang menghampiri nya,Ele mengaguk seraya tersenyum tipis " Ia..sini mbak duduk dulu...tapi mbak lagi sibuk ya?" tanya Ele setelah m mengangguk,ia menggeser duduknya.
" Ngak kok,kan udah ga di tempat kerja lagi,ini coklat panas pesanan non Aura,ada yang bisa saya bantu? " tanya Susi sopan.
" Mbak santai aja ngomong sama El,ga perlu se formal itu,El bukan majikan mbak,El juga bukan pemilik villa ini,El cuma numpang aja di sini,jadi kita temenan aja ya" Ele mulai menjalankan aksinya.
Susi menatap serius wajah cantik Ele,membuat Ele tersenyum meyakinkan,Ele tau Susi menyimpan begitu banyak pertanyaan tentang dirinya.
" Mbak ga mau nanya siapa saya? Bisa berada di villa ini? apa hubungan saya dengan tuan Ray,kalian begitu menghormati saya, melayani saya dengan sangat baik, seakan-akan saya adalah majikan kalian" Ele sengaja memancing susi agar bertanya siapa dia dan apa status nya.
Mendengar ucapan Ele,Susi tersenyum tipis, matanya tak menatap Ele,ia menatap lampu bunga yang terlihat indah terpantul sinar senja.
" Saya dan ibu saya hanya pekerja di villa ini,dan beruntung saya juga di pekerjaan di perkebunan dan peternakan tuan,tugas kami melayani setiap tamu yang tuan bawa ke villa ini,dan kami tidak berhak untuk mencari tau siapa dan apa status mereka"
Ele ikut menatap lurus kedepan,seakan tengah menikmati keindahan senja" saya istrinya,kak Ray itu bodyguard kepercayaan ayah saya" cerita Ele tenang.
Susi menatap wajah Ele yang terlihat begitu tenang,namun jelas terlihat wanita di samping nya itu memendam wajah penuh beban,ia sedikit merasa Janggal saat Ele mengatakan bahwa Ray adalah bodyguard ayahnya,Susi merasa sedikit heran, karena yang ia tau Ray adalah seorang pengusaha muda yang sukses,namun Susi tak ingin ikut campur.
" Saya sudah menduga non aura memang memiliki hubungan dengan tuan,kalau tidak mana mungkin tuan menempatkan nona di kamar utama,selama kami bekerja di villa ini sejak hampir tiga tahun lalu,tuan tidak pernah bawa wanita ke villa ini,villa ini juga tidak pernah kedatangan tamu,kecuali tuan Dave,atau orang nya tuan Ray" .
Sedang asyik mengobrol,bi Darmi menghampiri mereka dengan tergopoh-gopoh, terlihat begitu terburu-buru.
" Non Aura..itu di depan ada yang nyariin non, katanya temen" lapor bi Darmi cepat.
" Teman..? " tanya Ele ber ekspresi terkejut.
Bi Darmi mengangguk yakin" ia non,katanya nama nya Ara" jawab bi Darmi cepat.
Ele mengangguk mengerti"Oh..dia sahabat terdekat saya,Ada apa ya" bingung Ele,namun ia cepat-cepat bangkit dari duduknya kembali masuk ke villa,langkah Ele sedikit terburu,di ikuti bi Darmi dan Sasa di belakang.
" Ra..." panggil Ele kencang saat melihat punggung Sara,ia bahkan langsung memeluk sahabatnya.
" Hai... El" balas sara tak kalah hangat nya.
" Ada apa?" Ele sengaja berbicara bahasa Indonesia,untung nya saat sama-sama berada di asrama sara sering minta di ajarkan bahasa Indonesia pada Ele, katanya karena ia sering ikut bersama Ele mengunjungi Indonesia.
" El...aku punya kabar kurang baik,...paman sakit" Sara mulai memainkan aksi nya.
" A-apa..? A-ayah sakit? Ta-tapi sejak kapan Ra?" Ele mengikuti peran sang sahabat.
" Pagi-pagi sekali tadi,paman di larikan ke rumah sakit,aku di perintahkan jemput kamu, bodyguard Ray sedang sangat sibuk dengan urusan kantor dan prosedur pemindahan paman ke luar negeri, maka itu aku di urus untuk jemput kamu " .
Ele berbalik menatap bi Darmi dan Susi, tatapannya begitu sendu,seakan memohon bantuan yang begitu besar.
" Bi...bi-bisa tolong ambilkan ponsel dan tas saya di kamar,di atas nakas" pinta Ele cepat pada bi Darmi,wanita paruh baya itu terlihat kebingungan.
" Bibi ga perlu khawatir,saya akan telfon kak ray,atau mbak Susi bisa tolong telfon kan" Ele terlihat begitu panik.
Susi yang memang tengah memegang ponsel, langsung mengangguk patuh,ia menghubungi orang kepercayaan Ray,namun jawaban yang ia dapatkan seakan benar-benar sangat sesuai dengan apa yang terjadi saat ini di depan matanya.
' Maaf mbak Susi,tuan sedang tidak bisa di hubungi,tuan sedang dalam perjalanan ke negara xxx ' itulah jawaban yang susi dapatkan.
Begitupun saat ia mencoba menghubungi Dave, orang pertama kepercayaan Ray,ponsel pria itu tidak bisa dihubungi, melarang Ele mereka juga tidak memiliki wewenang, karena jelas orang tua Ele sedang sakit dan juga Ele sudah mengakui bahwa ia istri Ray.
" Bagaimana mbak?" tanya Ele sengaja mendesak Susi, sedangkan bi Darmi sudah turun dari lantai dua dengan membawa apa yang Ele minta, sebelumnya wanita paruh baya itu sudah memeriksa isi tas Ele, memastikan isinya,bukan curiga beliau takut mendapatkan amukan Ray.
" Ini non" bi Darmi menyerahkan nya pada Ele.
Ele mengangguk seraya tersenyum tipis" terimakasih bi, Ar sebentar ya aku periksa kartu identitas ku terlebih dulu" Ele sengaja membuka tas dan dompet nya, melihat apakah kartu identitas nya ada, sebelumnya ia sudah lebih dulu memindahkan paspor, beberapa berkas penting, macbook pribadi nya, semua kartu kredit nya,semua itu El sembunyikan dalam pakaian longgar nya.
" Bi,mbak...saya pamit pulang ke mansion orang tua saya ya, Ra kita harus singgah di mansion,kartu kredit dan ATM ku tertinggal di mansion,paspor dan buku nikah kami juga" alasan Ele agar bisa segera meninggalkan villa.
" Non Aura hati-hati ya,semoga ayah non segera di berikan kesehatan" ucap bi Darmi tulus.
" Non Aura hati-hati ya " Susi juga mengucapkan kata yang sama.
Ele mengangguk " tolong katakan pada tuan Dave,saya kembali ke mansion,beliau sedang dalam perjalanan menuju ke Indonesia" Ele benar-benar sudah menyusun nya dengan sangat matang.
Satu malam sebelum Ray kembali ke villa,ia sudah berbicara dengan Sara satu-satunya sahabat terbaik nya,dia gadis muda itu sudah menyusun rencana, tentunya setelah Ele menceritakan semuanya pada Sara,Ele bahkan sudah mengalihkan kartu bank nya ke rekening Sara.
Ele sudah melakukan pemesanan dan pembelian tiket dari jakarta ke Dubai,tak akan ada yang menduga ia akan menuju ke negara yang berbeda.
Ele memasuki mobil yang mengantar Sara, awalnya bi Darmi meminta Ele menggunakan mobil dan supir yang ada di villa,namun dengan hati-hati Ele menolak, mengatakan bahwa mobil yang datang bersama Sara adalah mobil di mansion orang tuanya.
akibat ada cobaan hidup jadinya mendapat hidayah agar lebih dekat kepada Alloh...
semangat terus berkarya Thor
sukses yaa