NovelToon NovelToon
Buried Love

Buried Love

Status: tamat
Genre:Duda / Cerai / Tamat
Popularitas:5.4M
Nilai: 4.9
Nama Author: NuKha

Susah payah Bellinda Baldwig mengubur cintanya pada mantan suami yang sudah menceraikan enam tahun silam. Di saat ia benar-benar sudah hidup tenang, pria itu justru muncul lagi dalam hidupnya.

Arsen Alka, berusaha mendekati mantan istri lagi saat mengetahui ada seorang anak yang mirip dengannya. Padahal, dahulu dirinya yang menyia-nyiakan wanita itu dan mengakhiri semuanya karena tidak bisa menumbuhkan cinta dalam hatinya.

Haruskah mereka kembali menjalin kisah? Atau justru lebih baik tetap berpisah?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NuKha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 11

Mendengar jawaban Bellinda, membuat Arsen merasakan sesuatu yang tidak bisa diterima begitu saja. “Jadi, menurutmu, pernah menjadi istriku adalah sebuah kesalahan?” Suara yang keluar begitu penuh tekanan dan menggambarkan luapan emosi.

Bellinda masih berusaha tenang, mengangguk. “Ya, seharusnya aku tak memaksakan diri masuk ke dalam kehidupanmu.”

Arsen mengepalkan tangan kanan dan memukul dinding, tepat pada bagian sisi sebelah kepala mantan istrinya. “Tidak perlu munafik! Saat itu kau cinta denganku, bukan?” Dia kian mendekatkan wajah hingga kini hanya ada jarak satu jengkal untuk saling bertukar pandang. “Satu tahun kau berusaha membuatku jatuh cinta, tapi gagal. Lalu, sekarang mengatakan menyesal?” Ada sunggingan senyum sinis di bibirnya seolah meremehkan.

“Bukan menyesal, tapi merasa salah menentukan jalan hidup,” sanggah Bellinda, meluruskan kata terakhir Arsen yang kurang tepat. Ia tidak pernah menyesal pernah menjadi istri. Toh pada akhirnya memiliki anak yang sekarang amat disayang juga.

“Halah ... pembohong!” Arsen melepaskan kuruangan tangan. Mundur satu langkah supaya bisa melihat wajah Bellinda. Mencari raut yang selalu memohon balasan cinta padanya.

Tapi, sayangnya, Arsen tak akan bisa menemukan itu dalam Bellinda versi sekarang.

“Ku akui, memang dahulu mengharapkan balasan cintamu. Tapi, setelah dipikir, semua yang ku lakukan di masa lalu adalah keputusan impulsif seorang gadis yang tidak pernah mengerti kerasnya hidup.” Bellinda tidak lupa mengulas senyum untuk menutupi gugup. “Sekarang, aku lebih memahami bahwa memaksakan diri itu tak pernah bisa berakhir bahagia. Jadi, aku kubur semua rasa cinta yang pernah ada.”

Bellinda menelan ludah, mengepalkan kedua tangan. Dia berusaha membendung, semaksimal mungkin menahan mata yang hendak berkaca-kaca. Tidak mau menunjukkan kalau Arsen masih bisa mempengaruhinya. Walau sulit karena ia adalah sosok perasa, tapi tetap berhasil juga.

Arsen menaikkan sebelah alis, semakin ke belakang dan menyandarkan punggung pada dinding, kedua tangan dilipat depan dada. Terkesan angkuh. Mereka masih berada di depan pintu masuk.

“Tidak cinta, katamu? Lalu, anak itu? Putra kita.” Arsen sengaja menekan pada kalimat terakhir supaya sangat jelas objek pembicaraan mereka. “Kenapa kau lahirkan dan besarkan sampai sekarang, ha?”

“Karena aku tidak mungkin membunuh anak sendiri. Walau dia hadir, bukan berlandaskan cinta.” Sekuat apa pun Bellinda menahan diri, tetap saja mata tak bisa bohong, ia sedikit berkaca-kaca. Berusaha menetralisir dengan cara mengatur napas.

Arsen menangkap getaran dari suara mantan istri. Ia mulai menurunkan intonasi bicara, tidak sekeras tadi. “Kenapa tak bilang padaku jika hamil?” Dia ingin membantu membersihkan tetesan air yang sedang diam-diam diseka oleh Bellinda saat wanita itu memalingkan wajah. Tapi, sosok di depannya sudah kembali melemparkan senyum.

“Aku tidak ingin memohon belas kasihmu, hanya karena anak. Mengandung, melahirkan, dan membesarkan putraku—” Suara Bellinda terjeda karena dipotong oleh Arsen.

“Kita, aku juga orang tuanya, jangan lupa.”

Bellinda hanya mengangguk. Dia tidak bisa melupakan kalau dalam diri Colvert ada darah mantan suaminya yang ikut mengalir. “Semua yang ku lakukan adalah keputusan pribadi. Aku senang mengandung hingga membesarkan Colvert seorang diri. Jadi, kau tidak perlu merasa bersalah. Tidak akan menuntut tanggung jawabmu juga, karena aku bisa melakukan semuanya sendiri.”

Lagi-lagi ada senyum meremehkan di bibir Arsen. Namun, karena Bellinda sudah biasa melihat mimik seperti itu, dia tidak sakit hati lagi.

“Seseorang yang ijazah kuliahnya didapat dari membayar, bisa melakukan apa? Mau menghidupi anakku dengan penghasilan dari mana?”

1
Rima baharudin
wuih arsen, udah ngomong kesana kesini ujung² nya si mantan istri tetep diklaim jadi miliknya pada akhirnya
Rima baharudin
yang bener ah bang arsen, buktikan dulu cinta mu itu😊
Junita Ginting
air mata ku mengalir tanpa bisa kutahan , nyesek membaca penyesalan si Arsen 😭😭😭
Rima baharudin
kamu terlalu jujur nak🤣🤣🤣🤣🤣
Rima baharudin
jawab bell, iya pake banget
Rima baharudin
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Rima baharudin
ga bakal bisa sedih kalo.punya anak selucu itu😂😂😂😂
Rima baharudin
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Rima baharudin
jangan kan temennya arsen, para reader juga pada ngakak🤣🤣🤣
Rima baharudin
ngebayangin nya lucu😂😂😂😂😂
Rima baharudin
rasain lu arsen😂😂😂😂
mars
jadi penasaran sama semua karya mu ka'ko aku bru nemu ya
mars
haish ni othor dendam amat sama arsen'punya masalah apa sih
mars
ya udh korbanin aja besok thor😂😂
mars
gimna g sama lawong cerita nya terinspirasi pengalaman othor😃😃😃
mars
othor koplak dia yg nulis dia juga yg emosi🤣🤣🤣
mimief
ga ada yg bisa membandingkan sayang nya seorang ibu..
mimief
Thor ngiri yaaa...🤣🤣
mimief
anak nya sapa tu...tuan arsen yg sombong itu lah🤣🤣
mimief
mungkin sebagian marah sama si granny,tapi kalau aku punya anak yg disia siakan juga pastinya bakalan begini si. melindungi yg terlalu berlebihan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!