NovelToon NovelToon
Kesempatan Kedua

Kesempatan Kedua

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta setelah menikah / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Penyesalan Suami
Popularitas:58.3k
Nilai: 5
Nama Author: Miss Yune

DALAM PROSES REVISI


"Lebih baik, kau mati saja!"

Ucapan Bram membuat Cassandra membeku. Dia tidak menyangka sang suami dapat mengeluarkan pernyataan yang menyakiti hatinya. Memang kesalahannya memaksakan kehendak dalam perjodohan mereka hingga keduanya terjebak dalam pernikahan ini. Akan tetapi, dia pikir dapat meraih cinta Bramastya.

Namun, semua hanya khayalan dari Cassandra Bram tidak pernah menginginkannya, dia hanya menyukai Raina.

Hingga, keinginan Bram menjadi kenyataan. Cassandra mengalami kecelakaan hingga dinyatakan meninggal dunia.

"Tidak! Kalian bohong! Dia tidak mungkin mati!"

Apakah yang terjadi selanjutnya? Akankah Bram mendapatkan kesempatan kedua?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Yune, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

32. Perpisahan

Koper itu sudah berdiri di depan pintu sejak malam tadi. Bram berdiri mematung di ambang pintu, menatap ruang apartemen yang ia tempati bersama Cassie dengan pandangan kosong. Hatinya berat, lebih berat dari koper yang ia seret keluar kamar.

Cassie berdiri tak jauh darinya, menyandarkan tubuh ke dinding, memeluk perutnya yang mulai membesar.

“Kamu yakin mau pergi hari ini?” suaranya nyaris berbisik.

Bram mengangguk. “Aku harus. Ini semua bukan hanya demi perusahaan, tapi demi keluarga kita."

Cassie menunduk. Kata-kata Bram terasa seperti jarak yang semakin nyata. Ia ingin meminta Bram tetap tinggal, tapi terlalu banyak luka yang masih menggantung di antara mereka. Terlalu banyak kata yang belum sempat dimaafkan.

“Aku... nggak bisa nganter kamu,” ucap Cassie akhirnya. Sederhana, tapi berat.

Bram mendekat. Ia menyentuh bahu Cassie dengan lembut. “Tidak apa. Aku cuma... ingin kita pisah hari ini bukan dengan marah."

Cassie menatap matanya. Ada keraguan, tapi juga kepedihan yang tak bisa disembunyikan.

Bram menunduk, mengecup keningnya singkat. “Jaga dirimu dan anak kita, aku akan menghubungi setelah sampai.”

Cassie mengangguk, walau air matanya menggenang. Hatinya tidak tenang, ada perasaan aneh ketika Bram memutuskan untuk tetap pergi.

Bram pun melangkah pergi, tanpa menoleh lagi. Dan untuk pertama kalinya, Cassie merasa sangat sendiri.

Taksi melaju perlahan menembus gerimis pagi New York. Cuaca seolah mencerminkan isi hati Bram, berkabut dan berat. Ia memandangi layar ponselnya, jari-jarinya ragu untuk mengetik pesan terakhir.

“Cass… aku pergi bukan karena menyerah. Aku akan kembali dan tinggal bersama kalian. Tunggu aku."

Namun pesan itu tak pernah ia kirim. Ia hanya menatapnya, lalu menghapus perlahan. Waktu menunjukkan pukul 07.54. Bram memejamkan mata, menghembuskan napas panjang. Masih ada sekitar 40 menit sebelum ia sampai di bandara.

Jalan tol menuju JFK mulai padat. Taksi melaju di jalur kanan. Lalu, semuanya terjadi dalam sekejap. Suara klakson keras. Rem mendadak. Cahaya dari arah kiri.

Truk pengangkut barang tergelincir karena aspal licin, berbelok liar dan menabrak pembatas jalan, menghantam bagian belakang taksi yang ditumpangi Bram. Kendaraan berputar. Suara kaca pecah memenuhi udara, disusul teriakan pengemudi yang tak sempat menghindar.

Tubuh Bram terpental ke depan, membentur kursi dan jendela. Lalu semuanya gelap. Tak ada suara. Tak ada rasa.

***

Cassie masih duduk di tepi ranjang ketika suara bel pintu menggema. Ia mengernyit.

Dengan langkah hati-hati, ia menuju pintu dan membuka sedikit. Dua orang pria berpakaian petugas kepolisian New York berdiri di sana.

“Apakah Anda Cassandra Wijaya?” tanya si pria.

Cassie langsung tegang. “Iya. Ada apa?”

“Maaf mengganggu. Kami dari NYPD. Kami ingin mengabarkan… suami Anda, Bram Nugroho, mengalami kecelakaan lalu lintas dalam perjalanan menuju bandara.”

Cassie memegang kusen pintu, wajahnya langsung pucat. “Apa maksud Anda? Kecelakaan?”

“Beliau dalam kondisi kritis. Sekarang dirawat di Queens Medical Center. Kami mohon Anda datang secepatnya. Ini kartu informasi dari pihak rumah sakit.”

Dunia Cassie seperti berputar. Ia nyaris tak bisa berdiri.

“Bagaimana keadaan suami saya?” tanyanya pelan.

"Saat ini kondisi pasien kritis. Kami akan menemani Anda ke rumah sakit kalau Anda siap.”

Cassie mengangguk perlahan. Tangannya gemetar saat mengambil jaket dan dompet. Hatinya bergemuruh tak karuan. Ia merasa bersalah. Menyesal. Tak seharusnya membiarkan Bram pergi pagi itu tanpa sebuah pelukan atau kata perpisahan yang layak.

Lorong rumah sakit berbau disinfektan menusuk hidung. Cassie berjalan cepat, diiringi suara detak jantung yang menggelegar di dalam dadanya. Seorang suster mengantarnya menuju ruang ICU.

“Suami Anda mengalami trauma kepala berat dan beberapa patah tulang. Saat ini dalam kondisi koma. Tim dokter sudah melakukan tindakan penyelamatan secepat mungkin,” jelas sang suster dengan tenang.

Cassie nyaris tak mendengar penjelasan itu. Pandangannya hanya tertuju pada ranjang di balik kaca transparan. Di sana, Bram terbaring lemah. Kepalanya diperban, wajahnya pucat, tubuhnya terhubung ke berbagai alat bantu.

“Bram…” lirih Cassie.

Suster mengizinkan Cassie masuk beberapa menit. Ia melangkah pelan ke sisi ranjang, duduk di kursi kecil dan menggenggam tangan suaminya. Air matanya jatuh satu per satu.

“Maaf... aku nggak sempat bilang aku masih mencintaimu,” bisiknya. “Maaf karena aku terlalu keras kepala. Kamu belum lihat anak kita, Bram… Kamu harus tetap hidup."

Cassie menyentuh perutnya. Janin kecil itu bergerak pelan, seperti ikut merasakan guncangan dalam tubuh ibunya.

“Bangun, Bram. Pulanglah. Aku akan menunggu. Aku akan belajar memaafkan, kalau kamu juga mau belajar bertahan.”

Mesin pemantau detak jantung berbunyi stabil. Tapi tak ada jawaban. Cassie menyandarkan kepalanya di sisi ranjang. Untuk pertama kalinya sejak kehamilan, ia merasa takut kehilangan segalanya. Lelaki yang ia cintai. Ayah dari anak yang belum lahir.

"Bangunlah Bram!"

***

Bersambung...

Terima Kasih telah membaca...

1
Chusnul Zazah
wow disinilah kedewasaan sikap diuji , cinta , kesetiaan dan kepercayaan terhadap pasangan, meskipun berat dan sulit karena banyaknya persoalan dan kekecewaan di masa lalu?? tapi demi keutuhan keluarga dan masa depan perusahaan , harus siap mengambil keputusan mendampingi pasangan dan kembali berjuang bersama?? atau berpisah sementara waktu dan berikan kepercayaan sama pasangan?? 🤔😇😇 keduanya sama berat untuk dijalani 🤔🤔
Neni marheningsih
mending pisah aja...nanti berjalannya waktu kalau jodoh juga kembali lagi, jangan terpaku dengan rasa cinta kalau ternyata masih ada rasa sakit dan takut terulang lagi, mending obati luka dulu dengan cara menjauh sejauhnya
Dwi ratna
udh atuh Cass mo balik⅔,mo engga² gtu jgn tarik ulur trz udh brp bab dtarik ulur,huf
Noveni Lawasti Munte
apaan dah si Cassie ini...menye2 ga tegas..sebenarnya ga setuju kalo balikan lg tp temanya udah GT ya sudahlah....
Miss Yune
lupa bab 2 blm kuganti... hehe. makasih kak
Nurul Syahriani
tadi jessi kakak, skrg jessi jadi adik 😅
Miss Yune: lagi revisi kak.
total 1 replies
Dwi ratna
nah gitu dong. ini Bru aq suka,pelakor hempaskan
Chusnul Zazah
Akhirnya Raina si ulat bulu menuai apa yg dilakukan selama ini, semoga penjara bisa membuat dia menyadari, akan kesalahannya.
Dan juga Bram sekarang sudah bisa bersikap tegas sama Raina & emaknya, setelah dia menyadari kesalahannya dan gak mudah menggapai hati cassie
Chusnul Zazah
Hati yg terluka begitu dalam, perlu waktu untuk berdamai dengan diri sendiri, meskipun rasa kecewa itu akan selalu hadir tapi belajar ikhlas dan menerima demi sang buah hati yg masih bersemayam dlm rahim,.. bumil jangan terus bersedih kasihan dekbaynya.
Dan kamu Bram memang harus sabar dan menunggu bumil untuk membuka hati lagi?? 🤔😇😇💪💪💪
vj'z tri
ku tungguuuuuuu dirimuuuu selaluuuu oooooooo 🎉🎉🎉🎉🎉
Chusnul Zazah
wow meski pilu dan sedih , tapi sweet juga cara Bram meraih hati Cassie??
semoga bumil kali ini bisa menjalani kehamilannya dengan happy dan kerjain Bram dengan ngidammu yg menyusahkan ya calon dekbay?? 🤔😇😇
Azizah az
Miss, tolong balas komen ku
Neni marheningsih
mulai ramai nih Thor....aku suka cessie yg sekarang..tegas dan dingin , jangan lemah hanya karena cinta jadilah wanita yg tangguh cessie
Dwi ratna
capek baca ya, perasaan kmren udh Cassie udh mau ngasi kesempatan skrg rubah lgi. plin plan bgd hah lelah jdinya
Chusnul Zazah
Gimana Bram syok gak dengan sikap dingin Cassie?? pasti syoklah masa enggak?? kamu pikir dg minta maaf semua sikapmu selama ini akan terhapus?? apalagi sekarang Cassie telah Hamidun lagi, pasti dia gak mau karena kehamilannya, apalagi karena rasa bersalahmu? bukan karena cinta ??
Selamat menikmati buah kebodohanmu? dan selamat berjuang menaklukan bumil yg sensitif karena hormonal dan rasa kecewanya padamu??? 🤔😇😇😇
Jengendah Aja Dech
❤️
Idha Rahman
aku sih yes
Dwi ratna
hadeuh Cass,kabur gk memperbaiki masalah. ntar tiba² udh gede aja anknya Bru diketemukan sma bpkny,ah basi lah klo kyk gtu
Noveni Lawasti Munte
hadehhhhh kabur kabur lg
Chusnul Zazah
OMG semoga saja setelah konferensi pers Raina dg bukti2 yg ada Raina dan emaknya bisa pergi dari kehidupan Bram, dan semoga Bram juga bisa menemukan ayah bayi yg dikandung Raina??
Alhamdulillah semua ingatanmu telah kembali dan kamu juga telah positif hamil lagi?? jadi semua kenangan pahit sebelum kecelakaan terjadi kamu telah mengingatnya?? gak salah kalau sekarang kamu ingin pergi jauh dari Bram?? kalau dia benar2 mencintaimu dg tulus pasti akan berusaha mengejarmu ??🤔😇😇
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!