Arabella seorang gadis yatim-piatu yang tinggal bersama bibi nya yang jahat dan serakah.
Ara di jual oleh bibi nya kepada bos Mafia yang terkenal sangat kejam dan juga sadis.
bagai manakan nasip ara selanjutnya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Izza naimah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16
Ara hanya mengangguk dan memperhatikan wanita cantik yang terus saja mengobrol dengan suaminya.
" apa wanita itu tidak merasa malu, mempertontonkan tubuhnya seperti itu?" batin Ara sembari terus memperhatikan suaminya yang asik mengobrol dengan wanita yang menggunakan dress pendek serta memperlihatkan belahan dadanya.
" John Kenapa kau hanya berdir?i Ayo kalian berdua duduklah" ucap Ara yang meminta kedua pengawal suaminya itu duduk.
" tidak perlu nona" jawab John ramah.
" duduklah, lagian juga tuanmu itu sedang asyik mengobrol dengan wanitanya"
John menoleh ke arah tuannya, lalu ia pun mengajak Bodyguard yang lainnya untuk, keduanya pun akhirnya duduk dengan tetap menjaga jarak dari Ara.
" jadi wanita Tadi hanya pelayan di rumahmu?" tanya serlin terkejut.
"" I-iya, dia pelayanku tapi meski begitu ia terlihat cantik kan?" jawab Albert gugup.
"hemm cantik sih, pantas saja dia asik mengobrol dengan pengawalmu itu, Rupanya dia hanya pelayan aku pikir dia itu pasanganmu" ucap serlin yang lalu terkekeh geli.
Mendengar hal itu Albert pun menoleh ke arah Ara , tangannya mengepal saat melihat arah Tengah asyik mengobrol dengan kedua anak buahnya.
" shit, Apa yang sedang mereka lakukan? berani-beraninya mereka duduk semeja dengan Ara " batin Albert sambil mengepalkan kedua tangannya.
Albert langsung berdiri dari tempat duduknya dan hendak menghampiri Ara dan dua anak buahnya.
" loh Kamu mau ke mana Albert? " tanya serlin.
" tentu saja bergabung dengan mereka" jawab Albert tanpa disadari Kalau iya berbicara dengan dingin dan Ketus.
"huh, lama tidak bertemu ternyata dia masih saja seperti Albert yang dulu, Iya semakin tampan, dia datang bersama pelayannya, Apa itu artinya aku masih punya kesempatan untuk mendekatinya ya? " gumam Serlin dalam hati dengan tersenyum sinis selalu duduk di sebuah meja bergabung dengan rekannya.
sementara John dan rekannya bergegas bangkit dari duduknya, keduanya pun kompak membungkuk ketika Albert datang.
" keluar kalian! " perintah Albert.
" keluar tuan? " pulang John dengan bingung.
" ya, apa ucapanku kurang jelas? "
John pun membungkuk lalu mengajak rekannya untuk pergi, tapi mereka tidak keluar dari aula, mereka hanya berdiri di dekat pintu ada banyak sekali tamu undangan yang datang dan mereka tidak ingin ada bahaya apapun mendekati sang tuan dan nona.
" Bukankah itu Tuan Aditama" tanya rekan John dengan nada berbisik, ketika melihat seorang pria bertubuh tegap Baru saja datang didampingi dua orang pengawal.
" benar, beliau pengusaha dari kota C, tapi aku dengar-dengar beliau sekarang sibuk dengan berbisnis, Tapi tetap saja sampai detik ini beliau masih disegani serta ditakuti" jawab John sembari menatap sosok pria itu.
" kau lihat itu dia bahkan mendapatkan sambutan khusus dari Mr. Alex " bisik John menunjuk ke arah Mr. Alex yang tengah menyambut kedatangan pria itu.
Mr. Alex mempersilahkan Tuan Aditama duduk di meja VIP berdampingan dengan meja yang diduduki oleh Albert dan Ara.
" silakan Tuan nikmati pestanya" Ucap Mr. Alex dengan ramah.
" terima kasih" balas pria itu yang lalu menoleh ke arah samping, Iya pun tersenyum ramah pada Albert yang tengah menatapnya.
" Bukankah itu Tuan Aditama? wahhh aku harus mengajaknya bicara" batin Albert.
" Tetaplah disini, aku ke sebelah sebentar" ucap Albert pada istrinya.
Ara hanya mengangguk, lalu ia menatap ke arah pentas saat dua orang wanita berpakaian seksi mulai bernyanyi Seraya menggerak-gerakkan tubuhnya mengikuti lantunan musik dan Tengah disaksikan oleh banyak pasang mata.
"ya Rabb, Apa yang sedang wanita itu lakukan? Apa mereka tidak merasa malu" batin Ara.
" Halo Tuan Aditama" sapa Albert.
Aditama pun menoleh menatap Albert dengan tatapan dingin.
" saya Albert saya sangat mengagumi tuan" ucap Albert dengan mengulurkan tangannya.
Aditama tersenyum tipis lalu menjabat uluran tangan itu.
" ya Saya sudah sering kali mendengar Tentangmu, kamu kan pengusaha kota B yang sangat terkenal itu"
senyum tipis terbit di bibir Albert, Iya tak menduga jika sang ketua mafia yang terkenal sadis itu mengenalnya. mafia yang tidak hanya ditakuti di kota dan berbagai kota lainnnya, namanya juga sangat terkenal di seluruh dunia, sehingga Albert sangat mengidolakan sosok Aditama.
" Silakan duduk" ucap Aditama mempersilahkan Albert untuk duduk.
" Terima kasih Tuan" jawab Albert sembari duduk dengan kikuk.
" Perkenalkan ini Beni" ucap Aditama sambil menepuk pundak pria tampan yang berada di sisinya.
Albert mengangguk kemudian mengulurkan tangannya pada Beni. pria berwajah dingin itu pun menerima uluran tangannya.
" Papa saya bisa memesan senjata?" tanya Albert dengan hati-hati.
" Saya sudah lama berhenti dari dunia mafia saat ini saya hanya fokus menjalankan perusahaan" jawab Aditama yang sedikit terkejut dengan pertanyaan Albert.
" berhenti?" katanya Albert dengan tatapan tak percaya.
" Ya Tuhan Aditama sudah meninggalkan dunia mafia" Beni yang menjawab pertanyaan Albert.
" tapi kenapa" tanya Albert penasaran.
" Saya hanya ingin memperbaiki hidup saya, saya mencoba untuk mendekati diri kepada Tuhan, Siapa tahu dengan cara seperti ini saya bisa menebus kesalahan saya terhadap istri saya" ucap Tuan Aditama dengan tatapan sedih.
" apalagi hingga detik ini, Saya masih belum bisa menemukan keberadaan putri saya, Jika waktu bisa diputar ke belakang saya tidak ingin terjun ke dalam dunia kelam ini" lanjut Aditama menceritakan perjalanan pahit hidupnya. termasuk dengan Iya yang kerap kali menyiksa istrinya, hingga istrinya itu harus meregang nyawa di tangannya sendiri.
" dan saya sangat menyesal, karena gara-gara itu putriku kabur dari rumah" ucap Tuan Aditama sedih.
" aku kerap sekali menyiksa Ara, tidak, Aku tidak ingin dia mati di tanganku" batin Albert sambil menelan ludahnya, Iya ingin bertanya lebih lanjut tapi Beni menunjuk ke arah meja sebelah.
" apa wanita itu datang bersamamu?" tanya Beni Albert.
dari kejauhan anak buah Albert menyadari kalau ada seseorang yang ingin mencoba mendekati Ara.
" John sepertinya pria itu ingin mencoba mengganggu nona Ara" tunjuk rekan John ke arah Ara.
" ini tidak bisa dibiarkan" ucap John yang langsung bergegas menuju meja arah diikuti oleh rekannya.
tapi langkah mereka terhambat saat mendapati Albert bangkit dari tempat duduknya.
" pergi dari sini dan jangan ganggu aku! " ucap Ara dengan tegas pada seorang pria yang terus saja mencoba menggodanya.
" Ayolah manis, ngapain kamu duduk sendirian di sini, mendingan Kamu bergabung sama saya dan teman-teman saya yang ada di sana" petunjuk pria itu pada sebuah meja yang terdapat beberapa lelaki.
Ara menggeleng, matanya pun melotot saat mendapati suaminya sudah berdiri di belakang pria yang sedang menggodanya.
Tap!
sebuah tepukan keras bahu pria yang sedang menggoda Ara.
" Tu-tuan Albert "
" Apa kau tahu siapa wanita yang sedang Kau Goda?"
pria itu menjawab dengan menggeleng kan kepalanya.
" pergi dari sini jangan ganggu istriku! "
" m-maaf tuan saya tidak tahu.."
" pergi" potong Albert.
" b-baik Tuhan" jawab pria itu yang langsung bergegas pergi.
.
.
.