Seorang tentara bernama Refendra Wijaya ditugaskan di medan tempur berjuang untuk mempertahankan kedamaian dunia. Rafendra bertugas sebagai pasukan khusus yang memiliki kemampuan diatas semua tentara bahkan jendral tidak bisa memberikan perintah kepada pasukan khusus ini. Pasukan ini disebut pasukan bayangan yang berada langsung dibawah komando presiden.
Pasukan ini diturunkan karena pasukan utama yang menegakan keamanan dan ketentraman di satu negara tetangga kalah dan atas perintah presiden pasukan bayangan ini turun untuk membantu.
Singkat cerita Rafendra dan timnya berhasil dalam perang tersebut, tetapi ketua tim yaitu rafendra mengalami cedera dan harus cuti selama 2 minggu penuh. Dan setelah cuti dari tugas Tim yang di komando ni oleh Rafendra dibubarkan dan dia beserta timnya bekerja untuk perusahaan terbesar. disini lah dimana sorang CEO akan mengubah hidup Rafendra ke depannya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Khresno Bayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 13
Setelah mendapatkan informasi dari Rafendra pagi itu, Ahmad langsung menghubungi Sherly untuk mengabarkan bahwa dia boleh ikut untuk pergi ke ibukota bersama mereka.
"Tuttt tuttt tuttt, halo mad tumben pagi pagi udah telfon?" Ucap Sherly dari seberang telfon. "Sher ini aku sudah dapat info dari Rafendra perihal kamu yang mau ikut ke ibukota" Ucap Ahmad kepada Sherly.
"Ehhh iya mad, gimana mad boleh enggak aku ikut kalian?" Tanya Sherly kepada Ahmad. "Emmm menurut informasi dari Rafendra kamu boleh ikut Sher, tapi..... " Ucap Ahmad yang berhenti sebentar.
"Tapi apa mad?" Tanya Sherly yang penasaran dengan kata kata Ahmad yang terhenti itu. "Emmm tapi nanti kamu ikut kami terlebih dahulu buat ketemu sama Jendral kami Sher" Ucap Ahmad melanjutkan ceritanya.
"Ehhhhh ketemu sama Jendral kalian, memang boleh mad? Terus aku mau diapain mad?" Ucap Sherly yang bingung dengan syarat dari Jendral mereka.
"Aku kurang tau Sher Rafendra enggak menjelaskan kepadaku perihal itu" Ucap Ahmad kepada Sherly. Sherly yang bingung pun terdiam sebentar.
Ahmad yang menyadari Sherly diam dan menganggapnya takut buat ketemu sama Jendral mereka, "Sher kamu enggak usah takut nanti aku temenin sekalian buat ketemu sama Jendral" Ucap Ahmad berusaha menenangkan pikiran Sherly.
Sherly yang senang mendengar itu pun mulai bicara kembali "Benar ya mad kamu temani aku nanti, awas kalau aku kamu tinggalin sendirian" Ucap Sherly sambil mengancam Ahmad.
"Iya iya Sher aku pasti temenin kamu disana" Ucap Ahmad untuk menyakinkan Sherly. "Iya mad aku percaya kok, emmm ngomong ngomong kita akan berangkat kapan?" Ucap Sherly yang menanyakan kapan mereka akan berangkat.
"Kita nanti akan berangkat jum'at Sher, dan minggu pagi kita akan rapat dan bertemu sama Jendral" Ucap Ahmad kepada Sherly.
"Hahhh hari Jum'at besok, aku kan belum siap siap mad" Ucap Sherly yang kaget mendengar hari keberangkatan mereka. "Sabar Sher mangkanya aku kabari kamu hari ini biar kamu bisa siap siap Sher dan jangan lupa buat minta ijin dulu sama ayah dan ibumu" Ucap Ahmad mengingatkan kepada Sherly.
"Huhhhh iya udah mad nanti aku tag ijin dulu sama ayah dan ibuku" Ucap Sherly mengiyakan kata kata Ahmad. "Sher nanti bawa baju dan bekal seadanya ya untuk ongkos kamu nanti sudah di tanggung sama Jendral dan untuk uang sakumu di ibukota nanti dari aku saja" Ucap Ahmad yang mengetahui bahwa keluarga Sherly sedang mengalami kesusahan ekonomi.
"Emmm tapi mad, nanti merepotkan kamu enggak?" Ucap Sherly yang merasa kurang enak kepada Ahmad yang baru saja dekat dengan dirinya.
"Enggak Sher nanti selama di jakarta sebelum kamu mendapatkan gajimu sendiri nanti semua biayamu aku yang tanggung jadi enggak usah khawatir Sher" Ucap Ahmad yang berusaha meyakinkan Sherly.
"Kamu yakin mad, aku takutnya kamu keberatan dengan aku ikut bersama kalian" Ucap Sherly yang merasa tidak enak hati dengan Ahmad.
"Sudah jangan difikirkan Sher, yang penting siapkan kondisi fisikmu sama beberapa pakaian buat di jakarta nanti" Ucap Ahmad kepada Sherly.
"Iya Mad makasih iya mad" Ucap Sherly yang merasa beruntung bisa dekat dengan Ahmad dia berharap Ahmad tidak seperti tunangannya dulu yang manis diawal tapi pahit di akhir.
Ahmad yang mendengar itu cuma mengucapakan iya dan menyuruh Sherly untuk segera pamitan kepada orang tuanya. Setelah selesai telfon Ahmad kemudian memutuskan untuk memberitahukan orang tuanya bahwa dia dan teman temannya akan balik ke Jakarta untuk bekerja kembali di sebuah perusahaan.
Seluruh tim Shadow yang sudah mendapatkan kabar dari Rafendra kemudian mulai meminta ijin untuk kembali ke Jakarta kepada orang tua mereka dan melakukan persiapan buat keberangkatan mereka hari Jum'at nanti.
********
Di tempat lain masih di hari yang sama. Di sebuah rumah yang berlokasi di perumahan elit ibukota, "Pa aku kan baru saja lulus kuliah masa iya disuruh langsung pegang perusahaan cabang itu, kan aku pengen bersenang senang dulu sama pacarku" Ucap Kristina kepada sang Papa.
"Nak Papa kan sudah tua sekarang kamu yang harus melanjutkan bisnis Papa karena cuma kamu anak semata wayang kami" Ucap Subroto kepada anaknya.
"Tapi Pa aku pengen menghabiskan waktu dulu bersama pacarku selama ini aku kuliah di luar negeri jarang sekali buat ketemuan eh sekarang Papa malah memintaku untuk mengurus perusahaan cabang itu" Ucap Kristina yang kesal dengan Papanya.
Kristina memang dulu kuliah di luar negeri untuk mengambil jurusan bisnis sesuai dengan permintaan ayahnya karena ayahnya melihat sifat bisnis yang dimiliki anaknya jauh diatas kemampuannya.
Kristina yang memang sayang kepada orangtuanya itu hanya bisa menurutinya dan dia sampai rela berpisah dengan pacarnya yang sejak SMA itu. Papanya yang tidak setuju dengan pilihan Kristina memang memiliki beberapa cara untuk menjauhkan mereka agar sifat asli dari Pacarnya itu kelihatan dan membuat Kristina dan Mamanya tau bahwa anaknya ini salah dalam memilih pasang.
"Sudah Pa biarkan anak kita untuk bertemu dulu dengan pacarnya toh dia kan juga baru selesai dengan kuliahnya dan di tambah lagi anak kita juga habis terkena musibah dengan dia mengikuti kamu kemarin" Ucap Linda kepada sang suami.
"Hahhh terserah saja kalian mau gimana, tapi Papa ingatkan besok senin kamu harus sudah di perusahaan cabang bersama Papa akan ada pegawai baru disana jika kamu tidak mau datang makan uang jajan dan fasilitasmu Papa sita" Ucap Subroto sambil mengancam anaknya itu.
"Iya iya Pa, nanti Tina akan ke perusahaan cabang besok senin tapi ijinkan hari ini Tina buat senang senang dulu bersama pacar Tina dan temen temen Tina Pa" Ucap Kristina meminta ijin kepada ayahnya.
"Ya pergilah tapi ingat jangan batasanmu, awas kalau kamu sampai melewati batas Papa tidak akan memaafkanmu" Ucap Subroto kepada anaknya.
"Sudah yah jangan marah marah nanti Papa sakit lo" Ucap Linda kepada sang suami sambil mengelus elus lengan suaminya.
"Sudah nak pergi sana tapi ingat pulang jangan malam malam ya jam sepuluh malam sudah sampai rumah" Ucap Linda kepada anaknya.
"Terimakasih Pah Mah, nanti Tina nunggu temen Tina dulu soalnya dia minta dijemput sekalian" Ucap Kristina kepada Papa dan Mamanya.
Orangtua Kristina yang mendengar itu cuma mengangguk dan berpesan agar Kristina menjaga dirinya baik baik ketika keluar bermain. Karena orangtuanya khawatir hal yang tidak tidak akan menimpa anaknya.
"Pa ma Tina berangkat dulu ya" Ucap Kristina kepada kedua orangtuanya sambil berjalan keluar rumah. "Iya hati hati nak" Ucap Linda kepada anaknya.
Subroto yang tidak tenang karena anaknya akan bertemu dengan pacarnya, segera dia menghubungi para pengawal pribadinya untuk memantau dan menjaga anaknya dari jauh.
"Halo, sekarang kalian berempat ikuti anak saya dan pastikan tidak ada hal yang berbahaya yang mengancam anak saya" Ucap Subroto lewat telephon kepada ke empat pengawal pribadinya.
Dalam perjalan menuju tempat pertemuan dengan kekasihnya Kristina selalu menghampiri kedua sahabatnya yang sejak dari SMA dulu sebelum bertemu dengan kekasihnya itu supaya suasana lebih seru kalau rami rami. sedangkan pacar dari Kristina tidak suka kalau harus bersama dengan teman teman Kristina juga, karena kekasihnya Kristina sangat ingin berdua dengan Kristina supaya dia bisa mengajak Kristina untuk Cek In, Tapi semua rencananya selalu terhalang karena Kristina tidak mau bertemu dengan Kekasihnya kalau cuma berdua saja.
Perjalanan menuju ke rumah sahabatnya itu membutuhkan waktu kurang lebih dua puluh menit jika kondisi tidak macet. "Tinnn tinnn tinnn" suara klakson mobil Kristina yang sudah sampai di rumah Meilynda sahabatnya.
Didalam rumah Mei yang sudah bersama Lia kaget karena bunyi klakson mobil yang terdengar dari luar rumah Mei. "Ehhhhh Mei itu kayak e Kristina deh" Ucap Lia kepada sahabatnya itu. "Kayaknya sih, coba kita lihat dulu" Ucap Mei kepada lia.
Setelah didepan rumah Mei ternyata pintu gerbang masih tertutup dan satpam rumah Mei sedang kebelakang untuk buang air. Tinnnnnnnnnn suara klakson mobil Kristina yang semakain keras dibunyikan. "Anjir itu anak emang enggak sabaran sekali dari dulu" Ucap Mei kepada Lia yang sudah hafal dengan sifat sahabatnya itu.
"Udah lo bukain aja gerbangnya dari pada kita kena semprot Tina" Ucap Lia yang menyuruh Mei untuk membuka gerbangnya. Mei kemudian berjalan kearah gerbang dan membukakan Gerbang rumahnya itu.
Kristina yang tampak dari jendela mobilnya kemudian memasukan mobilnya ke garasi rumah Mei dan berkata ke Mei yang masih di gerbang rumahnya "Lama kali sih buka gerbangnya" Ucap Kristina sambil tersenyum kepada Mei.
"Lo aja yang kurang sabar nunggunya" Ucap Mei yang kesal dengan keisengan sahabatnya itu. Kristina yang mendengar hanya menjulurkan lidah sambil memarkirkan mobilnya.
"Lohhh lo sudah disini juga Ya?" Ucap Kristina sambil turun dari mobilnya, "Iyalah dari pada lo nanti ngeluh jemput dua tempat ya mending gua kesini aja" Ucap Lia yang memang paham sifat sahabatnya itu yang tidak mau ribet soal itu.
"Lo mau masuk dulu apa kita langsung berangkat?" Ucap Mei yang sudah dibelakang Kristina. "Istirahat dulu lah gua haus ni masak enggak lo tawarin minum dulu, hehehehe" Ucap Kristina kepada Mei sambil tertawa pelan.
Memang perjalanan dari rumah Kristina ke rumah Mei memang agak macet dijalan, dan membutuhkan waktu yang lumayan lama untuk sampai dirumah Mei. "Iya sudah yuk masuk dulu lo mau munim apa Na?" Tanya Mei kepada sahabatnya itu sembil mengajaknya masuk kedalam rumah.
"Biasa Gua mau Es Jeruk aja biar seger" Ucap Kristina yang memang dari SMA suka sekali dengan Es jeruk apa lagi dengan jus jeruk. "Ya udah lo duduk dulu biar pembantu gua yang buatin" Ucap Mei sambil berjalan ke arah dapur untuk meminta tolong dibuatkan Es Jeruk untuk Sahabatnya itu.
Setelah bebrapa saat Mei keluar membawakan minuman Kristina, "Nih lo minum dulu, oh iya nanti kita mau ketemuan dimana sama pacar lo?" Ucap Mei yang bertanya kepada Kristina sambil menyerahkan minuman kepada Kristina.
"Ditempat biasa di Cafe dekat Ancol itu" Ucap Kristina sambil menyeruput minumannya. "Ehhh Na lo enggak merasa Ilfil gitu, padahal lo tau kan lo sudah berulang kali diselingkuhin tapi masih aja lo berharap sama dia" Ucap Lia kepada Kristina.
"Ya mau gimana lagi Ya, aku kan udah cinta sama Aris dan dia itu kan cinta pertamaku dan aku sangat menyayanginya" Ucap Kristina kepada Lia. "Halah makan itu cinta nanti diselingkuhin lagi nangis lagi ngeluhnya juga ke kita" Ucap Mei menimpali Ucapan Kristina.
"Huhhh kalian itu memang sahabat enggak ada akhlak, kalau ngomong itu yang baik baik ngapa nanti kalu kejadian gimana coba" Ucap Kristina yang kesal dengan kedua sahabatnya. "Ya kalau keulang lagi tinggal lo nyari aja yang lain mudah kan buang aja Cowok kayak Aris itu, cuma modal ganteng aja cowok diluar sana banyak" Ucap Mei yang agak jengkel dengan Kristina yang masih saja mebelain pacarnya itu.
"Ngomong mudah Mei, Tapi nyari yang sreg dihati itu yang sulit" Ucap Kristina yang tiba - tiba teringat dengan sosok tentara yang waktu itu menolongnya. "Hemmm gimana ya kondisi dia sekarang apakah sudah sembuh atau....., Eh jangan, jangan berfikir yang tidak tidak Kristina dia pasti baik baik saja" Ucap Kristina didalam hatinya.
"Halah masak iya di hati lo enggak ada gitu cowok gitu yang nyantol?" Ucap Lia kepada Kristina. "Emmmm sebenarnya ada sih tapi dia agak berbeda dengan kita dan aku juga enggak tau namanya siapa" Ucap Kristina kepada kedua sahabatnya itu.
"Wait wait, maksud lo, lo suka tapi enggak tau namanya siapa?" Ucap Mei kepada Kristina, Kristina hanya mengangguk saja, "Emmm, iya gua enggak tau, yang gua tau di bekerja di tentara khusus gitu" Ucap Kristina kepada kedua sahabatnya.
"Hahhhhh, lo gila ya Na, lo suko sama tentara padahal mereka itu buka tipe lo kan?" Ucap Lia yang kaget dengan pengakuan Kristina. "Gua enggak tau, yang gua rasain itu berbeda ketika dekat dengan dia" Ucap Kristina kepada Lia.
"Bentar bentar Na, Lo ketemu dimana sama pak tentara itu?" Ucap Mei bertanya kepada Kristina. "Emmm kalian tau kan kalau gua pernah cerita kalau gua kena musibah di luar negeri waktu kemarin itu" Ucap Kristina kepada kedua sahabatnya.
"Iya gua ingat yang lo dan bokap lo yang hampir mati itu kan?" Ucap Mei yang mengingat cerita dari Kristina. "Iya benar dan gua ketemu dia disana, dia lah yang nolongi gua ketika gua mau kena tembak, dia rela jadiin tubuhnya sebagai tameng buat hadang peluru yang ke arah gua" Ucap Kristina yang mengingat kejadian dahulu.
"Lah bukannya semua tentara pasti melakukan itu ya" Ucap Lia menimpali ucapan Kristina. "Iya sih tapi rasanya beda aja, dan yang gua rasa dia masih seumuran dengan kita" Ucap Kristina kepada Lia.
"Bedanya dimana coba?" Ucap Mei yang merasa heran dengan ucapan Kristina. "Ya beda aja ada perasaan yang aneh yang menjalar di hati gua, yang membuat gua setiap hari kepikiran sama itu cowok" Ucap Kristina yang menjawab pertanyaan Mei.
"Fiks ini temen kita kayak e sudah mulai move on ke arah pak tentara itu Mei, tinggal lepasin aja si Aris itu" Ucap Lia kepada Mei. "Emmm kalau itu gua belum bisa Ya, gua masih sayang sama Aris" Ucap Kristina kepada sahabatnya itu.
"Terserah lo aja Na, gua sama Mei cuma ngasih tau aja ke lo" Ucap Lia yang sudah habis kata kata untuk Kristina. "Udah lah jangan bahas itu lagi kita lihat aja takdir gua kedepanya kayak gimana?" Ucap Kristina kepada kedua sahabatnya itu.
"Hemmm iya iya, ya udah yuk berangkat sekarang keburu kena macet kita" Ucap Mei yang mengajak kedua sahabatnya untuk berangkat. Kristina dan Lia hanya mengangguk sambil berdiri membawa tas kecil mereka. Kristina dan teman temanya kemudian berangkat ke Cafe dekat Ancol untuk ketemu dengan Aris.