Lariessa gadis yang putus asa setelah kehilangan saudara kembarnya, ia tidak memiliki semangat lagi. namun kedua orang tuanya berusaha membuat ia bangkit lagi, memberinya semangat dan motivasi, tapi semua itu tidak berhasih. Tapi kedatangan Sahabat lama lah yang perlahan membuat hidupnya kembali berwarna, Ethan adalah sahabatnya dari dia kuliah dulu. Tanpa Lariessa sadari Ethan menaruh hati padanya.
Namun disisi lain Keluarganya sudah menyiapkan seseorang untuknya, seorang lelaki bernama Finn Harisson seorang asisten CEO, yang di tuntut untuk menikah, namun sang kekasih yang juga wanita karier selalu menunda-nunda dengan banyak alasan agar ia bisa menunda sebuah pernikahan. Apakah pernikahan Finn dan Lariessa akan berjalan dengan semestinya? dan bagaimana dengan Ethan yang menaruh hati pada lariessa dan Kekasih Finn, Victoria yang di tinggal menikah oleh Finn karena paksaan keluarganya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Purpledee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 35. Semuanya tentang Larirssa
Pagi pun tiba, Lariessa terlihat menatap Finn dengan lekat yang tengah sarapan itu. Finn tak menyadari jika Lariessa tengah menatapnya karena terlalu focus dengan makanannya.
“Hahh sudah, makanannya en—“
CHUUUUPPPPP
Finn langsung mematung Ketika bibirnya bersentuhan dengan bibir Lariessa, Mata Finn membelalak dan seolah olah nafasnya berhenti.
“Emmmhh” ujar Lariessa seraya melepaskan ciumannya.
“A-ap-ap-apa yang, k-ka-kau lakukan?”Ujar Finn Gugup setengah mati “Siapa suruh kakak makan belepotan seperti tadi” Ujar Lariessa lalu beranjak.
Finn masih berada diposisinya mematung, dan itu membuat Lariessa Tertawa. “Wajah kakak kenapa sangat merah? Kakak mau lagi?” tanya Lariessa
Finn langsung beranjak dengan ceroboh lalu pergi. “A-aku pergi” ujar Finn lau pergi
Lariessa masih tertawa, melihat Ekspresi dan kelakuan suaminya itu.
...○...
#kantor
Siang itu setelah Rapat Finn dan Raphael terlihat masih duduk ditempatnya. Raphael menatap Finn seraya tersenyum.
“Kenapa kau senyum-senyum menatapku seperti itu?” tanya Finn seraya membereskan beberapa berkas.
“Ck..tersenyum saja tidak boleh? Jangan marah, tenang saja. Baru fase pertama kan? Belum lagi ada fase kedua?”ujar Raphael
“Apa maksudmu Raph, hubunganku dan dia belum sampai kesana. Lariessa itu tidak peduli denganku. Dia tidak peduli jika aku sedang marah, atau sedang kasar padanya. Kalau dia ingin menyentuhku dia sentuh saja, jika dia ingin peluk dia peluk saja, bahkan jika dia ingin cium, cium saja. Jika dia ingin pegang, kau jangan tanya lagi.” ujar Finn Lelah
“Dia menciummu, dia memelukmu, dia menyentuhmu, itu tidak membuatmu dosa. Tidak kan?” ujar Raphael.
Finn hanya terdiam seribu Bahasa.
“Iya aku tau, tapi hatiku tersiksa Raph, kau mengerti tidak?” tanya Finn “Tersiksa?” ujar raphael seraya tersenyum
“Tersiksa atau enak?” Goda Raphael Finn menatap Raphael sinis.
“Dengar, Dia menjagamu dengan baik tidak? “ Tanya Raphael seraya membetulkan tempat duduknya
“Ya, aku mengakui itu, sempurna. Tapi itulah, aku harus mengikuti cara dia. Panggil sayanglah, panggil kakaklah. Kau tau kan aku menikah dengannya bukan karena cinta. Geli rasanya dan aku tidak mengerti.” ujar Finn bingung
“Aku tau, tapi apa yang dia minta kau menurutinya tidak? “Tanya Raphael “Iyalah, kalau aku tidak menurutinya, sekali salah saja dia akan menegur aku Raph. Hari itu dia lakukan di depan Ria, mukaku mau disimpan dimana.” ujar Finn Mendengar semua cerita Finn, Raphael langsung tertawa.
“Finn, kau tau tidak? Kau itu orang yang beruntung. Hahh...jika saja aku mendapatkan istri seperti Lariessa, sudah cantik, pintar menjaga suami, pintar masak. Ck.. tapi tidak apa-apa. Jika kau merasa sudah Lelah, dia menyusahkanmu atau sangat mengganggu untukmu, tidak apa-apa Finn. Kau lepaskan saja istrimu itu kepadaku, Emn?” Ujar Raphael dengan ekspresi memelas.
“Raph!” uajr Finn
“Ouhh kau marah?”
“Tidak, aku tidak marah.” Ujar Finn seraya mengipas-ngipas wajahnya dengan sebuah berkas karena kepanasan.
...○...
Victoria terlihat kepanasan disebuah taman tak jauh dari kantor Finn, dan benar saja Finn pun datang menghampirinya dengan terburu-buru.
“Ria?”
“Maafkan aku Ria aku terlambat, tadi aku ada—“ Ujar Finn seraya duduk “Kau ini, Semakin hari semakin berubah semenjak kau menikah. Dulu kau yang selalu menungguku, tapi sekarang kenapa aku yang harus menunggumu?” tanya Ria kesal.
Finn mengerutkan keningnya mencoba mencerna perkataan Ria.
“Tunggu, kenapa kau begitu marah, hah? Kenapa? Seharusnya kau bersyukur aku datang” Ujar Finn yang kesal
Ria langsung menatap Finn dengan marah.
“Kau yang tidak mengerti! Sudah pacarku menikah dengan orang lain, cantik lagi perempuan itu. Rasa syukurku ini sudah habis, kau tau? Sudah kehilangan kesabaran, sampai rasanya mau gila.” Ujar Ria marah.
Finn pun terlihat tersenyum lalu menoleh pada Ria. “ “Kau bilang Lariessa cantik?” tanya Finn seraya tersenyum
Tiba-tiba Ria terdiam menatap Finn dengan ekspresi seperti itu. “Bolehlah, memang sebenarnya dia itu cantik. Itu fakta.” ujar Finn “Hah?” Ria Kembali memanas dan terkekeh kesal
“Kau benar-benar—“gerutu Victoria.
“Please, sayang. Dengar, jika kau tidak cantik aku tidak akan bersamamu selama 8 tahun ini, oke?” bujuk Finn.
“Oke, baiklah” Ujar Ria yang mulai tenang.
Ria membetulkan duduknya dan menghadap pada Finn.
“Tapi malang ya, cantik-cantik tapi sakit.” Ujar Ria seraya tersenyum “Aku sakit, kau sakit. Semua orang di dunia ini pernah sakit.” ujar Finn.
“Tidak, Bukan! Bukan sakit biasa. Maksudku, sakit jiwa, sakit mental. Seperti bicara sendiri. Jika dia baik-baik saja terutama mentalnya, dia tidak akan membiarkan suami dia bertemu dengan Wanita lain. Berkencan, membawanya ke rumah lagi, menurutmu mentalnya baik-baik saja seperti itu?” Ujar Ria
Finn hanya diam dan berfikir mencerna semua perkataan Ria.
“Dan satu lagi, apa kau tidak berfikir, keluarganya yang kaya-raya itu, memberikan putri satu-satunya yang mereka miliki pada lelaki yang sederhana sepertimu? Itu sudah pasti karena dia sakit.” Celoteh Ria.
“Tidak, Ria! Kau bisa menjaga mulutmu? Jangan bicara kurang ajar bisa?.Oke baiklah. Dari mana kau tau jika dia sakit?” Tanya Finn yang menahan amarahnya
“Aku melihatnya, aku tidak berbohong”
“Kau jangan memfitnah istriku macam-macam! “ Ujar Finn
“Ck… kau ini terus saja membela dia. Pergilah pulang, cium dia, peluk dia. PERGI!” Ujar Victoria marah.
Victoria pun beranjak dan meninggalkan Finn seorang diri. “RIAAA!” panggil Finn, namun Victoria menulikan pendengarannya dan tetap pergi.
To Be Countinue...