Gadis Gendut Milik Sang Idola

Yumi sudah kembali ke kost membawa dua bungkus nasi yang ia beli di warteg dekat kost-an.

Selain rasanya enak, harga makanan di warteg itu juga lumayan terjangkau. Meskipun biasanya Yumi hanya bisa membeli nasi bungkus di sana setelah gajian saja. Selebihnya, Yumi memang terbiasa makan mie instan atau membuat sambal yang bisa untuk menemaninya makan nasi selama dua sampai tiga hari.

Yumi memang mendapat uang kiriman dari kedua orangtuanya di kampung sebulan sekali. Namun uang tersebut Yumi pakai untuk keperluan kuliah dan membayar kontrakan saja.

Untuk makan sehari-hari, Yumi benar-benar mengandalkan gajinya dari kerja part time di Rainer's Resto.

Yumi tak sampai hati, jika harus terus meminta uang pada Bapak dan Ibunya di kampung yang hanya mendapat penghasilan dari toko sembako kecil mereka. Belum lagi belakangan ini omset toko yang sedikit menurun karena banyaknya saingan, membuat Yumi akhirnya memutuskan untuk bekerja part time.

Yumi langsung memindahkan nasi yang ia beli ke atas piring, dan hendak memanggil Liam.

Namun saat baru masuk ke kamar, Yumi mendapati Liam yang sudah tidur mendengkur di atas kasurnya.

Ish!

Tadi bilangnya cuma baring-baring.

Kenapa sekarang dia tidur di atas kasur Yumi?

Yumi menghentak-hentakkan kakinya karena sebal. Gadis itu kembali ke ruang depan untuk menyantap makan siangnya. Biar saja punya Liam Yumi simpan. Yumi sedang malas membangunkan tuan model yang menyebalkan itu!

****

Yumi baru selesai mencuci piring bekas makan siangnya, saat tiba-tiba terdengar ketukan dari pintu depan.

Siapa yang bertamu?

Yumi mengintip sebentar dari balik tirai untuk melihat siapa yang datang. Saat melihat Abi yang berdiri di depan pintu kost-nya, segera Yumi membuka pintu.

"Siang, Yum! Aku mengantar pesanan Abang Liam," ucap Abi seraya menunjukkan kresek di tangannya pada Yumi.

Yumi mengintip sekilas isi dari kresek tersebut, dan tersenyum tipis saat mendapati satu dus susu UHT Dancow rasa stroberi di dalam sana.

"Liam yang pesan semua ini?" Tanya Yumi memastikan.

"Iya. Katanya Abang Liam juga habis jatuh dan tidak bisa bangun sekarang. Dimana dia? Apa perlu dibawa ke rumah sakit?" Tanya Abi selanjutnya merasa khawatir

"Dia sedang tidur sekarang. Kamu lihat sendiri, gih!" Jawab Yumi yang segera mempersilahkan Abi untuk masuk.

Yumi juga kembali menutup pintu kost-nya setelah dirinya dan Abi masuk.

"Jatuh dimana? Kenapa sampai diperban begitu tangannya?" Tanya Abi tak mengertii.

"Terpeleset di kamar mandi. Kakinya keseleo juga katanya. Tadi jalannya sedikit pincang gi-"

Yumi belum menyelesaikan kalimatnya, saat terdengar suara pintu yang digedor dari luar.

Ya ampun!

Siapa yang menggedor pintu sekeras itu?

Yumi segera membuka pintu depan saat tiba-tiba seorang gadis yang mungkin seusia dengan Yumi tapi perutnya buncit, langsung merangsek masuk ke dalam dan menyerang Abi.

"Anne?" Ucap Abi yang terlihat terkejut dengan kehadiran gadis bernama Anne tersebut.

Siapa memangnya Anne?

"Brengsek kamu, Bi! Tega kamu berkhianat!" Anne sudah menerjang dan mendorong Abi hingga pemuda itu jatuh terjungkal ke atas lantai.

Tak sampai disitu, Anne juga langsung duduk di atas Abi dan tak berhenti memukul-mukul wajah serta dada Abi dengan membabi-buta.

Abi terlihat kepayahan menangkis serangan dari Anne yang bertubi-tubi dan tak terkendali tersebut.

Terang saja hal itu membuat Yumi heran dan bertanya-tanya ada masalah apa sebenaranya di antara Anne dan Abi

Mereka pacaran?

Atau mereka suami istri?

Yumi berusaha menghentikan tingkah barbar Anne, karena Abi sudah terlihat tak berdaya sekarang.

"Mbak, tolong berhenti memukuli Abi," ucap Yumi yang sepertinya hanya sia-sia dan tidak dipedulikan oleh Anne.

"Anneke Halley! Kenapa kau memukuli suamimu begitu?" Suara dari Liam yang baru keluar dari kamar langsung bisa menghentikan tingkah barbar Anne.

Gadis itu langsung menoleh ke arah Liam dan terlihat terkejut.

"Abang Liam?" Anne terlihat kebingungan.

Tunggu!

Kenapa gadis ini memanggil Liam dengan sebutan Abang?

Apa dia adiknya Liam yang itu artinya dia istrinya Abi?

Kenapa ini sedikit membingungkan?

"Kenapa kau memukuli Abi dan main kuda-kudaan disini?" Tanya Liam sekali lagi mengendikkan dagunya ke arah Anne yang masih duduk diatas Abi yang bentuknya sudah tak karuan karena mendapat serangan kemarahan dari Anne.

Yumi nyaris tergelak dengan pertanyaan Liam pada sang adik.

Bermain kuda-kudaan?

Bisa saja Liam berkelakar.

"Abang Liam ngapain disini?" Bukannya menjawab pertanyaan Liam, Anne malah balik bertanya pada Abangnya tersebut.

"Numpang istirahat karena aku babak belur," jawab Liam santai sebelum kembali masuk ke dalam kamar.

Yumi segera membantu Abi yang sudah tak lagi ditindih oleh Anne untuk bangkit berdiri.

Adik ipar Liam itu langsung duduk bersandar di tembok seraya menarik nafas panjang berulang kali.

Abi memanggil Anne dan meminta istrinya itu untuk duduk di sebelahnya.

Namun baru saja Anne akan duduk, ponsel gadis itu berbunyi dan Anne segera berbicara dengan seseorang di telepon sambil berjaan cepat masuk ke kamar Yumi menyusul Liam.

Tak berselang lama, Anne keluar lagi dari kamar dan Liam yang terlihat terpincang-pincang mengejar sang adik seraya menggerutu. Sepertinya Anne baru saja melaporkan keberadaan Liam pada seseorang di telepon.

"Kenapa harus melapor pada Mom, sih?" Gerutu Liam kesal seraya mendelik ke arah Anne.

"Lah Abang ngapain tinggal di kost-an cewek begini?" Sahut Anne seraya memeletkan lidah ke arah Liam.

Sesaat tatapan Anne dan Yumi bertemu.

"Kamu yang namanya Yumi?" Tanya Anne dengan raut wajah yang terlihat tidak senang.

"I-iya," jawab Yumi sedikit tergagap karena tatapan mengintimidasi dari Anne.

"Yumi itu pacarnya Abang Liam, Ann!" sahut Abi dari sudut ruangan.

"Siapa yang pacaran?" Sanggah Yumi cepat membantah kalimat Abi barusan.

"Jadi kamu pikir, Yumi itu selingkuhannya Abi?" Tanya Liam yang langsung bisa membuat Yumi menarik benang merah dari semua kesalahpahaman ini.

Ya ampun!

Jadi sejak tadi, Anne mengira kalau Yumi adalah selingkuhannya Abi?

Pantas saja gadis itu terus melempar tatapan tidak senang ke arah Yumi.

Konyol sekali!

"Maaf, kalau aku sudah menimbulkan kesalahpahaman diantara kalian. Tapi aku sungguh tidak ada hubungan apa-apa dengan Abi, Anne!" Ucap Yumi bersungguh-sungguh meminta maaf pada Anne.

Adik Liam itu terlihat merengut dan segera duduk di samping Abi.

Abi merangkul Anne dengan mesra dan sedikit memberi penjelasan pada istrinya tersebut.

"Yumi itu pacarnya Abang Liam-"

"Kami nggak pacaran, Abi!" Potong Yumi cepat merasa kesal karena sejak tadi Abi terus menyebut dirinya sebagai pacar dari Liam.

Siapa memangnya yang pacaran?

Sok tahu sekali adik ipar Liam itu!

"Nggak usah malu-malu begitu, Yum! Anne calon adik iparmu. Kenalan gih! Biar nggak dituduh sebagai selingkuhannya Abi lagi," kelakar Liam yang masih berdiri seraya bersandar pada ambang pintu kamar.

Yumi benar-benar harus mendengus sebal mendengar kelakar Liam kali ini. Ingin rasanya Yumi menyumpal mulut Liam dengan bibirnya.

Eh!

Ya ampun otakku!

Kenapa kamu mesum begitu!

Yumi merutuki pikirannya sendiri yang mengkhayal tak karuan.

Wajah Yumi juga sudah terasa panas sekarang. Jangan bilang kalau kedua pioi Yumi sedang merona merah sekarang!

Ya ampun! Memalukan sekali!

"Udahlah! Aku mau mandi dan siap-siap pergi kerja!" Yumi memilih untuk pergi meninggalkan ruangan yang berisi orang-orang aneh tersebut dan berlalu menuju ke halaman belakang.

Yumi baru ingat kalau dirinya harus segera berangkat kerja ke Rainer's Resto.

.

.

.

Jadi ini sambungan dari "Bukan Suami Pilihan" eps 62, ya!

Terima kasih yang sudah mampir.

Dukung othor dengan like dan komen di bab ini.