NovelToon NovelToon
25 ATURAN IBLIS

25 ATURAN IBLIS

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: muhamad aidin

Sarah sang pemeran utama beserta para survivor lainnya telah berada di sebuah dunia tiruan yang nampak aneh. Mereka harus bisa bertahan hidup dengan melewati permainan yang di sebut dengan " 25 aturan iblis ", dimana permainan ini memiliki setiap aturan dan teka teki yang cukup menyulitkan. yang berhasil bertahan hidup sampai akhir, adalah pemenangnya. lalu hadiah yang akan di terima adalah satu permintaan apa saja yang diinginkan...... Mampukah Sarah dan para survivor lainnya keluar dari dunia aneh itu..? lalu bagaimana caranya Alena adik perempuan Sarah yang telah menghilang selama 12 tahun berada di dunia itu....?.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon muhamad aidin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 35 : Cerita seram Hadi

POV : Hadi.

   Malam pertama ketika mereka baru saja memasuki hutan. Situasi yang awalnya berjalan baik tapi menegangkan, seketika kacau ketika semua anak-anak mengalami kesurupan massal. Anak-anak itu berlari ke segala arah sambil berteriak kata-kata mengumpat. Aku dan Dian mencoba mengejar semampuku, hingga kami semua berpisah , karena kabut yang tebal ini.

" Dian menghilang.... ". Gerutuku ketika aku baru saja menyadari bahwa Dian telah menghilang.

     Aku yang berinisiatif untuk kembali ke tempat semula dimana kak Sarah dan yang lainnya berada. Namun anehnya aku tidak dapat menemukan mereka, padahal jika ku pikir, aku tidak terlalu jauh meninggalkan rombongan, ketika aku secara reflek mengejar salah satu anak yang kesurupan. Aku berjalan terus memecah kesunyian kabut. Jalanan yang gelap dengan rindangnya pohon-pohon menambah kesan horor yang benar-benar membuatku sangat ketakutan.

     Kali ini bukan hanya kabut saja yang mulai menemaniku, namun suara tawa melengking dan suara-suara keramaian terdengar jelas di kupingku. Aku berhenti sesaat di tengah jalan setapak, suara-suara itu semakin jelas terdengar walau telah menutup kuping. Tawa melengking jelas terdengar dan terkadang tangisan dan jeritan kemarahan.

" Berhenti....!!!!! Dasar bangsat......!!!! ". Aku berteriak seolah suara-suara itu mulai mengganggu mental dan psikisku. Lama sekali posisi ku berjongkok hingga akhirnya entah apa yang terjadi, suara-suara itu menghilang, dan anehnya tiba-tiba kabut menipis. Cahaya rembulan malam kala itu sangat terang hingga aku dapat melihat jalan setapak di depanku, dan semakin belukar di kanan dan kiri ku.

Aku segera bangkit, lalu melihat sebuah pemandangan aneh di hadapanku. Siluet bayangan seseorang yang sedang berjongkok di dekat pohon besar. Siluet bayangan itu terasa familiar sekali.

" Dian.... ". Benar sekali , sosok itu Dian. Aku tersenyum sumringah ,karena akhirnya dapat menemukan Dian. Aku berteriak memanggil namanya, namun anehnya dia tak menggubris panggilanku. Dia masih berjongkok, sedang melakukan sesuatu entah apa ..? Namun yang kulihat samar, karena pencahayaan sinar bulan yang sedikit tertutup oleh awan.

" Dian, kau sedang apa ...? ". Aku semakin dekat dengan Dian. Hingga akhirnya jarak kami hanya sekitar tiga meter saja.

" Dian ... Kau baik-baik saja kan...? ". Aku terus mengulang ucapanku, dan terus memanggil namanya, hingga akhirnya dia berhenti dari kesibukannya. Sosok Dian itu berdiri, lalu tertawa kecil, sambil menyahut telat panggilanku sejak tadi.

" Kamu terlambat ,Di .... ". Suaranya terdengar serak dan berat.

" Kami kenapa Dian...? Anak-anak.... Kamu menemukan mereka kah...? ". Hadi nampak celingak-celinguk ke sekitaran , bermaksud melihat mungkin saja anak-anak itu berada di sekitar sini.

" Anak-anak itu udah aku kumpulin semua. Seneng banget rasanya liat mereka menggelantung, apalagi pas suara nafas mereka sudah semakin diujung, terus lidah mereka menjulur dan mata mereka memelotot. Terus abis itu suara mereka gak kedengeran lagi.... ". Suara kini berubah seperti orang sedih dan kecewa.

" Kamu ngomong apa sih....? Dian jangan bercanda, kita harus nemuen anak-anak terus cari rombongan kak Sarah... ". Hadi yang masih belum menyadari gelagat aneh Dian masih bersikap santai.

" liat tuh ke atas, sudah aku bilang anak-anak itu udah aku kumpulin. Aku gantung semuanya sampe mati..... Hahahahahhaha ". Dian tertawa kencang sambil berbalik badan.

Hadi sangat terkejut ketika melihat keadaan Dian. Begitu berbarengan sinar bulan yang tadi samar karena tertutup awan kini telah menghilang seutuhnya. tubuhnya bermandikan darah, dengan tatapan mata menyeramkan berwarna hitam dan gigi-gigi runcingnya. Senyum seram menyeringai, dengan sebuah pisau pemotong di tangan kanannya.

" Anjing ....!!!!! Mayat.... ". Sangat jelas sekali, sesosok mayat tergeletak tak jauh dari posisi Dian berdiri. Sangat mengenaskan ,mayat itu terlihat sudah hancur di bagian dada hingga ke perut. Lengan dan kepalanya pun telah termutilasi, dengan organ yang berceceran ke luar. Lalu di mulut Dian seperti ada bekas organ dalam yang menempel di pinggir mulutnya.

" Mau.... ". Dian menunjukkan sesuatu yang ada di tangan kirinya. Organ jantung yang sudah tinggal setengah.

" Dian....Kamu makan organ manusia.... ". Hadi terkejut bukan main, melihat kegilaan Dian. Belum selesai dengan mayat yang sudah tidak utuh lagi, kini Hadi dihadapkan dengan kegilaan Dian memakan organ dalam korbannya.

" Rasanya enak loh.... Nih, aku bagi... ". Dian tersenyum menyeringai.

Hadi yang sudah dalam posisi terduduk berusaha bangkit walau tubuhnya bergetar hebat dan ngeri. Belum selesai dengan pemandangan yang menjijikan itu, dia baru menyadari sesuatu. Ada banyak sepasang kaki yang menggelantung di sekitaran dahan pohon. Hadi menoleh ke atasnya.

" Tidakkkkk.....!!!! ". Hadi berteriak keras. Ekspresi stoknya benar-benar tak tertahankan ketika melihat mayat anak-anak bergelantungan sudah tak bernyawa.

" Sebentar lagi, kami juga bakal gabung sama mereka ". Dian tersenyum menyeringai.

Hadi dengan syok dan ketakutan yang parah, memaksakan diri menggerakkan tubuh yang sudah bergetar hebat. Akhirnya dia mampu berlari dan menjauh dari sana.

.... Crat..... Pisau potong yang di lemparkan Dian berhasil menusuk betis Hadi. Hadi berteriak kencang tak kala pisau yang di lempar oleh Dian berhasil menusuk dalam ke betisnya. Darah segar keluar semakin banyak.

" Mau kemana Di....? Sini,main sama aku yuk.... ".

" Bangsat.....!!!! kamu udah gila Dian..... ". Hadi mencoba bangkit kembali, dia paksakan bergerak walau kakinya terpincang-pincang. Dengan sekuat tenaga dia terus berjalan menjauh, sementara di belakangnya Dian mengikuti Hadi dengan langkah santai seolah sedang mempermainkan korbannya.

Hadi terus berteriak meminta tolong, namun percuma, tidak ada yang mendengar pertolongannya.

" Ayo kita main, Hadi....".

" Pergi ,,menjauh dariku, dasar iblis..... ".

Karena terlalu takut Hadi tidak terlalu memperhatikan jalan, hingga akhirnya Hadi tersandung akar pohon. Tubuhnya terguling ke bawah, lalu ke arah semak-semak. Hadi semakin jauh terguling hingga akhirnya dia jatuh ke jurang yang berada di sisi kiri trek pendakian. Hadi terjatuh ke arah jurang yang dalamnya di perkirakan sekitar delapan meter.

" Udah mati aja, padahal aku masih mau main sama kamu ,Di ". lagi-lagi Dian tersenyum menyeringai.

1
🍧·🍨Kem tình yêu
wah, jalan ceritanya bikin gue deg-degan 😱
LaConstieConsti
Benar-benar merinding dan merasa terobsesi dengan cerita ini, thor! ❤️
muhamad aidin: terima kasih untuk masukannya.... semoga ke depannya bisa terus menulis untuk para pembaca.....
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!