Affair... Tidak suka skip.
"Kita berjanji hanya akan bersenang-senang tanpa ada ikatan. Kau memuaskan hasratku, aku membantumu membalas suamimu yang berkhianat. Saat salah satu dari kita meminta berhenti, kita akan berhenti dan saling melepaskan tanpa beban," Ujar sang Bos dari suaminya, Kendrick Kratos.
"Tentu saja, kau bisa tenang! Aku bukanlah wanita yang akan menangis - nangis pada seorang pria!" jawab Ameera dengan tegas.
-Pria hanya manusia dengan segala nafsunya dan dengan mudah berkhianat, tapi wanita akan menjadi pengkhianat saat dunia impiannya seketika hancur! Notes Ameera.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rere ernie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Akan Membesarkan Anak Meskipun Tanpa Suami.
Di dalam ruang meeting, Rudi sengaja duduk di samping Ameera, dia mendekatkan kursi mereka. "Aku nggak nyangka kamu yang ikut meeting, kemana Bu Wilda?" bisik pria itu.
"Dia menyerahkan semuanya padaku, dia sudah mengetahui tentang latar belakangku," balas Ameera dengan sama berbisik.
"Seperti kata temanmu, Monic. Kamu terlalu pintar hanya untuk menjadi karyawan biasa, hehe..."
"Kepala Divisi Produksi ! Tolong laporan nya!" bentak Kendrick, dia sangat jengah melihat keakraban Ameera dan pria itu.
Tubuh Rudi tersentak kaget, "Baik, Presdir. Begini rencana produksi bulan ini kami akan memperluas ke kota lain, seperti Medan, Jogja, Kalimantan. Kami sedang mempersiapkan berapa kisaran dana yang bisa kami gunakan."
"Hm, kamu tinjau lagi keadaan konsumen di kota-kota itu. Apakah daya beli mereka diatas rata-rata atau hanya ke bawah. Jika hanya ke bawah, sebaiknya keluarkan barang yang bisa mereka jangkau. Cukup, sekarang Kepala Divisi Marketing. Apa kamu adalah Bu Wilda seperti yang tertulis disini?" Kendrick berpura-pura tak mengenal Ameera.
"Bukan Presdir, nama saya Ameera. Saya adalah perwakilan Bu Wilda."
"Hm, bacakan laporanmu."
"Baik, saya akan memulai dengan mengawasi tren apa yang sedang famous juga kebutuhan utama pelanggan. Lalu melalui media sosial, divisi saya akan memasarkan juga kami akan mengawasi vendor-vendor yang tersedia. Itu semua harus ada kerja sama dari semua pihat terkait, kami akan lebih menggaet konsumen dengan cara digital zaman sekarang. Kemudian... hmpp... hmpp.. maaf saya permisi!" Ameera menahan rasa mualnya berlari keluar ruangan meeting.
Cheril membelalak terkejut melihat tingkah Ameera, kepalanya berputar menatap Kendrick.
Kendrick menatap kepergian Ameera dengan cemas, kenapa wajah Ameera berubah pucat?
Rudi ingin menyusul Ameera tapi dia tidak berani karena akan membuat semua orang di ruangan itu berspekulasi.
"Oeekkk..." Ameera memuntahkan makan siangnya, beberapa kali dia mengeluarkan isi dalam perutnya. Kepalanya sedikit pusing, bau menyengat kamar kecil semakin membuatnya ingin muntah.
Dia menatap pantulan wajah pucatnya di cermin, "Tidak bukan? Tidak Ameera, tidak mungkin..." Ameera mulai menghitung sudah berapa hari dia telat menstruasi. 9 hari, kenapa dia sampai tak sadar?
"Ahhh... Ameera..." lirihnya.
Setelah membersihkan dirinya, dia keluar dari toilet menuju ruang meeting kembali. Tapi dia dicegat oleh Kendrick, pria itu menarik lengan Ameera masuk ke dalam ruang meeting yang kini sudah kosong membuat Ameera panik karena mengira semua orang masih berada di dalam.
"Apa yang kamu lakukan? Di dalam-" Ucapan nya seketika terhenti, ternyata di dalam ruangan sudah tidak ada siapa-siapa.
Kendrick meraba kening Ameera, "Kamu sedikit demam, pulanglah lalu periksa ke Dokter."
Ameera menepis tangan Kendrick dari keningnya, "Aku baik-baik saja, jangan khawatir."
"Ingat, pergi ke Dokter." Sekali lagi Kendrick menyuruhnya dengan tatapan mendominasi memerintah.
"Kendrick! Bisa tolong jangan bersikap seperti ini! Kita sudah tidak ada hubungan apapun, kita berdua kini hanya seorang Bos dan karyawan. Kamu jangan terus memperhatikanku, perhatikan saja kakakku! Dia yang sebentar lagi akan menjadi istrimu!" tubuh Ameera seketika goyang setelah berteriak marah, kepalanya terasa semakin berputar.
"Ameera!" dengan tepat Kendrick menangkap tubuh Ameera yang akan terjatuh.
"Lepas... aku baik-baik saja. Biarkan aku kembali ke kantor, aku akan meminta ijin pada kepala divisi."
"Nanti saja ijin-nya, aku akan mengantarmu ke Dokter."
"Kendrick, tolong. Aku sedang tidak ingin berdebat, biarkan aku pergi sendiri."
"Sedang apa kalian?" tanya Cheril pura-pura seraya berjalam masuk ke dalam ruangan.
"Ah, ini laporan ku tertinggal disini kak. Aku pergi..." Ameera berjalan sempoyongan keluar ruangan.
***
Tadi Rudi melihat Kendrick menarik tangan Ameera masuk, dia merasa janggal dengan kedekatan sang Bos dengan Ameera. Dia belum kembali ke ruangan kantornya masih menunggu Ameera, saat melihat wanita itu berjalan dengan pelan dan sempoyongan dia segera berlari menghampirinya, "Ameera, kamu sakit?"
"Iya, Mas. Bisa tolong antar aku ke Dokter, kepalaku sakit dan perutku gak enak banget."
"Ayo pergi."
Di rumah sakit, Rudi menunggu pemeriksaan Ameera selesai di dalam ruangan. Dia dengan sabar duduk diam di bangku luar ruangan.
"Selamat Bu Ameera, Anda sudah hamil 5 minggu. Tapi mohon maaf, karena Anda mempunyai riwayat keguguran sebelumnya kondisi janin Anda sangat rentan. Anda harus benar-benar banyak istirahat, tidak boleh banyak pikiran apalagi sampai stres. Jauhi hal-hal yang memberatkan kondisi fisik dan pikiran Anda. Anda harus bad rest..."
Ameera sudah menduga dia hamil, meskipun kehamilan ini tidak disangka-sangka tapi itu adalah kebahagiaan nya bisa menjadi seorang ibu kembali. Meskipun anak ini adalah anak diluar pernikahan tapi dia akan membesarkan nya meskipun tanpa seorang suami. "Kita berjuang sama-sama ya, sayang. Jangan marah sama Mama nanti, jika kamu tidak mempunyai seorang Ayah. " Ameera mengelus perut ratanya, tersenyum bahagia.