Apa jadinya jika mantan Agen rahasia bertemu Mantan Mafia yang sama-sama menyelematkan anak mereka dari sindikat perdagangan manusia?
Mantan Mafia yang sudah lama menduda langsung terpikat pada pandangan pertama tanpa ia tahu jika wanita tangguh yang ia kagumi adalah mantan agen rahasia yang memilih pensiun dini sejak sang suami wafat.
Mantan agen rahasia yang selama ini hidup lurus-lurus saja menjadi terusik karena di kejar secara ugal-ugalan oleh pria yang tidak ia kenal. Terlebih lagi anak sang pria juga ikut ikutan mengejar dirinya agar ia mau menjadi ibu anak itu.
Akankah mantan agen rahasia itu luluh dengan serangan cinta ayah dan anak itu? Apa lagi sejak kejadian tersebut hidup mereka mulai terusik oleh orang-orang yang haus akan kekuasaan yang mulai membuat mereka terpaksa kembali angkat senjata.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nurhikmah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Membicarakan langkah selanjutnya
Jambi, 8 Desember 2024
Olin memakan sarapannya sambil memasang wajah cemberut. Pasalnya, ia ketiduran dan terbangun saat jam sudah menunjukkan angka sepuluh malam. Ia tidur sangat lama akibat kelelahan meladeni hasrat liar Hades.
Alhasil, ia tidak jadi pulang ke rumah dan menginap di penthouse. Ia semakin kesal saat mengingat kejadian semalam. Karena kelamaan tidur, Olin jadi susah untuk tidur lagi sehingga Hades kembali menggempurnya berulangkali sampai akhirnya ia kembali kelelahan dan tertidur saat jam sudah menunjukkan jam dua pagi.
"Tidak usah cemberut begitu? Anak-anak tidak akan marah karena aku sudah menghubungi orang yang bernama Myla di kontak mu agar tidak usah cemas akan dirimu," tegur Hades sambil menahan diri untuk tidak menerkam Olin kembali.
Wajah merenggut Olin bukan membuat ia kesal tetapi membuat pria matang itu gemes dan ingin menerkamnya saat itu juga. Wajah yang menggemaskan itu sangat sayang untuk di anggurin. Hanya saja demi kelancaran jatah belalai jumbonya, Hades menahan diri dan berusaha membujuk sang pujaan yang tengah merajuk.
"Honey nyebelin! Apakah Honey menelpon Myla langsung?" sungut Olin masih manyun sambil bertanya.
"Tidak, aku hanya bicara melalui pesan. Aku tidak ingin mendengar suara wanita lain selain suara merdu mu yang bermandi keringat di bawah kungkungan ku," jawab Hades sembari mengedipkan matanya menggoda Olin.
"Dasar mesum," gerutu Olin yang masih sebel.
Hades kembali terkekeh dan melanjutkan makannya biar cepat selesai. Olin pun juga demikian, ia segera menghabiskan sarapannya hingga keduanya selesai sarapan secara bersamaan.
"Kapan kita mengatakan hubungan ini pada anak-anak, Baby?" tanya Hades sambil meraih tangan Olin dan membawanya ke ruang santai.
"Tunggu rencana ku selesai," jawab Olin singkat.
"Memangnya apa rencanamu, Baby? Aku tidak mau jika rencanamu membuatmu harus terluka atau semacamnya," tanya Hades sambil memberikan peringatan nya.
"Siapa juga yang mau terluka. Aku hanya ingin mengirimkan mata-mata di kelompok saudaranya Kenji, dan aku sudah meminta bantuan temanku untuk menyusupkan orang-orang terbaik yang ia punya. Aku harus tahu apa yang diinginkan pria itu pada Hiro agar aku bisa antisipasi jika pria itu melakukan hal yang membahayakan Hiro," jawab Olin dengan raut wajah yang tenang.
"Aku setuju, aku selalu mendukung apa yang kau lakukan asalkan kau tidak terluka! Aku juga akan membantumu dengan mencari tahu orang yang waktu itu sempat aku selamatkan saat tangan kanan Takeshi ingin menembaknya," sahut Hades dengan wajah serius.
Deg
"Ada orang lain?" tanya Olin dengan memasang ekspresi bingung di depan Hades.
"Ada, hanya saja dugaanku berkata jika ia bukanlah musuh. Hanya saja kita tidak tahu pasti, bisa saja ia bayaran seseorang yang diminta untuk mengambil Hiro dari pihak Takeshi dengan tujuan yang berbeda. Yang jelas, kita harus tetap waspada dalam setiap hal termasuk orang-orang yang tidak kita kenal," jawab Hades dengan raut muka yang terlihat masih ada keraguan.
"Ada apa? Kenapa mukamu jelek seperti itu?" tanya Olin yang membuat Hades mendelik kesal.
Delik an Hades membuat Olin tertawa renyah dan itu membuat Hades dengan gemes mencubit pipi Olin.
"Aku merasa seperti mengenal orang itu. Bentukan tubuhnya tampak tidak asing, tetapi saat melihat bola matanya yang berwarna merah, aku langsung menyakini ku jika mereka bukan orang yang sama dengan yang aku curigai," jawab Hades dengan mata menerawang ke atas.
Deg
Lagi-lagi jantung Olin berpacu dengan hebat didalam sana mendengar jawaban Hades. Tanpa sepengetahuan Hades tangan kirinya terkepal menahan gejolak hati nya yang entah kenapa timbul rasa takut, cemas secara bersamaan.
"Ya Tuhan, apa yang akan terjadi jika Hades tahu kalau orang itu adalah aku? Bagaimana aku harus menjelaskan semuanya jika suatu saat nanti siapa sesungguhnya aku terbongkar dihadapan Hades? Aku tidak siap di benci dan dipandang dengan tatapan takut dan waspada," jerit batin Olin dengan detak jantung yang semakin menggila.
Hades yang duduk sebelahan dengan Olin membawa tubuh Olin dalam pelukannya. Kepala Olin ia sandarkan pada bahunya dengan kedua tangan memeluk tubuh Olin dengan sangat erat.
"Kapan orang suruhan temanmu menyusup kedalam kelompok Takeshi, Baby?" tanya Hades memainkan jari-jari mungil Olin.
"Entahlah, ia hanya mengatakan jika orang suruhannya sudah masuk dalam kelompok mereka, ia akan memberitahuku lewat email dan setiap apa yang dilakukan orang itu akan terhubung langsung dengan ponselku," jawab Olin sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Bryan beberapa hari lalu.
"Kalau begitu, orang suruhanku akan masuk kesana besok! Semoga saja orang suruhan temanmu itu tidak berkhianat," ucap Hades memberitahu Olin.
"Itu tidak akan terjadi, Honey! Mereka tidak akan berani melakukan itu karena jika berniat sedikit saja, mereka langsung akan mati saat itu juga!" jawab Olin dengan santai.
Hades tertegun mendengar perkataan Olin yang terdengar menakutkan untuk perkataan seorang wanita yang anggun seperti kekasihnya ini. Namun lagi-lagi Hades mengabaikan rasa tersebut karena baginya Olin perempuan yang biasanya.
Tiba-tiba saja ponsel Hades berbunyi dengan nyaring. Karena ponselnya diatas meja, Hades melepaskan sejenak pelukan mereka untuk mengambil ponsel tersebut. Ia kembali duduk di sofa, dan membawa Olin lagi dalam pelukannya sambil menjawab panggilan tersebut.
"Ada apa kau menghubungi ku, Joanna?" tanya Hades dengan nada dingin sambil me loudspeaker suaranya sehingga bisa di dengar Olin.
"Astaga, Bos! Kalau bukan karena hal penting aku juga tidak akan menghubungi mu," celetuk Joanna dari seberang sana dengan nada terdengar kesal.
Olin menautkan alisnya saat mendengar suara wanita yang menghubungi kekasihnya. Ia diam dan mendengarkan pembicaraan mereka tanpa memperlihatkan rasa ingin tahu siapa perempuan itu.
"Katakan dengan cepat apa yang kau inginkan, Joanna!" hardik Hades dengan kencang.
"Ck, Tuan Barata ngotot ingin bertemu dengan anda terkait perpanjangan kontrak kerja sama kita dengan pihak mereka. Tua bangka itu bahkan mengancam akan memutuskan kerja sama mereka dengan kita jika Tuan tidak mau menemuinya. Mentang-mentang bahan baku pihak mereka kualitas premium, tua bangka itu mulai menunjukkan taringnya yang sudah tua," ucap Joanna yang bahkan merutuki rekan bisnis Hades.
"Cih, rupanya mereka mau bermain-main denganku! Joanna, katakan pada tua bangka itu jika aku tidak akan memperpanjang kontrak kerja sama kita. Jangan pikir aku orang bodoh di dunia bisnis! Perusahaan ku tidak akan jatuh bangkrut jika kita tidak memakai bahan baku dari mereka. Kau dan Gerry aku perintahkan untuk mencari supplier bahan baku yang kualitasnya sama dengan milik tua bangka itu dalam tiga bulan ini! Tua bangka itu tidak tahu saja jika dirinyalah yang rugi jika kerjasama ini berakhir. Kau mengerti, Joanna?" tekan Hades dengan nada marah pada sekretaris nya.
Setelah mengatakan hal itu, ia pun mematikan ponselnya secara sepihak.
Olin yang sudah gatal ingin bertanya akhirnya tidak kuasa menahan mulutnya untuk bicara.
"Honey, siapa Joanna itu? Apa itu sekretaris mu? Apa dia cantik?" tanya Olin dengan beruntun sambil memasang raut muka kesal.
Hades terkekeh geli mendengar pertanyaan Olin yang terdengar seperti orang yang cemburu kekasihnya bicara dengan perempuan lain.
"Kau tidak perlu khawatir, Baby. Joanna memang sekretaris ku, dan aku juga tidak doyan sama perempuan jadi-jadian. Kau tidak bisa digantikan oleh perempuan manapun termasuk Joanna," jawab Hades gemes sambil mencuri kecupan dibibir Olin.
"Perempuan jadi-jadian?" beo Olin dengan berpikir keras.
Hades mengangguk kecil dan Olin yang tadinya masih loading langsung menutup mulutnya dengan tangan saking kagetnya mendengar kenyataan siapa itu Joanna.
"Astaga, aku benar-benar tidak percaya!" gumamnya dengan raut muka syok.
Bersambung...