NovelToon NovelToon
Kembar Jenius Milik Bos Arogan

Kembar Jenius Milik Bos Arogan

Status: sedang berlangsung
Genre:Menikah Karena Anak / Anak Kembar / Lari Saat Hamil / Anak Genius / One Night Stand / Hamil di luar nikah
Popularitas:37.2k
Nilai: 5
Nama Author: Ika Dw

Asila Angelica, merutuki kebodohannya setelah berurusan dengan pemuda asing yang ditemuinya malam itu. Siapa sangka, niatnya ingin menolong malah membuatnya terjebak dalam cinta satu malam hingga membuatnya mengandung bayi kembar.

Akankah Asila mencari pemuda itu dan meminta pertanggungjawabannya? Atau sebaliknya, dia putuskan untuk merawat bayinya secara diam-diam tanpa status?

Penasaran dengan kisahnya? Yuk, simak kisahnya hanya tersedia di Noveltoon.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ika Dw, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 30. Salam Paham

"Kalian itu dari mana aja? Belanja dari sore sampai malem gini baru pulang! Bikin orang khawatir aja!"

Asila berkacak pinggang di depan teras rumahnya saat anaknya pulang bersama ayahnya. Dia bahkan mondar mandir tak tenang, sudah berjam-jam anaknya dibawa pergi oleh ayahnya tanpa bisa dihubungi. Ibu manapun tentunya bakalan cemas jika anaknya tidak ada bersamanya.

"Maaf, aku tadi masih ngajak Dylan jalan-jalan sebentar, sekalian beli makanan untuk makan malam. Oh ya, bisa dipanggilin seseorang buat bantuin keluarin barang-barang yang ada di bagasi nggak? Itu tadi penuh, masih ada lagi yang belum datang, udah aku sharelok juga."

Asila mengerutkan keningnya dengan mengikuti Edgar yang tengah membuka bagasi mobilnya. Entah apa saja yang sudah dibeli hingga bagasi mobilnya tak muat. Mungkinkah Dylan sengaja menguras isi dompetnya?

"Memangnya apa saja yang sudah dibeli? Bukannya Dylan cuma menginginkan Playstation saja?"

"Iya emang dia cuma minta Playstation aja, tapi aku beli beberapa mainan untuk mereka. Tadi aku minta seseorang untuk mengantarnya ke sini karena bagasinya nggak muat."

"Ya ampun...., nggak usah terlalu berlebihan gitu. Yaudah tunggu sebentar, aku panggilkan pak Ahmad dulu biar dibantuin."

Dylan kembali ke mobil untuk mengambil snack kesukaannya, dia menunjukkan pada ibunya dan menyerahkan satu kresek jajanan untuk kembarannya.

"Mom, ini jajan buat Sheila."

Tidak lama dari itu Pak Ahmad yang tak lain sopir pribadi Asila datang untuk membantu. Asila dibuat tercengang ketika semua mainan dikeluarkan dari dalam bagasi, belum lagi ada yang masih diperjalanan belum datang.

"Kenapa banyak banget? Mereka udah punya banyak mainan. Kemarin bang Teddy juga beliin mainan," celetuk Asila.

"Ya nggak apa-apa lah, biar mereka puas bermain. Oh ya.., nanti kalau udah pindah rumah kita beli perabotan ya? Rumahnya masih kosong belum terisi apapun."

Rumah yang dibelinya 2 tahun yang lalu masih juga belum memiliki banyak perabotan, bahkan bisa dibilang tidak ada perabotan sama sekali. Dia memang sengaja membeli rumah itu untuk masa depannya bersama keluarga kecilnya. Bahkan rumah itu masih dibilang baru karena jarang sekali ditempati, rencananya setelah menikah baru ia akan tempati bersama keluarga kecilnya.

"Pindah rumah? Memangnya serius kamu mau nikahin Aku?" tanya Asila.

Edgar mendengus. "Kamu pikir aku sedang main-main? Kenapa sih, kamu selalu saja meragukanku? Niatku baik ingin memperbaiki hubungan. Aku ingin bertanggungjawab atas kesalahanku terhadap kalian. Kenapa kamu tidak pernah mempercayaiku?"

Lagi-lagi Edgar dibuat kesal dengan pertanyaan-pertanyaan Asila yang membuatnya tersinggung. Ia tahu Asila belum memiliki perasaan padanya, tapi bukankah perasaan itu bisa tumbuh seiring berjalannya waktu? Ia yakin, jika selalu menghabiskan waktu bersama maka perasaan itu akan tumbuh dengan sendirinya.

"Ya bukannya aku nggak mau nikah sama kamu, tapi menikah itu kan harus dipikirkan seribu kali, soalnya kalau udah nikah sama belum jelas berbeda, maksudnya kalau udah nikah itu lebih fokus pada satu tujuan, tujuannya ya ingin bahagiakan keluarga kecilnya. Kalau udah nikah tentunya tidak ada kebebasan lagi. Memangnya kamu sudah siap?"

"Yang jelas aku sudah siap. Apapun yang sudah menjadi keputusanku tentunya sudah kusiapkan matang-matang. Soal kebebasan ya memang nggak ada lagi kebebasan setelah menikah. Istri harus patuh pada aturan suami, apapun yang tidak diinginkan oleh suami jangan dilanggar, itu kunci dari kebahagiaan orang berumah tangga. Orang berumah tangga kalau tidak diimbangi dengan kepercayaan bakalan hancur, aku nggak mau kayak gitu, jadilah istri yang baik dan nurut sama suami, apalagi kita sudah punya anak. Kalau tidak untuk kita sendiri setidaknya pikirkan juga perasaan anak-anak."

Asila mendengus, dia terbawa perasaan oleh penjelasan Edgar. "Jadi menurutmu aku bukan perempuan yang baik? Kalau menurut pemikiranmu aku bukan perempuan yang baik lebih baik urungkan saja niatmu untuk menikahiku. Di luar sana masih banyak wanita cantik, mungkin mereka lebih baik dari aku. Aku mah apa? Aku hanya orang yang tidak beruntung."

Suasana berubah menjadi tegang. Awalnya berniat untuk bercanda malah terjadi kesalahpahaman. Asila mudah terbawa perasaan, padahal di situ ia hanya memberikan contoh yang mudah untuk dipahami sebagai pasangan.

"Ya ampun sayang, kok jadi salah paham gini sih! Siapa juga yang menganggapmu nggak baik? Aku nggak ada niatan untuk menyinggungmu loh! Aku hanya ingin memberikan pengertian bagaimana tata cara orang berumah tangga agar tercipta hubungan yang sakinah mawadah warahmah. Semua itu dilandasi dengan kepercayaan. Sebagai pasangan kita harus saling percaya."

"Berisik kalian!"

Obrolan mereka didengar oleh anak laki-lakinya. Dylan langsung menegur mereka yang tengah berdebat. Entah apa yang dipermasalahkannya tapi yang jelas sangatlah tidak enak untuk didengar.

"Kalian itu kenapa sih, kalau ketemu berantem mulu!Bukannya tadi aku sudah bilang, jika ingin bersama kami tolong jangan membuat masalah, masih aja berisik!"

"Ya ampun nak, mommy kamu itu yang udah salah paham sama Daddy. Mommy kamu masih ragu dengan kesetiaan Daddy. Dia nggak percaya sama Daddy."

Dengan cepat bocah itu menyahut. "Ya jelas mommy ragu, mommy sudah banyak menderita sendirian, mana mungkin dia bisa sepenuhnya mempercayai ucapan orang lain."

Bocah kecil itu bermulut pedas bak cabe rawit tingkat tinggi, nyelekit dan suka membuat orang emosi, tapi di situ Edgar berusaha untuk tetap sabar agar hubungannya tetap terjaga dengan baik.

"Mom, aku sarankan sebaiknya mommy juga lebih berhati-hati sama dia, tadi di luar ada orang yang berniat untuk merayunya, kalau aku nggak ada di sana mungkin dia sudah terhasut oleh bujukan orang nggak jelas itu!"

"Maksud kamu apa sayang? Siapa yang dihasut?" Asila menautkan alisnya. Dia tak mengerti dengan apa yang dikatakan oleh putranya. Hasutan apa yang dimaksud, apa mungkin Edgar sudah dibohongi oleh orang kepercayaannya? Atau mungkin ada hal lain?

"Dia itu dibujuk temannya, katanya adik perempuannya suka sama dia dan mengharapkan kedatangannya. Aku harap mommy nggak terlalu percaya sama dia. Siapa tahu saja dia cuma pura-pura baik di depan saja. Untung saja tadi aku diam-diam mendengarnya, kalau saja aku tidak bersamanya mungkin dia juga bakalan terhasut oleh bujuk rayunya."

Asila mengedarkan pandangannya. "Apakah benar yang dikatakannya itu? Sebelum memutuskan untuk menikah aku ingin kamu jujur. Aku tidak ingin ada kebohongan diantara kita."

"Itu tidak benar, aku bahkan tidak meresponnya," bantah Edgar. "Jangan terlalu percaya dengan aduan bocah kecil. Dia hanya ngaco!"

Dylan mendelik dengan kedua tangannya bertengger di pinggang. "Siapa juga yang ngaco! Aku nggak pernah ngaco! Aku ngomong apa adanya. Terserah mommy mau percaya atau tidak, yang jelas aku sudah memberitahumu!"

Bocah kecil itu memberingsut pergi dengan berlari masuk rumah menuju kamarnya. Asila dan Edgar terbengong menatap punggungnya yang menghilang di balik pintu.

"Sekarang jelasin sama aku. Siapa orang yang dimaksudnya tadi!"

"Dia itu teman aku, tapi jujur aku tidak meresponnya. Percayalah padaku!"

"Oke, kali ini aku percaya padamu, tapi lihatlah, Dylan begitu kecewa karena kejadian ini. Aku sudah memberimu kesempatan untuk bisa dekat dengan anak-anak. Harusnya kamu bisa menjaga perasaannya, bukan malah membuatnya kecewa!"

"Loh, kok aku disalahin gini sih? Aku cuma jelaskan agar kamu nggak salah paham padaku. Aku nggak ada niatan untuk membuatnya kecewa. Sumpah demi apapun aku nggak ada niatan untuk bermain-main dengan wanita lain, apalagi berniat untuk membohongimu. Aku tulus ingin hidup bersama denganmu, Asila. Tolong beri aku kesempatan untuk memperbaiki semuanya!"

1
Nana Meidian
bagus Edgar. nah gitu dung
buna nisa
masak bocah,,kasar amat thor bahasanya apa lagi guru yg ngomong
tia
Thor anak wakil skolah toni apa roni 🤭😄
Ika Dw: typo kak😭😭
total 1 replies
Nana Meidian
nah gitu dung Edgar yg tgas lindungin anak mu
Nana Meidian
si Edgar harus nya tegas jgn smpai siska gangguin hubungan mu SMA istri mu
tia
Edward sabar ,,dari pada nanti tidur di luar 😄😄
Nana Meidian
ayo Edgar habisi mrka jgn kasih kndor ini wktunya kamu membela mlindungin anak2 mu. braninya mrka nghina anakmu 💪
tia
lanjut thor
kang putra
hlo kak,seru bnget ya
Ika Dw: terimakasih untuk kehadirannya 🤭
total 1 replies
tia
lanjut thor update
Ika Dw: hari ini update satu dulu kak, lagi tumbang😭
total 1 replies
tia
jangan mobil mobilan ,,,mobilx sungguhan langsung di belikan 😄
4U2C
𝘀𝗲𝗺𝘂𝗮 𝘀𝗮𝗹𝗮𝗵 𝘁𝗶𝗮𝗱𝗮 𝘀𝗮𝘁𝘂 𝗽𝘂𝗻 𝗯𝗲𝘁𝘂𝗹,,𝗶𝗻𝗶 𝗰𝗲𝗿𝗶𝘁𝗮𝗻𝘆𝗮 𝗽𝗲𝗿𝗱𝗲𝗯𝗮𝘁𝗮𝗻 𝗸𝗲𝗹𝘂𝗮𝗿𝗴𝗮..🤣
Ika Dw
oke... dilanjut besok ya kak😁
Ika Dw: wkwkwk... mampir beneran,, makasih hadirnya kak🤭
total 2 replies
tia
lanjut thor
tia
belom update thor
Ika Dw
enggak kak, santai aja😁
tia
jangan bilang tamat thor
tia
kenapa gak tes dna
Ika Dw
bobok dulu kak🤣, halunya disambung nanti 😁
tia
jangan digantung thor gk bisa tidur siang
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!