NovelToon NovelToon
"Rediscovering Love: A Tale Of Relationships"

"Rediscovering Love: A Tale Of Relationships"

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / CEO / Selingkuh / Pelakor / Kehidupan di Kantor / Penyesalan Suami
Popularitas:4.3k
Nilai: 5
Nama Author: mibrenebon

"Siapa sangka di balik tirai kehidupan rumah tangga yang tampak sempurna, ada kisah yang tak terduga?

Dalam "Rediscovering Love: A Tale of Relationships" Sebastian Dwiantara dan Luna Aurora adalah pasangan yang tampaknya memiliki segalanya.

Namun, apa yang terjadi ketika hubungan mereka diuji oleh tantangan besar?

Dari pertengkaran yang memanas hingga godaan dari luar, kisah ini memperlihatkan sisi lain dari pernikahan yang penuh lika-liku.

Jadi, siapakah yang akan bertahan, dan bagaimana mereka menghidupkan kembali cinta di antara semua rintangan?

Baca kisah yang penuh emosi ini dan temukan jawabannya!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mibrenebon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Memilih pergi

Dona membawa Luna ke taman, berharap suasana alam dan ketenangan di sana bisa membantu meredakan rasa sakit yang Luna rasakan. Mereka duduk di bangku taman yang teduh, dikelilingi oleh pepohonan hijau dan suara burung yang berkicau. Namun, meskipun suasana di taman itu begitu damai, Luna tetap tak bisa menahan tangisnya. Air matanya mengalir tanpa henti, dan rasa sakit di hatinya seakan tak kunjung reda.

Selama berjam-jam, Dona duduk di samping Luna, memegang tangannya dan memberikan dukungan tanpa kata. Sesekali, Dona mengusap punggung Luna, mencoba menenangkan sahabatnya yang hancur. Akhirnya, setelah sekian lama, tangisan Luna mulai mereda. Dengan suara serak dan mata yang bengkak, Luna akhirnya berbicara.

"Dona, aku tidak bisa terus seperti ini. Aku harus pergi jauh dari Sebastian. Aku butuh waktu dan ruang untuk menyembuhkan diri," kata Luna dengan suara yang masih terdengar putus asa.

Dona mengangguk, memahami keputusan sahabatnya. "Aku mengerti, Luna. Apa yang kamu rencanakan?"

Luna menghela napas panjang, mencoba mengumpulkan kekuatan. "Aku akan ke Bali. Aku akan menetap di sana beberapa waktu. Jauh dari semua ini, dari Sebastian, dan dari semua kenangan yang menyakitkan."

Dona memegang tangan Luna lebih erat, menunjukkan dukungannya. "Aku mendukung keputusanmu, Luna. Jika itu yang kamu butuhkan untuk menyembuhkan diri, maka lakukanlah. Aku akan selalu ada untukmu, apa pun yang terjadi."

Luna tersenyum lemah, merasa sedikit lega karena memiliki sahabat seperti Dona. "Terima kasih, Dona. Aku tidak tahu apa yang akan kulakukan tanpa kamu."

Dona tersenyum kembali, meskipun hatinya juga terasa berat melihat sahabatnya yang begitu terluka. "Kamu akan baik-baik saja, Luna. Bali adalah tempat yang indah dan damai. Aku yakin kamu akan menemukan kedamaian di sana."

Luna mengangguk pelan, merasa sedikit lebih tenang dengan rencananya. Mereka berdua duduk di taman itu selama beberapa saat lagi, menikmati keheningan dan ketenangan alam. Meskipun Luna tahu bahwa perjalanannya untuk menyembuhkan diri akan panjang dan penuh tantangan, dia merasa lebih siap untuk menghadapinya dengan dukungan dari sahabatnya, Dona.

Keesokan harinya, Luna mulai mengemasi barang-barangnya dan mempersiapkan diri untuk perjalanan ke Bali. Dona membantu sahabatnya dengan segala kebutuhan, memastikan Luna merasa siap dan nyaman untuk perjalanan tersebut. Dengan hati yang masih berat, tetapi dengan tekad yang kuat, Luna akhirnya berangkat menuju bandara.

Di bandara, Luna memeluk Dona dengan erat. "Terima kasih untuk semuanya, Dona. Aku akan selalu menghargai apa yang kamu lakukan untukku."

Dona memeluk Luna kembali, merasa emosional. "Jaga dirimu baik-baik di Bali, Luna. Aku akan selalu ada untukmu, hanya satu panggilan telepon saja."

Dengan perasaan campur aduk antara kesedihan dan harapan, Luna akhirnya naik ke pesawat dan terbang menuju Bali. Dia tahu bahwa perjalanan ini adalah langkah pertamanya menuju pemulihan, dan meskipun jalan di depannya masih panjang, Luna merasa sedikit lebih kuat dengan dukungan sahabat sejatinya.

...****************...

Dengan kacamata hitam, Luna menutupi mata sembabnya. Saat dia duduk di kursinya di pesawat, dia merasakan kelegaan yang perlahan-lahan mulai meresap. Dia memasang sabuk pengaman dan bersandar di kursi, mencoba mengatur napas dan menenangkan pikirannya yang masih berkecamuk.

Pesawat mulai lepas landas, dan Luna melihat pemandangan kota yang semakin mengecil dari jendela. Dia berusaha fokus pada masa depan, bukan pada luka di hatinya. Kacamata hitamnya membantu menyembunyikan bekas tangisannya, memberikan sedikit rasa privasi di tengah keramaian pesawat.

Selama perjalanan, Luna mencoba menikmati setiap momen. Dia menonton film di layar di depannya, mendengarkan musik favoritnya, dan sesekali membiarkan pikirannya melayang pada hal-hal yang bisa dia lakukan di Bali. Perlahan-lahan, ketenangan mulai menggantikan kegelisahan di hatinya.

Pramugari datang menawarkan minuman, dan Luna memilih jus jeruk. Dia tersenyum lemah saat menerima minuman itu, merasa sedikit lebih baik dengan perhatian kecil itu. Dia tahu bahwa perjalanan ini adalah awal dari proses penyembuhan yang panjang, tetapi dia bertekad untuk menjalani setiap langkah dengan penuh kesadaran dan harapan.

Saat pesawat mendekati Bali, Luna melihat pemandangan indah pulau itu dari jendela. Laut biru yang luas, pantai berpasir putih, dan pepohonan hijau membuat hatinya sedikit lebih ringan. Dia merasa seolah-olah menemukan tempat pelarian yang sempurna untuk memulihkan diri.

Setelah pesawat mendarat, Luna mengambil bagasinya dan melangkah keluar dari bandara. Udara tropis yang hangat menyambutnya, dan dia menghirup udara segar dengan perasaan lega. Dengan tekad yang baru, Luna naik taksi menuju penginapan yang sudah dia pesan sebelumnya.

Selama perjalanan ke penginapan, Luna menikmati pemandangan Bali yang eksotis. Jalan-jalan yang dipenuhi oleh pepohonan kelapa, toko-toko kecil yang menjual kerajinan tangan, dan suasana yang damai membuat Luna merasa bahwa dia telah membuat keputusan yang tepat.

Sesampainya di penginapan, Luna disambut dengan ramah oleh staf dan dibawa ke kamarnya. Kamar itu sederhana tetapi nyaman, dengan balkon yang menghadap ke taman yang indah. Luna meletakkan tasnya, membuka jendela, dan membiarkan angin laut yang sejuk masuk ke dalam kamar.

Dia duduk di balkon, menatap matahari yang mulai terbenam di cakrawala. Dengan hati yang mulai tenang dan pikiran yang lebih jernih, Luna berjanji pada dirinya sendiri untuk memulai lembaran baru di Bali. Dia tahu bahwa proses penyembuhan tidak akan mudah, tetapi dia siap menghadapi semua itu dengan keberanian dan harapan.

Luna menutup matanya, membiarkan suara ombak yang tenang dan angin yang lembut membawa ketenangan ke dalam hatinya. Di tempat yang baru ini, Luna merasa bahwa dia bisa menemukan kembali kebahagiaan dan kedamaian yang telah lama hilang.

......-SELESAI-......

1
selena d'flonce
rating dulu baru lanjut baca, mangats kak
selena d'flonce
novel sebagus ini sayang banget kaloo sepi😫 kata katanya bagus banget padahal, tertata rapi dan mengikuti pedoman baik, makin sukaa!! sukses selalu thor-nim
selena d'flonce
aaaa proud of you Luna! kamu ga sendiri, ada readers yang setia nemenin kamu!!/Determined/
selena d'flonce
sedih banget jadi Luna, wanita mana yang ga sakit hati digituin sama suaminya?🥹
Suzana Uzis
terlampau ringkas x tau apa kesudahan cerita macam tergantung
nurul hidayati
ceritanya kok gini ya... yang menang kayaknya pelakor ne... pelakor sllu menang hadeehh... nyesek lha
Agus Tina
Thor kenapa nggantung?
CER°: /Sleep/
total 1 replies
Nna_
emg sebastian g blg klo luna istrinya? mrka berdua gda perasaan mau ktmu, serumah lgi? kok bisa slma itu?
CER°: namanya jugaa lagi marahan kak wkwk
total 1 replies
Nna_
Jgn smpe tdk di lnjt novel ini aku udh suka bgt ceritanya bguss!! dpt pljrn dlm berumah tangga sukaa bgt pokoknya/Kiss/
CER°: wahh makasihh yaa. 😍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!