[SEDANG DIREVISI] S2 nya silakan baca—{Menikahi Mantan Dewa Tertinggi} generasi anak Fu Chan Yin.
Dia menjadi istri surga sang Raja Neraka
Sebelumnya, Fu Chan Yin merupakan agen termuda zaman modern. Tiba-tiba berpindah dimensi ke zaman kuno yang membutuhkan energi spiritual untuk bertahan hidup. Sebagai pewaris esensi delapan dewa-dewi, dia menjadi yang disegani di dunia langit. Dan hidupnya telah ditakdirkan menjadi bintang phoenix sang Raja Neraka, Xiu Jichen.
Pria itu masih ras iblis yang dingin, sombong, kuat dan mendominasi. Dia ditakdirkan untuk memegang gadis itu dalam hidupnya, agar tidak ada orang lain yang berani menatap kecantikannya.
Gadis itu pintar, tak terkalahkan, mampu membuat racun, menjinakkan binatang roh dan memasang array spiritual. Bahkan mengontrak binatang roh suci kuno.
Tapi dibalik itu semua, Fu Chan Yin memiliki kelahiran yang misterius. Dan perjalanan ini, akan mengungkapkan semua jati dirinya. Akankah semuanya terjawab?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Risa Jey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Racun Es
SEMENTARA Roh Bunga memilih kembali ke ruang spiritual Pagoda Neraka. Tidak baik baginya untuk menemani majikan jika ada wanita lain di kamar. Penginapan yang mereka tempati cukup besar serta mewah meski letaknya agak terpencil.
Karena Fu Chan Yin terbiasa makan tiga kali sehari, maka ia membuat makanan lagi di kamar. Lebih tepatnya Roh Bunga memasak di ruang spiritual Pagoda Neraka. Setelah matang,dia mengirimnya kepada Fu Chan Yin.
Huang Fu Lin juga ikut menyantap makanan dan keduanya memiliki topik yang hangat. Semuanya tentang ibu kota dan apa yang dia ketahui selama ini mengenai Dunia Atas. Ia hanya berpikir bahwa Fu Chan Yin masih terlalu muda untuk tahu, jadi dengan hati-hati memilih kata yang tepat untuk membicarakannya.
"Jadi, dari mana kamu berasal? Tidakkah orang tuamu mencari?"
Pertanyaan itu membuat Fu Chan Yin terdiam sejenak lalu tersenyum kecil. "Aku juga tidak tahu."
"Apa maksudmu? Kamu tersesat?"
Gadis itu menggeleng. "Tidak, itu bukan tersesat. Hanya saja aku tidak tahu siapa aku sebenarnya. Aku berasal dari tempat yang jauh, jauh dari zaman ini. Bahkan orang tua saja aku tidak tahu."
Terkejut dan merasa bersalah, Huang Fu Lin menatapnya penuh minta maaf. "Aku tidak tahu itu, sungguh minta maaf."
"Tidak masalah. Itu bukan hal besar. Aku sudah terbiasa."
"Itu artinya kamu dibesarkan orang lain?"
"Aku diadopsi sebuah keluarga yang baik sejak masih kecil."
"Kamu tahu di mana orang tua kandungmu?"
Fu Chan Yin menggelengkan kepala. "Tidak. Aku harap mereka masih hidup dan baik-baik saja," Dia tidak bisa mengatakan apa-apa tentang itu.
Setelah makan malam, mereka pun beristirahat karena terlalu lelah.
Ketika tengah malam tiba, Fu Chan Yin membuka matanya yang masih sedikit mengantuk. Ia melihat bahwa Huang Fu Lin tidur nyenyak, terlebih lagi mereka minum anggur setelah makan malam.
Fu Chan Yin segera keluar dari jendela dan mendarat di atap. Sejak ia kembali dari dunia kecil array kuno, efek obat penidur berkurang. Asal tidak terlalu lelah, semuanya baik-baik saja.
Angin malam berembus, membuat suasana sedikit dingin. Ia merasakan sesuatu yang dingin seperti es menyentuh wajahnya. Lalu meleleh. Kemudian dia menengadah, meski malam ini tiba-tiba mendung dan mencekam, kepingan salju turun.
"Awal yang bagus untuk musim dingin."
Ternyata musim dingin telah tiba.
Fu Chan Yin merasa tubuhnya menggigil. Meski memiliki esensi delapan dewa-dewi dan telah mencapai ranah surga pada usia yang sangat muda, kenyataannya, tubuhnya sensitif terhadap dingin salju.
Wajahnya sedikit memerah karena efek anggur. Namun rasa pusing itu hanya sedikit. Dia masih memiliki akal sehat untuk menghirup udara segar. Ini kali pertama baginya keluar dari Hutan Tujuh Pagoda, melihat orang-orang berpakaian kuno dan banyak bangunan sederhana, tapi elegan.
Pakaian mereka ada yang terbuat dari jenis kain katun atau sutra, terlihat mewah. Sebagian rakyat biasa memakai bahan pakaian yang agak kasar, kualitasnya jelas berbeda dan lebih murah.
Menyambut musim dingin, para warga yang menikmati sekitar berseru. Ini awal musim dingin, menyiapkan pakaian hangat dan makanan panas. Desa di perbatasan hutan ini sungguh makmur, tidak terlalu miskin atau kaya.
Awalnya Fu Chan Yin ingin pergi ke pasar malam yang dapat terlihat dari ketinggian penginapan. Melihat tubuhnya yang mulai kedinginan dan lemah, ia mendesah. Whitely telah memperingatinya sejak lama, musim dingin adalah kelemahan tubuhnya.
Kondisi ini telah berlangsung sejak ia masih kecil. Dulu di dunia modern, tubuhnya akan demam dan pucat saat musim dingin tiba. Pengasuh pun akan membawanya ke perapian dan menyuapinya sup gingseng.
Pernah suatu ketika dibawa ke dokter untuk mengetahui penyebabnya, tapi perawatan medis sia-sia. Mereka hanya bisa menggelengkan kepala tanpa daya. Tampaknya, kondisi tubuhnya sangat misterius, seperti racun es. Jika benar dirinya memiliki racun es, maka siapa yang menanamnya?
Racun es sangat langka. Dari zaman kuno, racun es hanya dikembangkan oleh para ahli racun misterius. Obatnya sangat mustahil dibuat. Fu Chan Yin telah mencari informasi tentang racun tersebut di Pagoda Neraka, tapi tidak ada hasil.
Keempat makhluk suci ilahi kuno juga terus mencari informasi tentang ini, hanya saja tidak meyakinkan. Racun es tidak mungkin ada di dunia modern, oleh karena itu Fu Chan Yin hanya menebak satu alasan ... Dirinya bukan dari zaman itu.
Mungkinkah seseorang dari zaman kuno ini pernah memberinya racun?
Salju semakin tebal. Fu Chan Yin tidak memiliki mood untuk terus menikmatinya dan segera pergi. Baru saja melangkah, tubuhnya kaku. Tangan kanannya menyentuh dada kiri. Sentuhan rasa sakit meremas jantungnya, seolah-olah akan meledak kapan saja.
Wajahnya semakin pucat seperti mayat. Mulutnya ingin mengatakan sesuatu, tapi setiap kali mengambil napas, sakitnya semakin menjadi.
"Apa yang terjadi padaku?" gumamnya bingung.
"Blu-bluewy." Ia terlihat lemah. Tubuhnya semakin lemah hingga kehilangan pijakan dan jatuh begitu saja ke samping. Ia tidak memikirkan apa-apa lagi selain rasa sakit di jantungnya.
Di ruang spiritual Pagoda Neraka, Bluewy yang bermeditasi segera membuka matanya dan menghilang dari pandangan. Ia muncul tepat sebelum gadis itu akan jatuh dan langsung membawanya kembali ke kamar.
"Tuan!!" bisiknya panik. Orang di pelukannya sangat dingin.
Kehadirannya tidak disadari oleh Huang Fu Lin yang tidur nyenyak. Jika dia bangun, sosok Bluewy pasti akan langsung dikenalinya. Dengan Fu Chan Yin di pangkuannya, Bluewy mengerutkan kening. Suhu tubuh majikannya semakin dingin dan tanpa sadar embun es muncul di permukaan kulit putih pucatnya.
"Apa ini? Tuan, kenapa kamu begitu dingin?"
Ia tidak menyangka bahwa racun es ini akan sangat mengerikan. Fu Chan Yin mengerang kesakitan dan jantungnya belum berhenti diremas. Seolah-olah diambang Kematian, ia berjuang untuk mengambil napas. Saat ini, pikirannya berkelana. Rasanya jatuh ke dalam jurang yang sangat dingin, terbelunggu es berlapis-lapis.
Bluewy mencoba untuk menyerap semua embun es yang muncul untuk meringankan rasa dingin, namun gagal. Setiap kali ia menyedotnya, racun es akan menyerang dua kali lipat. Sehingga usaha yang satu ini tidak akan berhasil.
"Tuan, apakah kau bisa mendengarku?" tanyanya pelan.
Suhu di ruangan menjadi dingin dan semakin membeku. Huang Fu Lin yang tidur nyenyak pun mengerutkan kening dan mengubah posisi tidur sambil menarik selimut.
Khawatir kehadiran keduanya akan ditemukan, Bluewy segera keluar jendela sambil membopong Fu Chan Yin. Dia mengintruksikan Roh Bunga untuk berjaga-jaga di penginapan, menemani mereka.
"Bagaimana dengan Tuan?" Roh Bunga juga khawatir.
"Jangan khawatir, aku akan mengatasinya. Kamu di sini untuk membuat mereka tidak curiga. Kondisi Tuan sangat rentan!"
Sosok Bluewy menghilang di langit malam. Dia tidak menyadari bahwa sejak masuk kembali ke kamar sambil membawa Fu Chan Yin, sosok jangkung berjubah brokat hitam berdiri di atap penginapan. Ekspresinya sombong dan jahat. Tidak tahu apa yang ada di kedalaman matanya yang memiliki jejak berdarah dingin. Rambutnya tersebar di punggung, tertiup angin malam.
Melihat ke mana sosok biru itu pergi, dia menyunggingkan bibir tipisnya yang menggoda.
"Huh, Kaisar tidak ingin mengejar?"
Suara tua itu terdengar dari langit. Sosok pria tua berjanggut putih turun dan mendarat di sampingnya. Dia adalah orang yang sama saat Fu Chan Yin berada di dunia kecil array kuno.
𝐬𝐞𝐡𝐚𝐭 𝐬𝐞𝐥𝐚𝐥𝐮 😘😘😘😘😘😘