SQUEL "GAIRAH SANG CASANOVA"
Bacaan ringan di bibir, kalau tidak suka boleh diskip!
Aneeq Conda Tanson, pria tampan dengan sejuta pesona yang dapat mengikat para wanita. Namun, sayang dia justru memakai ketampanan yang dia warisi dari ayahnya, hanya untuk mempermainkan mereka.
Baginya masa muda adalah waktu untuk bersenang-senang. Hingga kehidupannya berubah seratus delapan puluh derajat, saat dia bertemu dengan seorang wanita yang melamar menjadi sekretarisnya.
Wanita dengan status janda, dengan lekuk tubuhnya yang mempesona.
Hatinya semakin berdesir, kala melihat seorang anak kecil dengan bola mata biru memanggilnya dengan sebutan "Daddy"
What is Daddy?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ntaamelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MSS 33
Pikiran Jennie semakin bertambah kacau setelah mendengar kabar gugatan cerainya ditolak, dia harus mencari bukti peselingkuhan Michael, dan hal itu pasti tidaklah mudah.
Wajahnya terlihat lesu dengan mata yang sayu, kenapa hidupnya jadi rumit seperti ini? Ditambah lagi dia harus terjerat dengan bos gila seperti Aneeq, dia seperti sedang diuji, dengan cobaan yang tak habis-habis.
"Oh my God, aku harus bagaimana?" gumam Jennie dengan menggenggam ponselnya, dia senantiasa menatap lurus ke depan, mencoba mencari cara, meski otaknya tak dapat diajak bekerja sama.
Semua gerak tubuh penuh keresahan itu jelas di mata Aneeq. Dia senantiasa memperhatikan Jennie yang terlihat kebingungan setelah mendapat telepon dari seseorang.
Dari siapa?
Aneeq ingin bertanya, tetapi niatnya urung begitu Jennie menoleh, menatap dengan sorot yang terlihat tak bergairah. "Tuan, sepertinya nanti siang saya tidak bisa ikut untuk menjemput Ziel. Ada urusan yang harus saya selesaikan, kalau anda memang tidak bisa, biar Elly_"
"Aku akan menjemputnya, tenang saja. Kalau kamu mau pergi, silahkan. Biar aku yang jelaskan pada Ziel nanti," potong Aneeq cepat memberi pengertian, dan hal itu membuat Jennie bernafas dengan lega.
Tanpa sadar wanita itu mengulum senyum manis di depan Aneeq, senyum yang baru pernah pria itu lihat, dan rasanya sungguh berbeda, tiba-tiba ada yang menggelitik di dalam sana.
Ck, apa-apaan kamu, An. Pakai salah tingkah segala!
Seperti sihir yang menghipnotisnya, Aneeq tak bisa melepaskan pandangan matanya dari wajah Jennie. Aneeq baru tersadar begitu Jennie memanggilnya beberapa kali.
"Tuan, terima kasih," ucapnya dan Aneeq langsung mengangguk dengan wajah kikuk. Bahkan demi mengusir kecanggungannya, Aneeq sampai mengusap tengkuk.
Jennie melihat jam di pergelangan tangannya. Sudah masuk waktu makan siang, dia menatap ke arah Aneeq lagi. "Kalau begitu, apa saya boleh pergi sekarang?"
Lagi-lagi Aneeq hanya mengangguk, tak banyak bicara seperti biasanya. Melihat wajah Jennie yang diselimuti kabut gelisah, dia bisa menebak bahwa wanita itu sedang terkena masalah.
Setelah mendapat persetujuan dari Aneeq, Jennie langsung meraih tasnya, dia pamit untuk yang terakhir kali, dan saat itu juga dia benar-benar pergi. Menghilang dari hadapan Aneeq.
Mendapati itu, Aneeq memanggil asistennya. "Ca!"
Dengan sigap Caka langsung mendekat, dan berdiri di samping meja Aneeq.
"Ikuti dia, dan gunakan mobil lain, biar aku yang jemput Ziel. Kalau kamu kehilangan jejak, atau tidak mendapatkan informasi yang akurat, habis gajimu bulan ini!" cetus Aneeq, dan Caka langsung mengerti, pria itu melangkah keluar dari ruangan Aneeq, dan mengejar Jennie.
Sepertinya Jennie dan bocah tampan itu memiliki posisi berbeda di mata Aneeq, Caka bisa melihat itu. Karena selama ini Aneeq tidak pernah sepeduli ini dengan kehidupan seseorang, apalagi hanya seorang sekretaris yang kerap dijadikan mainan pemuas napsunya.
Dan semoga saja tebakannya benar, supaya Aneeq berhenti bermain-main. Sudah setahun dia bekerja, hampir setiap hari disuguhi hal-hal erotiss yang membangkitkan gairah.
Namun, tidak untuk beberapa hari ini, karena sibuk mengejar Jennie, Caka belum pernah lagi melihat tuannya melakukan o*r*a*l sekss dengan para wanita simpanannya.
Setelah kepergian Caka, Aneeq mematung dengan mata yang menatap ke luar jendela, dia begitu penasaran, masalah apalagi yang tengah menimpa pada Jennie. Bukankah wanita itu hanya butuh pekerjaan?
Namun, kenapa sepertinya masalah ini jauh lebih serius.
Tak ingin berpikir terlalu keras, akhirnya Aneeq bangkit dan bersiap untuk menjemput Ziel. Dia tidak ingin membuat calon putranya menunggu terlalu lama hanya karena dia berpikir yang tidak-tidak.
Mobil yang dikendarai oleh Aneeq melandas, tak sampai lama kendaraan roda empat itu sudah tiba di depan sekolah Ziel. Namun, sebelum sempat turun, Aneeq mendapat pesan dari Caka tentang posisi terkini Jennie.
Kening Aneeq langsung mengernyit. "Pengadilan? Untuk apa dia ke pengadilan?"
*
*
*
Jangan lupa pencet-pencet, biar gue nulisnya semangat 😗😗😗