Majikanku Suamiku

Di meja makan...

Rizal dan Nadia menikmati makanan dari bibi ,meskipun itu tak terlalu nikmat bagi Rizal, tapi demi menjaga hati sang istri dia tetap saja memakannya.

''Sayang mas hari ini lembur, jadi pulang agak malam,ucap Rizal ragu.

''Iya mas nggak apa apa.

Perasaan akhir akhor ini mas Rizal sering lembur lagian itu kan kantornya sendiri apa memang harus mas Rizal sendiri yang menanganinya, batin Nadia.

Fikiran Nadia tiba tiba muncul .

Rizal berpamitan dengan Nadia dengan penuh senyum, seperti biasa Rizal selalu mencium kening Nadia Dan perutnya

''Sayang jangan nakal ya, jagain mama jangan bikin mama repot, papa tinggal dulu ya, bisik Rizal pada perut Nadia.

''Mas, nggak mungkin lah baby kita nakal Dia kan anak yang baik seperti papanya. canda Nadia.

Mobil Deny sampai di halaman rumah .

Rizal yang mendengar segera keluar .

''Hati hati ya mas!.

Rizal mengangguk.

Di dalam mobil Rizal dengan serius membicarakan sesuatu pada temannya sekaligus sekretarisnya itu, entah apa yang di katakan Rizal sampai Deny tiba tiba ngerem mendadak.

''Kamu nggak bercanda kan ?

''Aduh, pelan pelan dong, Rizal sedikit marah

''Nggak tau ini cuma kemungkinan dan jangan bilang sama siapa siapa.

''Oke..kalau gitu nanti aku temani untuk cek

Rizal hanya mrngangguk.

Kenapa ini harus terjadi padanya, baru aja sebentar dia merasakan kebahagiaan tapi kenapa seakan cepat terenggut. batin Deny

Kini mobil yang di kemudikan Deny sampai di depan gedung perusahaan Rizal.

Rizal memang baru beberapa bulan memegang perusahaan papanya, tapi dengan kegigihannya dan kerja sama yang baik kini perusahaanya berkembang pesat.

Tak perlu di ragukan kinerja Rizal dan Deny walaupun mereka para pekerja muda tapi kwualitasnya sangat bagus

Itu pun yang yang menarik perhatian perusahaan besar lain untuk ikut bergabung.

Para karyawan pun semakin segan pada bosnya yang semakin populer di kalangan atas, setiap hari banyak presdir dari kantor lain yang datang, seperti bayangan yang tak bisa di pegang itulah Rizal saat ini, selain Sang istri, tak ada yang berani berbicara walaupun sekedar tanya apa lagi bercanda tawa.

Bukan sombong, tapi tak punya kesempatan meladeni hal yang tak penting menurutnya, sering kali terbenak dalam hati Rizal saat ini ingin menjadi orang biasa tapi nasi sudah menjadi bubur, ketenarannya yang terkadang menjadikannya lelah ,seakan juga membosankan, karena tidak leluasa bersama sang istri.

Tapi juga harus berpikir ulang apa bila itu yang menjadikan istri dan keluarganya bahagia kenapa nggak, Rizal harus tetap semangat dengan keadaan nya saat ini.

Di rumah

Mama Widya datang dengan membawa beberapa orang bisa di sebut Dekorator interior untuk persiapan kamar sang cucu nantinya.

Mama Widya memang sangat antusias akan kehadiran sang cucu, mama juga kelihatan paling heboh untuk menyambut calon cucunya, dari persiapan baju, peralatan untuk baby dan kamar sekalipun, mengingat ini cucu pertamanya,

Nadia berjalan lihai menuju pintu karena mendengar ketukan, sedangkan sang bibi bergulat dengan pekerjaan lainnya.

''Mama, kok pagi sekali ada apa?

''Ini lo mama bawa Dekorator untuk menghias kamar calon cucu mama kan kamarnya udah bagus tinggal di dekor aja .

''Ya Allah ma, maaf kami aja nggak kepikiran sampai situ, soalnya mas Rizal akhir akhir ini juga sering lembur jadi nggak punya waktu,

''Jadi ngerepotin mama deh.

''Enggak mama lebih senang kayak gini dari pada di rumah mama kesepian.

''Lagian kamu tu nggak usah ikut repot cukup mama aja, Kamu jaga kandungan kamu supaya tetap sehat sampai dia lahir nanti.

Aku hanya mengangguk dengan kata kata sang mama,

Sedangkan Di kantor Rizal di sibukkan dengan beberapa klien yang bergonta ganti tempat untuk miting, karena dari perusahaan yang berbeda ,Sampai akhirnya kembali ke kantor .

Sampai di ruangannya, Rizal udah nggak kuat untuk menahan capeknya, Rizal langsung merebahkan badannya di kamar ruangannya.

''Den nanti kalau ada yang mau ketemu bilang aja aku sibuk,aku sangat capek hari ini.

Deny langsung memutar badannya setelah mendengar ucapan bosnya.

Sedangakan Rizal langsung terlelap dan berganti kedunia mimpi.

Setelah lama Deny tak melihat bosnya keluar kemudian Deny mengetuk pintu,tapi tak ada sahutan dari dalam Akhirnya Deny langsung masuk tanpa permisi, karena sudah waktu pulang, semua pekerjaan hari ini sudah selesai Niat Rizal untuk membangunkan bos nya.

Deny melihat Rizal masih bergelut dengan mimpinya, Deny masuk kamar Rizal dan menggoyang goyangkan badannya.

''Bos bangun ini udah malam ,

Yang di bangunkan langsung bangun dengan terkejut.

''Astaghfitullahal 'Adzim...Rizal sambil mengusap wajahnya.

''Bos, kenapa apa mimpi buruk?

Rizal mengangguk.

''Bos mimpi itu bunga tidur jadi jangan di ambil hati.

''Tapi ini seakan nyata Den, dan aku nggak mau ini semua terjadi padaku dan Nadia.

'' Bos mimpi apa ceritakan aja biar nggak menjadi beban.

Akhirnya Rizal menceritakan mimpinya kepada Deny.

Dalam mimpinya ternyata, dia akan kehilangan Nadia dan babynya .

Rizal menceritakan se detail mungkin tentang mimpinya.

''Udahlah itu kan hanya mimpi dan semoga mimpi itu nggak akan pernah terjadi, dan sekarang waktunya kita pulang.

Rizal langsung mengikuti sekretarisnya itu untuk pulang, hari memang sudah malam dan semua karyawan kantor sudah pulang, tinggal penjaga malam yang masih di sana.

Di dalam mobil Rizal masih saja menunjukkan raut wajah yang sedih, Deny yang melihatnya pun tak tahan untuk tak bertanya.

''Udah lah jangan tunjukkan wajah sedihmu, nanti kalau Nadia lihat gi mana, apa kamu mau dia ikut sedih.

''Aku nggak bisa ngelupain mimpi tadi Den, itu sangat seperti nyata, dan aku nggak bisa pungkiri lagi tentang keadaanku ini

'' Bos kan masih mengira saja, siapa tau dugaan mu itu salah,

''Ya udah kalau gitu kita mampir ke rumah sakit dulu ya ?ajak Deny

''Nggak ah aku masih belum siap untuk menerima kenyataannya.

''Kalau beneran itu positif apa yang harus aku lakukan, lebih baik aku fokus dengan kehamilan Nadia dulu sampai dia melahirkan.

''Ya udah kalau gitu aku juga nggak memaksa, tapi kamu harus lebih berhati hati menjaga kesehatan supaya Nadia dan yang lain nggak tau

''Iya pak sekretaris, kamu bantu aku ya!canda Rizal

Deny hanya mengangguk.

Meskipun sekarang kamu sudah sukses, tapi aku tau kelemahanmu saat ini dan aku akan pastikan kamu akan selalu bahagia sampai kapan pun mungkin ini belum seberapa untuk membalas kebaikan keluargamu padaku. batin Deny.

Deny yang dari kalangan yatim piatu memang di bantu kuliah nya dan sekarang langsung di beri fasilitas hidupnya baik pekerjaan maupun tempat tinggal dan Deny akan berjanji untuk membalas itu semua.