Aku tidak akan membiarkan, Saudara tiri dan Ibu tiri menginjak-injak harga diriku.
Ikuti kisah Intan, yang berjuang agar harga dirinya tidak injak-injak oleh ibu tirinya dan kakak tirinya. Tidak sampai situ saja, ikuti kisah perjuangan Intan untuk bisa berdiri di kaki nya sendiri hingga dirinya sukses.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pchela, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
03
Akhirnya jam istirahat tiba, Intan dan temannya bisa makan di kantin sekolah ini. Intan juga menaktir kedua temannya itu, karena dia tahu uang jajan temannya juga hanya cukup untuk sekali makan di kantin saja.
“Makasi banyak ya tan. Lo udah jajan in kita, gue kaget harga makanan di kantin ini mahal-mahal juga ya. Padahal di smp kita dulu nggak semahal ini. Yah, walapupun rasanya nggak jauh beda” ucap Vania, dia kaget dengan label harga yang cukup mahal,
“Iya van, gue khawatir ibu gue cuma bisa jajanin gue dua puluh lima ribu doang. Belum lagi di potong beli bensin, kayak ya nggak cukup kalau sampai jam empat sore. Gue nggak kuat nahan laper,” ucap Gea. Gea juga hanya seorang anak petani dan ibunya hanya penjual nasi kuning di desanya.
Intan merasa kasihan dengan temannya. Jika diukur, mungkin keluarga intan lebih kaya dari mereka karena ayahnya bekerja di pabrik dan punya warung kecil. Tapi, ibu tirinya yang jelmaan nenek lampir itu bakalan ngekuasain semuanya, jadi nasib intan sebelas dua belas sama mereka sekarang.
“Yah, gue juga… tapi kita nggak boleh minder guys!! Kita anak desa yang bakalan ngebangain desa! Jadi ayo semangat, berapapun uang jajannya tidak akan mengurangi semangat belajar kita. Semangat!!” Ucap Intan, menyemangati sahabatnya. Vania dan Gea juga ikut menaiki satu tangannya lalu berucap “Semangat!”
Intan tersenyum, kata-kata penyemangat itu membuatnya sedikit lega. Walaupun kata-kata itu tidak akan merubah keadaan kecuali mereka mau merubah nya dengan tindakan mereka.
Sekolah pun dibubarkan jam setengah satu siang. Hari pertama sekolah hanya di isi dengan memperkenalkan lingkungan sekolah dan sosialisasi, jadi tidak terlalu berat dan belum masuk ke penjurusan.
Intan berharap dia masuk ke jurusan IPS, karena minatnya pada ekonomi dan sosiologi. Dan dalam lembar minat kejurusan yang dipilih juga dia hanya melingkari jurusan IPS karena tidak berniat untuk masuk ke IPA.
Kevin kembali mengatar Intan sampai di depan gang rumahnya. Dia menurunkan Intan di sana, atas permintaan Intan sendiri. Sebab dia tidak mau ibu tirinya melihat lalu bergosip yang tidak-tidak tentangnya.
“Makasi ya kev!” Ucap Intan saat turun dari motor gedenya Kevin. “Oke Tan! Gue cabut dulu” ucap Kevin, lalu berlalu pergi meninggalkan Intan. Intan berjalan 200 meter lagi menuju rumahnya.
“Uwahhh…ckckck, anak SMA Ungulan udah dateng nih? Gimana sekolahnya? Udah berasa kayak pembantu belum di situ? Soalnya, yang sekolah di sana kan orang-orang kaya saja! Jadi, orang dekil kayak kamu ya seperti pembantu buat mereka. Nggak pantas tau ngak!” Ucap Maya sambil melipatkan tangannya di depan dada.
“Lalu gimana dengan anak tante? Udah punya teman belum disan? Ups… aku lupa, dia pasti sudah banyak temannya…soalnya selevel.” Ucap Intan, lalu berlalu pergi meninggalkan Maya, yang geram dengan perkataannya.
Intan kembali ke kamarnya, dia menyalakan dirinya sebab berkata seperti itu tadinya. Sama sekali dia tidak bermaksud merendahkan anak-anak yang bersekolah disana. Sebab, bersekolah di manapun akan sukses bila kita bersungguh-sungguh.
Tapi, ucapan tantenya tadi menyakitkan hati Intan. Jadi, dia ikut kelepasan untuk mengatakan hal itu. Dia merebahkan dirinya di atas kasur sebelum dia mendapatkan notifikasi dari Kevin.
{ Intan, kata papa aku! Kamu bisa nggak bantu ngajar di balai desa. Buat mengajar membaca dan menulis bagi para lansia yang buta aksara? Nanti, bakalan di gaji delapan ratus ribu setiap bulannya. Dan kamu cuma ngajar di hari Sabtu sama minggu, oh iya, bisa ajak Vania dan Gea juga, soalnya nanti kata papa sekalian minta buat mengajar les gratis buat anak sd, gimana mau?}
Tulis Kevin dalam pesannya. Intan sontak kaget membaca pesan panjang dari Kevin itu. Dia merasa senang, akhirnya dia mendapatkan uang lagi, dan itu bisa buat jajannya. Dan tidak hanya buat dirinya sendir, Vania dan Gea pun akan mendapatkan penghasilan. Intan begitu sangatlah bersyukur,