NovelToon NovelToon
Pembalasan Atas Penghianatan Mu

Pembalasan Atas Penghianatan Mu

Status: tamat
Genre:Tamat / berondong / Beda Usia
Popularitas:28.9k
Nilai: 5
Nama Author: hermawati

Mengetahui pacarnya berselingkuh, membuat Diandra patah hati, tanpa sengaja malah meniduri keponakan pacarnya.

Karena kejadian itu, sang keponakan memaksa Diandra untuk memutuskan hubungannya, demi kedamaian keluarga, Diandra memilih meninggalkan kota itu bersama sahabatnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hermawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dapur Cental

Tandai typo, atau kata yang kurang pas, nanti aku revisi.

Ada saran atau masukan, terkait penulisan nggak?"

Mood Denis kembali memburuk, ketika orang suruhannya, yang mencari tau tentang Diandra, mengatakan jika, wanita itu telah menikah dan memiliki anak.

Pencarian yang lambat, dan berita buruk yang dia dengar, menjadi alasan utamanya, kemarahannya.Yang jadi imbasnya, jelas para bawahannya.

"Masih, ada satu informasi lagi, yang mungkin penting untuk anda," Kata orang suruhannya, diseberang sana, yang kembali menghubunginya setelah beberapa jam, membuat mood-nya memburuk.

"Apa itu?" tanya Denis, dia berharap ini sesuatu yang bisa meredam amarahnya.

"Nyonya Diandra bekerja di rumah sakit milik anda, Tuan,"

Denis terkejut mendengarnya, "Beliau sudah bekerja lebih dari setengah tahun, sebagai kepala dapur sekaligus ahli gizi," sambung orang dari seberang sana.

Denis menyunggingkan senyumannya, "Akan saya transfer setelah ini," panggilan di akhiri.

Dia jadi teringat, mie instan yang dibuat kepala dapur yang baru, lebih dari sepekan yang lalu.

Saat itu, mood sedang buruk, bagaimana tidak buruk, dia kalah dalam undian, dengan pamannya, yang membuatnya terpaksa bertunangan dengan salah satu dokter IGD.

Dan saat pertunangan Sabtu malam kemarin, wanita yang belasan tahun, menghilang dari jangkauannya, muncul dihari itu, tanpa menemuinya.

Ditambah, orang suruhannya, kesulitan menemukan jejak wanita itu, karena hanya bermodalkan rekaman cctv.

Tapi karena mie instan buatan kepala dapur yang baru, membuat mood-nya hari itu membaik, karena rasa dan tampilannya sesuai dengan seleranya.

Saat itu, dia sempat curiga, bagaimana bisa rasanya sama dengan buatan wanitanya dulu, saat dia mengantarkan pulang atas perintah oma-nya, dan ternyata yang membuatnya adalah orang yang sama.

Sejak kembalinya dia ke negara ini, dia sudah mengerahkan orang suruhannya, untuk mencari kebenaran Diandra, tapi ternyata, wanita itu justru berada satu gedung yang sama.

Apa dia harus menggunakan kuasanya untuk menjerat wanita itu kembali?

Lalu, masalah status, memangnya dia peduli, bahkan saat umurnya masih sangat muda, dan belum punya kuasa, dia dengan percaya diri, menikung pamannya sendiri.

Apalagi sekarang, dia memiliki segalanya, jabatan dan uang yang banyak di beberapa rekeningnya, tentu hal yang mudah untuknya, sekedar merusak rumah tangga wanitanya.

Ada segudang rencana licik, yang sudah ada dipikirannya, lihat saja, dengan ataupun tanpa paksaan, wanita itu akan dia miliki seutuhnya.

Denis meminta Aryan, untuk menghubungi pihak dapur, agar membuatkan mie instan yang sesuai seleranya.

Sambil menunggu, dia memeriksa beberapa berkas, yang ada di mejanya, hingga lima belas menit berlalu, pintu ruangannya diketuk, itu Aryan diikuti oleh staf dapur, yang membawa pesanannya.

Sayangnya bukan wanita yang ditunggunya, tapi Denis berusaha berfikir positif, tentang rasa dari makanan, yang diminta olehnya.

Lagi-lagi dia kecewa, rasanya berbeda, dia menaruh kembali, sendok dan garpu, pada mangkok dihadapannya, lalu menyuruh staf dapur untuk keluar.

Sepeninggal staf dapur, Aryan yang merupakan teman satu SMP dari Denis, menunduk mencoba mie instan dalam mangkuk dihadapan atasannya, "Sama aja rasanya, kenapa sih bos?"

Denis menaikan bahunya, dia mendorong mangkuk itu, pada sahabatnya, "Abisin, sayang kalau dibuang,"

Aryan menurut, dia duduk di kursi tak jauh dari atasannya, dia mulai menikmati makanan yang ada dihadapannya, "Lo kenapa lagi sih? Sensi banget dari pagi, kasihan staf didepan, jadi sasaran mulu," Jika sedang berdua, keduanya berbicara informal.

"Rocky udah berhasil melacak keberadaan Diandra,"

"Ya bagus lah, harusnya Lo seneng, kenapa malah bad mood?"

"Dia udah nikah dan punya anak,"

Aryan tersedak, bukannya menolong sahabatnya, Denis hanya melirik sinis, "Baca doa dulu dong, jadi nggak keselek,"

Aryan beranjak, menuju kulkas, untuk mengambil botol berisi air mineral, lalu kembali ke kursi, setelah meminumnya, hingga setengah.

"Terus apa rencana Lo?" tanyanya, sembari melanjutkan makannya.

"Tikung lah, apa lagi, gila ya, gue nunggu bertahun-tahun, masa iya mau menyerah gitu aja, bukan gaya gue kali,"

"Gue aduin pak ustadz Lo, tikung bini orang, dosa Lo!"

Denis mendengus, "Abis makan, Lo cari tau tentang kepala dapur central, apa aja yang dia lakuin,"

"Tapi bos, serius Lo mau tikung? Terus dokter Dania mau Lo taro mana?"

"Buat Lo, gue kasih gratis, kalau perlu gue sponsori pas Lo nikah,"

"Dih, ogah deh," tolak Aryan mentah-mentah.

Denis berdecak, "Cepetan makannya, abis itu Lo cari tau, gue kasih waktu sejam,"

"Terus masalah mie instan gimana?"

"Gue udah kenyang, lihat Lo makan," Denis beranjak dari kursi, "Gue visit dulu," dia keluar dari ruangan, untuk melakukan pekerjaannya, sebagai seorang dokter.

Wajah dingin itu, berubah seratus delapan puluh derajat, ketika berhadapan dengan pasien, dia menebar senyum ramah, memperlihatkan lesung pipi, yang membuat para wanita, terpesona padanya.

Yang awalnya hanya visit, pada pasien di ruang perawatan, Denis mendadak mendapatkan panggilan, ada pasien gawat darurat, baru masuk di IGD.

Di sana, dia melakukan tindakan cepat, untuk menyelamatkan, pasien yang mengalami serangan jantung.

Dengan didampingi dokter IGD dan beberapa perawat, dia berhasil melakukan tindakan untuk menyelamatkan sang pasien.

Baru saja dirinya beranjak dari IGD, usai mencuci tangannya, Dokter Dania memanggilnya, "Mas, nanti malam ada waktu nggak? Papa mau ajak kamu makan malam,"

"Saya sibuk," jawabnya singkat, lalu beranjak dari sana, tanpa peduli panggilan yang ditujukan padanya.

Entah mengapa langkah kakinya, justru membawanya ke arah dapur central, di lorong, beberapa staf menyapanya, dia hanya berdehem menanggapinya.

Dia berhenti tepat didepan dua pintu, yang tertulis diatasnya Dapur sentral, dan di dekat handel tertulis: Selain Petugas Dilarang Masuk.

Baru saja hendak meraih handel, pintu terbuka dari dalam, dua staf, yang salah satunya, tadi mengantarkan mie instan ke ruangannya.

Denis tau mereka terkejut, bahkan saat menyapanya, ucapan yang terlontar, terbata-bata.

Kedatangannya, sontak membuat keadaan dapur yang tengah sibuk menyiapkan, hidangan untuk makan siang pasien, mendadak terhenti, mereka melihat ke arahnya.

Mungkin ini pertama kali, Presdir rumah sakit, mendatangi dapur central, diluar pemeriksaan saat akreditasi berlangsung.

Tuti sebagai staf paling senior menghampiri, dia menundukkan kepalanya sejenak, lalu menanyakan perihal kedatangannya.

"Saya hanya ingin komplain, kenapa mie instan untuk saya, rasanya tidak seperti terakhir kali, saya meminta?" Denis masih berdiri diambang pintu.

"Tapi itu hasil masakan saya, pak," sahut Tuti, "Bukankah biasanya sesuai dengan selera anda,"

"Tapi saya suka yang terakhir kali saya makan, jadi bisakah saya meminta di masakan sekarang?"

Tuti menatap pada rekan-rekannya, yang tengah sibuk dengan pekerjaannya, menyiapkan hidangan untuk pasien. "Bisa pak, nanti saya sendiri yang akan mengantar," ujarnya.

Denis melangkah maju, "Saya akan menunggu disini,"

Staf dapur yang lain, langsung melebarkan matanya, mereka terkejut bukan main, bagaimana bisa mereka bekerja dibawah tatapan mengintimidasi pemilik rumah sakit.

Dengan terpaksa Tuti mempersilahkan, atasannya untuk masuk, Denis melangkah, menuju para staf yang mulai meletakan piring-piring kecil di masing-masing nampan.

Walau tegang, staf dapur berusaha untuk bertindak profesional, dan ketika sebuah suara seseorang, membuat mereka yang di sana menoleh, secara bersamaan.

"Nur, punya pasien empat satu dua, buahnya minta jeruk, jangan lupa ya," Itu Diandra yang baru saja masuk, lalu dia merasa aneh, ketika pada bawahannya tak berisik, "Kok pada diem, ada apa sih?" tanyanya bingung, dia menatap salah satu rekannya.

Lalu dia mengikuti arah mata yang menunjuk ke arah belakangnya, Diandra menoleh, dan seketika, mata bulatnya mendelik, saat melihat seseorang, yang seminggu ini, dia hindari.

1
Yunerty Blessa
nikah dulu baru buka puasa 🤭
Yunerty Blessa
Denis jangan lepaskan lagi peluang yang ada.... takut kabur lagi Diandra
Yunerty Blessa
kesempatan itu Denis....guna kan baik² sebelum Diandra kabur lagi 😏
Yunerty Blessa
mantap Rainer jangan mau mama tiri 😏
Yunerty Blessa
sabar Denis,, Diandra pasti milik mu kerana Dimas menyerah......
Yunerty Blessa
Diandra ingin kabur lagi 🤦‍♀️... seharusnya kau hadapi bukan melarikan diri
Yunerty Blessa
Denis susah kawal emosi nya
Yunerty Blessa
seram juga bila Denis marah...
Yunerty Blessa
pilihan yang sulit
Yunerty Blessa
kalau Diandra pilih Dimas takut nya Denis membawa Rainer apa tah lagi Denis panas baran
Yunerty Blessa
Dimas terlalu mengharapkan Diandra tapi terhempas oleh fakta yang sebenar nya
Yunerty Blessa
terlalu rumit
Yunerty Blessa
Denis terlalu nekad dengan Diandra... kasian Dimas menanti....
Yunerty Blessa
sungguh kejam nya hati mu Denis...
Yunerty Blessa
Denis ketemu anak nya di usia 16 tahun... gimana Dimas,, apakah dia akan menyerah atau?????
Yunerty Blessa
susah kalau cinta tiga segi 🤦‍♀️
Yunerty Blessa
bagus menghilang kembali biar Denis nikah Dania....
Yunerty Blessa
Denis orang nya pemaksa 😏
Yunerty Blessa
Diandra di lema....
Yunerty Blessa
lebih baik kalian tidak pernah melakukan hubungan dulu.... sekarang tambah rumit.....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!