Jerat Cinta Adik Ipar

"Lho, sayang kamu disini?" Raka mengatakannya setelah mencari Gina di dalam restoran.

"Iya sayang, ayo kita pulang sekarang" ucapnya sambil tersenyum.

"Oke sayang"

Raka sama sekali tidak menanyakan keberadaan Anita karena telah muak dengan segala perlakuannya sedangkan Gina tidak mengatakan apa yang telah terjadi pada mereka.

Keduanya pulang ke rumah bersama, saat itu Gina tampak lebih ceria.

"Sayang, apa ada yang yang menyenangkan?" tanya Raka setelah melirik ke arahnya.

"Tentu saja sayang, sekarang kamu gak usah khawatir" jawabnya dengan ucapan yang rancu.

"Hm.. apa maksudnya sayang?" sambung Raka tak mengerti.

"Intinya sekarang kamu harus fokus saja dengan kita berdua" Gina mengatakannya sambil menatap Raka sambil tersenyum cerah.

"Itu pasti sayang" Raka menjawabnya tanpa tahu maksud dari ucapan Gina.

Tiba-tiba tangan lembut itu meraih lengan atas yang kokoh itu dengan mesranya lalu Gina menyadarkan kepalanya ke pundaknya.

"Sayang... ada apa ini? "

Raka merasakan perasaan yang tak biasa saat istrinya seolah sedang menggodanya.

"Hmph.. aku cuma mau dekat denganmu suamiku" jawabnya dengan suara yang menggoda.

Raka menurunkan satu tangannya lalu menyentuh pipi istrinya dengan lembut dan perlahan.

Dia merasa sangat senang namun dia merasakan dalam tubuhnya yang terasa panas saat tangan istrinya menyentuh lengannya yang kokoh itu.

"Bukankah aku terlalu berfikir ke arah sana terus? padahal istriku hanya ingin dekat denganku" benak Raka.

Wajahnya kini memerah dan terasa menggelitik saat Gina menempelkan pipinya ke lengannya.

Tubuhnya menjadi gemetar dari ujung kepala hingga kakinya hingga dia merasakan perubahan yang terjadi di antara pahanya yang mulai mengeras.

"Hah?!" Gina terkejut hingga terbelalak dan menutup mulutnya dengan tangannya karena menganga.

Sesuatu yang menonjol itu terlihat hampir tak terkendali seolah akan meluap.

"Istriku, kenapa kamu seperti itu" tanya Raka merasa malu.

"Sayang, aku gak bermaksud seperti itu hanya saja aku kaget dengan itu" Gina menunjuk ke arah bawah suaminya.

"Hm.." Raka tak bisa berkata-kata namun malu dengan keadaannya.

Melihat respon istrinya yang terlihat imut bisa membuatnya semakin tak terkendali.

Dia memutar balik mobilnya untuk menuju ke hotel terdekat dari jalan yang mereka lalui.

"Suamiku, kenapa kita putar balik" ucap Gina.

"Sayang, jangan memprovokasi ku" jawab Raka dengan suara berat sambil mengerutkan keningnya.

Panas dalam tubuhnya menjadi semakin meningkat serta rasa ingin menyentuh setiap jengkal tubuh istrinya, tak kuasa di tahan olehnya.

Raka menjadi tak bisa berfikir hal lain selain cara menuntaskan kebutuhannya yang tersulut oleh tingkah menggemaskan dari istrinya.

Mobilnya kini sudah berhenti di depan hotel itu dan dia pun masuk dengan tergesa-gesa.

Dia tidak peduli dengan apapun meski istrinya merasa kebingungan.

"Suamiku" panggilnya tak mengerti.

"Iya istriku" Raka menjawabnya dengan ekspresi yang tak biasa.

Setelah melihat ekspresi itu akhirnya Gina pun tersadar dan mulai memahami maksud dari suaminya.

Dia pun akhirnya hanya mengikuti suaminya yang kini sedang terlihat tidak bisa menahannya lagi.

Mereka akhirnya masuk ke kamar hotel yang mereka pesan secara mendadak dan tak di sangka itu.

Ceklek!

Brak!

Raka menyudutkan istriku ke dinding dengan tangan yang meraih belakang kepalanya lalu mendekatkan bibirnya untuk mencium bibir lembut nan indah itu.

"Cup.. Ah" erangnya saat menarik nafas untuk menciumnya lebih dalam lagi.

Dia melumat bibir istrinya seolah merasakan kehausan yang amat sangat tak tertahankan.

Dia membuka mulutnya lalu memasukkan lidahnya beradu dan menyelinap di setiap celahnya.

"Eum.. sayang" Gina melingkarkan tangannya ke leher suaminya mengikuti setiap gerakan lidah yang terasa lembut dan basah itu.

"Sayang" panggilnya dengan suara yang berat dan terengah-engah melepaskan ciuman itu sesaat lalu menatap wajah istrinya sangat dalam.

Ibu jarinya menyentuh bibir istrinya yang setengah terbuka karena mengatur nafasnya yang tak beraturan setelah mendapatkan ciuman yang agresif.

Tanpa berjeda lama, Raka memberikan ciuman bergairah kembali lalu menurunkan pakaian istrinya hingga terjatuh dengan sendirinya.

Dia menatap ke bawah lalu menurunkan bibirnya, menyentuh dan menciumnya ke leher istrinya.

"Hngh" erang Gina merasakan kegelian yang sangat saat Raka kini membuat tanda di lehernya.

"Ah!" Gina dibuat terkejut hingga mengerang.

Raka menggigit lehernya dengan perlahan hingga membuat sensasi yang tak biasa.

Tubuhnya bergetar hingga kakinya menjadi lemas setiap kali mendapatkan sentuhan lembut dari bibir suaminya yang mencium lehernya.

"Haah.. istriku aku gak bisa menahannya lagi" ucapnya menarik kedua lengan istrinya untuk mendekapnya dalam pelukan hangatnya hingga Gina merasakan sesuatu yang menonjol itu menyentuh miliknya.

"Ah, suamiku"

Hanya dengan mendengar suara istrinya mampu membuatnya semakin menggila.

Dia memberikan ciuman yang intens dengan melumatnya lebih dalam lagi lalu mengarahkan Gina menuju ke ranjang hotel yang besar itu.

Bruk!

Gina terlentang setelah terdorong oleh suaminya yang terlihat sangat menggoda itu.

Dari atas Raka bisa melihat bagian atas tubuh istrinya yang terbuka setelah ia melepasnya.

"Istriku, benar-benar menggoda" gumam Raka sambil melepaskan kemeja panjang yang ia kenakan.

Tubuh yang kokoh dan berotot itu terlihat dengan jelas hingga membuat tangan Gina tak tahan untuk tidak menyentuhnya.

Gina menyentuh dada suaminya dengan jarinya seolah sedang menggodanya.

"Ugh!" Raka tersentak mendapatkan sentuhan dari jari lembut istrinya.

"Sayang berhenti menggodaku" Ucapnya dengan suara yang semakin berat.

Raka menurunkan kepalanya mendekatkan wajahnya agar bisa mencium kembali istrinya.

"Cup..ngh"

Sembari terus mencium, tangannya menyentuh kebawah dan menyusuri setiap lekukan tubuh indah istrinya.

Gina merasa tergelitik namun merasa nikmat saat tangan suaminya menyentuhnya.

"Sayang.. hngh"

Setiap menyentuhnya Raka juga menanggalkan pakaian yang dia pakai serta menyelinap di antara celana yang di pakai istrinya hingga akhirnya terbuka.

Mulailah Raka menyentuh di sana hingga istrinya mengerang dengan hebatnya karena sentuhannya yang sudah lihai itu.

Sentuhan lembut namun berulang membuat ritme yang nikmat saat di rasakan olehnya.

Gina sampai memejamkan matanya dan menggigit bibir bawahnya saat sentuhan itu menjadi lebih intens.

"Ya, di sana suamiku" ungkapnya membenarkan tindakan suaminya yang tepat menyentuh di bagian yang ia sukai.

"Di sini?" kata Raka menekan kembali.

"Hngh.. iya.. ngh" erangnya semakin tak terkendali.

Setelah di rasa cukup menyentuh dengan tangannya, kini Raka beralih dengan memasukkan miliknya ke dalam bagian tubuh istrinya yang sangat basah itu.

"Aahh.." desahnya tersentak hebat.

Raka menggerakkan miliknya maju mundur dengan cepat setelah tak sanggup menahannya lagi.

Tubuhnya semakin memanas, tangannya mendekap punggung suaminya lalu mencengkram nya dengan kuat.

Rasa nikmat kini sangat terasa saat Raka menyentaknya dengan hebat serta gerakan intens yang semakin cepat.

Hingga Gina mengangkat sedikit punggungnya, mendekapnya dengan erat begitupun dengan Raka.

Keduanya merasakan kenikmatan bersama dalam pelukan erat itu hingga keduanya merasa lemas dan berbaring bersama sambil terengah-engah dan tersenyum.