Dikutip dari kisah nyata kehidupan suamiku sebelum bertemu denganku sampai saat ini.
Yanu pemuda berumur 27 tahun yang tak kunjung menikah karena terlalu fokus dengan pekerjaan dan ibu nya.
Pada suatu ketika saat ia sedang berkunjung kerumah teman sebaya nya yang berjarak seratus meter dari rumahnya,tanpa sengaja ia melihat seorang perempuan cantik melintas depan rumah teman nya tersebut. Ia pun menanyakan siapakah perempuan cantik yang baru saja ia lihat kepada teman nya.
Simak terus kisah nya dalam novel karyaku ya...
Terimakasih...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maria Margaretha Riswanda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9
Tiba saatnya untuk Maria pergi ke Bandung. Setelah berpamitan,Maria segera berangkat menuju rumah Yanu. Karena ia akan berangkat ke Bandung bersama Yanu untuk mengawal barang muatan ke pabrik yang memesan. Sesampainya di rumah Yanu,Maria tidak berani mengetuk pintu rumah Yanu. Ia hanya menghubungi Yanu lewat panggilan telepon. Beberapa kali panggilan Maria tidak di jawab oleh Yanu. Dan setelah panggilan ke 15 akhirnya panggilan tersebut terjawab.
"Halo." Ucap Yanu dengan suara serak ciri khas orang bangun tidur.
"Mas aku bukain pintu."
"Kamu dimana Mar ?."
"Aku di depan rumah mu."
"Ngapain ?."
"Lah kamu lupa kalau hari ini kita ke Bandung."
"Astaghfirullah,aku lupa Mar. Ini jam berapa ?."
"Setengah enam pagi."
"Yasudah aku mandi dulu. Kamu tunggu di depan ya."
"Ya mas."
Panggilan pun di tutup. Maria menunggu di teras depan rumah Yanu.
"Ngeri juga ya disini. Gelap,banyak pohon gedhe." Gumam Maria.
Tak lama kemudian Yanu keluar dengan membawa ransel berisi baju.
"Kunci motormu mana ?."
"Ini mas." Jawab Maria sambil menyerahkan kunci motornya ke Yanu.
Yanu mengambil kunci motor tersebut lalu memasukan motor Maria kedalam rumah.
"Kok dimasukin dalam mas ?."
"Ya kan kita naik mobil Mar. Kalau gak dimasukin terus motormu mau di taruh mana ?."
"Hehehehe. Iya juga ya mas."
Yanu tersenyum dan menggeleng kepala melihat tingkah Maria.
"Sudah ayo masukin barang bawaanmu ke mobil. Nanti kita berangkat dari Boyolali ya. Dari tempat pengepul."
"Ya mas."
Yanu dan Maria berangkat ke Boyolali menggunakan mobil milik Yanu.
Sesampainya di tempat pengepul,mereka berdua sudah di tunggu oleh pemilik pengepulan rosok logam tersebut. Di sana juga sudah terparkir truck tronton yang akan di gunakan untuk memuat semua logam yang telah di timbang.
"Wah tumben ini boss kawal barang bawa cewek." Ucap istri pemilik pengepulan
"Oh iya bu kenalkan ini Maria admin,sekretaris sekaligus calon istri saya." Jawab Yanu sembari terkekeh melihat ekspresi Maria yang terkejut dengan jawaban Yanu.
Sontak Maria langsung mencubit perut Yanu.
"Aduh sakit sayang." Yanu menggoda Maria dengan terkekeh karena cubitan Maria.
"So sweet banget sih kalian. Mbak kenalkan saya Rista." Ucap istri pengepul tersebut mengenalkan dirinya kepada Maria.
"Maria. Salam kenal bu,mohon bantuan dan kerjasamanya." Jawab Maria sambil menjabat tangan Rista.
"Sudah ayo masuk,ini anak-anak juga sudah mulai menimbang. Oh iya mbak ini di masukan ke jumbo bag kayak biasanya ?."
"Tidak bu,kiriman ke Bandung tidak pakai jumbo bag. Cuma karung biasa saja. Ini yang di pesan cuma tebelan ya bu. Bebas besi."
"Pasti mbak,barang-barangku bagus semua kok. Sudah di pilah bersih dari besi."
"Soalnya nanti kalau di timbang masih ada yang kotor di kurangi ya bu totalan nya."
"Ya mbak,itu nanti urusan saya sama mas Yanu."
"Sekarang dia bu yang pegang semuanya." Tutur Yanu.
"Loh alih kendali toh sekarang."
"Ya kan sudah saya bilang dia calon istri saya bu. Jadi ya saya suruh belajar kelola semua biar nanti tidak kaget."
"Baguslah kalau gitu."
Maria dengan cepat tanggap soal perhitungan membuat Rista heran.
"Kamu lulusan apa mbak ?."
"Maksudnya bu ?."
"Pendidikanmu dulu."
"Oh saya dulu lulusan teknik sipil bu."
"Pantes cepat sekali nangkep nya. Padahal saya cuma ajarin sebentar sudah bisa."
"Ya kan boss,saya gak salah pilih."
"Iya mas,joss gandos pokoknya."
Maria dan Rista pun melanjutkan pekerjaan nya. Sedangkan Yanu hanya duduk memantau kerjaan Maria.
Setelah semua muatan masuk ke dalam truck,surat jalan pun di serahkan oleh Maria kepada sopir truck. Maria dan Yanu berpamitan kepada Rista dan suaminya untuk berangkat mengawal truck.
Di dalam mobil,Maria terlihat canggung.
"Kenapa Mar kok diam saja ?."
"Aku bingung mau ngomong apa mas."
"Oh iya aku mau tanya dong Mar."
"Apa mas ?."
"Seumpama nih ya,kalau kamu janda atau belum nikah terus aku melamarmu buat jadi istriku kamu mau gak ?."
"Aku bingung mas."
"Kenapa bingung ?."
"Aku nyaman sama kamu,tapi posisiku seperti ini. Aku bingung harus bagaimana. Aku cuma bisa berdoa semoga kalau memang kamu jodohku akan di berikan jalan yang mudah dan semakin di dekatkan. Dan kalau kamu bukan jodohku aku juga doakan kamu semoga kamu mendapat jodoh perempuan yang baik dan mau terima kamu apa adanya. Mau temani kamu dalam kondisi apapun."
"Aamiin... Terimakasih atas doanya Mar. Aku berharap semoga kamu yang jadi jodohku."
Maria tidak menjawab dan hanya tersenyum.
"Kamu ngantuk tidak ? Kalau kamu mengantuk lebih baik kamu tidur saja dulu. Perjalanan kita masih jauh."
"Tidak mas,aku mau temani kamu ngobrol biar tidak mengantuk."
"Aku lupa sampaikan ke kamu Mar."
"Apa mas ?."
"Setelah kerjaan kita di Bandung selesai,kita langsung ke Merak ya."
"Ngapain ?."
"Ada kapal tongkang di lelang,aku mau ikutan lelang. Terus sama sekalian kerumah mbakku. Nanti aku kenalkan kamu sama mbakku."
"Ya mas."
Tanpa sadar Maria pun tertidur pulas.
"Meski tidur yang namanya orang cantik ya tetep cantik. Maria... Maria... Semoga saja kamu jodohku. Duh Gusti,kalau memang dia jodohku dekatkanlah dan lancarkan jalanku untuk menikahinya. Tapi kalau bukan,jauhkanlah dia dariku agar aku tidak merasakan sakit untuk ketiga kalinya." Gumam Yanu.
Tanpa terasa sudah sampai setengah perjalanan. Hari juga sudah mulai gelap. Truck yang mereka kawal mampir ke rest area untuk beristirahat.
"Pak maaf saya izin istirahat makan dan tidur dulu ya. Kalau bapak sama ibu mau makan atau jalan-jalan keliling rest area dulu juga tidak apa-apa." Ucap sopir truck.
"Ya mas istirahat dulu saja. Saya juga ngantuk mau tidur sebentar."
Maria terbangun karena mendengar pembicaraan Yanu dan sopir truck lumayan keras.
"Sudah sampai kah mas ?."
"Belum sayang,ini istirahat di rest area dulu. Kamu lapar gak ? Kalau lapar ayo makan."
"Iya mas,sebenarnya aku lapar dari tadi. Hehehe."
"Kamu mau makan apa ?."
"Apa saja mas yang penting makan,perutku sudah keroncongan dari tadi."
"Kita beli McD aja ya."
"Baiklah."
Yanu dan maria menuju McD.
"Ayo masuk."
"Makanan nya mahal-mahal tidak ya mas. Aku takut uangku tidak cukup untuk membayar."
"Kamu itu udah laper masih sempat-sempatnya mikirin harga. Kan ada aku toh Mar,aku juga gak mungkin biarin kamu bayar sendiri."
"Aku gak enak sama mas juga kalau aku makan dengan harga yang terlalu mahal."
"Dah gak usah di pikirin soal harga,yang penting perut kenyang. Ayo masuk."
"Ya mas."
Mereka berdua pun makan bersama di McD. Setelah selesai makan,Yanu mengajak Maria ke supermarket yang berada di dekat McD untuk membeli makanan ringan dan minuman.
"Ngapain mas kesini ?."
"Nanti di perjalanan apa kamu gak minum ? Orang kamu selalu bawa galon kemana-mana gitu. Aku lihat galonmu sudah habis isinya." Ledek Yanu yang sering melihat Maria membawa botol minum ukuran besar.
"Hehehe... Iya mas. Aku tuh kalau gak minum takut sakit lagi. Dulu aku pernah kena kristal ginjal. Jadinya takut kalau sampai kurang minum."
"Oh... Pantes selalu bawa galon kemana-mana. Ini mau beli berapa air mineralnya ? 3 botol ukuran 1,5 liter cukup ?."
"Cukup mas buat sampai di Bandung. Tapi nanti sebelum berangkat ke Merak kita beli lagi."
"Baiklah kalau begitu. Kamu mau camilan apa ?."
"Apa saja mas. Kalau bisa sama roti juga."
"Yayaya... Aku tau kamu doyan makan juga. Beli roti sobek aja ya. 2 bungkus cukup ?."
"Cukup mas."
"Oke."
Setelah berbelanja dan membayar,Yanu dan Maria kembali ke mobil untuk beristirahat sejenak.
Selang waktu kurang lebih 2 jam lamanya,sopir truck mengetuk kaca mobil Yanu.
"Eh mas ada apa ?." Tanya Yanu terkejut.
"Ini saya mau berangkat lagi pak."
"Oh iya ayo kalau gitu mas."
Mereka pun melanjutkan perjalanan.
Tanpa terasa perjalanan mereka sudah hampir sampai. Maria yang tertidur dari di rest area tadi terbangun dan bingung melihat pemandangan kiri kanan nya.
"Mas hati-hati jurang semua ini."
"Iya Mar,tenang saja. Dah kamu tidur lagi saja."
"Gak bisa tidur lagi mas kalau tau jalan nya model begini."
"Berdoa saja minta perlindungan ke Gusti Allah agar kita selamat sampai tujuan."
"Ya mas."
Maria yang tegang,reflek menggigiti kukunya. Dia mempunyai kebiasaan menggigiti kuku kalau sedang khawatir ataupun bingung. Yanu yang melihat Maria tegang mencoba menenangkan nya.
"Mar."
"Ya mas ?."
"Kamu tau gak ?."
"Nggak."
"Kan belum selesai aku ngomongnya."
"Hehehehe. Yasudah lanjutkan mas."
"Rumah mbak aku yang di Merak dekat dengan pantai loh Mar."
"Oh ya mas ? Bagus dong. Nanti kita bisa mampir ke pantai buat main air."
"Bisa dong,nanti aku ajak kamu naik perahu juga. Kita ke pulau Merak kecil."
"Merak kecil ?."
"Iya,disana banyak wisatawan yang berkunjung. Air pantainya jernih dan bersih. Pasirnya putih. Kamu pasti senang."
"Wah jadi penasaran aku mas."
"Ya semoga saja kamu senang. Karena kalau kamu senang aku juga senang Mar."
Maria hanya tersenyum mendengar penuturan Yanu. Dia dalam bati Maria sedang bergejolak rasa yang selama ini tidak pernah ia rasakan saat dengan suaminya.
"Mas."
"Ya ?."
"Aku belum pernah sebahagia ini."
"Bahagia gimana ?."
"Aku merasa di ratukan."
"Ah biasa saja. Aku tidak meratukanmu kok. Aku belaku sewajarnya ke kamu yang sudah membuatku jatuh cinta. Apapun akan kulakukan asal bisa membuatmu bahagia dan tertawa Mar. Aku gak mau lihat kamu sedih. Karena bagiku kesedihanmu adalah luka buatku."
"Terimakasih mas. Kamu laki-laki yang baik. Kamu pasti dapat jodoh yang baik juga."
"Aku pernah gagal berumah tangga. Aku juga pernah gagal menikah. Aku berharap kali ini aku tidak gagal lagi."
Maria hanya tersenyum tidak menjawab.
Tanpa terasa mereka akhirnya sampai di pabrik pembuatan perkakas dapur yang berada di Raja Mandala Bandung.
Setelah semua muatan truck di turunkan,sopir truck berpamitan untuk pulang. Maria yang di temani oleh admin pabrik menunggu hasil penimbangan dan mencatatnya. Semua pekerjaan selesai,Maria menghampiri Yanu untuk menyerahkan catatan nya. Yanu memeriksa catatan Maria dan memproses pembayaran muatan dengan pemilik pabrik. Setelah semua urusan selesai,mereka langsung berangkat menuju Merak.
Di dalam perjalanan Maria hanya tertidur karena lelah. Perjalanan kurang lebih 5jam dari Bandung menuju ke Merak. Sesampainya di Merak Yanu membangunkan Maria.
"Mar sudah sampai."
"Sampai mana mas ?."
"Rumahnya mbakku."
"Cepet banget mas ?."
"Bukan cepet,tapi kamu yang tidur dari tadi."
"Iya mas aku lelah sekali."
"Yasudah ayo turun,sudah di tunggu sama mbak Dwi. Nanti kamu bisa lanjutin tidur lagi di dalam. Malah enak ada kasur."
"Iya mas."
Mereka berdua masuk kerumah dan disambut ramah oleh mbaknya Yanu. Maria di persilahkan untuk tidur di kamar yang telah di sediakan. Sedangkan Yanu tidur di kamar yang biasa ia gunakan saat menginap di rumah mbaknya tersebut.
Keesokan harinya,Yanu mengajak Maria untuk melihat kapal tongkang yang dilelang.
"Gimana mas ?."
"Kurang sreg aku Mar. Besinya terlalu banyak. Bingung nanti aku buangnya kemana."
"Berarti gak jadi di ambil ?."
"Nggak dulu deh Mar,lain kali aja kalau ada lagi yang besinya sedikit."
"Oke."
"Yasudah ayo kita ke pulau Merak kecil. Dari sini dekat loh."
"Iya kah mas ?."
"Iya,itu pulaunya." Ucap Yanu sambil menunjuk salah satu pulau disana.
"Kalau itu gunung apa mas ?."
"Itu anak krakatau Mar. Dulu sewaktu anak krakatau meletus disini tsunami. Ya gak terlalu besar sih,tapi airnya meluber sampai ke jalan."
"Wih ngeri ya mas."
"Iya Mar. Ini nanti mau langsungan balik atau mau nginap dulu ?."
"Langsung balik aja mas,biar besok pagi sudah sampai Klaten dan kita bisa istirahat. Aku juga kepikiran sama anak-anak mas. Udah seminggu aku tinggal keluar kota."
"Oke."
Setelah puas berjalan-jalan,Yanu dan Maria kembali kerumah mbak Dwi untuk mengambil barang-barang mereka dan berpamitan pulang.
"Mbak aku sama Maria langsung balik Klaten ya."
"Lah kok cepet banget toh le."
"Iya mbak,lusa masih ada kerjaan lagi."
"Yasudah hati-hati ya le nyetirnya,jangan ngebut-ngebut. Kalau capek istirahat."
"Ya mbak."
Yanu dan Maria langsung pulang menuju Klaten setelah berpamitan. Saat dalam perjalanan Maria tiba-tiba menangis saat melihat ponselnya.
"Kenapa Mar ? Kamu nangis ?."
"Ng... Nggak mas."
"Jujur sama aku Mar,kamu kenapa ?."
Yanu membelokan mobilnya ke rest area dan berhenti sejenak.
"Kenapa ?." Ucap Yanu lirih.
"Ini adikku wa mas. Dia bilang kalau bapak mertuaku memulangkan aku ke orang tuaku sepihak melalui pesan singkat."
"Kenapa begitu ?."
"Alasan nya karena aku tidak pulang selama seminggu."
"Kamu sudah izin kan ?."
"Sudah mas. Ini baru saja ada pesan masuk. Aku di usir dari rumah dan tidak boleh membawa barang apapun."
"Besok kamu pulang,kembalikan motornya dan ambil anak-anakmu."
"Ya mas."
Yanu dan Maria melanjutkan perjalanan.
Keesokan harinya,Yanu dan Maria sampai di rumah orang tua Yanu. Setelah berpamitan,Maria langsung pulang kerumah. Sesampainya di rumah,Maria langsung disambut oleh bentakan bapak mertuanya. Pertengkaran di mulai. Maria berusaha mempertahankan kedua anaknya. Akan tetapi Maria hanya berhasil membawa salah satu dari kedua anaknya. Maria pun pergi dari rumah tersebut menuju rumah Yanu. Dia bingung arah tujuan. Di dalam perjalanan Maria menghubungi Yanu.
"Mas,mau antarkan aku pulang ke Surabaya tidak ?."
"Surabaya ? Tempat siapa ?."
"Rumah orang tuaku."
"Terus kerjaanmu ?."
"Aku hanya mau menitipkan anakku."
"Oh oke,kamu kesini ya."
"Aku sudah di depan rumahmu mas."
"Cepat sekali."
"Iya."
Yanu keluar menemui Maria dan langsung menuju Surabaya untuk mengantar Maria dan anaknya.
"Halo anak ganteng,namamu siapa ?."
"Mikha."
"Mikha umur berapa ?."
Mikha tidak menjawab. Mikha waktu itu berumur 1,5 tahun.
"Umur berapa anakmu Mar ?."
"1,5 tahun mas."
"Lah kakaknya kok tidak kamu bawa sekalian ?."
"Kalah cepat aku sama bapak. Dia langsung di bawa ke tempat bulik."
"Kasihan dia."
"Iya mas,mau gimana lagi."
"Udah gak apa-apa. Besok setelah kamu menitipkan anakmu,kamu urus surat perpisahanmu ya. Aku antarkan."
"Ya mas."
Bersambung....
yukk saling support 😊
Contohnya: aku, kamu, dan dia.
Jadi bukan aku,kamu,dan dia.
Semangat kak🫶🫶🫶