Kisah dua anak manusia yang ditemukan karena takdir.
Sekartaji adalah anak ketiga dari empat bersaudara yang semuanya perempuan. Dia adalah satu-satunya yang belum menikah di usianya yang ke 27 sementara kedua kakak dan adiknya sudah punya pasangan masing-masing. Sekar tidak ada keinginan menikah karena baginya pria jaman now red flag semua.
Danapati, seorang pengusaha berusia 34 tahun, belum mau menikah karena menunggu wanita yang membuatnya jatuh cinta.
Bagaimana jika dua orang yang tidak mau menikah tapi dipertemukan oleh takdir?
Disclaimer. Ini bukan cerita rakyat Jawa ya. Hanya cerita komedi unfaedah
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hana Reeves, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kencan Yang Begitulah
Sekartaji menyumpahi Danapati dengan semua kutukan yang dia ingat di anime. Gadis itu cemberut saat masuk ke dalam restauran Korea dan Danapati sudah memilih tempat pojok. Sekartaji pun duduk berhadapan dengan Bossnya yang dengan santai memesan menu dari buku dan langsung memilih paketan.
Sekartaji hanya pasrah saja jika Bossnya sudah punya karep. Gadis itu menunggu sampai Danapati membuka mulut.
"Kamu itu tidak boleh memblokir aku! Aku itu Boss kamu!" ucap Danapati judes ke Sekartaji.
"Selama bapak tidak aneh-aneh, saya juga tidak akan memblokir bapak," jawab Sekartaji kalem.
"Dengar Klenting Kuning, apa kamu tetap tidak mau menikah sama aku?" Danapati menatap lurus ke Sekartaji.
"Pak Danapati terhormat. Bapak itu kenapa sih, macam keburu-buru minta kawin ... Eh salah, minta saya nikah sama bapak? Pak, saya itu tidak ada niatan menikah. Jujur pak, I'm single and I'm happy." Sekartaji membalas tatapan Danapati tanpa ragu.
"Sekar, aku tuh capek dijodohkan oleh Eyang Kakung! Karena rata-rata yang datang itu tipe morotin semua! Aku paling tidak suka dengan cewek model begitu! Baru kencan dua hari, sudah mengira dia bakal jadi istri aku!"
"Lha bapak baru ketemu saya dua hari, main minta kawin ... Eh salah, minta nikah sama saya. Bapak itu macam cewek-cewek itu, tahu!" balas Sekartaji.
Danapati menyipitkan matanya. "Kamu itu ...."
Obrolan mereka terhenti saat pelayan membawakan makanan mereka dan Danapati pun langsung membakar daging serta semuanya. Sekartaji hanya memejamkan matanya karena yang dipesan Danapati adalah paket yang paling mahal.
Kampret memang boss satu ini!
Sekartaji hanya menikmati makannya dengan setengah hati karena dia harus mengeluarkan uang hampir tiga juta untuk makan disini. Bayangkan kalau makan di ndeso food. Dapat berapa ayam goreng, nila goreng, usus goreng, kulit goreng, sop buntut, iga goreng, sambal semaboknya.
Danapati menatap insinyurnya yang makan dengan wajah tidak semangat.
"Kamu kenapa?"
"Kebayang makan disini dengan makan ndeso dapat berapa porsi ayam goreng, iga goreng, sup iga ... Mabok kenyang, pak."
Danapati melongo. Astagaa!
***
Sekartaji mengeluarkan kartu debitnya dan membayar makanan mereka. Danapati merasa Sekartaji tidak ikhlas dan menggoda insinyurnya.
"Kamu nggak ikhlas?" godanya.
Sekartaji tersenyum manis ke arah Danapati usai memasukkan kartu debitnya ke dalam dompet.
"Ikhlas pak ... Ikhlaaassss banget!" jawab Sekartaji dengan gaya dramatis. "Bapak puas kan? Sudah makan ala Oppa Oppa Korea?"
Danapati tertawa kecil. "Sudah kan? Yuk pulang. Kamu dibatasi jam malam."
Sekartaji menyipitkan matanya ke arah Danapati yang sudah berjalan duluan. Ampun deh! Kagak bakalan gue mau nikah sama pria minus manner macam elu!
Gadis itu pun berjalan mengikuti Danapati dan masuk ke dalam Porsche milik Bossnya. Wajah Sekartaji hanya dipasang datar dan Danapati tahu, gadis itu dongkol. Tapi entah kenapa, dia suka melihat wajah Sekartaji manyun. Rambutnya yang pendek dan wajahnya yang cemberut, mirip remaja cowok sedang mutung.
Danapati menjalankan mobilnya dan keluar dari parkiran. Sekartaji memilih tidak berbicara apapun karena dia sedang memikirkan strategi apa yang harus dilakukan agar Bossnya tidak ngejar-ngejar dia demi tidak dijodohkan oleh kakeknya.
Gue kudu ngapain lagi ya biar ilfill? Apa gue godain? Idiiihhhh ... rugi bandar! Bisa-bisa langsung diseret ke KUA gue! Modyar lah! Apa gue cuekin saja ya jadi dia jengkol sendiri?
Sekartaji masih dalam lamunannya dan terkejut saat mereka tiba di sebuahrestauran Indonesia dekat rumahnya. Danapati memarkirkan mobilnya dan menoleh ke Sekartaji.
"Kamu mau makan ayam goreng dan iga bakar?" tawar Danapati.
Sekartaji tersentak. "Lho kok kesini pak?" tanyanya bingung.
"Lha kamu katanya pengen ayam goreng."
"Ya Allah Pak Danareksa! Saya itu sudah kenyang makan tadi. Terus sekarang saya diajak makan kemari? Pak, yang benar saja pak!" omel Sekartaji. "Perut bapak itu apa nggak kenyang sih?"
Danapati melongo. "Kok kamu jadi marah-marah?"
"Bapak tuh ya aneh. Tahu gitu kan kita makan disini tho pak! Ini namanya congok! Rakus!" ucap Sekartaji judes.
"Daripada kamu nanti tidak bisa tidur karena kebayang ayam goreng dan iga bakar, mending makan sekarang. Nggak enak lho tidur tapi kebayang makanan yang belum kesampaian." Danapati tersenyum. "Aku yang bayar."
"Jiaaaaahhhh bapak tuh ya ! Tadi saya bayar hampir tiga juta terus sekarang bapak mau bayar makanan yang belum tentu habis tiga ratus ribu? Njeglek ( jomplang ) pak!"
Danapati tertawa. "Kamu makan nggak?"
"Ya makan lah!" Sekartaji pun keluar dari mobil dan masuk ke dalam restauran. Danapati memegang wajahnya dan tertawa terbahak-bahak.
"Oh ya ampun ... Dewi Sekartaji ya. Yakin deh, kamu bakalan jadi istri aku." Danapati mengambil dompetnya dan membukanya. "Kamu sedang apa sayang? Aku ingin ketemu kamu lagi." Danapati mengelus foto anak perempuan yang berada di dalam dompetnya. Setelahnya, dia pun turun menyusul Sekartaji.
***
Danapati melongo saat melihat Sekartaji makan dengan santainya dengan tangan dan lebih bersemangat daripada di restauran Korea tadi. Gadis itu tanpa tanggung memesan ayam goreng, iga goreng dan sup iga. Sekartaji juga pesan urap dan berbagai macam sambal.
"The ndeso food is much better than the import food ( makanan ndeso lebih baik daripada makanan import )," ucapnya dengan mulut penuh.
Danapati hanya tertawa kecil melihat gadis itu makan banyak.
"Kamu memang harusnya makan banyak, karena terlalu kurus." Danapati memajukan tubuhnya ke Sekartaji.
"Berarti saya tidak masuk kriteria bapak dong!" seringai Sekartaji.
"Kenapa?" Danapati memundurkan tubuhnya dan mengambil gelas berisikan air putih.
"Karena pak Danapati terhormat. Saya itu macam biting ( lidi ), ceking dan dada saya kecil. Gadha bagusnya pak!" jawab Sekartaji membuat Danapati tersedak.
***
Yuhuuuu up malam Yaaaaa
Thank you for reading and support author
don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️