assalamualaikum,
hai jumpa lagi dengan saya vera
novel ini menceritakan perjalanan seorang wanita yang menantikan pendamping hidupnya.
lailatul zahwa seorang wanita karir yang berencana menikah setelah wisuda S2 nya. ia pun pergi ke acara wisuda dengan membawa setumpuk undangan dan dibagikan kepada teman temannya juga beberapa orang dosen.
namun takdir berkata lain, laila harus kehilangan calon suaminya beberapa hari sebelum janur kuning melemgkung. laila terpuruk dan mengurung diri hingga ia mendapat teguran dari perusahaan tempat ia bekerja.
ahirnya dengan berat hati laila melepaskan pekerjaan yang ia dapat sebagai bonus dari predikat comlude sarjana nya. ia dipanggil bekerja dengan posisi yang cukup bergengsi, bukan sebagai karyawan biasa.
ahirnya laila memutuskan menjalankan usaha mama dan menjemput jodoh disana. sudah banyak pernikahan orang yang ia rancang dan laksanakan sehingga menjadi meriah dan meninggalkan kesan bahagia yang bisa di kenang seumur hidup.
dan laila pun berharap ia juga bisa menata pernikahannya sedemikian rupa dengan lelaki yang mencintainya. dan mampu mendampinginya sampai ajal memisahkan mereka
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon vera irmayani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MENJELANG HARI BAHAGIA
saeful,,
[ assalamualailum sayangku, untuk mas kawin yang ku berikan seperangkat alat sholat dan cincin emas sepuluh gram, apa kamu mau menerimanya?]
laila,,
[ waalaikumsalam, iya mas, itu sudah lebih dari cukup, terimakasih ]
membaca pesan itu di pagi hari dapat menghadirkan atmosfer tersendiri bagi laila. terlebih di bumbui dengan panggilan sayang darinya yang membuat dunia laila seakan terhenti dan hanya kata - kata itu yang kini ada di fikirannya.
"mas saeful ternyata dibalik sifat diam dan gugup saat berhadapan denganku ia memiliki sisi yang romantis" gumam laila
"tok tok tok,, laila" terdengar suara pintu diketuk dan memanggil laila
"iya,, adanapa mbak dewi" tanya laila setelah membuka pintu
"ada karyawan kamu tuh dek di depan" ucap dewi
"iya mbak, terimakasih ya" laila lalu membenarkan jilbab nya lalu turun kebawah menemui pegawai EO nya
"assalamualaikum mbak saya datang bawa undangan dan designer gaun mb laila sama keluarga" sapa pegawai EO laila
"waalaikumsalam, mari silahkan masuk, silahkan duduk" sahut laila lalu memperailahkan mereka semua untuk duduk
"maaf mas kalau calon mempelai pria nya ada di pesantren,," perkataan laila terhenti
"trnang saja mbak laila, pak ramdani sudah membicarakan soal itu, saya sudah kirim asisten saya kesana buat fitting baju pengantin dan otang tua pengantin mbak" sahut designer laila
"alhamdulillah, terimakasih ya semuanya sudah di atur jalannya" sahut laila
"tenang saja mbak, mbak laila kan pakai nya jalan tol" sahut pegawai laila
sembari menunggu asisten designer menyiapkan gaun yang akan dicoba, laila membuka salah satu undangan yang sudah siap dibagikan. laila membaca selurih bagian undangan.
"kok lokasinya di hotel?" tanya laila heran
"saya dapat data nya seperti itu mbak, jadi ya itu yang saya serahkan ke percetakan" jawab pegawai EO
"data dari siapa mas?" tanya laila
"dari pak ramdani mbak" jawab pegwai itu lagi
laila berjalan membawa undangan itu ke kamar mama dan menanyakan perihal lokasi acara
"ma ini kenapa lokasi akad dan resepsinya berbeda ya ma?" tanya laila pada mama
"iya tadi papa telfon, papa sudah merubah konsep acaranya, undangan kita banyak sayang, khawatir kalau resepsinya di rumah akan mengganggu pengguna jalan lain" jelas mama sama persis dengan apa yang disampaikan papa pagi tadi
" mbak laila maaf, itu gaun nya sudah siap" ucap asisten designer laila yang sudah berdiri di pintu bersama bi ratmi
"tolong dibawa kesini ya mbak, laila ganti disini" sahut laila lalu asisten designer itu kembali ke ruang tamu mengambil kebaya dan gaun yang akan dikenakan laila. laila mengganti pakaiannya dibantu asisten designer.
"yes perfect sekali kebayanya pas di badan, coba dipakai duduk atau berlutut seperti ini mbak, nyaman atau tidak" designer itu memperagakan posisi yang dimaksud
"sudah pas sekali, sekarang ganti gaun malam nya ya" designer itu memberi perintah lagi
"waaw ammazing, belum di make up saja sudah cantik, cuma lengan nya sedikit longgar ya kita perbaiki lagi" ucap designer saat melihat laila mengenakan gaun dan jilbab berwarna maroon
"kalau beskap dan jas pria nya gimana bunda" tanya laila pada designer
"sudah ada asesten saya yang pergi ke pesantren menemui calon suamimu, sudah nggak perlu khawatir orang yang ku kirim semua laki - laki" jelas designer
"iya bunda iya" sahut laila
"ayo coba jalan kesana mbak laila" designer itu memberi perintah
laila berjalan keluar kamar dan berputar kembali ke kamar
"gaun nya berat bun" ucap laila
"namanya gaun pengantin memang lumayan, nanti ini jilbab nya seperti inj agar tetap syar'i tapi terlihat elegan" jelas designer
"iya bun" sahut laila mengangguk -
anggukan kepalanya
"sudah ayo kita minum teh dulu" ajak mama yang sudah selesai fitting kebaya sedari tadi
mereka semua menikmati teh melati dan kue yang di siapkan bi ratmi di ruang tengah.
"itu souvenirnya ya mbak" tanya pegawai EO
"iya, tapi saya juga nggak tahu apa isinya, itu semua kerjaan mama mas" sahut laila
"mas ini undangannya sydah semua kan ya" tanya laila
"syfah mbak sudah, sudah di kelompokkan sesuai data yang mbak laila kasih juga dan undangan video nya sudah di kirim ke email mbak laila" sahut pegawai EO
"terimakasih ya mas"
"sama sama mbak, saya pamit dulu ya mbak masih banyak pekerjaan" pamit pegawai EO
"iya bunda dan para asisten juga pamit ya laila ibu" pamit designer
laila dan mama mengantarkan mereka sampai ke teras rumah. setelah para tamu itu pulang, laila memeriksa nama nama yang akan dikirimi undangan. ia khawatir ada yang terlewatkan. laila mengundang semua teman - yang masih bisa di hubungi baik di antar ke rumahnya langsung atau melalui sosmed. ia juga tak lupa mengundang keluarga almarhum manager yang sudah menganggap laila sebagai anak sendiri.
setelah puas memeriksa semua undangan, laila kembali ke kamar dan mengambil ponsel yang sejak tadi di lupakannya. ternyata saat laila membuka ponselnya ada satu pesan dari calon suami yang di rindukannya.
saeful,,
[ assalamualaikum sayang, mas kedatangan tamu, mereka suruh mas coba pakaian yang akan dipakai mas ibu dan bapak di acara akad dan resepsi ]
[ tadi juga ada pegawai laila yang antar undangan ]
pesan itu dikirim sekitar dua jam yang lalu. namun laila baru membukanya.
laila,,
[ iya mas, laila juga kedatangan tamu tamu designer dan undangan ]
[ mas rasanya laila bahagia, tapi deg degan juga, cemas juga ada, campur aduk rasanya ]
saeful,,
[kalau yang mas rasa saat ini benar - benar bahagia dan nggak sabar nunggu hari itu tiba ]
"aduh kok semakin deg dekan ya baca chat nya" batin laila
sore hari saat papa, kak tio dan mbak dewi pulang dari kerja, suasana rumah semakin ramai. mereka semua berkumpul di halaman belakang rumah memperhatikan zidan berenang dan kakek yang sedang joging ringan. hingga menjelang maghrib mereka masuk kedalam rumah.