NovelToon NovelToon
Membalas Sakit Hati Ibu

Membalas Sakit Hati Ibu

Status: tamat
Genre:Tamat / Cerai / Keluarga / Suami Tak Berguna
Popularitas:907.7k
Nilai: 4.8
Nama Author: Kim Yuna

Sinta tidak tahan lagi dengan perlakuan tidak baik dan semena-mena oleh Ayah dan keluarganya, terlebih mereka selalu menghina Ibunya.

Sinta yang awalnya diam saja, sekarang tidak lagi. Dia akan membalas sakit hati Ibu nya kepada orang-orang yang sudah menolehkan luka di hati Ibu.

Apa yang akan Sinta lakukan untuk membalaskan luka sakit hati sang Ibu?.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kim Yuna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 35 Bagas Yang Pengecut

"Aku Sinta, Mbak. Tapi beneran nih Mba Indah ngga kenapa-napa?."

"Mbak gak papa kok Dek, Makasih yah."

"Iyah sama-sama Mbak. Mbak perawat yah?." tanya Sinta.

"Kok tau sih?."

"Tuh!." tunjuk Sinta pada baju yang di kenakan Indah.

"Iyah Dek, Mba mahasiswi yang lagi magang di rumah sakit Kasih Sayang, eh ngomong-ngomong kamu baru pulang sekolah yah? sekolah di mana Dek?." tanya perawat cantik yang bernama Indah itu.

"Aku sekolah di SMA Purna Asih. Itu deket lo sama rumah sakit tempat Mba Indah magang. Mba Indah sekarang pulang nya ke arah mana?." ujar Sinta

"Ya ampun serius kamu sekolah di situ? deket banget dong sama tempat magang Mba, Hhmmm Mba pulangnya ke arah sana Sinta!." balas Indah menunjuk arah rumah kontrakannya.

"Kapan-kapan aku main ke sana deh, kebetulan saudara sepupuku juga ada yang lagi sakit dan rawat inap di rumah sana soalnya Mba, pas banget kalau gitu. Mba pulangnya aku anter aja ya! kita searah banget soalnya, bahkan sebelum menuju rumahku, aku setiap hari ngelewatin daerah rumah mbak dulu! tapi bentar mba, aku mau bayar seblak pesananku dulu ke Ibu itu," ucap Sinta.

"Nggak usah Sinta, mba pesen ojek online aja, nanti malah mba merepotkan kamu lagi. Sebagai ucapan terima kasih, pesanan seblak kamu biar mba yang bayar, udah nggak usah nolak. Itung-itung ucapan terima kasih dari mba karena udah nolongin mba." sahut Indah menolak tawaran Sinta dan mengucapkan terima kasih pada Sinta atas pertolongannya tadi, entah bagaimana jika tidak ada Sinta. Mungkin uang dan harta berharga jerih payah nya selama ini ludes di bawa rampok.

"Oh yah? siapa nama sepupu kamu itu?."

"Namanya Farhan, Mba." jawab Sinta sembari berjalan ke arah Ibu jualan seblak dengan Indah di sampingnya.

"Bu, maaf seblak aku udah jadi belum yah? jadi berapa?."

"Belum Neng, ini mau Ibu baru mau masakin. Soalnya ngantri. Sekarang yang punya Neng mau Ibu buatin kok. Tunggu sebentar yah. Mau makan di sini atau di bungkus Neng?." sahut Ibu penjual seblak.

"Oh Iyah gak papa Bu, di bungkus aja bu." balas Sinta.

"Aku juga mau yah Bu 1, di samain aja sama kayak adek ini. Ini uangnya dulu nanti kembaliannya buat adek pemberani itu aja." bisik Indah menghampiri Ibu penjual seblak dengan suara kecil, dengan maksud supaya Sinta tidak dengar.

Namun sekecil apapun suara itu, Sinta masih bisa mendengar nya dengan suara begitu jelas, karena memang sedari kecil, Sinta memiliki pendengaran yang sangat sensitif.

"Sampai mana tadi ngobrolnya, Sin?. Oh yah Farhan ya? Farhan yang pasien anak SMP kecelakaan itu yah kalau nggak salah?."

"Iyah betul mba Farhan yang kecelakaan, kok mbak tahu sih?." tanya Sinta.

"Tahu dong! soalnya pas Farhan di bawa ke rumah sakit hari itu, hari itu juga mba kebagian jaga soalnya Sin," jawab Indah.

Tak terasa pesanan mereka sudah jadi. Sinta pun menawari Indah tumpang sebagai ganti karena Indah sudah membayar seblak pesanannya.

"Loh kamu tahu sih mbak bayarin seblak kamu? perasaan mbak ngomong nya pelan banget ke Ibu penjual seblak itu. Emangnya kamu bisa denger?." Sahut Indah sedikit kaget.

"Tahu dong mbak! telingaku kan tajam." pungkas Sinta.

"Sudah, ayo mbak naik!." Ajak Sinta pada Indah.

Indah pun akhirnya menuruti permintaan Sinta untuk pulang bersama walaupun dengan sedikit perdebatan. Di Sepanjang perjalanan mereka pun mengobrol dan membicarakan banyak hal.

Akhirnya mereka sampai di gang samping rumah hijau yang paling besar, Indah turun dari motor. Sebelum pergi, Indah meminta kontak pribadi Sinta dan mereka saling bertukar kontak pribadi masing-masing.

"Nanti aku hubungi kamu yah Sinta. Makasih yah udah mau nganterin aku sampai rumah. Kamu hati-hati di jalan yah, sampai ketemu lagi, Dadah!." Pungkas Indah pamit.

"Siap mbak! Dadah!." pungkas Sinta sembari melanjutkan perjalanan menuju rumah.

***

[Kembali ke adegan di mana Sarifah dan Bagas ribut.]

"AYAH!." teriak Sinta, "Apa yang Ayah lakukan?." ucap Sinta emosi, sementara Bagas berhenti melangkah, kakinya seolah membeku saat melihat Sinta. Dia tidak ingin Sinta membocorkan kelakuannya bersama Adel.

Dua hari yang lalu, Bagas berusaha berbicara lemah lembut pada anak-anaknya, terutama Sinta.

Sinta melihat Ibu nya menangis, dan sudut bibirnya mengeluarkan darah. Lalu menatap emosi Ayahnya penuh benci.

"Sin-Sinta ini tidak seperti yang kamu pikirkan, Ayah tidak bermaksud menyakiti Ibu mu. Tadi Ibu mu jatuh, i-iyah jatuh. Benarkah Ifah?."

Sarifah hanya diam saja, tidak menjawab pertanyaan Bagas.

"Sinta tadi lihat Ayah menampar Ibu, jadi Ayah tidak usah mengelak atau bohong. Dari pada Ayah di rumah cuman mau nyakitin Ibu, lebih baik Ayah nggak usah pulang saja. Udah sana! pergi aja! pergi aja bersama..." ucap Sinta.

"Bersama Edo dan Doni." Bagas memotong ucapan Sinta. "Apa maksud kamu mereka? males ah! Ayah capek hari ini, lembur terus dari kemarin. Mana banyak masalah di kantor lagi. Maafkan Ayah Yah, Ayah tidak akan mengulangnya kembali. Karena saat ini Ayah lagi pusing dan capek dan banyak hal terjadi kantor, jadi Ayah minta maaf. Tolong maafkan Ayah!." Sanggah Bagas namun diam-diam justru mencubit Sinta dan untuk memberi kode Sinta untuk tutup mulut dan tidak melanjutkan permasalahan ini yang berujung rahasia nya terbongkar di depan Sarifah.

"Tapi nggak harus sampai nampar Ibu segala Ayah! Ibu juga pasti capek habis pulang kerja." ucap Sinta sinis.

"Sudah nggak usah di bahas lagi, aku capek. Pokoknya aku minta maaf. Maafkan Aku. Sekarang kita masuk, malu di lihat tetangga karena ribut di luar."

'Minta maaf kok maksa! nggak niat minta maaf takut aku bocorin rahasiannya yah, terus tadi apa malu di lihat tetangga? biasanya juga dia yang suka malu-maluin?. Batin Sinta.

"Ya sudah Sinta ayo masuk, kamu juga capek habis pulang sekolah kan?. Ayo masuk!." titah Sarifah pada anaknya.

"Tapi Bu..." sahut Sinta.

"Udah nggak ada tapi-tapi an. Cepet masuk! biar nanti Ayah pesan makanan saja dari luar, kamu tidak usah masak Ipah." ucap Bagas.

Sinta sudah tidak mood lagi untuk makan seblak yang tadi dia beli bersama Indah di jalan. Ini semua gara-gara Bagas, Ayahnya yang membuat dirinya tidak selera makan lagi. Bahkan aroma harum seblak tidak membuatnya tergugah untuk mencicipi nya.

Tanpa menunggu jawaban Sinta. Bagas merangkul Sarifah supaya segera masuk ke dalam rumah. Bagas takut jika Sinta melaporkan rahasianya pada Sarifah. Karena jika Sarifah tahu, pasti dia akan melaporkannya pada Bapak mertuanya. Jika Mukhlis sampai tahu bisa runyam semua urusan.

.

.

.

Bersambung....

1
🍁Angela❣️
bagus bu lawan terussss
🍁Angela❣️
anak yang berbakti 😍😍😍
AXYs
Yeeesssds 👍🏼👍🏼👍🏼👍🏼👍🏼👍🏼👍🏼👍🏼
Omah Tien
bagus cerei aja buat apa ounya istri ko medukung
Ruzita Ismail
Luar biasa
Faridah
kelga aneh bejad smua
Faridah
otaknya pada miring
Faridah
smga terkuak betulan
Faridah
Luar biasa
Faridah
Biasa
Faridah
jdi ikut geram sama bini kok gak peka ya
Faridah
jdi istri jagn terlalu kalem juga
Iwan Iwan
iya kan ayah nya itu mang suka sama tente adel kan suami nya lagi kerja di luar kota jadi nya tante adel itu senekan nya aja ambil suami kaka ipar nya sendiri kaya perempuan gk moral gitu tante adel nya
Faridah
smga zainal cepat memergokinya
Faridah
mantap thor.... semngat membacanya
Faridah
pintar kamu Sinta
Faridah
keren Sinta
Vien Habib
Luar biasa
Faridah
cerai aja laki2 model gitu
Faridah
ngeri kalee ucapan nenek lampir nya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!