" aku hamil !! " ucap Rania pada laki laki yang telah mengambil kesuciannya sedang paksa.
" apa kamu yakin dia itu anakku ?" tanya laki laki itu pada Rania dengan pandangan yang sangat merendahkan.
" buang saja anak itu !! aku tidak sudi memiliki anak dari wanita seperti mu " ucap laki laki itu sambil melempar kan segepok uang tepat di wajah Rania.
" aku bersumpah akan membuat kamu menyesal telah melakukan hal ini padaku dan juga meminta ku untuk membuang anak ini " ucap Rania sambil pergi meninggalkan pria arogan itu.
Setelah Rania pergi dan menghilang di saat itu juga ular sanca Ridzwan mati suri dalam tidur panjang nya..
apakah Rania dan Ridzwan akan berjodoh ataukan ada pria lain yang akan menjadi jodoh Rania ..
ikuti kisah perjalanan Rania dan Ridzwan di tengah kebencian dan ambisi di hati keduanya ...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon R-kha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sama Sama Merindu..
Rania yang baru saja memasuki kamarnya pun terduduk di pinggir tempat tidur dimana di samping nya ada Poto dirinya, Raja Talia dan juga Wildan.
" mas.. kenapa kamu tidak memperjuangkan aku " ucap Rania dan tanpa sadar air matanya pun menetes di sudut matanya.
" Bu.. Raja mau telepon ayah.. " ucap Raja sambil memasuki kamar ibunya.
Rania tau jika putranya mungkin juga sedang merindukan Wildan laki laki yang selama empat tahun selalu bersama mereka.
Rania mencoba menghubungi wildan tapi Raja langsung mengambil alih telepon Rania dan mengganti nya dengan video call dan duduk di pangkuan ibunya, dan tak lama sambungan telepon pun di angkat oleh Wildan.
" ayah.... " sapa Raja saat sambungan video call nya sudah tersambung dimana kini terlihat wajah ayahnya menurut Raja.
" hai sayang " sapa Wildan tapi matanya menatap penuh kerinduan pada Rania wanita yang ternyata diam diam sudah memasuki relung hatinya yang terdalam.
" ayah.. Raja sudah berdoa semoga tuhan selalu menjadikan ayah sebagai ayah Raja dan kak Talia sebagai kakak Raja " ucap Raja polos.
" Raja juga berdoa semoga ayah dan ibu bisa menikah "
mendengar itu Rania memalingkan wajahnya tak ingin menatap Wildan tapi air matanya yang mengalir di sudut matanya masih terlihat jelas oleh Wildan.
" aamiin.. sayang.. boleh ayah bicara sama ibu.. sekarang Raka tidur siang aja ya.. " ucap Wildan yang ingin berbicara berdua dengan Rania.
" iya.. " ucap Raka sambil menyerahkan handphone nya yang masih tersambung pada ibunya, sedangkan dirinya memilih tidur di kamar nya sendiri.
" ran.. sayang.. " ucap Wildan yang sudah tidak bisa membendung rasa rindunya pada Rania.
Tapi bukannya menjawab Rania malah terisak meski sambungan telepon masih berlangsung.
" sayang... kamu harus yakin jika memang kita ditakdirkan bersama, sesulit apapun jalannya kita pasti bisa bersama " ucap wildan meyakinkan Rania.
" tapi mas tidak memperjuangkan Rania dan Raja " ucap Rania sambil menghapus air mata nya yang masih mengalir di pipinya.
" terus kamu maunya mas seperti apa ?" tanya Wildan yang memang tak tau harus seperti apa.
" apa kamu mau kita kawin lari saja ?" tanya Wildan tapi Rania menggeleng.
" ngga mau capek kalo nikah sambil lari " ucap Rania yang malah membuat Wildan tersenyum.
" kamu percaya kan kalo mas itu sayang banget sama kamu ?" tanya Wildan, Rania pun mengangguk yakin.
" jadi kamu harus bersabar dan jangan lupa berdoa semoga tuhan bersedia menyatukan kita dalam ikatan pernikahan " ucap Wildan lagi.
" tapi mas juga harus berjuang agar kita bisa bersama " ucap Rania sambil menunduk malu.
" ran .. boleh ngga mas lari " ucap Wildan yang semakin gemas dengan gaya malu malu Rania.
" emang mas mau kemana ?" tanya Rania sambil menghapus air mata nya.
" mau meluk kamu " ucap Wildan yang sukses membuat pipi Rania bersemu merah.
Rania dan Wildan saling melepaskan rindu meski hanya dengan berbagi cerita tentang mereka berdua, sedangkan Ridzwan kini sedang melajukan mobilnya menuju klinik dimana Mutia praktek.
" mut kamu sudah sampai klinik ?" tanya Ridzwan lewat sambungan telepon karena dirinya sedikit lagi sampai klinik Mutia.
" sepuluh menit lagi aku sampai " ucap Mutia yang memang sedang dalam perjalanan dari kantor Wildan.
Setelah mendengar jawaban dari Mutia, Ridzwan pun menutup sambungan karena memang kini dirinya sudah sampai di halaman klinik Mutia.
Dan tak menunggu lama kini Mutia pun sudah sampai di kliniknya yang langsung bergegas menemui Ridzwan yang sudah duduk di kursi tunggu depan kliniknya.
" maaf membuatmu menunggu " ucap Mutia sambil membuka kunci pintu kliniknya.
" ngga masalah " ucap Ridzwan yang kini mengikuti Mutia masuk kedalam ruangan klinik nya.
" minum apa ?" tanya Mutia sambil membuka lemari pendingin yang tersedia di ruangan nya.
" ngga sudah nanti aku ambil sendiri " ucap Ridzwan sambil menepuk kursi di samping nya dan Mutia langsung mendudukkan dirinya di samping Ridzwan.
" jelaskan " ucap Mutia yang tau jika Ridzwan sedang galau.
" Rania mencintai om Wildan dan aku merasa jika aku tetap menikahi nya itu tidak ada bedanya dengan aku yang dulu yang hanya memikirkan keinginan ku saja tanpa memperdulikan orang lain " ucap Ridzwan yang kini sudah mulai menyadari keegoisan dan kearogansian diri nya selama ini.
Mutia tersenyum melihat Ridzwan yang mulai tersadar atas sikapnya arogan dan sombong karena merasa dirinya anak dari salah satu dosen di kampus nya.
" lalu apa yang akan kamu lakukan sekarang ?" tanya Mutia yang ingin melihat sejauh mana Ridzwan berubah.
" entah lah.. di satu sisi aku ingin bisa sembuh tapi di sisi lain aku juga ingin Rania dan Raja bahagia " ucap Ridzwan yang memang terlihat wajah galau yang tidak tertutupi.
" kamu tau.. pak Wildan juga sangat mencintai Rania dan sangat sayang pada Raja " ucap mutia.
" dan menurutnya masih ada jalan untuk kamu bisa sembuh selain menikahi Rania "
Ridzwan langsung menatap serius wajah Mutia yang memang terlihat cantik dan tanpa Ridzwan sadari tangannya menyelipkan rambut Mutia yang dari tadi menghalangi wajah cantiknya.
" apa menurut mu itu akan berhasil ?" tanya Ridzwan sambil terus mendekat pada Mutia sedangkan Mutia hanya diam melihat apa yang akan di lakukan Ridzwan padanya.
" kenapa tidak di coba " ucap Mutia yang memang diam diam mencintai Ridzwan maka dari itu Mutia terus berusaha membuat Ridzwan sembuh.
Ridzwan pun membelai pipi Mutia lalu bi bir Mutia yang di hiasi lip tint pink yang menambah kesan sek si di bibir Mutia sedangkan Mutia hanya diam sambil memejamkan matanya membiarkan Ridzwan melakukan apa yang iya inginkan padanya.
" Apa kamu mencintai ku Tia " ucap Ridzwan yang tidak ingin memanfaatkan Mutia yang mungkin terbawa suasana.
Mutia membuka mata dengan wajah malu mengangguk pelan karena rasa itu sudah tidak bisa di tutupi lagi.
" apa tidak bisa jika kita saja yang menikah dan membiarkan Rania dan om Wildan menikah agar mereka bisa bahagia " ucap Ridzwan tiba tiba mendapatkan solusi dari masalah yang di hadapinya.
" mungkin dengan ketulusan kamu menerimaku dan juga niat baik ku mengikhlaskan Rania dan om Wildan bahagia memberikan efek yang baik untuk ku " ucap Ridzwan lagi.
" apa ada aku di hati mu ?" tanya Mutia yang tidak tau harus menjawab seperti apa ajakan yang Ridzwan berikan padanya.
" tidak akan sulit bagiku mencintai wanita baik seperti mu " ucap Ridzwan sambil membelai bi bir Mutia yang memang dari tadi iya tahan untuk tidak Melu matnya.
Tanpa banyak menjawab Mutia meraih wajah Ridzwan yang dari tadi terus menanyakan kesediaan dirinya di nikahi oleh Ridzwan.
" aku siap menjadi istri mu Ridzwan Fahrezy...
✍️✍️✍️ apa solusi yang di ambil Ridzwan bisa memulihkan kondisinya??🤔🤔
Pantengin terus ya ceritanya biar R-kha lebih semangat lagi UP nya.
Jangan lupa like dan tinggalkan jejak ya biar R-kha lebih semangat lagi.
love you moreeeee 😍😍🌹
keluarga bejat