Xuan Jian adalah putri yang terlahir dari selir kesayangan kaisar Wei Huang, namun memiliki nasib yang sangat buruk.
Dia bersama sang ibu, selir Xuan Yang diasingkan di sebuah paviliun yang paling buruk dan berada jauh dibelakang istana utama, dan hanya memiliki satu orang pelayan untuk mengurus seluruh kebutuhannya.
Semua orang begitu membenci keberadaannya karena dianggap pembawa sial, Xuan Jian terlahir saat gerhana matahari bersamaan dengan lahirnya putra permaisuri, namun naas sang pangeran kecil tidak bisa bertahan hidup, sehingga semua orang berfikir jika Xuan Jian lah penyebab dari semua kejadian buruk yang menimpa putra mahkota kekaisaran Jiahu itu.
Siapa yang menyangka setelah dia beranjak remaja, Xuan Jian menjelma menjadi seorang gadis yang sangat kejam, tak hanya itu...
Dia juga sangat membenci seluruh penghuni istana dan mulai membalas satu persatu orang yang telah menyakiti dirinya beserta sang ibu dengan tanpa belas kasih.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arlingga Panega, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 35
Sore yang sangat indah, angin bersemilir menggoyangkan pepohonan, memperlihatkan sesosok bayangan yang saat ini tengah tertidur dengan sangat lelap di atas dahan pohon yang tak terlalu besar.
Seorang pemuda yang sangat tampan dengan rambut tergerai, terlihat rahangnya yang kokoh, bulu mata yang lebat beserta bibirnya yang menawan, perlahan-lahan kelopak matanya terbuka menampilkan iris mata berwarna hitam pekat, bagaikan lautan dalam yang tak berujung, membuat siapapun yang memandang seakan ikut tersedot dalam pesona yang mematikan.
Meskipun saat ini tubuhnya hanya terbalut pakaian yang lusuh dan terlihat seperti seorang pengemis, namun pesona dari rupa yang menawan membuat siapapun yang memandang seakan tak bisa mengedipkan mata, meski hanya sesaat.
Pemuda yang memiliki keahlian yang luar biasa, dan baru saja diangkat sebagai jenderal muda kekaisaran jiahu, saat ini tengah bersantai,bdia tak terlalu memikirkan perintah dari Kaisar untuk menyelidiki para pejabat yang korup, namun tetap menikmati kehidupannya dengan sangat tenang di alam bebas.
Tak ada satu orang pun yang bisa memerintah, aura yang agung menguar dalam tubuhnya membuat kepakan sayap indah di antara kemolekan wajah yang menawan, dia beringsut perlahan dan mulai mendudukkan dirinya di atas dahan pohon.
Sementara di bawah sana beberapa orang saat ini tengah mengejar seorang gadis yang sangat cantik. Dia baru saja mencuri roti di pasar.
"Hai kau! berhenti!" teriak orang-orang yang tengah mengejar gadis itu.
Namun sepertinya si gadis enggan untuk menghentikan langkah kakinya, dia terus berlari dengan kecepatan penuh, agar tak tertangkap oleh para pedagang yang mulai muncul beriringan dan berniat untuk memberikan hukuman pada si gadis pencuri agar dia Jera dan tak lagi-lagi mengulangi kesalahannya.
"Dasar gadis pencuri! berani sekali kau mencuri rotiku!" ucap salah seorang pedagang, pakaiannya begitu mewah menunjukkan jika dia adalah salah seorang bangsawan yang memiliki nama yang cukup disegani, sehingga mampu membuat semua orang ikut mengejar gadis kecil itu.
"Bukankah kau sangat kaya, tuan? Lalu kenapa jika aku mengambil rotimu? bukankah kau masih memiliki ratusan roti yang lain untuk kau jual?" tanya si gadis sambil menghentikan langkahnya.
"Berani sekali kau mengatakan hal seperti itu terhadapku? kau tahu siapa aku? Aku adalah bangsawan Mu yang memiliki harta berlimpah dan juga kekuasaan, sehingga bisa menindas orang lemah dan pencuri sepertimu!" teriak orang itu.
Si gadis kecil menggembungkan pipinya dan langsung menjawab dengan suara sangat lantang, "Dasar bangsawan pelit! hanya karena satu buah roti, kau bahkan rela mengejarku hingga ke tempat ini. Apakah koinmu terlalu sedikit sampai satu roti pun kau tak sanggup membaginya denganku?"
Bangsawan itu terlihat sangat marah dengan provokasi yang dilakukan oleh si gadis kecil. "Rupanya kau gadis yang tak tahu malu, sehingga berani mengatakan kata-kata kotor terhadapku! lihat saja jika aku berhasil menangkapmu, akan kubuat kau berlutut di kakiku." teriak bangsawan Mu dengan sangat berang.
Dia bahkan saat ini mengerahkan lebih banyak pasukan untuk mengejar gadis itu, si gadis hanya mencibir kelakuan sang bangsawan. ''Hah... ternyata hanya bangsawan rendah, hanya demi mendapatkan kembali satu roti yang telah aku ambil dari tokomu, kau bahkan menyuruh begitu banyak prajurit untuk mengepungkungku. Apakah kau begitu lemahnya sehingga tak sanggup menangkapku sendirian?" teriak si bocah kecil.
"Dasar ja*ang kecil, kemari! biar kuberi hukuman kau agar tak lagi-lagi menyinggungku!" teriak bangsawan Mu.
"Hahaha... Bagaimana kau bisa menghukumku? sedangkan kau tak sanggup mengejar gadis kecil ini, Tuan bangsawan? Lebih baik kau kembali dan bersembunyi di balik selimut tebal." ucap si gadis kecil.
Jendral muda yang saat itu baru saja mendudukkan dirinya, hampir saja terjungkal dari atas dahan pohon, saat mendengar ocehan dari seorang gadis kecil yang begitu menohok hati.
Siapa yang menyangka, bangsawan Mu yang paling terhormat di kekaisaran jiahu, akan kalah berdebat dengan seorang gadis berusia 12 tahun yang sejak tadi dia kejar, hanya demi untuk mengambil kembali roti yang sudah diambil si gadis.
"Dasar gadis sialan! kejar gadis itu dan segera Habisi saja dia." teriak bangsawan Mu memerintahkan para prajuritnya untuk kembali ngejar dan mengepung gadis itu.
Akhirnya para prajurit beserta para pedagang itu pun kembali mengejar si gadis, namun tampaknya kali ini gadis kecil itu tak lagi ingin berlari, dia segera mengeluarkan senjata yang ada di pinggangnya.
Itu adalah sepasang belati yang sangat cantik, belati kembar yang seolah telah di desain sesuai dengan tangan kecil si bocah perempuan itu. warnanya begitu berkilat menandakan jika belati yang ada di tangannya sangatlah tajam.
"Jika kau begitu Ingin menangkapku, maka bertarunglah! Dan tunjukan kemampuanmu!"ucap gadis kecil itu sambil memasang kuda-kuda, saat ini dirinya telah siap menerima serangan dari para prajurit dan juga orang-orang yang dikerahkan oleh bangsawan Mu.
Dia telah lama tidak meregangkan ototnya, sehingga akhirnya berfikir untuk menjadikan para prajurit dan juga orang-orang yang mengejarnya, sebagai samsak tinju untuk dirinya, kembali melatih kekuatan fisik yang sudah sekian lama tidak diasah.
Trank...
Trank...
Trank...
Terdengar suara pedang beradu dengan sepasang belati cantik milik gadis kecil itu, para prajurit yang diperintahkan oleh bangsawan Mu dengan sangat cepat mengurung si gadis kecil, dan berniat untuk mengeroyoknya.
Mereka pun segera menghunuskan pedangnya dengan sangat cepat ke arah gadis kecil itu, Namun sepertinya saat ini semua prajurit mengalami kesalahpahaman, sehingga pada saat pedang itu melesat dengan cepat ke arah depan, gadis kecil itu pun segera meloncat ke atas dengan sangat tinggi, yang mengakibatkan pedang-pedang itu pun akhirnya menembus tubuh kawan mereka sendiri.
Jleb...
Jleb...
Jleb...
Beberapa orang prajurit mulai terjatuh, tubuh mereka bersimbah darah dan langsung tersungkur di atas tanah, taktik yang digunakan oleh si gadis kecil itu terlihat sangat ampuh, untuk membuat mereka saling membunuh, sedangkan dirinya sendiri saat ini tengah tertawa dengan sangat lantang, seraya menunjukkan jari telunjuknya ke arah bangsawan Mu.
"Hahaha... Prajurit bodohmu itu hanya bisa membunuh kawannya sendiri, dia bahkan tak bisa menyentuh sehelai rambutku, jadi bagaimana menurutmu, Tuan bangsawan? Apakah kau akan maju dan melawanku?" ucap gadis kecil itu sambil mengibaskan belati yang ada di tangannya.
Bangsawan Mu mengambil pedang yang ada di pinggang salah seorang prajurit nya dan langsung menyerang gadis kecil itu, dengan membabi buta, amarah dan kekesalan terlihat dari raut wajah beserta serangan yang diberikan olehnya yang terkesan buru-buru dan begitu Ingin menjatuhkan si gadis dengan satu kali serangan.
"Rasakan ini gadis kecil!" teriak bangsawan Mu sambil menghunuskan pedangnya ke arah si gadis yang saat ini terus saja melompat-lompat, bagaikan seekor kodok.
Dia sama sekali tak ada niat untuk menangkis serangan yang diberikan oleh bangsawan Mu, namun sebagai gantinya, dia terus saja mengelak ke kanan, ke kiri, ke atas dan ke bawah hingga membuat bangsawan Mu semakin berang dan ingin segera mengakhiri pertarungan yang sedang berlangsung saat ini.
Namun nampaknya si gadis kecil hingga saat ini belum merasa cukup bermain-main dengan bangsawan itu, hingga akhirnya sebuah perkataan yang sangat pahit pun terdengar dari mulut si gadis kecil.
"Hahaha... tidak disangka-sangka ternyata bangsawan Mu yang terhormat memiliki hubungan terlarang dengan seorang permaisuri kekaisaran, pantas saja jika selama ini kalian tidak pernah memiliki masalah, sangat berbeda dengan bangsawan lain yang terus saja mendapatkan tekanan dari kekaisaran." ucap gadis itu sambil tertawa dengan sangat bahagia.
Wajah bangsawan Mu seketika menghitam, dia tak menyangka jika rahasianya akan dibongkar di hadapan para pedagang dan juga para prajurit yang ada di belakangnya.
"Dasar gadis sialan, berani kali kau membuat rumah berburuk tentang permaisuri kekaisaran ini, matilah kau!" teriak bangsawan Mu kembali sambil menghunuskan pedangnya ke arah gadis kecil itu.
Sedangkan para pedagang dan juga para prajurit yang sejak tadi mengikutinya, saat ini terlihat sangat kaget mendengar kebenaran dari mulut si gadis kecil, tentang hubungan terlarang antara bangsawan Mu dengan permaisuri Xie Yue.
