Bagaimana jadinya jika pernikahan yang telah dibina selama 10 tahun tak menghadirkan buah hati? Bagi sebagian orang itu sangat hampa. Tapi Bagi sebagian orang itu bukan masalah.
Seperti yang dialami pasangan suami istri, Agam dan Nisha. Mereka berdua seorang Dokter. Nisha terpaksa kehilangan rahimnya akibat kecelakaan 5 Tahun silam. Sampai sekarang Agam menerima itu. Cinta Agam pada Nisha tetaplah utuh. Namun Nisha malah mengambil keputusan, untuk mencari wanita yang mau melahirkan anak mereka lewat proses bayi tabung.
Bertemulah ia dengan Yasmine, seorang gadis muda berusia 25 tahun. Ia bersedia dengan tawaran Nisha. Namun saat harus mengandung anaknya Agam, ia malah memiliki perasaan pada adik kandung Agam yang mengalami redartasi mental,Lukka.
Mampukah Agam menepati janji setianya? Dan apakah Yasmine bisa menjaga perasaan Nisha?
Yuk, baca kisah mereka. Jangan lupa dukungan, kritik dan sarannya ya..😘😘❤️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon wulan_zai, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 35 : Penyelamat
Di depan meja polisi, Agam dan para tersangka lain duduk berjajar menunggu giliran untuk di introgasi dan tes urine.
"aisss... Aku tak percaya terjebak disini gara-gara penipu itu. Lihat saja kalau ketemu, akan ku patahkan batang lehernya!" rutuk Agam dengan kedua kaki berguncang.
Tibalah giliran Agam di introgasi, ia menghela nafas berat, menatap polisi itu penuh percaya diri.
"Agam Dinansyah. Apakah anda pelanggan, atau pemasok nark0ba ke rumah bordil itu?" tanya Pak Polisi sambil memeriksa data diri Agam.
"wahh, anda seorang Dokter ternyata."
"Permisi, sudah berapa kali saya katakan, saya kesana itu di jebak. Saya ditipu. Saya malah ingin membuat laporan atas penipuan itu. Saya tidak tau kalau itu rumah bordil sungguhan."
Polisi masih tak yakin dengan penjelasan Agam. Tes urine pun tetap dilakukan. Kini Agam hanya bisa berharap, semoga berita ini tak sampai ke telinga keluarganya, terutama Nisha. Bisa di cincang hidup-hidup dia.
Setelah tes urine keluar, Agam dinyatakan negatif narkotika. "Mengunjungi rumah bordil bukanlah suatu kesalahan, akan tetapi itu menjadi kejahatan, karena status perkawinan anda. Untuk itu anda dibebaskan, dengan jaminan wali."
"Kenapa harus pakai wali? Bukankah itu malah akan menghancurkanku? Jika keluargaku tau aku ditangkap disana..."
"Bukankah anda bilang tertipu? Keluarga anda pasti mempercayai anda. Telepon istri anda kesini untuk menjamin."
Suami yang gemar jajan di luar, kemungkinan akan melakukan tindakan KDRT saat dirumah. Sebagai petugas negara yang baik, polisi itu hanya ingin tingkat kekerasan mental dan fisik di negara ini berkurang. Itu sebabnya ia menyuruh Agam menelpon istrinya. Karena jika benar Agam tertipu, maka seharusnya bukan masalah.
Agam tak bisa berpikir apapun untuk keluar dari situasi ini. Ia tak mungkin memanggil Nisha, ataupun orang tuanya kesana. "Begini..."
"Pak Agam..? Apa yang terjadi?" Yasmine tergopoh-gopoh memasuki ruangan itu. Hatinya seperti diiris-iris membayangkan Agam mengkhianati Nisha, yang baik hati dan sempurna itu.
"Sayang...!" seru Agam berbinar. Sebuah ide dadakan tiba-tiba muncul dikepalanya.
Yasmine menoleh kebelakang saat itu, ia mengira Agam memanggil Nisha. Tapi dimana? Ia tak melihat batang hidung Nisha.
"Sayang.., kemarilah." sekali lagi Agam melambai dengan kedua tangan di borgol. Ia memberi kode darurat lewat kelopak mata, dan herannya Yasmine langsung tunduk mengikuti kode itu.
"Ini istri saya, Pak. Sayang, katakan pada pak polisi bahwa kita sedang melihat-lihat rumah disana." Agam menarik ujung lengan baju Yasmine.
"i..iya Pak. Ini suami saya. Kami sedang melihat rumah tadi. Lagian kamu ngapain sih..mas, masuk ke rumah itu? Kan aku sudah bilang tunggu sebentar." Kemampuan Yasmine dalam berakting terpaksa muncul lagi. Dan jangan diragukan kualitasnya. Jika mengikuti audisi, mungkin Yasmine bisa langsung didapuk jadi pemeran utama.
"Jadi gini Pak, tadi saya suruh suami nunggu di mobil, selagi saya buang air kecil. Maklum... sedang hamil muda, jadi agak beser heheh... Mungkin melihat suami saya yang tampan ini, wanita gatel itu menggoda suami saya. Saya percaya kok suami saya bukan orang seperti itu."
"Iya benar Pak.. wanita disana memaksa saya masuk." timpal Agam gugup keringat dingin. Semoga ini berhasil, dengan begitu keluarganya tak perlu tau kejadian konyol ini.
Setelah selidik demi selidik, di barengi kemampuan akting Yasmine yang mumpuni. Agam pun akhirnya di bebaskan.
Agam pun akhirnya keluar dari kantor polisi itu, ia mengusap-usap kedua pergelangan tangan yang membekas oleh jejak borgol. Ia melirik tipis pada Yasmine yang berjalan di sebelahnya.
"Terimakasih..." ucapnya canggung. Malu sekali rasanya. Orang yang hendak di jebak, justru malah menyelamatkan harga dirinya.
"Tolong jangan ceritakan hal ini pada keluargaku."
"Kenapa anda melakukan ini?" Yasmine menatap Agam dengan sangat kecewa. Kurang apa istrinya? Kenapa ia masih nyeleweng dan jajan di rumah bordil?
"Tidak kusangka anda bermuka dua! Anda mengatakan cinta kepada bu Nisha, tapi di belakang main serong dengan wanita murahan!" kecam Yasmine tanpa segan. Ia bahkan melempar tatapan menjijikan untuk pria itu.
"Kau berpikir aku kesana untuk...??" Agam berkacak pinggang. Ia menggoyangkan dagu pelan, wajahnya terlihat kesal sekali.
"Seperti yang ku katakan, aku terjebak disana. Aku ditipu oleh seseorang." entah untuk alasan apa Agam menjelaskan itu, ia tidak ikhlas saja Yamsine menganggapnya pria murahan.
Wajah Yasmine belum berubah dari tatapan menjijikannya. Ia tak percaya dengan penjelasan Agam barusan. Alasan yang sangat tidak masuk akal.
"Jangan menatapku seperti itu..! Aku tidak seperti yang kau bayangkan."
"ch..!" sungut Yasmine, memangnya dia membayangkan apa? Ia hanya tak percaya Agam begitu bodoh sampai bisa tertipu.
"Kenapa kau bisa tau aku tertangkap disana?" Agam terheran, apa iya Yasmine mengikutinya? Yasmine belum tau soal rencananya untuk jebakan itu kan?
Yasmine menaikkan bola matanya ke arah kiri, ia tak ingin Agam tau bahwa kontrakannya disana. "Aku tak sengaja lewat..." jawabnya, lalu beranjak ke arah parkiran motor.
"Hei..! Kau masih mengendarai motor?" Gadis itu sungguh keras kepala.
"Masuklah, aku akan mengantarmu." ketus Agam.
"Kemana..?" Yasmine malah bingung dengan ucapan Agam.
"Ke rumah.." perkataan Agam terjeda, mereka kan tinggal bersama. "Kita pulang bersama."
"Motorku bagaimana?"
"Tinggal saja, aku akan menyuruh orang mengambilnya nanti. Mana kuncinya?"
Tanpa ragu Yasmine menyerahkan kunci motonya pada Agam. Ya ia juga malas sih naik motor lagi ke rumah, karena pinggangnya terasa kebas.
"Mulai sekarang, kau dilarang naik motor!" Agam menyimpan kunci motor Yasmine ke dalam sakunya.
"Hah..? Kau tidak berhak ya melarangku! Sini kuncinya..!" Yasmine berlari kecil mengikuti Agam menuju mobil.
"Hei..! Kau tidak bisa begitu padaku." protesnya kesal, namun Agam tetap tak menghiraukan.
"Naiklah, atau kau ku tinggal."
Sambil mendengus kesal, Yasmine masuk ke kursi belakang. Jika motornya disita, ia takkan bisa menepati janjinya pada Lukka, untuk mengajari naik motor. Bagaimana jika Lukka ngambek dan kabur lagi dari rumah?
Sepanjang perjalanan, dua manusia keras kepala itu saling diam. Beberapakali Agam melirik melalui kaca spion, lirikan tajam yang penuh dendam. Seberapa spesial sih gadis itu? Sampai-sampai niatnya untuk menjebak malah berbalik, senjata makan tuan.
Karena cara ini gagal, Agam harus memikirkan cara lain. Apa kira-kira yang akan membuat mama nya berhenti?
"Apa..?!" jengah Yasmine saat menangkap Agam melirik ke arahnya.
"Kau tidak akan menceritakan ini pada Nisha,kan?"
"hm.." sahut Yasmine membuang muka. Walau hatinya masih curiga kepada Agam sebanyak 89 persen.
"Kau ingin makan sesuatu?" Agam berniat mentraktir Yasmine sesuatu sebagai ucapan terimakasih, karena telah menolongnya. Dan sebagai permintaan maaf terselubung, karena ia berusaha menjebak wanita itu.
"Daging iga panggang, di restaurant Jalaveno." tanpa berpikir Yasmine menyebutkan nama restauran terkenal itu. Ia memang sangat mengidamkan iga bakar, yang kemarin ia lihat di sebuah kanal YouTube selebriti.
"ch, kau tidak memiliki rasa sungkan sama sekali." gumam Agam tersenyum sinis. Biasanya orang akan sungkan bukan kalau di traktir?
Yasmine mencelos geram, "Kalau tidak berniat menawariku tidak usah bertanya!"
Lagipula tidak salah kan dia meminta makanan mahal kepada si pembuat rasa ngidam? Itung-itung kompensasi kecil selama masa kehamilan.
"Kau tidak punya kekasih?" tanya Agam tiba-tiba. Melenceng dari topik pembicaraan memang.
Tak dapat di elakkan Yasmine jadi terheran. Kenapa tiba-tiba bertanya seperti itu?
...**********...
cerai aja
no teras po hlman blkang smbil dlok sawah maak... mo pilih yg mna... hyuu... kumpulin sklian reiders yg lain biar rame... 😁😁😁
biar emak semngat... 💃💃💃😘😘😘