NovelToon NovelToon
Benih Pria Beristri (Terpaksa Menjadi Yang Kedua)

Benih Pria Beristri (Terpaksa Menjadi Yang Kedua)

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikah Kontrak / Pernikahan rahasia
Popularitas:4k
Nilai: 5
Nama Author: Velza

Ketika sedang dihadapkan pada situasi yang sangat sulit, Farida Agustin harus rela terikat pernikahan kontrak dengan seorang pria beristri bernama Rama Arsalan.

Bagaimanakah kehidupan keduanya kelak? Akankah menumbuhkan buih-buih cinta di antara keduanya atau justru berakhir sesuai kontrak yang ada?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Velza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 10. Semakin Dekat

Selesai sarapan, Rama meminta Farida untuk menemaninya tidur sambil menonton TV. Rama menggunakan paha Farida sebagai bantal, sehingga membuat si empunya harus rela menahan kaki yang terasa kesemutan. Ingin menyuruh Rama berpindah pun Farida tak punya alasan.

Tepat saat Farida sedang memikirkan cara agar Rama tak lagi tidur di pangkuannya, ponsel miliknya yang berada di meja dekat sofa kamar berdering.

"Tuan, ponselku berdering, saya mau ambil dulu."

Rama pun bangun dari tidurnya, tetapi bukan untuk berpindah tempat melainkan mengambil ponsel milik Farida. Farida yang semula sudah menghela napas lega, kini harus menelan ludah karena Rama kembali tidur di pangkuannya setelah memberikan ponsel.

"Aduh, lama-lama kakiku bisa mati rasa," batin Farida.

Farida menggeser ikon hijau untuk menjawab panggilan itu.

"Halo, Dok."

"Mbak Rida, ini aku."

"Rian. Ada apa?" tanya Farida sedikit khawatir.

"Enggak apa-apa, aku cuma pengen denger suara Mbak Rida. Oh, ya, Mbak Rida kenapa nggak ke sini lagi? Sibuk, ya?"

Hati Farida langsung terenyuh mendengar pertanyaan Rian. Ya, dia sampai lupa jika adiknya sudah sadar dan sedang dalam masa pemulihan.

"Ah, iya. Mbak agak sibuk hari ini. Majikan mbak lagi nggak enak badan, nggak mau ditinggal. Besok, ya, kalau udah nggak sibuk mbak ke sana."

"Iya, Mbak. Enggak apa-apa. Ya udah kalau gitu, aku matiin dulu teleponnya."

"Iya, jangan lupa minum obatnya, ya. Biar cepet sehat dan bisa pulang."

"Iya, Mbak."

Usai panggilan terputus, Farida meletakkan ponselnya di atas nakas.

"Tuan," panggil Farida.

"Hem."

"Saya besok izin nginap di rumah sakit, ya, mau temenin Rian."

Rama seketika langsung bangun dari rebahan dan menatap Farida.

"Rian? Siapa dia? Kamu ada main dengan pria lain?" cecar Rama dengan tatapan tajamnya.

"Bukan, dia adik saya. Boro-boro mau kenal pria lain, baru pergi sebentar aja udah disuruh balik lagi."

Rama menarik tubuh Farida hingga menempel dadanya. "Jadi, kamu punya rencana untuk kenal pria lain?"

Embusan napas hangat yang menerpa wajahnya, membuat Farida terpaku. Otaknya seolah tak berjalan sebagaimana mestinya.

"Tentu saja, tapi setelah perjanjian kita selesai," jawab Farida dengan pelan.

Mendengar itu, entah kenapa Rama sangat tidak menyukainya. Dadanya seketika terasa sesak dan ingin menumpahkan emosinya.

"Kenapa wajah Tuan memerah? Apa demam lagi?" tanya Farida dengan polosnya sambil menyentuh kening Rama.

Rama menyingkirkan tangan Farida dari keningnya, lalu kembali berbaring tanpa bicara lagi. Sementara Farida hanya terdiam dalam kebingungan melihat sikap Rama yang tiba-tiba berubah.

'Aneh banget, sih. Sikapnya susah ditebak,' batin Farida.

**

Sesuai janjinya pada Rian, pukul 11 siang Farida sudah di rumah sakit untuk menemani sang adik.

"Aku bosen di sini, Mbak. Pengen cepet pulang," celetuk Rian.

"Sabar, ya. Kamu harus benar-benar sehat supaya bisa pulang. Hari ini mbak akan nginap di sini buat temenin kamu."

"Serius, Mbak?" tanya Rian dengan antusias.

Farida mengangguk seraya menjawab, "Iya."

Rian sangat senang bisa menghabiskan waktu bersama sang kakak, meski dia masih terbaring di rumah sakit.

"Terus majikan Mbak Rida gimana? Apa nggak marah nantinya kalau Mbak di sini?"

"Mbak udah izin, kok. Katanya nggak apa-apa sesekali temenin kamu."

Rian mengangguk paham tanpa menaruh curiga sama sekali pada sang kakak. Farida sendiri hanya bisa menahan sesak di dadanya karena tak tahu sampai kapan dia akan menyembunyikan sesuatu yang dirahasiakannya.

......................

Udara malam hari terasa dingin karena embusan angin yang cukup kencang. Setelah minum obat, Rian sudah tidur sejak pukul 7 malam, sedangkan Farida masih terjaga karena belum mengantuk.

Farida mencari kesibukan dengan membuka akun sosmed di ponselnya untuk mengusir rasa bosan. Sesekali dia mengusap lengannya saat rasa dingin tiba-tiba merasuk di tubuhnya.

"Tumben banget cuacanya dingin gini. Mau cari minuman hangat nggak ada temennya," gumam Farida seraya mengintip keadaan luar dari balik jendela ruang rawat Rian.

Farida kembali duduk dan kembali fokus dengan ponselnya. Saking fokusnya, dia tak sadar ada seseorang yang membuka pintu ruangan itu.

"Pulang, yuk."

Farida menoleh ke sumber suara dan reflek hendak berteriak, tetapi hal itu tak sempat terjadi karena mulutnya lebih dulu dibekap oleh Rama.

"Kebiasaan banget suka teriak. Mau adik kamu dengar terus ngira saya ini penculik," bisik Rama.

Farida menggeleng dengan mulut yang masih dibekap. Kemudian Rama melepaskan tangan yang digunakan untuk membekap mulut Farida.

"Lagian Tuan ngapain ke sini? 'Kan saya udah bilang mau nginap di sini temenin Rian."

"Saya nggak bisa tidur, makanya nyusul kamu."

"Hah? Terus apa hubungannya dengan saya?" tanya Farida bingung dengan kelakuan Rama.

"Tentu saja ada, kalau kamu temenin saya, saya pasti bisa tidur."

"Kenapa harus saya? 'Kan masih ada istri ...." Farida seketika menutup mulutnya saat tanpa sadar hampir keceplosan. Dia lupa jika Rama sedang ada masalah dengan istri sahnya.

Rama yang semula bersandar di bahu Farida langsung duduk tegak bersandar sofa dengan wajah datar.

"T-Tuan, maaf. S-Saya nggak bermaksud menyinggung perasaan Anda." Farida merasa bersalah dan tak enak hati setelah melihat raut wajah Rama yang berubah.

"Berhentilah membicarakan dia saat hanya ada kita, Farida," ucap Rama dengan tegas.

"I-Iya, Tuan. Saya minta maaf, lain kali saya tidak akan mengulanginya lagi."

Rama menatap wajah Farida yang tampak memelas lalu memeluknya dan memberikan satu kecupan di puncak kepalanya. Hal itupun sontak membuat Farida langsung terpaku karena sikap Rama yang menurutnya tak biasa.

1
Blu Lovfres
lepaskan, farida dgn .kasih bayaran yg lebih mahal.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!