CEO muda yang sudah mati rasa sehingga bersumpah untuk tidak lagi mengenal cinta kini dia sendiri yang melanggar sumpahnya karena bertemu dengan gadis kecil yang merupakan anak dari seorang tukang parkir di perusahaannya.
Lalu bagaimanakah caranya agar mereka bisa bersatu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Litle Bear♡, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
34
Tidak terasa ya sudah empat hari mereka di Jepang, besok mungkin mereka akan balik ke Indonesia. Musim salju masih melanda Jepang, jika ingin keluar harus pakai pakaian yang hangat agar tidak membeku diluar ruangan. Keisya senang sekali bermain salju yah maklum di Indonesia gak ada musim salju adanya cuma musim panas sama hujan. Jadi mereka memuaskan diri dulu buat main salju sebelum balik le Indonesia, awalnya rencana pulang mau ditunda dikarenakan cuaca tapi karena itu sudah keputusan awal ya sudah tetap pulang besok.
"Saljunya putih banget ya," seru Keisya sembari menyekop salju yang jatuh dengan tangannya.
"Lagian mana ada salju wara merah," sahut Vino menghela nafas.
"Ada kalo dikasih pewarna bisa jadi merah," jawab Keisya.
"Terserah kamu. Ayo balik kita disini sudah tiga jam an lohh," ajak Vino yang tengah duduk disebuah bangku sambil memperhatikan Keisya main salju.
"Ish belum puas main," tolaknya.
"Kamu gak kedinginan? Tuh lihat tangan kamu hampir membeku," Vino menunjuk tangan Keisya yang tanpa sarung tangan.
"Gak terlalu dingin, tapi karena aku juga sudah cape ya udah balik ke hotel," Keisya merangkul lengan Vino lalu mengajaknya jalan menuju hotel.
Sampai di Hotel mereka pun beres-beres soalnya besok mau pulang.
Malam harinya mereka sedang ada di balkon menikmati salju yang turun ke bumi diterangi cahaya bulan yang sedikit redup. Mereka akan pergi ke Bandara pada pagi hari agar waktu sampai di Indonesia tidak larut malam jadi keluarga bisa ikut menjemput mereka di Bandara, Vino pun sudah menyampaikan kabar ini pada Zahra agar menunggu sekitar jam 1 siang.
Jam sudah menunjukkan puku 10 malam, tapi mereka masih asik berduaan di balkon sambil menikmati es krim dan kue yang mereka pesan di lantai 10 tempat restoran berada, pesanannya diantar oleh pegawai laki-laki yang pernah ditemui pas pertama datang kesini. Waktu berputar sangat cepat sampai membuat tidak sadar bahwa sekarang sudah tengah malam.
"Kita terlalu santai dan menikmati malam ini sampai tidak sadar jika sudah tengah malam, sebaiknya kita tidur besok kalo bangun terlambat bisa-bisa ketinggalan pesawat," ajak Vino. Keisya yang sudah menguap daritadi mengiyakan dan berjalan ke arah ranjang. Sejenak Vino membereskan sampah bekas makan mereka kemudian membuangnya ditempat sampah. Tak lupa Vino mengatur alarm di ponselnya dengan menaikkan volume tinggi agar bisa didengar nanti.
Alarm berbunyi dengan sangat keras hingga bunyinya memenuhi ruangan untung saja kedap suara jadi tidak terdengar oleh penghuni kamar yang lain, bisa kacau nanti urusannya. Sudah pukul 5, mereka berdua bangun kemudian ambil wudhu sholat subuh, sebelum berangkat pulang mereka merapikan tempat tidur dan memastikan tidak ada yang ketinggalan atau ada kah barang yang berserakan dilantai. Dirasa sudah rapi total semuanya, mereka keluar kamar dan turun ke bawah menggunakan lift biar mempersingkat waktu kalo pake tangga lama apalagi mereka ada di lantai 12 gak cape tuh kaki turun tangga mulu. Seperti biasa koper punya mereka dibantu bawa oleh petugas laki-laki yah pokoknya itu lah, tapi mereka tidak satu lift orang tersebut menggunakan lift khusus pegawai sedangka Keisya dan Vino menggunakan lift satunya yang dikhususkan juga untuk tamu hotel, sudah jelas ya jika lift nya beda yang membedakan adalah kualitasnya jadi lift tamu lebih cepat dan agak mewah dikit dalemnya gak kayak lift pegawai yang seperti lift pada umumnya. Kok malah bahas lift sih, skip skip.
Vino serta Keisya berjalan ke arah petugas resepsionis didekat pintu keluar untuk membayar semua tagihan mereka selama tinggal di hotel ini, dan biaya nya tidak murah tentunya.
Setelah mengotak atik mesin pembayaran, Vino mengeluarkan black card nya untuk bayar setelah nominal semuanya dihitung oleh nih petugas. Kalian semua gak perlu tau ya nominal nya berapa yang jelas gak sampe jual rumah kok paling jual ginjal cukup astaga bercanda.
"Terima kasih silahkan datang lagi besok," ucap pegawai resepsionis tapi dalam bahasa Jepang yang Keisya tidak mengerti beda dengan Vino sudah bisa sedikit bahasa Jepang karena dulu sering kesini bareng semua anggota keluarganya termasuk kakek neneknya juga.
"Penerbangan jam berapa?" tanya Keisya setelah mereka berada dalam taksi yang siap mengantar ke Bandara.
"Jam 7, berarti satu jam lagi," jawab Vino menatap jam tangannya yang menunjukkan pukul 6 lebih satu menit.
"Masih lama," Keisya sangat lelah tidur kemarin saja tidak cukup, dia menyenderkan kepalanya dibahu Vino yang otomatis langsung diusap lembut oleh yang punya bahu.
"Nanti kamu tidur saja dipesawat lumayan 7 jam kan," saran Vino, Keisya mengangguk.
Sampai di Bandara pada pukul 6:30, karena supir taksinya udah sesepuh jadi nyetirnya agak lama tapi gak apa kan penerbangannya masih 30 menit lagi. Tadinya sih Vino mau ambil alih nyetir mobil taksinya tapi sadar lagi ketindih sama Keisya, kan kalo tukar posisi jadi gak etis nanti Keisya senderannya sama supir taksi lagi, jadi lebih baik ambil jalan tengah saja.
Vino mengeluarkan uang yang jelas bukan mata uang Indonesia tapi mata uang Jepang buat bayar ongkos taksinya, kalo dibayar pakai mata uang Indonesia auto digeplak sama supirnya.
"Masih ada waktu 30 menit lagi, mau sarapan sebentar?" tawar Vino karena tadi mereka pergi tanpa sarapan dulu di hotel soalnya takut ketinggalan pesawat dan juga untuk menghemat uang haha.
"Nanti kita telat," tolak Keisya. Vino memutuskan untuk membeli roti di salah satu toko yang ada disana buat dimakan nanti dalam pesawat.
Pesawat lepas landas tinggal hitungan menit, banyak penumpang lain yang berlalu lalang mencari kursi mereka para pramugari turun tangan untuk mengantarkan menuju kursi yang sudah diatur. Ternyata banyak juga penumpang pesawat ini dari Indonesia mungkin mereka adalah TKI yang bekerja di sini, tapi diantara mereka tidak ada satupun yang Vino kenal apalagi Keisya yang jarang bersosialisasi terlebih lagi dia tinggal di desa. Pesawat segera lepas landas meninggalkan Bandara Tokyo yang merupakan ibukota negara Jepang. Salju masih turun namun tidak lebat seperti kemarin.
Para penumpang di pesawat kedinginan karena memang cuaca saat ini sedang dingin tapi untung saja dalam pesawat ada penghangat jadi bisa sedikit mengurangi rasa dingin. Keisya yang tidak peduli dengan cuaca mah dingin atau hangat dia malah memilih untuk tidur maklum ngantuk berat.
Kurang dari 7 jam mereka sudah tiba di bandara Internasional Soekarno-Hatta, mereka kembali dengan selamat alhamdulilah tidak ada halangan atau apapun. Setelah mengambil koper mereka langsung berjalan keluar untuk bertemu kedua orang tua masing-masing yang sudah menunggu dengan penuh harap.
perusahaan menengah saja punya tim cyber IT Thor.
unboxing satu hari menjelang ke jepang.
di jepang cuma seminggu.
besoknya kerumah Keysa..
trus dah hamil aja cuma nggak sampai 2 Minggu?
tolonglah baca literatur Thor
gedung kecil tapi luas...
mana ada pihak hotel berpikir begitu untuk hotel berkelas internasional..
lagian disana emang negara free 😁
trus mobil apa yang ada dalam bagasi?
Garasi x Thor 😁
yang salah pihak mereka 🤔
sebaiknya perbanyak cari literasi jika kurang faham..
baru tamat SMA, baru masuk kuliah sudah skripsi?
skripsi itu adalah tahap terakhir dalam masa kuliah yang nantinya dipertanggung jawabkan dalam sidang skripsi strata satu atau S1.
makan doang sudah butuh waktu sepuluh menit lebih Thor..
harap diperhatikan detail nya
perusahaan terbesar didunia karyawannya bisa puluhan ribu lho Thor..
itu tugas bagian SDM dan HRD..😁
tepar kalau CEO urus karyawan juga
jika perusahaan terbesar didunia.. berapa puluh lantai tuh..
kelihatan ya orang di parkiran..
saran.. sebaiknya cukup perusahaan besar atau terbesar di daerahnya
kalau 2 meter sih cuma sekitar 3 langkah..
itungannya tetap didepan perusahaan
mngkn 300 meter?itu lebih masuk akal.