Karel Ivander Aswangga adalah seorang laki-laki yang mempunyai sikap dingin, keluarga yang berantakan serta penghianatan dari orang yang dia cintai membuat laki-laki itu mudah tersulut amarah dan merasa tidak ada satu orang pun yang tulus mencintai nya. Dia menutup diri dari yang namanya wanita untuk melindungi hati nya agar tidak kembali terluka.
Chelsya Fermonica Zamora, gadis cantik yang mempunyai sikap bar-bar dan ceria, setiap harinya dia akan terus menerbitkan senyum di bibirnya, gadis yang berlatar belakang orang kaya, tidak pernah kekurangan materi maupun kasih sayang dalam hidupnya, hampir semua orang menyukai nya karena sikap nya yang ceria.
Gadis itu mengincar sebuah perusahaan impian nya, sekaligus untuk melatih kemampuannya dalam dunia bisnis. Namun siapa sangka, jika ternyata pemilik perusahaan tempat nya bekerja adalah seorang laki-laki yang dia kenal dan harus menghadapi sikap Tuan nya itu yang begitu berubah-ubah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anak Sakura, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tatapan Tajam
Pagi ini Mora dan Karel terlihat duduk di cafe di dekat apartemen Karel, mereka sedang melakukan sarapan pagi sebelum pergi ke perusahaan tempat mereka akan melakukan rapat penting, sekaligus pembahasan tentang peluncuran produk terbaru di salah satu bidang perusahaan Karel.
Mereka sedari tadi terlihat tak terlalu banyak terlibat pembicaraan, sejak kejadian tadi malam di mana mereka berdebat kecil, Mora jadi tak terlalu banyak bicara, gadis itu bahkan tak berucap apapun kecuali saat memesan makanan tadi.
Karel pun seolah juga engan bersuara, laki-laki itu tampak tak perduli dengan sekertaris nya yang sepertinya masih kesal padanya itu.
Saat mereka selesai makan, Karel segera membayar, lalu beranjak pergi tanpa mengucapkan apapun pada Mora, Mora pun berlari kecil mengejar langkah Karel yang lebar di depannya.
"Tuan bisa pelan tidak" Mora bahkan harus menarik lengan Karel agar laki-laki itu menghentikan langkah.
"Oh kamu bisa berbicara, aku pikir kamu sakit tenggorokan" Mora memanyunkan bibir nya saat mendengar itu, gadis itu menghela nafas kasar pertanda dia sedang kesal.
"Tuan itu seharusnya peka terhadap perasaan pekerja tuan, jangan mau menang sendiri" sahut Mora sedikit ketus.
"Terserah saya, siapa kamu berani mengatur saya" ucap Karel tampak tak mau perduli.
Kini mereka berjalan bersama menuju mobil yang sudah terparkir rapi, mobil yang akan mengantar mereka untuk ke perusahaan klien.
Mora kembali duduk dengan rapi di tempat nya, di samping nya ada Karel yang tampak fokus dengan handphone nya.
Dalam perjalanan mereka membutuhkan waktu sekitar 35 menit, Karel turun di susul oleh Mora, gadis itu mengikuti Karel, mereka berjalan dengan tegas ke arah tempat meeting, dengan di pandu oleh sekertaris rekan kerja Karel.
Sampai di sana mereka sudah di sambut oleh beberapa staf penting yang ikut terlibat dalam perjanjian kontrak ini, mereka menjelaskan betapa baik produk yang mereka buat, serta keuntungan besar yang akan perusahaan dapat jika produk itu bisa meledak di pasaran.
Karel tampak fokus mendengarnya begitupun dengan Mora, gadis itu juga tampak fokus memandang ke depan sampai tidak sadar jika sedari tadi dia di perhatikan oleh sepasang mata yang menatap nya tajam.
Meeting berakhir, Karel sudah menandatangani kontrak, laki-laki itu setuju dengan kerja sama mereka karena melihat perusahaan yang berbobot di hadapannya. Dan tentu keuntungan mereka akan besar jika produk ini bisa di kenal oleh banyak kalangan.
Mora pun merapikan perjanjian kontrak dua perusahaan itu, mereka saling berjabat tangan pertanda terjalin nya hubungan antara dua perusahaan itu, Mora ikut menyalami semua nya, gadis itu juga menerima uluran tangan Presdir NA crop yang terlihat masih sangat muda.
Saat Mora akan melepas kan tangannya, laki-laki di depannya itu malah menggenggamnya sedikit menekan telapak tangannya, Mora mendongak, menatap wajah laki-laki itu, sedangkan laki-laki itu hanya menerbitkan senyum tipis sebelum kembali merubah ekspresi nya menjadi datar saat tautan tangan mereka terlepas.
Tatapannya tertuju pada Mora menatap gadis itu lekat dari atas sampai bawah, Mora mengernyitkan dahi nya, merasa tak nyaman. Apakah penampilan nya salah ? dia hanya menggunakan blouse serta rok di bawah lutut dengan rambut yang dia biarkan terurai.
Gadis itu mendekat ke Karel, lalu mereka berjalan bersama untuk pergi dari perusahaan itu, dalam mobil Mora hanya diam, sampai mobil mereka tiba di sebuah perusahaan besar.
"Ayo turun" ujar Karel, mereka berjalan bersama, Mora melihat perusahaan yang berlabel IVANDER GROUP. Sudah dapat di pastikan jika perusahaan ini juga milik Karel.
Saat memasuki lobi, seperti pada umumnya, para staf kantor sudah berbaris rapi menyambut kedatangan Tuan CEO. Mereka menerbitkan senyum ramah, terlihat juga tatapan penuh kekaguman saat melihat Karel yang tampak berwibawa dengan kemeja yang membalut tubuh kekar nya, seolah kemeja itu mencetak jelas tubuh atletis Karel.
Juga tatapan penuh kekaguman yang tertuju pada Mora yang nampak cantik dan manis dengan kulit nya yang putih bersih tanpa luka yang berjalan di belakang Karel dengan wajah kecil yang tersenyum manis.
Tentu saja orang yang belum mengenal Mora akan menilai bahwa Mora adalah gadis kecil yang anggun dan penurut, padahal sikap gadis itu sangat jauh dari ekspektasi, BAGI KAREL.
Mereka berjalan menuju ruangan CEO, Karel juga meminta di buatkan makan siang kepada staf di bawah, dia tidak mau membeli karena menurutnya kurang higienis.
Mora pun mengambil berkas penting tadi, lalu menyerahkan pada Karel, setelah itu gadis itu kembali duduk di kursi sofa sambil mencatat sesuatu di buku jurnal nya serta ipad nya.
"Oke Mora saya sudah mempelajari semua nya, tolong kamu simpan dan berikan kepada saya ketika nanti kita sudah kembali ke Indonesia, dan ya, saya akan menghubungi Vino untuk bersiap karena produk akan di impor beberapa bulan lagi."
"Baik tuan" Mora kembali mengambil perjanjian itu lalu menyimpan nya.
1 jam kemudian beberapa makanan tersaji di ruang khusus, Karel mengajak Mora untuk turun, Mora kembali memperhatikan ruangan di sekitarnya yang terlihat begitu sempurna.
Miniatur nya terlihat elegan dengan sajian Eropa yang sangat lekat, gadis itu berdecak kagum dalam hati, dia tidak menyangka jika ternyata tuan nya itu mempunyai perusahaan yang merambat luas bahkan sampai luar Negeri.
Gadis itu jadi berfikir, seberapa kekayaan Karel jika di hitung, ck sepertinya tidak akan habis sampai tujuh turunan.
"Berfikir apa kamu, cepat makan" sahut Karel, sejak tadi ia memperhatikan dahi Mora yang terus berkerut seolah sedang berfikir keras, entah apa yang sedang gadis itu pikirkan.
"Hem apakah tidak ada makanan Indonesia tuan ?" tanya Mora.
"Ada, tapi saya sengaja tidak meminta, memang nya kamu tidak bisa makan makanan di sini ?" tanya Karel.
"Em bisa mungkin, kita coba aja dulu" sahut Mora, gadis itu mengambil garpu lalu mulai mengambil makanan yang terlihat sangat aneh di hadapannya.
Namanya Falscher Hase, makanan khas Jerman yang terbuat dari daging cincang yang dicampur dengan telur, tepung, dan bawang. Rasa nya enak, meski Mora tidak terlalu suka, tapi makanan itu tidak membuat nya mual.
"Nih cobain Apfelstrudel" Karel menyodorkan garpu di hadapannya yang sudah berisi potongan kue, melihat itu Mora pun mencoba nya, rasa nya manis dan lembut di lidah, Mora segera mengambil minum, karena dia tidak terlalu suka manis.
"Seperti nya kamu tidak suka makanan nya" sahut Karel, sedari tadi dia melihat Mora nampak tidak lahap menikmati makanan nya.
"Suka, tapi kan baru pertama jadi masih aneh aja di lidah" sahut Mora.
