NovelToon NovelToon
I Love You My Sugar Daddy

I Love You My Sugar Daddy

Status: tamat
Genre:Duda / CEO / Nikah Kontrak / Cerai / Tamat
Popularitas:513.4k
Nilai: 5
Nama Author: dianning

Duda tampan dan kaya menjadi incaran para wanita lajang, tetapi sama sekali tidak tertarik menikah lagi karena masih mencintai mantan istri yang telah direbut oleh pria lain.

Saat berencana untuk hidup melajang dengan gelar 'Duren', tetapi gagal karena sang ibu sibuk mencarikan wanita untuk dijodohkan dengannya.

Sampai ia memiliki jalan keluar untuk mencari seorang wanita untuk dijadikan istri kontrak demi mengelabuhi sang ibu.

Akankah Duren ini menemukan seorang wanita yang sesuai dengan kriterianya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dianning, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mendesak menikah

Itu adalah batas teritorial yang sudah ditetapkan olehnya. Melihat bagaimana cara wanita itu membuka diri padanya, justru merasa Alesha sedang memperkuat dan mempertegas batasnya.

Melihat wanita itu dari samping, ada satu hal yang terlintas di kepala Rafael. Mungkin benar bahwa mereka itu mirip. Keduanya seolah sedang menginjak jalanan yang sama, tetapi dengan sisi yang berbeda.

Mereka berdua sama-sama sedang dirundung kebingungan, kekhawatiran, ketakutan, kemarahan, dan tekanan, yang sewaktu-waktu salah satunya bisa saja mencekik mereka.

Alesha dengan kisah peliknya bersama ibunya dan Rafael dengan perasaan rumit pada mantan istrinya.

Mereka berdua dihadapkan pada dua masalah yang jelas berbeda. Namun, keduanya sungguh mirip dalam beberapa hal yang sulit dijelaskan secara gamblang dan mereka kini menghadapinya di jalur yang sama.

Langit semakin gelap. Suhu semakin tidak bersahabat. Namun, Rafael dapat melihat bintang-bintang dan rembulan yang bersinar semakin terang. Benar, mereka bahkan berada di bagian langit yang sama sekarang.

Lelaki itu kembali memikirkan keputusan apa yang akan diambilnya. Jika ia memutuskan untuk menikah dengan Alesha, kira-kira apa yang akan terjadi ke depannya? Akankah keputusan itu sama-sama membantu mereka berdua atau justru akan menyulitkan salah satunya?

Akan tetapi, Rafael tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Pernikahan itu hanyalah perjanjian di atas kertas. Dalam kontrak sudah tertulis jelas, bahwa ia tidak akan menyulitkan kehidupan Alesha.

Ia adalah seorang yang berprinsip dan akan selalu memegang janjinya sendiri. Maka setelah menetapkan sebuah keputusan, segala konsekuensi akan dia tanggung dan segala tanggung jawab akan dijunjung.

Satu-satunya hal yang harus dilakukan, mungkin adalah meyakinkan wanita itu.

Rafael kembali menoleh pada Alesha setelah sekian lama tenggelam bersama isi pikirannya.

Ia mengangguk pelan, kini mengembuskan napasnya perlahan. "Benar. Ada satu hal penting yang ingin kukatakan."

Alesha menoleh dengan mimik mencibirnya. Wanita itu kemudian berdecak. "Aku tahu. Cepat katakan. Sudah kubilang tidak punya waktu dua puluh empat jam."

"Bagaimana kamu bisa tahu kalau aku ingin mengatakan hal lain?"

Penasaran, lelaki itu tidak bisa menahan diri untuk bertanya. Hal yang beberapa saat lalu mengusiknya. Fenomena aneh seakan Alesha bisa membaca pikirannya.

Wanita itu kini menukikkan alis, memandang Rafael dengan tatapan aneh. "Kamu masih duduk di sini, bukankah itu artinya ada urusan yang belum terselesaikan?"

Rafael tertegun. Oh ... ia salah sangka lagi.

Ucapan Alesha seketika merusak bayangan dramatisnya. Entah mengapa, wanita itu selalu saja membuatnya terlihat seperti orang bodoh. Rafael kini menggaruk tengkuknya.

Entah mengapa merasa agak kecewa dengan ekspektasi dan spekulasinya sendiri.

"Kalau tidak ada, lebih baik kamu cepat pulang. Aku juga memiliki kepentingan dan waktu pribadi, tahu."

Wanita itu melanjutkan, dengan nada yang terdengar main-main, tetapi sebenarnya tidak juga. Ia sedari tadi menahan keroncongan di perutnya.

Waktu sekarang sudah menunjukkan jam makan malam, tetapi wanita itu malah masih duduk-duduk menemani lelaki yang sedang patah hati.

Sungguh, Alesha lupa kapan terakhir kali dirinya pernah sebaik hati ini. Terakhir kali, mungkin ketika ia masih bersama teman-temannya saat SMA.

Masa-masa indah remaja menginjak dewasa, yang sebetulnya menciptakan banyak turbulensi menyesatkan akan perasaan gembira yang sama sekali sulit didapatkan ketika sudah dewasa.

Lelaki itu kembali terlihat sibuk dengan pikirannya sendiri. Alesha sungguh ingin marah-marah gara-gara keroncongannya yang sedari tadi menonjok-nonjok dari dalam.

Akan tetapi, melihat wajah menyedihkan pria itu, ia berpikir sepertinya sakit hatinya bukan main-main. Alesha harus sedikit bersabar sekarang. Wanita itu akhirnya hanya menatap ke depan sambil memegangi perutnya yang bergejolak.

Sampai akhirnya terdengar gesekan jas yang terdengar dari samping, menandakan lelaki itu telah mengubah posisinya. Alesha tak menoleh, tetapi ia bersiap-siap menajamkan pendengarannya.

"Alesha, ayo kita menikah."

Alesha terperanjat. Wanita itu sontak melebarkan matanya.

Setelah berpikir cukup panjang, Rafael memutuskan benar-benar akan melakukan pernikahan itu dengan Alesha. Seperti keinginan ibu dan mantan istrinya. Mungkin hanya dengan pernikahannya, semuanya baru akan bisa tenang.

"Ini sebuah ajakan atau permintaan?" Wanita itu menatap Rafael dengan lamat. Pandangan yang begitu tajam, hingga tak dapat dideskripsikan apa yang sedang ia coba tunjukkan.

Rafael hanya membalas menatapnya dengan skeptis. Ada sedikit rasa takut dalam pengambilan keputusannya itu. Ada sedikit rasa khawatir. Ia hanya mampu bergeming dengan isi kepala yang dipenuhi berbagai spekulasi.

Bagaimana jika Alesha menolaknya? Apakah ia akan semakin takut menghadapi ibu dan mantan istrinya, atau justru ia akan lega?

Rafael merasakan kekacauan yang berlalu-lalang memenuhi otaknya.

Pertanyaan Alesha memang terdengar ambigu dan sulit dimengerti. Pertanyaan itu memang meluncur begitu saja dari mulutnya, tetapi bagaimana cara ia akan menjawabnya, itu juga akan mempengaruhi keputusannya.

Sayangnya, pada akhirnya Alesha lagi-lagi harus menghembuskan napasnya panjang.

Lelaki itu tak menjawab apa-apa, kembali pada dunianya sendiri yang terlihat begitu banyak pertimbangan.

Sampai akhirnya Rafael kembali menatapnya.

"Apakah kamu bingung?"

Kini Alesha yang terdiam.

"Kalau kamu bingung karena keadaan ibumu, aku katakan sekarang padamu. Selama masa kontrak ini, kita akan saling membantu satu sama lain."

"Maka dari itu, aku juga berjanji akan membantumu, tidak akan menyusahkanmu, dan tidak akan menghambatmu untuk merawat ibumu. Pernikahan ini hanyalah status yang tertulis di atas kertas." Rafael bersuara dengan persuasif, dengan harap negosiasinya ditanggapi dengan baik.

Akan tetapi, wanita di sampingnya itu masih diam bergeming.

"Izinkan aku berpikir sebentar," ucapnya pada akhirnya, sambil menaruh telunjuk pada dagu.

Wanita itu terdiam cukup lama. Kalau dibilang bingung, tentu saja Alesha sangat bingung. Kali ini terlihat jelas dari sorot matanya.

Akan tetapi, meski Rafael berniat ingin membatalkan permintaannya, lelaki itu sudah memutuskan dan memikirkan dengan baik.

Ia tidak bisa terus ragu dan bersembunyi. Lelaki itu akan menunjukkan kepastiannya pada ibunya. Agar tidak ada ragu lagi.

Berpikir tidak ada yang mengusiknya lagi dan agar mantan istrinya tidak perlu repot-repot ikut andil dalam urusan pribadinya lagi.

Rafael berpikir dirinya memang sedikit egois kali ini, tetapi lelaki itu harus menghilangkan keraguannya sekarang juga. Ia akan menjamin segalanya bagi Alesha agar wanita itu tak akan kesulitan dalam hal apapun setelah menikah dengannya.

Dengan begitu, keduanya tidak akan ada yang harus merasa dirugikan.

"Aku memiliki satu pertanyaan." Alesha tiba-tiba bersuara, mengatakan kalimat yang entah mengapa membuat jantung Rafael berdegup kencang seketika.

"Bagaimana jika aku menolaknya?" Alesha kini mengeluarkan senyum tipisnya dengan satu alis yang sedikit terangkat. Senyum yang terlihat jahil, persis seperti ekspresi Rudy ketika menggodanya.

Rafael tertegun beberapa saat. Kini ia merasa sedang dipermainkan. Ia lantas menatap wanita itu dengan sorot matanya yang tajam.

"Lalu bagaimana kalau aku mendesakmu?"

Setelahnya, entah Rafael salah lihat atau tidak, ia melihat Alesha tersenyum tipis. Sangat tipis dan itu malah membuatnya merasa semakin bingung dan frustasi.

To be continued...

1
Sri Marta
kata kata aouthor nya tinggi banget, jadi susah memahaminya😅
Sri Marta
Luar biasa
Endang Nurmiati
yes
Kingking Warsito
Kecewa
Feby Rey
kog ga up thor udh 3 hari
Feby Feby febriyanty
Biasa
Aisyah ais
next
Feby Rey
alesha ini segitu aj ngeluh payah
Feby Rey
puasa thor puasa😂
Dianning(Ig dianning9)
iya sama-sama 🥰
Feby Rey
mksh crazy up ny thor 🙏
Chy Teteh Bhawel
kebanyakan berdialog dan menerka di dalam hati
Susan Santi
maaf Thor kok saya bacanya pusing ya, banyak cerita keluarga yang di sampaikan di sini . sebetulnya yg menjadi tokoh utama dlm cerita ini siapa sih 🤭
Susan Santi
gimana ceritanya sih Thor,katanya menjadi sugar baby,dan banyak sugar Daddy yg pernah ia layani,, tapi status nya masih perawan
Waty Umi hafidzah
Eeeeekh si babang Rafael belum nyelupin loh Alesha koq bilang sudah seh😜🤭
Feby Rey
kesuan rafael😜
Feby Rey
bisaan author bikin penasaran
Feby Rey
mksh Thor up ny
Feby Rey
kayak nya udh pertengahan bulan thor,,,, ditunggu janjinya 😊
Feby Rey
gini donk sesekali romantis ya kan jgn jdi manusia bodoh kamu rafael udh jelas2 ad barang original malah ngarepin barang bekas yg ga berguna
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!