Novel tentang pelakor, untuk mengikuti lomba Konflik Rumah Tangga. Bagi pembaca yang anti pelakor, boleh skip. tapi kalau mau menantang adrenalin untuk coba membaca dari sudut pandang pelakor, silakan baca dan jangan lupa tekan favorite ❤️
Demi melunasi seluruh hutang yang ditinggalkan orangtuanya, Kania menjual keperawanannya di sebuah klub malam. Namun, takdir membawanya bertemu dengan bosnya sendiri bernama Satria yang menjadikannya istri kontrak untuk melampiaskan hasrat.
Satria sudah memiliki istri, tapi istrinya yang super model itu terlalu sibuk untuk menjalankan kewajibannya. Rasa kesepian itulah yang membuat Satria nekat bermain api.
Akankah pernikahan kontrak itu bisa berjalan dengan mulus?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itta Haruka07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
IKPH . Bab 35
Satria tidak mau kalau sampai rencananya digagalkan oleh Lily. Dia menyusun rencana bersama Andrew dan Sekretaris Gio untuk bisa mengecoh rencana Lily.
Mereka berdiskusi sampai rencananya benar-benar matang. Setelah itu, Satria pulang ke rumahnya.
Dia memasuki rumah mewahnya dan melihat Feli yang menyambut dengan wajah cemberut.
“Kamu dari mana sih, Sat?” tanya Feli dengan bersedekap dada.
Sekretaris Gio ikut masuk karena diperintahkan untuk menginap.
Sementara Satria menanggapi pertanyaan Felicia dengan santai. “Kami baru pulang dari Jogja,” jawabnya. “Gio, besok bangunkan aku pagi-pagi!”
Sekretaris itu mengangguk dan menurut apa yang bosnya perintahkan.
Lily muncul dan menghampiri menantunya yang baru pulang. “Eh, mantu mama baru pulang. Kamu kemarin enggak pulang ya,” sapa Lily dengan ramah. Seperti itulah sikapnya dengan sang menantu, memperlakukannya dengan baik karena sadar Satria adalah sumber uangnya.
“Iya, Ma. Ada rencana pembangunan vila di sana. Jadi, aku sibuk sekali sampai tidak tahu kalau Mama datang,” balas Satria seolah dia tidak mengerti kebusukan mertuanya itu.
“Oh, bagus sekali. Kamu sangat bekerja keras. Feli, layani suami kamu dengan baik. Dia baru pulang pasti kelelahan. Biar mama siapkan makanan untuknya,” kata wanita itu sambil memberikan kode lewat matanya pada sang anak.
“Tidak usah, Ma. Kami baru makan kok. Aku mau langsung istirahat saja,” tolak Satria yang lalu meninggalkan mertuanya.
“Oh ya sudah kalau begitu.” Lily tersenyum seramah mungkin di hadapan menantunya. Siapa pun yang melihat ekspresinya pasti akan mengira bahwa Lily adalah wanita yang baik.
Felicia mengikuti suaminya seperti yang mamanya perintahkan. Dia harus bisa mengontrol emosi agar Satria tidak marah dan nantinya akan mencurigai hubungan gelapnya dengan Andrew. Pokoknya, dia harus bisa mengambil hati dan pikiran Satria setelah pernikahannya dengan Kania terbongkar.
Satria masuk ke kamar mandi dan Feli langsung menyiapkan pakaian seperti yang diinstruksikan oleh mamanya. Setelah itu, dia memakai pakaian seeksi dan memakai riasan sehingga wajah cantiknya akan memikat Satria.
“Ingat ya, Fel. Laki-laki itu harus diperlakukan seperti raja, termasuk urusan ranjang, kamu harus membuka pikirannya kalau kamu jauh lebih hebat untuk urusan ranjang dibanding pelakor itu.”
Nasehat mamanya terus terngiang-ngiang di otak Feli, sehingga dia juga sudah menyiapkan alat tempur untuk memanjakan Satria.
Feli lalu berbaring di ranjang sambil memainkan ponselnya. Posisinya yang tengkurap membuat lekukan tubuhnya terlihat jelas. Dia sangat yakin Satria akan tergoda melihatnya seperti ini. Mereka masih suami istri yang sah.
Satria keluar dari kamar ganti dan langsung disuguhkan dengan pemandangan yang membuat jakunnya naik turun. Sebagai laki-laki yang normal, tubuh Satria langsung bereaksi melihat lekukan tubuh itu.
Namun, dia tidak akan kehilangan akal sehat. Satria harus bisa menahan hassratnya demi Kania dan calon anak mereka.
“Sat, kamu sudah selesai mandi?” tanya Felicia saat Satria berjalan mendekatinya.
“Iya. Aku capek banget, Fel,” jawab Satria yang langsung merebahkan diri ke kasur dan menutupinya dengan selimut.
“Kamu enggak ingin jenguk anak kita. Kamu enggak lupa kalau aku lagi hamil, ‘kan?” Felicia mendekatkan wajahnya pada Satria dan kini dia membelai dada bidang laki-laki tampan itu.
“Aku enggak lupa, Fel. Maaf ya, aku benar-benar capek. Lagi pula, bukannya usia kehamilan kamu masih sangat muda, aku takut kehilangan kendali dan melukainya, Feli.”
Satria tidak ingin bersikap kasar pada Feli meskipun dia sudah tahu tentang perselingkuhannya. Demi misi yang harus dijalankan, dia harus memainkan peran dengan baik.
“Dia baik-baik saja, Sayang. Anak kamu pasti kuat kok.” Tiba-tiba Feli mencium Satria dan langsung menggeerayangi tubuh laki-laki yang masih berstatus suaminya itu.
***
Kembang kopinya dulu 😂😂😂 tegang gak sih 🤣🤣🤣 si Bang Sattria bakalan tahan nggak kira kira🤣🤣🤣