NovelToon NovelToon
DI BALIK WAJAH PENYAMARAN SI TOMPEL

DI BALIK WAJAH PENYAMARAN SI TOMPEL

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Konglomerat berpura-pura miskin / Pembantu
Popularitas:1k
Nilai: 5
Nama Author: pocynelv

Lindi si anak kaya raya, yang mempunyai segalah nya,
harus menuruti perintah ayah nya, yang ingin ia menjadi mandiri,

akan kah Lindi menuruti perintah dari sang ayah?

(plis yang mau baca, baca sampe habis yah)
#sorry klo kebanyakan typo
#soalny pemula

silakan baca cerita Lindi si tompel........

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pocynelv, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 10

BU DERIA SELIANA VISTOM, seorang janda yang di tinggal mati suami nya, PAK SURYANO TYO VISTOM, BU DERIA SELIANA VISTOM, akrab di sapa dengan Bu Deria/ria, tersebut memiliki empat anak, satu anak perempuan dan tiga anak laki-laki.

Ke empat anak tersebut bernama.

RIVANO DELLIO VISTOM, di panggil Vano usia 25 tahun.

ARDIAN VISTOM, kakak Vano berusia, 27 tahun.

XIVER ABAR VISTOM, anak ke tiga, berumur 22 tahun.

dan terakhir, ALEA VISTOM, Alea pula berumur 15 tahun.

Umur Lindi 21 tahun..

lanjut

Bu Deria, menanyakan di mana art yang ingin bekerja di rumahnya, kemudian menatap perempuan biasa, itu dengan tatapan heran, kemudian bertanya.

"Apakah dia pak Arul? "tanya Bu Deria.

"Iyah, nyonya, wanita ini yang ingin berkerja jadi art" jawab pak Arul.

Lindi kemudian tersenyum, yang menampil kan gigi putih milik nya.

"Iyah, nyo-nya" ucap Lindi agak kaku.

"santai mbak, saya ngak akan gigit ko, oh iya, namanya siapa mbak" tanya Bu Deria.

"Lindi nyonya, panggil aja Lindi" jawab Lindi, sambil tersenyum.

"owh, nak Lindi, usianya berapa nak, kayak nya kamu masih sangat muda yah" tanya Bu Deria, yang tadi nya menggunakan kata mbak, sekarang berganti dengan kata nak untuk panggilan Lindi.

"Iyah nyonya, Lindi berusia 21 tahun nyonya" ucap Lindi seraya menundukkan kepalanya, sedikit.

"huh, cape gw berdiri woy, astaga malah di biarin berdiri di depan gerbang tanpa di persilakan masuk hadeh" batin Lindi menggerutu.

"oke, nak Lindi lulusan apan nak" tanya Bu Deria lagi.

"oh ini nyonya" ucap Lindi sembari menyerah kan kertas ijazah nya.

"oke, oke" ucap Bu Deria dan mengambil kertas ijazah Lindi, kemudian membacanya, dan tak lama ia pun mengangguk angguk kan kepalanya, tanda ia mengerti.

"oke, nak Lindi, saya terima kamu berkerja di sini, mari masuk" ucap Bu Deria sembari tersenyum.

"Iyah nyonya" ucap Lindi, "akhirnya masuk juga, pegal ni kaki sedari tadi berdiri ya, ampun" ucap Lindi kembali, dalam hati.

"jangan panggil nyonya, nak Lindi panggil saja saya dengan Bu Riana atau tidak Bu Ria" ucap Bu Deria kembali menoleh ke arah Lindi.

"Iyah nyo-nya, eehh.. Bu Ria" ucap Lindi "duh, ni mulut malah salah bilang lagi" ucap Lindi kembali dalam hati.

Bu Deria hanya memberikan senyuman, dan kembali masuk ke dalam rumah megah milk nya di ikuti Lindi di belakang nya.

"besar juga yah rumah nya" batin Lindi sambil melihat-lihat halaman dengan wajah tersenyum.

Di balkon, di lantai dua rumah berdiri seorang pria, yang sedang menatap Lindi dengan pandangan meremehkan.

"dasar gila, gitu aja kagum, belum pernah lihat rumah mewah yah" batin seseorang dari balkon atas.

Lindi yang tengah melihat-lihat halaman itu pun, kemudian tak sengaja bertatap mata dengan pria di atas balkon tersebut.

"siapa dia" batin Lindi, sambil menatap pria di atas balkon tersebut dengan sesekali.

Pria yang di tatap itu pun, memutar bola matanya, sembari mencibir.

"norak" ucap nya pelan, yang tak di dengar siapa pun, ia pun memutar balik kan badanya, dan berjalan menuju kamar nya.

Lindi menatap sekilas pria tersebut mengatakan sesuatu, tapi ia tak tahu, kemudian ia melihat pria itu lagi, tapi sudah tak ada.

"siapa dia, apa yang dia ngomong tadi" batin Lindi sambil mengerut kan dahi nya, ia kembali berjalan mengikuti Bu Deria.

Sampai ia tak sadar kalau sudah berada dalam rumah, kemudian menuju ke arah kamar yang berada di bawah tangga.

"nah nak Lindi, ini kamar kamu, nak Lindi masuk lah berganti pakaian terlebih dahulu dan kamu bisa bekerja besok, istirahat lah terlebih dahulu nak Lindi " ucap Bu Deria menjelaskan sambil tersenyum ke arah Lindi.

Lindi pun tersadar dari lamunan nya.

"ohh, Iyah, Iyah Bu, saya masuk dulu menganti pakaian saya" ucap Lindi, ia pun masuk ke dalam kamar yang di siapkan untuk nya.

Bu Deria pun pergi dari kamar Lindi, menuju ke lantai atas rumah nya..

Lindi pun masuk kedalam kamar nya, dia melihat kamar yang bernuansa putih itu, dan mengunci kembali pintu kamar nya, dia berbalik mengapa sekeliling kamar yang di siap kan untuk nya.

"lumayan" batin Lindi.

Ia pun mulai mengeluarkan kan barang-barang nya kemudian menyimpan ke dalam laci meja yang berada samping tempat tidur milik nya.

Kamar yang di tempati Lindi terdapat, laci meja kecil di samping ujung kasur, kasur nya pun besar tapi tak sebesar milik nya, kemudian terdapat lemari kecil berwarna hitam sedikit kecoklatan, dan terdapat sofa kecil di dalam kamar tersebut, di bagian dekat sofa itu pun terdapat jendela yang berhadapan langsung dengan halaman belakang yang luas.

Di halaman belakang juga itu pun terdapat kolam besar dengan air jernih berwana kebiru biruan, di samping kolam tersebut juga terdapat, tanaman tanaman indah.

"sungguh indah" batin Lindi menatap ke area luar jendelanya dengan perasan takjub.

Lindi pun membiarkan jendelanya tersebut terbuka, dan angin sejuk mulai masuk ke dalam kamar milik nya yang, membuat ia merasa damai, akan suasana dalam kamar.

Selesai menata pakaian dalam lemari, Lindi pun berniat untuk mandi terlebih dahulu, ia pun meraih handuk milik nya, dan membawa shampo dan sabun yang sudah di bawah nya dari rumah.

Selesai mandi Lindi kemudian mengeringkan rambutnya, mengunakan handuk, setelah sedikit agak kering, dia pun menyisir rambutnya kembali agar di kepang nanti akan lebih mudah, tompel yang tadi di pake nya pun sudah di taruh di atas meja rias kecil yang berada di dalam kamar.

Dia pun berjalan menuju, ke sofa kecil yang berada dekat jendela, kemudian menundukkan bokong nya di atas sofa tersebut.

Sambil sekali-sekali menguap, Lindi pun kemudian berdiri untuk pergi ke meja rias, dia mulai mengepang kembali rambutnya, dan terakhir memakai tompel di bagian pipi kanannya.

"selesai, sungguh kau sangat cantik, haha" ucap Lindi sambil menertawakan diri nya di balik cermin yang berada di meja rias itu.

"aku haus, keluar dulu kali yah, sambil jalan-jalan ke halaman rumah ini, kali aja ada yang menarik" ucap Lindi kemudian.

Lindi pun keluar dari kamar, dan mengunci pintu nya kembali, ia berjalan ke arah dapur untuk mengambil minum terlebih dahulu.

•••••

Lindi yang berniat mengambil gelas, tak sengaja melihat pria yang di lihat nya berada di atas balkon tadi, pria itu sedang mengambil susu di dalam kulkas dua pintu yang sangat besar.

Setelah ia mengambil yang ia ingin kan, pria itu berbalik, dan tak sengaja melihat Lindi yang sedang menatap ke arah nya.

"lu, lu ngapain di sini" ucap pria itu sinis.

"lah, ambil minum lah, apa lagi lu ngak liat gelas di tangan gw ini" jawab Lindi kemudian memperlihat kan gelas yang berada di tangan nya.

"owh" ucap pria itu singkat.

"cih" batin Lindi sembari mencibir ke arah pria tersebut, dia pun mulai menuangkan air ke dalam gelas yang tadi di pegangnya.

Ia pun meneguk air minum, hingga tak tersisa.

Pria yang masi berada di hadapan Lindi itu pun, kembali berkata.

"haus bangat lu ya, kasian banget" ucap pria itu dengan tatapan sinis nya.

"biasa aja kali liat nya, om" ucap Lindi setengah kesal.

"om, om, om mata pala kau, om-om, kenalin gw.....

Selamat membaca 🙏

Abaikan typo 🙏

Bantu, like, komen dan hadiah nya man teman, jika sempat...

1
byerr...
mengusap kk, /Scowl//Facepalm/
@ivivi
sangat menghibur, up banyak banyak Thor, semangat 💪
Pluto
karya ini benar-benar bikin saya terhibur. Terima kasih thor banyak, keep up the good work!
@ivivi
wih
byerr...
semangat thor, aku tunggu up selanjutnya 💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!