Seorang remaja laki-laki yang masih bersekolah SMA terpaksa menerima permintaan sang mommy untuk menikah dadakan dengan anak mantan supirnya. Apakah sang anak akan menerimanya?.
Sedangkan sang mempelai perempuan tidak tahu siapa yang akan menikahinya. Dia sudah tak sadarkan diri ketika ijab qobul itu terjadi.
Entah mimpi apa aku semalam, dari seorang lajang sekarang sudah beristri.
-Greyvanno Alexander Geraldy
Siapa dia? benarkah suamiku?
-Naretta Andara Ibrahim
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Winda keenandra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 28
Retta memandang wajah Vanno dari cermin yang ada di lemari tepat di depannya. Seketika wajahnya berubah bingung. Retta segera berbalik dan melihat wajah Vanno secara langsung.
"Jangan berhenti" kata Retta sambil tersenyum.
Vanno tersenyum smirk mendengar jawaban Retta. Ketika dia akan melaksanakan aksinya, suara ibunya terdengar dari luar kamar.
"Ta, air hangatnya sudah ibuk siapkan. Nak Vanno basah kuyup tadi, bisa masuk angin jika tidak segera ganti baju" teriak ibu dari luar kamar.
Retta dan Vanno segera menegakkan badan. Retta memberikan baju ganti kepada Vanno dan berjalan keluar kamar.
Ceklek.
Retta membuka pintu kamar. Ibunya masih menunggu di depan pintu.
"Air hangat sudah ibuk siapkan. Bapak sudah selesai mandi. Suruh Vanno membersihkan diri segera, badannya terguyur tumpahan air dari talang. Punggungnya pasti kotor sekali." Perintah ibu.
"Iya Buk, ini mau baru diambilkan baju ganti," jawab Retta.
Ibu memperhatikan Retta sebentar, dan tersenyum. Menyadari tatapan ibu pada leher Retta, dia menjadi salah tingkah. Retta segera menggerai rambutnya ke depan dan menunduk malu.
"Anak ibuk sudah dewasa sekarang. Jaga keluargamu baik-baik. Jangan membantah apa kata suami jika itu baik. Jadilah istri yang bisa saling menjaga, saling mengisi dan saling melengkapi." Kata ibu sambil mengusap kepala Retta dengan lembut.
Retta mendongakkan kepala menatap ibunya. Tanpa menjawab apa-apa, dia langsung memeluk sang ibu.
"InsyaAllah Buk. Doakan Retta selalu." Katanya sambil merekatkan pelukan ibunya.
"Iya, Ibuk akan selalu mendoakan kalian." kata ibu sambil mengusap punggung Retta pelan. "Sudah, minta suamimu segera ganti baju. Nanti bisa masuk angin." Lanjut ibu sambil melepaskan pelukannya.
Retta mengangguk dan segera masuk kembali ke dalam kamar. Dilihatnya Vanno sedang membalas pesan singkat sambil membawa baju ganti dan handuk.
"Mas, ganti baju dulu. Ibuk sudah menyiapkan air panas." Kata Retta.
Vanno menoleh sebentar kepada Retta dan mengangguk. Dia meletakkan ponselnya di atas ranjang, dan berjalan mendekati Retta yang masih berdiri di dekat pintu kamar.
Retta mundur dua langkah. Dia merasa takut melihat wajah Vanno yang seperti ingin menerkamnya.
Vanno tersenyum smirk. "Mau bantu aku mandi?" tanyanya.
Retta melongo. Seketika langsung menggeleng dengan cepat.
Vanno tertawa keras melihat ekspresi Retta. Dia berjalan keluar kamar dan langsung menuju kamar mandi.
Retta memegang dadanya. Jantungnya seakan hendak berlomba lagi. Nyut-nyut.
Astaga, rasanya seperti mau meledak jantung ini. Bagaimana jika ini terus berlanjut, bisa-bisa aku terkena serangan jantung. Batinnya.
Retta segera menenangkan diri. Setelahnya, dia segera beranjak ke dapur untuk membuatkan wedang jahe untuk Vanno. Begitu selesai, dia segera membawa wedang jahe tersebut ke dalam kamar.
Hujan masih turun dengan derasnya malam itu. Beruntung tidak mati lampu.
Beberapa saat kemudian, Vanno telah selesai membersihkan diri dan mengganti bajunya. Dia segera kembali ke kamarnya karena merasakan tubuhnya mulai menggigil.
Ceklek.
Vanno membuka pintu kamar. Retta yang baru saja meletakkan wedang jahe diatas meja belajarnya segera menoleh. Dilihatnya Vanno yang sedikit menggigil kedinginan.
Retta segera mengambilkan selimut tambahan di dalam lemari. Dia segera membalutkannya pada tubuh Vanno.
Vanno segera mendudukkan diri di atas ranjang sambil bersandar pada kepala ranjang.
"Mau wedang jahe Mas?" tanya Retta.
"Boleh" jawab Vanno sambil merapatkan selimutnya.
Retta segera mengambilkan wedang jahe dan memberikannya kepada Vanno.
Setelah menyesap wedang jahe, tubuh Vanno sedikit menghangat. Dia segera merebahkan diri setelahnya sambil mengeratkan selimut.
Retta hendak pergi ke dapur untuk mengembalikan gelas, tapi di tahan oleh Vanno
"Jangan pergi Ta,"
.
.
.
.
.
\=\=\=\=\=
Di pending dulu ya kikuk-kikuknya 🤭🤭🤭
Masih mau lanjutkan?