Pada tahun 2222, bumi mengalami perubahan karena munculnya sebuah lubang cacing.
Meski bukan hal yang membuat bumi langsung dihancurkan, tetapi kejadian itu membuat perubahan yang sangat besar.
Lubang cacing awalnya menghubungkan satu tempat ke tempat lain. Namun, siapa sangka, ternyata bukannya menghubungkan ke planet lain atau galaksi lain, lubang itu menghubungkan dengan dimensi lain ... universe lain.
Bumi di kedua sisi dimensi bergabung dengan cara aneh dengan lubang cacing sebagai pusatnya. Bumi menjadi lebih luas daripada sebelumnya. Hanya saja, bukan hanya lebih luas, tetapi apa yang ada di bumi lain juga bergabung dengan bumi ini.
Masalahnya, di dimensi lain, terjadi apocalypse. Bisa dibilang, dunia telah dikuasai oleh zombie-zombie dan makhluk mutan. Sedangkan ras manusia ..
Telah punah!
Ini adalah kisah Ark, seorang pemuda yang tanpa sengaja kembali dari masa depan.
Memiliki tekad agar pemusnahan tidak lagi terulang, dia sekali lagi menapaki jalan gelap dan suram itu!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kei L Wanderer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Unsainted (Tidak Suci)
Sore harinya.
Berdiri di balik sebuah bangunan, Ark dan beserta orang-orang lain menatap sebuah minimarket dua lantai dengan ukuran cukup besar.
"Lihatlah, bahkan banyak yang berpatroli di sore hari. Jelas, langsung maju di saat ini, belum lagi sendiri adalah sebuah pilihan ceroboh!"
Julian langsung berkata kepada Ark. Sangat menentang tindakan yang coba dia lakukan sebelumnya.
Memiliki ekspresi datar di wajahnya, Ark menghela napas. Melirik ke arah Julian yang sedari tadi berisik, dia merasa agak bingung. Bingung kenapa banyak orang yang lebih percaya dan mau mengikuti pria cerewet seperti itu.
'Friendly? Ya ... siapa peduli dengan hal semacam itu.'
Ark menggeleng ringan, melupakan hal-hal yang dia anggap tidak penting. Lagipula, jika pemuda itu membuat sebuah kelompok, dia tidak ingin menjadi seperti Julian. Jadi Ark langsung menyingkirkan rasa penasaran kenapa banyak orang yang percaya dan mau mengikuti pria tersebut.
Lagipula ... setiap orang memiliki caranya sendiri.
"Stacy, lebih baik kamu menunggu di sini dengan Natasha."
"Aku ikut, Tuan!"
Melihat ke arah Ark yang berjalan langsung menuju markas Kelompok Reaver lewat pintu depan tanpa rasa takut, Stacy langsung mengikuti dari belakang.
Kejadian tiba-tiba itu langsung membuat Julian yang sibuk mengoceh terdiam. Dia hendak menghentikan Ark, tetapi jelas sudah terlambat. Menatap ke arah rekan-rekannya yang ternyata sudah bersiap, pria itu berkata dengan nada kesal.
"Kalau begitu kita juga pergi."
Berjalan bersama-sama, dua belas orang tidak termasuk dengan Natasha jelas langsung membuat para penjaga terkejut. Mereka langsung bersiap bertarung, sementara sebagian dari mereka langsung memanggil ketua dan teman-temannya lainnya.
Ark, Stacy, Julian, dan sembilan orang lainnya berdiri di depan minimarket sambil membawa berbagai macam senjata di tangan mereka.
Beberapa saat kemudian, tampak puluhan orang keluar dari minimarket. Sekali lihat, jumlahnya tiga kali lipat lebih banyak kelompok Julian.
"Bukankah jumlahnya seharusnya hanya 20 orang?"
Salah satu rekan Julian berkata dengan lirih.
"Tidak peduli dengan jumlahnya, mereka telah melakukan apa yang seharusnya tidak mereka lakukan. Kita harus menghentikan tindakan mereka!"
Julian langsung berkata dengan nada penuh kepastian. Hal itu membuat Ark merasa agak lega. Meski tampak bodoh dan naif, jelas seperti rumor dalam kehidupan sebelumnya ... Julian bukan tipe orang yang mudah menyerah.
'Meski ikut atau tidak pun tidak akan memengaruhi hasilnya.'
Pikir Ark dengan ekspresi datar di wajahnya.
Dia kemudian melihat sosok pria yang paling mencolok di antara kerumunan. Tubuh berotot layaknya binaragawan, tinggi lebih dari dua meter, ekspresi kejam dengan beberapa bekas luka sayatan di tubuhnya. Ditambah peralatan yang pria itu pakai, Ark yakin bahwa orang itu adalah pemimpin kelompok tersebut.
Jika dilihat, pria itu mirip seekor beruang. Ya ... seekor beruang besar.
"Selamat datang di markas Kelompok Reaver, Kawan-kawan! Perkenalkan, aku pemimpin dari Kelompok Reaver, Borin!
Apakah ada yang bisa kami bantu?"
"Aku dan temanku datang untuk menjemput seseorang. Jika kamu memberikannya, kami tidak akan ikut campur dalam urusan Reaver dan Silver Cross."
Ark berbicara dengan nada datar.
"Hah?! Kenapa kamu tiba-tiba berbalik untuk pergi?"
Julian jelas merasa terkejut dan marah kepada Ark. Dia merasa benar-benar ditinggalkan, padahal sudah datang untuk menolong.
"Sejak awal, aku tidak meminta bantuan kalian."
Ark masih berbicara dengan nada datar.
"Hou ... pria tampan dengan katana di pinggangnya dan gadis pirang cantik." Borin mengelus dagu. "Apakah kalian Ark dan Stacy yang disebutkan oleh Juana? Atau Jay? Hmmm ... dari ekspresi dingin itu, seharusnya kamu Ark."
"..."
Melihat Ark masih diam, Borin mengangkat bahu dengan ekspresi tak acuh.
"Enam orang pergi dan tidak kembali. Itu berarti mereka mati. Namun, tampaknya kamu juga kehilangan dua orang anggotamu. Jadi ... kamu masih datang untuk menjemput Juana?"
"..."
"Tidak perlu menjawabnya. Kalian bertahan, berarti kalian cukup kuat. Bergabunglah dengan kelompokku, kehidupanmu pasti akan menjadi lebih baik jika bergabung dengan Reaver!"
Melihat ke arah Borin yang membuka lebar kedua tangannya dengan senyum percaya diri, Ark masih memiliki ekspresi datar di wajahnya. Setelah beberapa saat, pemuda itu membuka mulutnya.
"Pertama, aku tidak datang untuk meminta atau memohon, aku datang untuk mengambil beberapa orang. Kedua, aku tidak tertarik untuk bergabung dengan kelompok lain. Ketiga, bahkan jika aku memilih untuk bergabung dengan kelompok, aku lebih memilih bergabung dengan kelompok milik pria bodoh di sampingku ini.
Yang terakhir ..."
Ark menatap dengan ekspresi dingin.
"Pilihlah, menyerahkan atau bertarung sampai mati."
Mendengar ucapan Ark, semua orang langsung terkejut. Khususnya orang-orang dari Kelompok Reaver. Mereka langsung tertawa terbahak-bahak, menganggap pemuda itu benar-benar bodoh karena marah atas kematian temannya.
Setelah berhenti tertawa, Borin menyeka air mata di sudut matanya. Merasa bahwa Ark terlalu konyol, dia berkata dengan nada bercanda.
"Kalau kamu ingin mati, majulah, Bocah. Aku tidak berniat memberimu orang-orangku. Sebaliknya, gadis itu ..." Borin menatap ke arah Stacy lalu menjilat bibirnya. "Akan menjadi milikku."
Ketika mendengar jawaban Borin, Ark langsung maju ke depan. Menarik katana dari pinggangnya, mata pemuda itu berkilat dingin. Dia langsung melesat ke depan lalu menebas.
Saat itu juga, suara tawa terhenti ketika kepala salah satu anggota Kelompok Reaver dipenggal.
"BUNUH BOCAH ITU!!!"
Melihat Ark benar-benar berani membunuh di depannya, Borin langsung berteriak marah. Dia langsung menarik pedang besar. Sementara anak buahnya langsung mengeluarkan senjata yang bermacam-macam.
Mereka langsung bergegas ke arah Ark dengan ekspresi ganas dan kejam.
Julian tidak hanya diam. Dia langsung berteriak keras.
"Jangan diam saja! Jatuhkan mereka!"
Bersama dengan teriakan Julian, Stacy dan anggota kelompok Silver Cross langsung maju.
Mengabaikan orang-orang yang ingin menolongnya, Ark hanya melihat semua musuh yang hendak mengepungnya.
Melihat ke arah pipa besi yang diarahkan ke kepalanya, Ark sedikit menghindar lalu menebas lengan pria itu. Dia kemudian menusuk leher pria itu dan menendang tubuhnya. Dalam sekejap, pria tersebut terpental jatuh dan mati.
Tidak berhenti di sana, Ark yang telah melakukan evolusi pertama dan menggunakan Miracle Root terus memotong. Orang-orang yang memiliki stat standar pria rata-rata jelas bukan lawannya.
Melihat banyak orang dipenggal dan jatuh di sekitar Ark. Banyak anggota Kelompok Reaver hendak mundur karena terkejut dan takut. Namun pada akhirnya, Ark tidak memiliki kesempatan sama sekali.
Satu, dua, tiga ... sembilan, sepuluh ... lima belas, enam belas ...
Ark bergegas ke arah Borin yang tidak jauh darinya. Katana di tangannya langsung berayun dengan cepat.
Swoosh! KLANG!!!
Sosok Borin yang tubuhnya lebih besar dari Ark langsung terdorong mundur. Tangan kanan yang memegang pedang gemetar karena dampak serangan Ark.
Melihat sosok yang membunuh orang tanpa mengedipkan mata, Borin langsung ketakutan.
"K-KAMI MENYERAH!!!"
Borin berteriak putus asa. Saat itu, suara Julian juga terdengar.
"HENTIKAN SEMUA PERTARUNGAN!!!"
Ark yang berdiri di depan Borin juga berhenti. Melihat pria besar itu memiliki beberapa luka baru di tubuhnya dan berkeringat deras karena lelah serta ketakutan, dia memiringkan kepalanya.
"Kamu menyerah?"
"YA! KA-KAMI TAHU KAMI SALAH! KAMI MENYERAH! KAMI AKAN MELAKUKAN SEMUA YANG KAMU—"
SLASH!!!
Ark langsung memenggal kepala Borin.
"APA YANG KAMU LAKUKAN, ARK?!"
Melihat apa yang dilakukan oleh Ark, Julian berteriak marah. Baginya, sebuah pertempuran dianggap berakhir jika salah satu pihak kalah atau menyerah. Jadi, baginya ... perilaku Ark agak berlebihan.
Mendengar ucapan Julian, Ark yang berdiri di antara belasan mayat penuh darah sambil memegang katana di tangannya menoleh.
Dengan banyak cipratan darah di wajah dan pakaiannya, Ark menatap ke arah Julian dengan ekspresi dingin sembari berkata.
"Jangan samakan aku dengan dirimu, Julian. Lagipula ..."
Ark mengibaskan katana di tangannya, membuang noda darah pada bilahnya lalu kembali menyarungkan katana tersebut.
"Aku bukanlah orang suci sepertimu."
>> Bersambung.
dan gw ada satu pertanyaan sih. apa sih yang ngebuat si mc balik ke masa lalu waktu pertama sekali kok lupa
pas pindah ke kalimantan berubah jadi --> kimak nguk🤣🤣🤣🤣🤣