Gwen si buruk rupa merasa putus asa dengan jalan hidupnya saat dia ingin mengakhiri semuanya justru Gwen dipertemukan dengan boss mafia.
Gwen menjadi gadis buruk rupa kesayangan boss mafia dan berusaha menuntut balas pada orang yang menindasnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DHEVIS JUWITA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rasa Curiga
"Baiklah, saya rasa sudah cukup pertemuan kita hari ini. Selanjutnya kita akan bertemu di lokasi syuting," ucap Peter mengakhiri pertemuan.
Peter terus curi pandang pada Gwen dan Gwen seakan memberi sinyal jika gadis itu juga tertarik padanya. Peter menjadi sangat percaya diri bisa menaklukkan hati Gwen.
"Sayang..." suara Carol membuyarkan lamunan Peter. Lelaki itu berusaha tersenyum manis di depan Carol.
"Ayo kita makan siang bersama," ajak Carol dengan memegang lengan kekasihnya. Tapi tangan Carol langsung ditepis oleh Peter.
"Kita sedang bekerja, Carol. Kita harus bisa mengenyampingkan urusan pribadi," tegas Peter sambil memperbaiki jasnya kemudian dia keluar ruangan.
Peter ingin mengejar Gwen sebelum kehilangan gadis itu. Peter mencari Gwen dan beruntung dia mendapati Gwen masih berdiri di depan lift.
"Anna!" seru Peter yang membuat Gwen menoleh.
Karena tidak ingin menjadi pusat perhatian, Peter mengajak Gwen berbicara di tangga darurat. Di sana Peter ingin mengutarakan niatnya.
"Aku ingin mengajakmu makan malam bersama lagi tapi kali ini di apartemenku karena aku tidak mau diantara kita ada skandal yang akan mencoreng namamu jadi artis pendatang baru," ungkap Peter yang masih menggenggam tangan Gwen.
Gwen pura-pura berpikir tentu saja dia akan setuju untuk memanas-manasi Carol.
"Baiklah, akan aku pikirkan!" ucap Gwen yang membuat Peter kesenangan.
Sekarang Peter harus bisa menyingkirkan Carol dari apartemennya.
*****
Maya yang tanpa sengaja melihat Peter membawa Gwen ke tangga darurat melaporkan itu semua pada Carol. Mereka sepakat untuk memberi perhitungan pada Gwen.
Mereka menunggu Gwen datang ke parkiran mobil, Carol sudah tidak punya apa-apa sekarang jadi hanya karirnya lah yang bisa mendatangkan uang. Maka dari itu, dia tidak mau kehilangan Peter atau pekerjaannya.
"Itu dia," ucap Maya dengan menyenggol lengan Carol saat melihat Gwen sudah berada di parkiran mobil.
Tanpa ba bi bu lagi, Carol mendatangi Gwen sebelum gadis itu masuk ke dalam mobil dan pergi.
"Jangan berani pergi kau, jalaang!" teriak Carol.
Gwen menoleh dan tersenyum melihat Carol dengan wajah marahnya. Gwen sudah terbiasa melihat Carol yang seperti itu bahkan dulu dia sering dipukul tanpa sebab oleh gadis itu.
"Beraninya kau menggoda calon suamiku!" Carol menunjuk Gwen dengan jari telunjuknya yang mengarah ke wajah Gwen.
Gwen tampak santai, gadis itu melipat kedua tangannya di dada. "Calon suami siapa ya?"
"Tidak usah pura-pura bodoh. Peter adalah calon suamiku. Apa jangan-jangan kau menjual tubuhmu supaya kau bisa mendapat peran utama?" tuduh Carol.
Gwen tertawa terbahak-bahak sambil memegangi perutnya. "Kau seperti membicarakan dirimu sendiri, ya?"
"Beraninya kau menertawakan aku! Kau itu cuma artis pendatang baru!" Carol semakin emosi atas sikap Gwen padanya. "Aku tidak akan main-main jika kau berani menyentuh calon suamiku!"
"Bukan aku yang ingin menyentuh calon suamimu tapi dia sendiri yang ingin menyentuhku!" ucap Gwen menantang.
"Wah, dia memang tidak tahu diri, Carol!" Maya yang mengikuti Carol ikut memanas-manasi suasana. "Wajahmu itu cuma plastik sedangkan Carol cantik alami!"
Deg!
Gwen langsung meremas ujung bajunya. Apa wajahnya sangat kelihatan kalau wajah hasil operasi plastik?
"Ah, jangan-jangan kau orang yang aku kenal ya. Karena suaramu sangat mirip dengan orang yang aku kenal itu," tambah Carol semakin mendekati Gwen kemudian tangannya meraih dagu gadis itu. "Apa kau Gwen?"