Sudah empat tahun ini kebun pisang milik Raharjo menjadi tempat yang paling menakutkan bagi warga sekitar, jangan kan malam hari, siang saja tidak ada yang berani mau lewat sana.
Bahkan keluarga Raharjo juga menghilang begitu saja, membuat warga menduga keluarga tersebut punya pesugihan.
kemana kah Raharjo menghilang bersama keluarga nya?
siapa yang sudah menjadi hantu di kebun pisang?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6. Mendatangi rumah
Sarjo duduk di belakang rumah sambil mengasah parang agar tajam dan bagus, rencana nya malam ini dia mau mencuri pisang lagi karena siang tadi sudah keliling sehingga tau bagian mana yang bisa di curi. memang kebun pisang ini sangat luas sehingga banyak buah nya terbuang sia sia saja, sebab tidak semua orang punya nyali untuk melihat atau mengambil nya sekedar untuk makan.
Sedangkan Sarjo sudah sangat tidak tahan lagi untuk mengambil pisang agar bisa di jual lagi, yang pertama kemarin sudah laku sehingga dia merasa perlu lagi untuk mengambil nya agar enak mencari uang dengan cara yang singkat dan tidak perlu lelah. dari pada kerja dan harus lelah, maka Sarjo lebih memilih untuk mencuri pisang saja.
"Tunggu, kan di rumah itu sangat besar sehingga pasti ada uang yang tersimpan." Sarjo baru ingat akan rumah keluarga Raharjo.
"Jangan mencari masalah, Pak!" Asri mendengar ucapan suami nya.
"Hei coba lah kau pikirkan lagi soal harta itu, kalau kita ambil separuh saja maka tidak akan ada yang tau juga." Sarjo ingin mengajak istri nya kerja sama.
"Aku tidak mau, itu milik orang!" tolak Sari.
Sarjo sebenarnya sudah mau marah karena Asri susah pula mau di ajak mencuri, padahal dia sudah sangat yakin kalau rumah itu banyak barang berharga yang sangat bagus apa bila di jual. tidak di ambil dia pun pasti akan terlantar juga di sana, jadi dia merasa lebih baik di ambil.
Memang rumah keluarga Raharjo besar dan mereka juga bisa di bilang orang kaya, tapi tidak ada yang berani masuk rumah nya, bukan karena pesugihan dan memang Raharjo kaya tanpa ada nya yang nama nya pesugihan. hanya saja saat dia pergi tidak ada yang tau, dia menghilang begitu saja satu keluarga.
"Apa kamu tidak kasihan melihat anak anak selalu kekurangan, mau aku sampai jungkir balik pun tidak akan dapat uang banyak." bujuk Sarjo lagi.
"Tapi kita nama nya jadi pencuri, Pak." Asri masih takut juga.
"Harta di sana itu tidak di urus, dari pada cuma di biarkan begitu maka lebih baik di ambil kita dan pasti nya akan berguna karena kita memang butuh." Sarjo masih berusaha meyakinkan istri nya agar mau.
Asri tampak bimbang akan keputusan yang mau di ambil nya untuk ajakan sang suami, di satu sisi dia tau bahwa perbuatan mencuri sangat lah tidak baik, namun dia juga memang butuh uang untuk semua ini. anak anak menderita dan kadang juga tidak makan sama sekali, bahkan juga cuma bisa makan ubi rebus untuk seharian full.
"Ayo lah, kita bersama sama karena anak anak memang butuh uang untuk hidup nya." ajak Sarjo yang sangat tidak tau diri.
"Kalau ketahuan warga apa kita bisa di tangkap polisi, Pak?" tanya Asri pelan dan ragu.
"Tidak ada warga yang tau, rumah itu saja tidak di urus oleh siapa pun." Sarjo sudah bersiap untuk berangkat.
"Ya sudah, ayo kita kesana." putus Asri akhir nya karena dia tidak bisa apa apa juga.
Sarjo adalah contoh orang tua yang sama sekali tidak punya tanggung jawab untuk keluarga nya, mau hidup enak dan makan enak tapi malas kerja dan tidak mau kerja serabutan karena akan sangat lelah dan uang nya juga tidak seberapa. malah Udin yang mau banting tulang melakukan semua nya untuk cari uang, Sarjo sebagai Bapak sama sekali tidak ada tanggung jawab.
"Kita ambil nya tidak semua kok, lagi pula harta itu kan tidak ada yang punya." Sarjo masih berusaha meyakinkan istri nya.
"Jangan lama lama, aku juga takut kalau hantu itu datang." bisik Asri pelan sekali.
"Kamu tenang saja, ada aku yang akan melindungi mu kok." Sarjo berkata penuh percaya diri.
Maka kedua orang ini segera menuju rumah yang di tinggalkan begitu saja oleh yang punya, pemilik pun tidak tau pergi nya kemana sehingga rumah sampai terlantar tidak ada yang mengurus. sebab keluarga Raharjo memang menghilang begitu saja, tanpa seorang pun tau dia pergi kemana.
...****************...
Maharani dan Nilam tiba di kebun pisang sambil melihat lihat dengan seksama untuk mencari di mana berada nya wanita itu, malah sekarang gerimis pula sehingga mereka pun tambah takut sepatu akan konslet. namun tugas lebih penting walau harus hujan hujan juga, sebab ini sudah menjadi tanggung jawab yang mereka pikul dengan benar.
"Lihat itu, apa itu yang menjadi sarang dia." Nilam menunjuk rumput yang di buat bulat seolah menjadi sarang.
"Bapak mu! itu sarang babi, goblok sekali kau ini." Maharani merutuk kesal.
"Oh sarang babi ya, aku tidak pernah melihat nama nya sarang babi." Nilam berkata tanpa dosa.
"Lagi pula mana ada hantu pakai sarang di sini, jatuh lah harga diri hantu!" sergah Maharani yang sangat kesal.
"Cuma kau hantu yang menjunjung tinggi harga diri, yang lain mana lah ada." Nilam memperhatikan seluruh kebun untuk mencari sosok itu.
Hujan juga bertambah deras turun kebumi membasahi siapa saja yang ada di sana, kebun pisang yang amat luas dan banyak juga buah nya, namun jarang ada yang berani ambil atau bahkan tidak ada yang berani untuk mengambil nya karena mereka takut akan kehadiran hantu wanita itu.
"Itu rumah kan, Lam?" Maharani memperhatikan sebuah rumah dari kejauhan.
"Aduh api di rambut ku jadi padam begini." keluh Nilam masih asik sendiri.
"Heh, itu loh ada rumah!" Maharani menyentak besty nya.
"Mana?" Nilam juga melihat rumah yang di tunjuk Maharani.
"Jangan jangan sarang nya di sana, ayo lah kita lihat rumah itu." ajak Maharani lagi.
"Oke lah, dari pada di sini nanti bisa basah kuyup aku kena hujan." angguk Nilam setuju dengan ajakan Maharani.
Maka dia hantu cantik ini segera pergi menuju rumah keluarga Raharjo, dulu nya sangat bersih walau berletak di balik pohon pisang, sebab ini memang kebun mereka. jadi membuat rumah ada di sekitar sana, walau pun begitu tapi tetap bersih dan nyaman.
"Rumah nya di balik pohon pisang, apa mereka punya pesugihan?" tanya Nilam penasaran.
"Kata nya sih tidak, tapi kita tidak tau juga karena baru mau di selidiki kan." ujar Maharani menatap sekitar rumah.
"Tapi memang tidak ada hawa pesugihan kok, Ran." Nilam mengendus rumah besar ini.
Maharani mengangguk setuju karena rumah ini memang tidak ada yang berbau pesugihan sama sekali, jadi seperti nya mereka menghilang bukan karena jin pesugihan nya yang kejam sehingga memakan pelaku.
lanjut thor 🙏
Masih teka teki