Seorang gadis bernama Alisya putri yang kini masih duduk di kelas satu sekolah menengah atas, terpaksa harus menikah dengan pria yang di jodohkan dengan kakaknya. Alisya rela berkorban demi kakaknya yang bercita cita menjadi dokter. apakah Alisya mampu menjalani kehidupannya sebagai seorang istri di usia yang terbilang sangat muda, karena umurnya memang belum genap berusia tujuh belas tahun.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon selvi serman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menjenguk Arya.
Flashback On.
Semalam waktu baru saja pulang dari rumah Kheano, Arya melihat ayahnya yang jarang sekali punya waktu untuk dirinya, tiba tiba sengaja tengah menunggu kedatangannya di rumah.
"Dari mana saja kamu, kenapa jam segini baru pulang?? ucap ayahnya ketika Arya baru saja pulang.
"Dari rumah Kheano." jawab Arya malas.
"Apa kamu tidak punya kerjaan lain selain kelayapan." cetusan ayahnya itu mampu memancing kekesalan Arya.
"Lagian untuk apa Arya di rumah, kalau ayah saja hampir tidak punya waktu buat Arya." jawab Arya kesal.
"Jaga bicara kamu Arya...kamu tahu kan ayah bekerja siang dan malam semua itu demi masa depan kamu." jawab ayahnya yang tidak terima dengan tudingan putranya.
Tidak ingin menjadi anak durhaka dengan terus berdebat dengan ayahnya, Arya pun melanjutkan langkahnya menapaki anak tangga menuju kamarnya. namun baru beberapa langkah Suara ayahnya kembali membuat Arya menghentikan langkahnya.
"Sebentar lagi kamu akan segera tamat SMA, ayah ingin kamu segera menikah setelah lulus nanti!!" ucapan ayah mampu membuat pria itu menghentikan langkahnya lalu menoleh pada ayahnya.
"Ayah ini sudah malam, sebaiknya jika ingin becanda besok saja!" ucap Arya malas.
"Ayah tidak sedang becanda Arya, ayah serius dengan ucapan ayah. ayah ingin kamu segera menikah usai pengumuman kelulusan di sekolah nanti!!" melihat raut wajah ayahnya yang sedang tidak becanda itu pun, membuat Arya segera balik badan menghadap ayahnya.
"Ayah, bagaimana Arya bisa menikah, sedang calon saja Arya belum punya." jawab Arya sembari meredam kekesalan yang hampir memuncak di dada.
"Kamu tidak perlu repot-repot mencari calon, sebab ayah sudah memilihkan calon yang tepat untuk menjadi istri kamu." mendengar kalimat ayahnya membuat Arya tidak habis pikir dengan pemikiran ayahnya tersebut.
"Ayah, sekarang ini jaman sudah modern, mana ada lagi di jaman sekarang perjodohan." ucap Arya berharap ayahnya hanya sekedar mengancamnya karena selama ini ia sering menolak saat ayahnya mengajaknya belajar tentang bisnis.
"Untuk kali ini ayah tidak ingin mendengar bantahan apapun dari kamu Arya, yang ayah tahu setelah pengumuman kelulusan nanti, kamu sudah harus siap menikah dengan anak dari salah satu rekan bisnis ayah!!" ucap ayahnya sebelum berlalu meninggalkan Arya yang masih diam mematung di tangga.
Teringat kembali dengan semua ucapan ayahnya tadi, membuat Arya kesulitan memejamkan matanya. hingga pukul tiga pagi Arya tetap tidak bisa memejamkan mata, sampai pukul lima Arya baru bisa memejamkan mata sampai ia pun telat untuk menunaikan sholat subuh, karena ia terbangun sudah pukul enam pagi. jadi bisa di bilang Arya hanya tertidur selama satu jam, sehingga saat mengendarai motornya Arya masih merasa oleng.
Sampai ia tidak sengaja menyenggol pengendara bermotor lainnya saat ia menuju sekolah. untungnya kondisi Arya tidak begitu parah, hanya luka lecet akibat tergores di aspal.
Saat di larikan warga setempat ke rumah sakit, Arya bingung harus menghubungi siapa. awalnya ia ingin menghubungi ayahnya, namun ia tidak ingin ayahnya berpikir jika ia anak yang lemah, tidak bisa berbuat apa apa tanpa bantuan ayahnya. untuk beberapa saat Arya berpikir siapa yang akan dihubunginya, namun saat mescrool kontak yang ada di ponselnya, Arya berhenti saat melihat kontak yang bertuliskan Bu guru cantik di ponselnya, yang tak lain adalah Bu Mirna.
Ia pun memberikan nomor ponsel Bu Mirna pada salah seorang perawat, yang meminta nomor kontak walinya.
Flashback Of.
***
Di SMA Nusa bangsa heboh saat mendengar kabar dari Bu Mirna kalau Arya tidak masuk sekolah karena kecelakaan.
"Entar sepulang sekolah kita mampir ke rumah Arya ya, soalnya kata Bu Mirna si Arya kecelakaan tadi pagi." ucap Bobi pada Kheano serta Andi.
"Baik...tapi sebelum ke rumah Arya gue nganterin Alisya balik dulu ke rumah." ucap Kheano sembari menyelesaikan tugas matematikanya.
"Kenapa nggak sekalian Alisya Lo ajak aja, Alisya kenal juga kan sama Arya apa salahnya kalau Alisya juga nengok Arya sekalian." Bobi mengemukakan ide yang menguntungkan dirinya.
"Itu sih maunya Elo kali Bob." timpal Andi yang tahu betul dengan modus salah satu Sahabatnya itu.
Setelah berpikir sejenak, Kheano pun memutuskan mengajak Alisya sekalian untuk menjenguk Arya.
"Sepulang sekolah kita mampir ke rumah Arya sebentar, soalnya kata Bu Mirna tadi pagi Arya kecelakaan." Kheano mengirim sebuah pesan melalui aplikasi hijau miliknya pada Alisya.
"Baik kak" beberapa saat kemudian Kheano membuka balasan pesan dari Alisya.
Sudah waktunya pulang sekolah, Kheano sudah menunggu Alisya di mobil, beberapa saat kemudian Alisya pun menghampiri Kheano.
"Kak bukannya kita mau nengok kak Arya, apa tidak sebaiknya kita mampir ke mini market dulu untuk beli buah tangan buat kak Arya."!! Alisya memberi usul pada Kheano, lalu tanpa menunggu lama usulan Alisya di iyakan oleh suaminya.
Entah kenapa akhir akhir ini tanpa di sadari oleh Kheano, ia hampir tidak pernah menolak permintaan istrinya tersebut.
Mobil yang di kemudikan Kheano mampir sebentar ke sebuah mini market.
"Kakak mau ikut masuk atau mau nunggu di mobil aja??" tanya Alisya ketika hendak membuka pintu mobil.
"Terus kalau saya tidak ikut, yang bayar belanjaan kamu nanti siapa??" ujar Kheano lalu membuka pintu mobil.
"Iya juga ,,,,kenapa aku nggak mikir sampai situ sih." gumam Alisya merasa oon, sebelum ikut membuka pintu mobil lalu menyusul langkah suaminya.
Tiga puluh menit berada di mini market, keranjang belanjaan yang kini tengah di pegang Kheano pun hampir penuh, sampai akhirnya keduanya memutuskan untuk segera ke kasir untuk melakukan pembayaran sebelum berlalu meninggalkan mini market dan meneruskan perjalanan menuju rumah Arya.
Namun baru beberapa meter berlalu dari mini market Kheano menerima pesan dari mamanya. mamanya Kheano yang tengah berada di salon tidak sempat menjemput Rania, makanya beliau mengirim pesan pada Kheano untuk segera menjemput adiknya di sekolahnya.
Usai menjemput Rania, Kheano kembali melanjutkan perjalanan menuju rumah Arya, di mana Bobi dan Andi telah tiba lebih dulu.
Setibanya di kediaman orang tua Arya seorang ART yang menyambut kedatangan Mereka, Kheano dan Alisya langsung di antarkan ke kamar Arya yang berada di lantai atas, sedangkan Rania lebih memilih menunggu kakak serta iparnya di teras rumah Arya dengan memainkan game kesukaannya di ponselnya.
"Ini kamarnya den Arya,,,, silahkan masuk!!" ucap ART Arya ramah pada Kheano dan Alisya.
"Makasih ya Bi." ucap Alisya sebelum wanita paruh baya tersebut berlalu meninggalkan keduanya yang hendak membuka pintu kamar Arya.
Kheano yang di ikuti oleh Alisya pun segera membuka pintu kamar Arya setelah lebih dulu mengetuk pintu.
"Kenapa Lo bisa sampai kecelakaan sih Ar??" tanya Kheano tanpa basa basi saat sudah berada di kamar yang berukuran enam kali delapan meter tersebut.
"Paling juga lagi mikirin cewek sampai nggak fokus." bukannya Arya yang menjawab pertanyaan Kheano, malah Bobi yang tengah asyik memainkan PS di kamar Arya yang mewakili.
"Apaan sih Lo." Arya yang kini tengah duduk di sofa melempari Bobi dengan sebuah bantal sofa.
"Habis tumben banget Lo sampai nyerempet orang kayak gitu." ucap Bobi lagi.
"Kenapa bisa sih Elo oleng??" Kheano yang kini sudah duduk berdampingan dengan istrinya di sofa yang berhadapan dengan sofa tunggal yang di duduki Arya pun kembali bertanya.
"Semalam gue hanya kurang tidur aja, makanya gue nggak fokus pas bawa motornya." jawab Arya jujur, namun ia tidak menceritakan alasan mengapa sampai ia kurang tidur pada ketiga Sahabatnya.
Sementara Andi yang melihat panggilan dari bundanya, pamit keluar untuk menerima telepon.
Usai menerima panggilan dari bundanya, Arya yang merasa haus itu pun melangkah menuju dapur.
"Bi boleh minta minum nggak??" ucap Arya saat bertemu dengan ART Arya.
"Tentu saja boleh den." jawab ART Arya sebelum berlalu untuk mengambil air untuk Andi.
Merasa tidak enak, jika harus meminta ART Arya yang sudah berusia empat puluh tahunan harus naik turun tangga untuk mengantarkan air minum untuknya, Andi pun meminta Bi Ijah mengantarkan sebotol air mineral untuknya ke teras depan.
"Bi,,,Andi tunggu di teras depan aja ya Bi!!." ucap Andi sedikit berteriak, agar bi Ijah yang kini tengah berada di dapur mendengarnya.
"Iya den." terdengar suara bi Ijah menjawab ucapan Andi.
"Rania" Andi terkejut saat mendapati Rania seorang diri, di teras depan rumah Arya tengah asyik bermain game di ponselnya.
"Sudah lama Rania?? Kenapa nggak ikutan masuk sekalian??" bukannya menjawab pertanyaan Andi, Rania malah sibuk memainkan game di ponselnya.
"Nih cewek di ajak ngobrol malah diam aja." cetus Andi yang lelah berbasa basi dengan gadis itu.
"Lagian, siapa juga yang nyuruh Lo ngajakin gue ngobrol??." mendengar kalimat pedas dari mulut gadis itu semakin membuat Andi kesal.
"Untung Lo adiknya Kheano, coba kalau bukan, udah gue_" Andi tak menyelesaikan kalimatnya saat melihat kedatangan bi Ijah dengan membawa sebuah nampan yang berisikan sebotol air mineral dan segelas jus jeruk.
"Pantes aja den Andi minta minumannya di antarkan ke sini, ternyata den Andi lagi asyik berduaan dengan pacarnya ya." ucap bi Ijah yang mengira Andi dan Rania adalah sepasang kekasih.
"Enggak Bi dia bukan pacarnya Andi, dia Rania adiknya Kheano." ucap Andi agar bi Ijah tidak salah paham. berbeda dengan Andi yang menjelaskan pada bi Ijah agar tidak ada kesalahpahaman, Rania hanya diam lalu tersenyum ramah pada wanita paruh baya tersebut.
"Oalah....bibi kira neng cantik ini pacarnya den Andi, soalnya keliatannya serasi banget." ucap bi Ijah sebelum pamit kembali ke dapur.
Sementara Andi dan Rania yang mendengar ucapan bi Ijah untuk beberapa saat saling beradu pandang, tak ada yang menimpali keduanya hanya fokus dengan pemikiran masing masing.
Merasa mulai bosan, Rania yang kini telah memasukan ponsel ke sakunya itu pun, mulai uring-uringan menunggu Kheano dan Alisya yang belum juga turun.
"Kak Khe lama banget sih??" ucap Rania yang terlihat sudah mulai bosan, apalagi saat ini salah satu sahabat kakaknya yang menurut Rania sangat menyebalkan duduk di kursi yang tidak jauh darinya.
Tidak sabar menunggu Kheano dan Alisya turun, Rania pun memutuskan untuk pulang ke rumah sendirian, tanpa memberitahu lebih dulu pada kakaknya serta Alisya.
Awalnya Andi mencegah gadis itu agar tidak nekat pulang sendiri, namun sikap Rania yang begitu keras kepala membuat Andi habis akal untuk mencegah gadis itu. sehingga Andi tidak punya cara lain selain memberi tahu pada Kheano, jika adiknya nekat pulang ke rumah sendirian.
AKIBAT SUKA BANGET MENDAM PERASAAN,DAN PENGECUT,UNTUNG DI GREBEK, COBA SAAT PERJODOHAN DENGAN KHEANO,TIARA SETUJU, PASTI KAMU AKAN NYESEL SEUMUR HIDUP..