Demi uang operasi untuk adik nya, Amelia rela menjual rahim nya kepada seorang misterius dengan topeng serigala di wajahnya.
Tanpa tahu bagaimana identitas maupun Wajah pria yang menanamkan benih nya di rahim milik nya.
Dan pada akhirnya Amelia melahirkan bayi untuk pria itu, dan perjanjian pun berakhir. Amelia pergi dengan membawa uang kompensasi dan juga kesembuhan adik kesayangannya.
Apakah Amelia akan kembali bertemu dengan bayi nya, dan apa Amelia akan tahu siapa pria di balik topeng serigala itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AngelKiss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35
Beberapa hari kemudian...
Amelia berangsur pulih, Ia sudah tak sabar untuk menemui anaknya. Ia berjalan di dampingi oleh Anita, mereka masuk ke ruangan bayi dan menatap semua bayi yang ada di sana.
Amelia mencari keberadaan anaknya dan Anita menunjukkan jarinya ke depan.
"Itu, bayi kamu!" Tuturnya.
Amelia tersenyum dan mendekati tabung bayi. Ia meneteskan air matanya karena bahagia menatap bayi yang lucu dan gemuk.
"Tante, bayi aku ternyata perempuan!" Tutur Amelia.
"Ia sayang, selamat yah!"
Anita memeluk Amelia dan suster pun tiba. Ia meminta izin untuk menggendong bayinya dan suster mengizinkannya.
Amelia dengan hati-hati meraih bayinya dan menggendong nya, tak lupa Ia melepaskan ciuman di kening dan bibirnya.
"Sayang, jadi kamu yang selalu nendang perut Mama. Akhirnya kita bisa bertemu, Mama senang banget kamu sehat dan lucu." Tutur Amelia.
Anita juga memainkan pipi bayinya dan tersenyum dengan mata berkaca-kaca.
"Akhirnya aku punya cucu, kamu lucu banget! Nenek bahagia melihat kamu, dan kamu yang selama ini nenek tunggu!" Batin Anita.
Keduanya bahagia dan terharu, melihat bayi yang sedang di gendong oleh Amelia. Marcell mengintip dari luar dan turut senang melihatnya.
Dan dari kejauhan, terlihat Indira berjalan dengan tergesa-gesa. Marcell yang melihatnya langsung menghampiri dan membawanya menjauh. Ia tidak ingin, jika Indira mengetahui kalau Anita sudah tahu kebenarannya.
Indira nampak berontak dan menghempaskan tangan Marcell.
"Kamu tuh, apa-apaan sih! Aku mau melihat bayiku, naluri keibuan ku sudah tak sabar." Ucap Indira kesal.
"Kamu bertindak bodoh seperti ini, dan kamu membongkar rahasia ku. Kamu datang kesana sama saja dari mati. Aku tidak ingin, Amelia tahu jika aku adalah suamimu." Bentak Marcell.
"Lalu kapan aku bisa bertemu dengan anakku! Kalau kamu seperti ini terus, lebih baik Amelia mengetahui semuanya." Jawabnya.
"Kasih aku waktu, biarkan bayinya bersama Amelia untuk kesembuhannya." Tutur Marcell.
Indira menyunggingkan senyumnya. "Cukup, aku sudah bosan kamu membela Amelia terus menerus. Sudah waktunya, kamu menjadi suami yang baik untukku. Lakukan rencana kita malam ini juga, ku tunggu di rumah sakit Medika. Kalau kamu tidak datang dengan bayiku, jangan salahkan aku melakukan hal buruk kepada Amelia." Ancam Indira yang sudah gelap mata.
Indira pergi dan Marcell menatapnya dengan kesedihan. Ia benar-benar bingung dengan apa yang terjadi. Tapi Ia tahu betul, dengan Indira yang selalu nekad.
Malam hari...
Amelia nampak sudah tertidur lelap, Marcell datang sambil menggendong bayinya. Ia merasa tak tega, tapi semua ini demi kebaikan Amelia.
"Mel...!" Ucap Marcell.
Amelia membuka matanya dan terkejut melihat Marcell ada di hadapannya sambil menggendong bayi.
"Kamu...!"
Marcell tersenyum tipis dan Amelia mulai membulatkan matanya.
"Apa yang akan kamu lakukan dengan bayiku?" Tanya Amelia.
"Waktunya sudah tiba dan saya harap kamu bisa ikhlas." Ucap Marcell.
Amelia begitu terkejut dan bangkit dari ranjangnya. Ia mencoba merebut bayinya tapi para bodyguard datang dan memegangi kedua tangan Amelia.
"Saya mohon, jangan pisahkan kami!" Lirihnya sambil menangis.
"Maaf, mungkin selama ini aku terlalu baik kepadamu. Tapi inilah kenyataannya dan kamu harus menerimanya." Ucap Marcell ketus.
Marcell melenggang pergi sambil meneteskan air mata. Ia benar-benar tak tega melihat Amelia yang menangis histeris. Dokter datang dan memberikan suntikan penenang.
cuma ada sedikit hiperbola di beberapa bagian.
kritik dikit ya tor 🙏
anak umur 2 tahun udah gentayangan sendiri di taman dan dengan mudahnya diajak pergi orang asing, padahal orang kaya.
aku orang susah, walaupun anakku udah TK (5-6 th) kalo kemana mana pasti ku temenin.
lah itu orang kaya, umur 2 tahun lagi!
lebih masuk akal kalo ada pelayan yang nemenin tu anak kemana mana.
gaya bicara ziana juga terlalu smart untuk anak 2 th.
anak kecil kalo ditanya berapa umurnya, 90% akan jawab dengan gelengan kepala atau nunjukin 5 bahkan 10 jarinya sekaligus.
ziana dengan mudahnya bilang 2 tahun 2 bulan.
haha u gotta be kidding me!
punten ya tor 🙏
tapi saya mah ga bisa bikin cerita sebagus ini haha cuma bisa baca doang.
tetep semangat berkarya ya tor, semoga karya selanjutnya akan jauh lebih baik 👍
tp bila saat itu ada berbeda hanya bisa menjaga hati
agar tak berharap buat kesedihan itu hadir
fokus otaknya cuman 1
beda dg perempuan yg multi
reward n panishmen