NovelToon NovelToon
Cinta Terakhir Untuk Hito

Cinta Terakhir Untuk Hito

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Ketos / Kisah cinta masa kecil / Idola sekolah
Popularitas:3.2k
Nilai: 5
Nama Author: Ana_nanresje

Namanya Rahayu yasmina tapi dia lebih suka dipanggil Raya. usianya baru 17 tahun. dia gadis yang baik, periang lucu dan imut. matanya bulat hidungnya tak seberapa mancung tapi tidak juga pesek yah lumayan masih bisa dicubit. mimpinya untuk pulang ketanah air akhirnya terwujud setelah menanti kurang lebih selama 5 tahun. dia rindu tanah kelahirannya dan diapun rindu sosok manusia yang selalu membuatnya menangis. dan hari ini dia kembali, dia akan membuat kisah yang sudah terlewatkan selama 5 tahun ini, tentunya bersama orang yang selalu dia rindukan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ana_nanresje, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

34_Baru Menyadarinya

Tuhan, Apa ini akhir dari semua kisahnya? Raya membenamkan wajah pada lututnya yang menekuk. Hati dan logikanya masih saja berargumen sampai saat ini. Raya bimbang, Raya dilema dan Raya bingung. Keputusan apa yang akan  dia ambil untuk kebaikannya.

Bertahan atau melepaskan?

Jilatan air laut yang dingin semakin menusuk saat menyentuh kakinya. Namun, tak mampu untuk membekukan hati Raya mengenai pria yang bernama Hito. Namanya terus memenuhi isi kepalanya, menghantui seperti kaset rusak yang terus berputar. Raya mengangkat kepalanya, menatap lurus kedepan melihat lautan yang luas. Terlihat tenang dan damai.

Huffft

Raya menoleh saat menyadari jika bukan dia saja yang berada di sana. Matanya terkunci saat netra hitamnya itu melihat sesosok manusia yang sudah tak asing lagi untuknya. Raya diam, enggan untuk membuka suara.

Tanpa permisi pria itu ikut duduk bersama Raya, menatap lurus kedepan menikmati indahnya lautan ciptaan sang Tuhan " Kadang masalah itu seperti ombak, datang sesaat lalu kembali ketengah lautan."

Pria itu tersenyum tipis melihat Raya yang masih membungkam mulutnya " Tapi, ombak pun tak sebaik itu lihat," tunjuknya pada ombak ganas di ujung kanannya yang menerjang sebuah batu karang " Dia menerjang batu karang itu, berusaha untuk menggoyahkannya!"

" Ray,"

" Raya," Rian berusaha untuk berbicara dengan gadis itu. Sampai akhirnya Raya menyerah dan mulai melihat kearahnya " dengarkan isi hati kecil lo."

" Gue nggak bisa." Balas Raya cepat " Dia nggak pernah nganggep gue ada. Jadi untuk apa lagi gue bertahan? Gue itu nggak pernah diinginkan. Dan Mungkin dia akan bahagia kalau gue pergi jauh dari kehidupannya, hati gue meminta gue untuk bertahan, tapi logika gue berteriak meminta gue untuk pergi jauh darinya."

Rian tersenyum tipis, lalu menggelengkan kepalanya pelan" Lo berdua tuh sama sama munafik. Melepaskan dengan alibi demi kebahagiaan? Salah. Lo berdua salah besar."

Alis Raya terangkat setengah, kerutan di keningnya terlihat jelas menandakan dirinya tengah bingung, menuntut penjelasan lebih dari Pria yang duduk di sampingnya " Apa lo belum sadar? Hito itu suka sama lo, dia Cinta sama lo Raya."

Raya terkekeh mendengar penuturan dari mulut Rian, dan tepat di detik berikutnya kekehan itu berubah menjadi sebuah isakan. Raya  terisak, menjatuhkan cairan kristal dari sudut matanya. Kedua tangannya dia gunakan untuk menutupi wajahnya, meredam tangisannya yang semakin menyakitkan.

" Hiks. Gue emang butuh orang buat nenangin pikiran gue, hiks. Gue juga butuh orang yang bisa menampung keluh kesah gue, hiks. Tapi nggak gini caranya, hiks.!" Rian tak kuasa melihat bahu Raya yang bergetar hebat. Gadis itu menangis, menumpahkan semua isi hatinya melalui air matanya.

" Tapi itu kenyataannya, Hito Cinta sama Lo."

" Cukup Yan cukup. Hiks. Jangan bikin hati gue semakin berharap, hiks. Karena gue tau pada akhirnya hati ini akan kembali terluka, hiks." Raya berusaha menghapus jalur kristal pada pipinya itu, namun pada akhirnya cairan itu kembali tumpah dan kembali membasahi pipinya " Hati gue sakit, hiks. Dan ini lebih sakit dari yang sebelumnya. Hiks. Di saat gue mulai percaya pada Hito tapi apa, ini balasan yang dia berikan terhadap gue?" Tunjuknya pada dirinya, Raya menyentuh dada kirinya, memukulnya kuat berusaha meredam rasa sakit yang semakin menjalar.

" Gue nggak bisa hidup dengan bayangan orang lain. Gue nggak bisa!" Teriak Raya meluapkan emosinya.

Rian menarik Raya dalam pelukannya, mengusap surai hitam milik Raya berusaha menenangkan gadis itu. Meskipun Raya berontak dan memukul mukul dadanya, namun pada akhirnya Raya luluh dan menangis sesegukan di sana " Hiks. Jangan pernah membicarakan suatu hal yang mustahil untuk terjadi, hiks. Jangankan untuk di cintai, hiks. Untuk mendapatkan pengakuan darinya saja sampai saat ini gue nggak bisa, hiks."

Rian menarik diri dari pelukan itu, ibu jarinya menghapus air mata Raya " Jika omongan gue itu omong kosong lalu apa arti dari semua perilaku dan tindakan Hito terhadap Lo huh?"

" Apa Lo lupa? Bahkan gue yakin Lo pun mendengarkannya, Hito dan Dirga mereka sama sama memanfaatkan gue. Mereka nggak jauh berbeda, mereka sama sama brengsek."

" Gue punya salah apa sama mereka, salah apa? Hiks."

Rian mengesah panjang. Melihat Raya yang terluka seperti ini, hatinya pun ikut sakit melihatnya. Gadis sebaik dan selembut Raya, menjadi bahan permainan dari kakak beradik itu. Rian mengutuk mereka berdua. Yang awalnya saling melepaskan kini kembali memperebutkan Raya layaknya sebuah Bola.

" Maaf, gue terlalu memaksa kehendak gue." Ucapnya tulus. Rian membiarkan Raya untuk kembali menenangkan pikirannya, hati Raya kembali hancur mengingat perlakuan Dirga terhadapnya tempo hari yang lalu. Tapi hatinya berkali kali lipat sakit saat Hito memperlakukannya tak jauh berbeda dengan Dirga.

" Gue tau Lo teman masa kecilnya. Tapi gue, orang yang hidup bersamanya lima tahun kebelakang ini. Jadi gue lebih tau Hito itu seperti apa,"

" Dia Pria yang baik, tulus dan juga perhatian. Bahkan senyumnya selalu menghias indah di wajahnya. Sampai akhirnya dua tahun yang lalu, sifat dan sikapnya mulai berubah. Dia yang periang berubah menjadi dingin. Dia yang rajin mulai menjadi pemalas. Tapi ada satu hal yang nggak pernah berubah darinya, perasaannya terhadap Lo, Hito selalu menyimpan baik nama Lo dalam hatinya."

" Hito suka sma lo dari dulu, jauh sebelum dia mengenal siapa itu Diana," ucap Rian kembali. Wajah Raya yang memerah mulai mendongak, matanya yang sembab membuat matanya terlihat sipit karena terlalu lama menangis.

" Diana? Siapa dia sebenarnya? Kenapa mereka menyangkut pautkannya sama gue?"

" Intinya Semua yang ada dalam diri lo nggak jauh berbeda dengan Diana. Maka dari itu Dirga memperlakukan lo dengan baik karena dia mengira lo adalah Diana, alias kekasihnya." Jelas Rian " Dan lo tau apa alasan Hito melarang lo untuk menjauhi Dirga? Karena dia takut semua ini terjadi sama lo, dan benar saja. Semuanya terjadi seperti apa yang Hito takutkan,"

" Ray," panggil Rian " Apa belum cukup bukti kalau Hito suka sama Lo?"

Raya terdiam. Hati dan Logikanya kembali berargumen, membuat Raya semakin bimbang dengan isi hatinya " G..gue..

" Lo masih bimbang karena perkataan Hito yang di Rooftop bukan? Lo salah paham Ray," Raya segera menoleh menatap Pada Rian yang juga tengah menatapnya " Andai Lo nggak pergi duluan mungkin kesalah pahaman ini tidak akan pernah terjadi,"

" Lo percaya sama gue kan?" Tanya Rian meminta keyakinan. Raya terdiam sesaat sampai akhirnya dia mengangguk dengan mantap " Kembalilah pada Hito, saat ini dia tengah putus asa mencari keberadaan lo,"

" Lo...."

" Dia nggak tau kalo gue udah berhasil nemuin lo disini. Itupun atas bantuan Gita, sampai akhirnya gue ada di sini. Ray, coba lo pikirkan baik baik. Dengarkan isi hati kecil lo, apa lo juga belum menyadarinya kan? lo juga suka sama Hito Ray, lo menyimpan perasaan yang sama seperti Dia."

Raya menggelengkan kepalanya " Itu tidak mungkin"

" Mungkin. Jika tidak, kenapa hati lo sesakit ini saat lo mengira Hito pun menganggap lo seperti sosok Diana? Itu karena Perasaan lo yang merasa di khianati, lo udah jatuh cinta sama Hito. Layaknya ombak yang menerjang batu karang disana. Berkali kali Hito menyakiti lo, tapi lo tetap bertahan dan tak pernah goyah. lo tau kenapa, karena ada Rasa dalam hati lo,"

Benarkah? Raya menyentuh dada kirinya. Benarkah dia telah jatuh cinta pada teman masa kecilnya itu?

" Pergilah Hito sangat membutuhkan lo." Setelah meyakinkan hatinya Raya segera bangkit dan berlari menjauhi pantai. Tangannya langsung menghentikan sebuah taksi dan memintanya untuk mengantar Raya ke tempat Hito berada.

Tiga puluh menit waktu yang teramat panjang untuk saat ini. Dalam diamnya hati dan detak jantungnya berdetak tak karuan. Setelah sampai Raya segera membayar taksi itu dan kaki kecilnya segera berlari menuju Rumahnya.

Cairan kristal itu kembali jatuh. Raya baru saja menyelesaikan puzzle yang selama ini mempermainkan hidupnya. Raya merutuki dirinya sendiri, bodoh Raya benar benar bodoh. Dia hanya memperdulikan dirinya sendiri sampai dia lupa kondisi dan perasaan Hito saat ini.

Pria itu rapuh tak sekuat yang dia bayangkan. Sudah banyak cobaan dan ujian yang harus Hito hadapi sendiri selama ini. Teman macam apa dirinya huh? Untuk mengetahui keadaan Hito yang sebenarnya saja dia tidak tahu.

Betapa malangnya Hito. Di saat dia harus kehilangan sosok yang mengukir raganya. Dia mati matian untuk tetap tersenyum dan bersikap baik baik saja. Betapa kesepiannya Hito, di saat hatinya terluka diapun harus jauh dari sosok wanita yang sudah melahirkannya kedunia ini.

Tidak berguna. Raya benar benar menganggap dirinya tidak berguna untuk Hito. Bukan itu saja, bahkan kehadirannya hanya menambah beban untuk pria itu.

" Hiks. Maaf. Maafin gue cung!" Kaki Raya yang berlari mulai melambat, dia benar benar tak kuat menerima kenyataan yang sudah menimpa Hito selama ini. Dia tidak bisa membayangkan jika hal itu terjadi padanya, mungkin Raya lebih memilih untuk pergi dari dunia ini dari pada tetap bertahan dengan situasi yang menyakitkan.

Lo menjadi alasan sampai saat ini Hito bersikap tegar dan tenang. Lo adalah semangat hidupnya, cahayanya dan tujuan hidupnya......

Raya semakin terisak saat kata terakhir yang di ucapkan Rian kembali terngiang di kepalanya. Bibirnya bergetar hebat tak bisa menahan tangisannya.

" Ray...."

Raya mengentikan langkahnya. Tepat di depannya Hito tengah berdiri dengan kondisi yang sangat kacau. Rambut berantakan dan wajah yang terlihat Frustasi.

Kedua pasang mata itu saling mengunci. Menatap satu sama lain seperti tengah berkomunikasi melalui mata mereka masing masing.

Tes

Raya segera berlari. Menubrukan tubuh mungilnya pada dada bidang Hito. Tangannya memeluk erat, takut untuk melepaskan Hito kembali " Maaf. Maafin gue. Gue emang nggak pantes buat jadi teman lo. Di saat lo butuh seseorang untuk menjadi tempat keluh kesah lo gue nggak ada di sisi lo. Tapi gue mohon, biarin gue tetap berada di samping lo mulai saat ini."

Hito sudah tak bisa menahan dinding yang selama ini dia bangun. Pertahanannya roboh seketika dan dia mulai terisak membalas pelukan Raya " Gue mohon. Jangan tinggalin gue untuk yang kedua kalinya seperti lima tahun yang lalu. Gue nggak mau kehilangan lo. Gue mohon, Gue butuh lo. Gue butuh lo untuk tetap berada di sisi gue, nduut." Hanya anggukan kepala yang bisa dia berikan untuk semua permintaan Hito. Lidahnya tak mampu untuk dia gerakkan. Keduanya menangis, menumpahkan semua Rasa yang selama ini mereka pendam. Dan ada Rasa baru yang Raya rasakan dalam hatinya. Dan mungkin perkataan Rian benar, dia telah jatuh cinta pada Teman masa kecilnya sendiri.

1
Hatus
Padahal jalan masih luas tapi sukanya lewat jalan yang sempit kayaknya memang suka cari perhatian.😑
Celeste Banegas
Wow, aku suka banget dengan kejutan di tiap chapternya. Keren! 🤯
OsamasGhost
Cepat update, jangan biarkan kami menunggu terlalu lama!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!