NovelToon NovelToon
Gairah Tabu Tuan Sergio

Gairah Tabu Tuan Sergio

Status: sedang berlangsung
Genre:Patahhati / Cinta Terlarang / Obsesi / CEO / Dark Romance / Mantan / Selingkuh
Popularitas:15.1k
Nilai: 5
Nama Author: RYN♉

KONTEN INI AREA DEWASA‼️

Lima tahun cinta Shannara dan Sergio hancur karena penolakan lamaran dan kesalah pahaman fatal. Bertahun-tahun kemudian, takdir mempertemukan mereka kembali di atas kapal pesiar. Sebuah insiden tak terduga memaksa mereka berhubungan kembali. Masalahnya, Sergio kini sudah beristri, namun hatinya masih mencintai Shannara. Pertemuan di tengah laut lepas ini menguji batas janji pernikahan, cinta lama, dan dilema antara masa lalu dan kenyataan pahit.
Kisah tentang kesempatan kedua, cinta terlarang, dan perjuangan melawan takdir.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RYN♉, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

GTTS chapter 35

Saat Sergio mengetuk meja dengan agak keras menggunakan punggung jarinya, suara itu berhasil menarik Shannara dari tidurnya. Wanita itu tersentak, kelopak matanya terbuka, dan bola matanya yang berkaca-kaca menatap lurus ke arahnya.

Sergio cuma bisa terdiam. Ia terpukau. Di balik mata yang setengah sadar itu, ia melihat sesuatu yang dulu pernah jadi segalanya buat dia, tatapan yang dulu selalu menatapnya dengan cinta yang tenang, hangat, tanpa perlu banyak kata.

​"Gio..." panggil Shannara pelan, nyaris seperti desahan. Sebuah senyum tipis, polos, dan penuh kerinduan terukir di bibirnya.

Lalu tiba-tiba, wanita itu menjatuhkan kepalanya lagi di atas meja. Tertidur lagi, seperti tak pernah terjadi apa pun.

Sergio menghela napas, napasnya terasa berat. Bau alkohol yang samar tercium dari tubuh wanita itu. Sudah jelas, Shannara minum melebihi batas toleransinya.

​"Davin," suaranya datar tapi tegas, "buka pintu mobil."

Tanpa ragu, ia mengangkat tubuh Shannara, menggendongnya dengan hati-hati masuk ke dalam mobil. Di dalam mobil, Shannara kembali sadar sebagian. Ia menatap Sergio tanpa berkedip, sorot matanya yang kosong namun intens membuat Sergio merasa aneh.

"Kenapa menatap begitu?" tanya Sergio

Tidak ada jawaban. Shannara hanya memiringkan tubuh, mendekat, menempelkan dahinya di dada Sergio. Pria itu menegang. Ia bisa merasakan napas Shannara yang hangat di dada, aroma alkohol yang tajam tapi juga wangi yang dulu pernah jadi rumah baginya.

​"Nara, hei," Sergio menyadarkannya pelan. "Mau apa?"

Shannara mengendus tubuh Sergio "Bau alkohol!" gumamnya, suaranya sedikit serak dan terdengar kesal.

Sergio terperanjat. "Yang bau itu kamu, Shannara! Kamu pasti minum banyak sekali!" Sergio mulai mengomel, suaranya dipenuhi kekhawatiran dan amarah yang berusaha ia tahan. "Kamu datang ke acara apa? Kenapa kamu minum melebihi batas toleransimu, hm? Sudah tahu kamu gak bisa minum banyak, kenapa memaksakan diri?"

Saat Sergio sedang sibuk memarahinya, Shannara bergerak cepat. Ia mengucup bibir Sergio. Sergio tersentak, mematung total.

Dengan wajah yang sangat polos, Shannara kembali bertanya, "Aku bau?" Lalu, ia mengecup bibir Sergio beberapa kali lagi, cepat. Ciuman yang terburu-buru, penuh rasa ingin tahu, dan mematikan. "Jadi, aku yang bau?" Shannara tertawa kecil, suara tawa yang manis dan renyah. Kemudian ia menjauhkan dirinya dari Sergio, duduk tegak di kursinya, memalingkan wajah, dan kembali tertidur.

Sergio masih dalam keadaan syok, mengolah tingkah imut yang baru saja Shannara lakukan, dan betapa cepatnya wanita itu melarikan diri dari akibat perbuatannya.

Ia menoleh ke depan. "Davin," panggilnya, suaranya sedikit tercekat. "Davin, dia sangat imut, 'kan? Aku rasa aku akan gila."

Davin hanya tersenyum tipis dari balik kemudi.

...----------------...

Sergio tentu saja tidak mengantar Shannara pulang ke rumahnya. Ia membawanya ke vilanya pribadinya.

Setelah membaringkan Shannara yang kembali tertidur pulas di ranjang besar, Sergio segera melangkah keluar kamar. Ia harus menenangkan diri. Ia tidak tahan. Jika tidak direm, ia akan menerkam Shannara saat ini juga. Tapi tidak, ia tidak akan melakukan itu pada wanita yang sedang mabuk. Ia tidak ingin Shannara semakin membencinya.

​Ia berjalan ke balkon, menyalakan sebatang rokok, berusaha meredamkan hasrat yang membara di dalam dirinya.

Di tengah keheningan malam, hujan turun lagi, kali ini disertai petir dan gemuruh yang keras. Sergio langsung tersentak.

Petir!

​Ia ingat, Shannara sangat takut pada suara petir. Tanpa pikir panjang, ia membuang rokoknya dan berlari masuk kembali ke dalam kamar.

Ia mencari, tapi ranjang itu kosong. Panik, ia langsung menuju kamar mandi, ruangan terdekat yang mungkin menjadi tempat persembunyian Shannara.

Pintu terbuka. Dan benar saja, Shannara ada di sana. Telanjang, sedang mengguyur dirinya di bawah shower, air dingin membasahi rambut dan tubuhnya. Sergio terpana selama beberapa detik yang terasa sangat lama.

​"Maaf! Aku gak tahu kamu lagi mandi." ujar Sergio cepat, langsung berbalik badan, memejamkan mata erat-erat.

Shannara tidak merespons. Hanya suara air yang terdengar.

DUAAAARRRR! ⚡️⚡️⚡️

Suara petir yang sangat keras menggelegar. Sergio langsung khawatir, Shannara takut pada suara petir, tapi kenapa ia diam saja?

Khawatir, Sergio berbalik badan lagi. Jantungnya mencelos. Shannara sedang jongkok, menutup telinganya dengan kedua tangan, tubuhnya gemetar ketakutan.

Sergio bergerak cepat. Ia masuk ke dalam, mematikan shower. Ia mengambil handuk besar, melilitkannya ke tubuh Shannara yang basah dan menggigil.

​"Ayo, sudah mandinya." katanya, menggendong Shannara keluar dari kamar mandi.

Saat ia menggendong Shannara, Sergio harus mengerahkan seluruh kekuatan batinnya. Hasratnya meledak, miliknya sudah tegang, nyaris meledak. Ia meletakkan Shannara di kasur. Ia harus segera keluar dari kamar ini. Jika tidak, ia benar-benar akan menerkam Shannara.

Apalagi, jubah mandi itu sedikit terbuka di bagian dada.

DUAAAARRRR! ⚡️⚡️⚡️

​Guntur datang lagi, lebih keras. Shannara secara refleks menahan tangan Sergio.

Sergio benar-benar frustrasi, tapi sebelum ia sempat berkata apa-apa, Shannara bergumam, walau tidak jelas, namun cukup terdengar, "Aku ingin melakukannya."

Sergio tidak lagi bisa menahan diri. Gombalan mabuk Shannara, ditambah dengan sentuhan basah dan ketakutan yang dialami wanita itu, menghapus semua akal sehatnya. Ia tidak peduli lagi dengan janji pada diri sendiri, atau betapa tidak etisnya ini. Shannara ingin. Dan Sergio adalah pria yang tidak pernah menolak apa yang ia inginkan.

Ia menyergap.

Bibirnya langsung menghantam bibir Shannara, keras dan mendesak. Shannara merespons dengan erangan rendah yang langsung ditelan oleh mulut Sergio. Ciuman itu kasar, haus, seolah-olah delapan tahun penantian, rasa sakit, dan kerinduan dilepaskan dalam satu dorongan liar. Shannara yang masih di bawah pengaruh alkohol dan ketakutan tidak melawan, malah membalas dengan intensitas yang hampir sama.

​Tangan Sergio yang gemetar merobek sabuk bathrobe Shannara. Kain tebal itu meluncur ke lantai, memperlihatkan tubuh wanita itu yang seputih pualam, masih mengkilap oleh sisa air shower, di bawah cahaya lampu tidur yang redup. Pemandangan itu, keindahan yang rapuh dan basah, adalah pemicu ledakan hasrat Sergio.

Ia membalikkan tubuh Shannara hingga wanita itu terlentang di bawahnya, lalu bergerak cepat, menekannya ke kasur yang dingin.

​​"Shannara," desis Sergio, suaranya parau dan tercekat. Nama itu terdengar seperti pengakuan dosa, seperti doa yang putus asa.

​​"Aku merindukanmu," balas Shannara lirih, matanya setengah tertutup, pupilnya melebar. Bayangan petir yang menyambar di luar jendela memantul sesaat di sana. "Aku selalu merindukanmu ... di sini ..." Shannara meraih tangan Sergio dan menekannya ke dadanya, tepat di atas jantungnya.

Kata-kata dan sentuhan itu menghancurkan Sergio. Rasa bersalahnya menguap. Yang tersisa hanyalah kebutuhan primordial yang mengakar. Tanpa jeda, tanpa kelembutan yang biasanya ia berikan, dan mengabaikan rasa sakit singkat yang mungkin dirasakan Shannara, yang dalam keadaan normal tidak akan pernah ia lakukan. Sergio menyatukan diri mereka.

Napas Sergio terengah. Gerakannya cepat, liar, tak terkendali. Ini bukan cinta yang lembut, tapi pelepasan. Pelepasan amarah, frustrasi, kerinduan, dan rasa posesif yang selama bertahun-tahun ia pendam. Setiap hentakan adalah pengakuan bahwa dia masih mencintai wanita ini, dan pengingat bahwa wanita ini adalah miliknya.

Shannara menjerit tertahan saat gelombang kenikmatan yang bercampur rasa sakit menerpanya. Ia mencengkeram bahu Sergio, kuku-kukunya menancap di kulitnya, meninggalkan bekas.

DUAAAARRRR! ⚡️⚡️⚡️

Guntur paling keras meledak, mengguncang seluruh vila. Jendela bergetar. Shannara memejamkan mata, isakannya bercampur dengan desahan, ketakutannya kini berpusat pada gemuruh alam dan bukan pada pria di atasnya. Ia menggumamkan nama Sergio, bukan lagi sebagai kekasih, tapi sebagai benteng.

Sergio menghentikan gerakannya sejenak. Ia menatap Shannara. Wajah wanita itu basah, entah karena air mata, keringat, atau sisa air shower. Ia membungkuk, mengecup dahi Shannara lembut, sentuhan kecil dari kelembutan yang masih tersisa.

​​"Tidak apa-apa," bisik Sergio. "Lihat aku, Nara. Aku di sini. Fokus padaku."

Setelah jeda yang singkat, gerakan Sergio kembali menyala, namun kali ini lebih terfokus, berusaha memberikan kenikmatan yang mendominasi rasa takut Shannara. Ia mencium Shannara di mana saja, di leher, bahu, dada, berusaha mengalihkan fokus wanita itu dari gemuruh petir.

Puncaknya datang seperti tsunami, serentak dan melumpuhkan. Shannara melengkungkan punggungnya, memanggil nama Sergio dengan suara yang pecah dan memohon.

Sergio ambruk di sampingnya, terengah-engah, tubuhnya bergetar. Keheningan turun, hanya menyisakan gemuruh jantung keduanya yang keras dan suara hujan yang memukul atap. Shannara menutup mata lagi, kali ini karena kelelahan yang ekstrem.

Sergio memeluk Shannara erat. Rasa posesif dan kemenangan yang pahit membanjirinya. Dia tahu, begitu Shannara sadar dan menyadari apa yang telah terjadi, wanita itu akan membencinya lebih dari sebelumnya. Tapi saat ini, Shannara ada di pelukannya, dan itu saja sudah cukup.

Ia menarik selimut menutupi tubuh telanjang mereka. Sebelum ia ikut terlelap, Sergio menyadari sesuatu. Di tengah gairah yang membabi buta, ia lupa bertanya: apa maksud Dilan tentang bahaya yang akan dihadapi Shannara karena ulah keluarganya?

Namun ​pikiran itu menghilang saat ia akhirnya menyerah pada kelelahan, memeluk satu-satunya wanita yang bisa menghancurkan dan membangun dirinya dalam waktu bersamaan. Di luar, hujan mulai mereda, namun di dalam kamar itu, badai sesungguhnya baru saja dimulai.

...----------------...

1
Moyu
stress semua STRESS
Anna Rakhmawaty
emaknya nara ganti nama ya thor,, dr hilda jd amira
Anna Rakhmawaty: oohh okee ga masalah,, semangaatt terus🤗
total 2 replies
Anna Rakhmawaty
menarik penuh intrik
Anna Rakhmawaty
obsesi tanpa ujung
Ali
sergio betulan kecintaan bngett sm shannara🤣 thor pls tetep semangat aku pembaca setiamu 🫰
Moyu
author tersayang jgn patah semangat km bisa liat dari komen komen aq kan aku pembaca setiamu and aku suka bgt kisah sergio dan shannara ini tolong jgn smpe gak up lagi aku nugguin km update tiap hari 😍❤️‍🔥
Moyu
modus anyiing 🤣🤣🤣 anakmu aja belum tentu udah bernyawa banggg
ada aja kelakuan bapak ini gmesss🤭
Ali
cara nulisnya agak berbeda lebih seru begini 😍 semangattt mariee saya mulai jatuh cinta kenovelmu
Ali
chapter ini gila beneran hobby maen diaer 🫠 digempur ampe 3 hari njirrr apa gak sakit 😵‍💫🤔
Ali
kata gua mah tunggu dirumah dah
Ali
harusnya gausah dihalangi biarin baku hantam
Ali
visual cakep TAPI ngeselin
Ali
elu kesel krn adek tirilu capek? jangan jangan lu punya nafsu hem ke adek lu sendiri tp sesuai judul sih gairah TABU 🤣
Moyu
fix hamidun emberannn topcer udh digempur 3hr 😆 dikamar mandi, dikamar, disofa, dikolam renang 🤣 paling sering dikamar mandi kyknya fet!sh si bapak emng ngew dikamar mandi 😌🤭
Ali: hamil sih pasti
total 1 replies
Moyu
udah nyiapin nama anak aja 😆🤏🏼
Moyu
merindinggg
Moyu
bjirr pagi pagi udah ngew d kolam renang 😆
Moyu
bapak ini hobby bgt ngew dikamar mandi ya 😌🤭
Moyu
bisa ngerti sih perasaan andrew siapa coba yg gak marah klo tau ibu kita udh diselingkuhin smpe punya anak pula
Pascal Lea
Kutunggu lanjutannya,thor💪💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!