Tak semua wanita ikhlas untuk dimadu, hanya wanita-wanita terpilih yang bisa menerima hal itu.
Cordelia Almira seorang perawat cantik dan Istri dari Manajer Eksekutif the Star Resort Jerone Rigel Ervinosa. Mereka telah menikah selama 5 tahun, tetapi belum juga dikarunia seorang anak.
Meskipun belum dikaruniai buah hati, hubungan pernikahan mereka tetap harmonis tak ada yang berubah sampai suatu hari hadirlah seorang wanita di tengah-tengah mereka.
Setelah ditinggalkan oleh kedua orang tua serta kakaknya. Kini pernikahan yang awalnya penuh warna pelangi menjadi hitam gelap dan berkabut.
Akankah Elia bisa mempertahankan pernikahanya dan menerima untuk dimadu, atau sebaiknya?
Kalian bisa follow ig author : Novi_Rahajeng
Dan bisa baca karya author yang judulnya Papa Bucin yang posesif.
Karya ini adalah orisinil cerita dari author sendiri. Jadi, dilarang keras plagiat!
Cover by : Novi Rahajeng
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Novi rahajeng, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Terbongkar
Apa om tidak tahu kalau Rigel menikah dan mempunyai anak dengan wanita lain?" Jingga sudah tak tahan lagi untuk melontarkan pertanyaan itu, ketika melihat mertua laki-laki Elia yang tak tahu apa-apa.
Jonathan terkesiap ketika mendengar perkataan Jingga, sampai membuatnya diam membeku. Dia masih mencoba untuk mencerna apa yang sedang terjadi saat ini. Suasana yang awalnya tegang karena memikirkan keselamatan Rigel, kini berubah menjadi terbongkarnya rahasia besar yang telah di tutupi oleh Hana kepada Jonathan.
Jonathan menyamakan tinggi badannya dengan Elia yang duduk di kursi roda.
"Papa ngapaian begini? Bangun, Pa." Elia mencoba membantu Jonathan untuk berdiri dari posisinya saat ini, tetapi dia tak menghiraukan ucapan Elia justru memegang tangan Elia dan menatapnya penuh dengan rasa ingin tahu tentang kebenaran yang sesungguhnya.
"Apa itu benar, El?" tanya Jonathan.
"Papa ngapain, sih? Malu kalau ada orang yang lihat!" Hana juga mencoba menyuruh Jonathan untuk bangun dan melepaskan tangannya yang memegang tangan Elia. Namun, Jonathan justru menepis tangan Hana.
"Kamu diam! Aku hanya ingin mendengar jawaban jujur dari Elia," pungkas Jo.
"Pa, Elia gak enak kalau Papa sampai seperti ini. Papa bangun atau duduk di kursi dulu, ya? Jangan seperti ini," pinta Elia.
Jonathan tetap menjawab dengan gelengan kepala, dia tak ingin bangun dari posisinya sekarang sebelum Elia menjawab pertanyaannya.
"Jawab dulu pertanyaan Papa El, apakah Rigel selingkuh darimu?" ulang Jo.
Dengan berat hati, Elia menganggukkan kepalanya. Melihat hal itu, membuat tubuh Jo melemas sampai dia duduk di lantai. Hatinya benar-benar hancur, saat mengetahui bahwa putranya telah menyakiti menantu kesayangannya itu.
Meskipun Elia hanya menantu, tetapi Jo sudah berjanji kepada orang tua Elia bahwa dia akan menjaga Elia seperti putrinya sendiri. Apalagi melihat bagaimana sikap dan sifat Elia selama ini yang begitu baik, membuat Jo semakin menyayanginya.
"Maafkan Papa, El. Karena Papa tidak bisa mendidik Rigel menjadi pria yang baik." Tiba-tiba Jo meminta maaf kepada Elia.
Jonathan sangat merasa bersalah kepada Elia, apalagi kini Elia hidup sebatangkara, membuat Jo bukan hanya bersalah kepada Elia saja, melainkan kepada almarhum kedua orang tua Elia.
Karena terlalu sibuk dengan pekerjaan, membuat Jo lupa tak memperhatikan rumah tangga anak dan menantunya itu. Kelalaian Jo saat ini, sama halnya seperti Jo yang telah mengingkari janjinya kepada orang tua Elia untuk menjaganya.
"Pa, Papa gak perlu minta maaf untuk bang Rigel. Karena bang Rigel sudah dewasa, dia tahu mana yang benar dan salah. Jadi, dia harus mempertanggung jawabkan kesalahannya sendiri, bukan Papa," pungkas Elia.!
"Tapi__"
"Sudahlah, Pa. Elia datang kesini bukan untuk membuat Papa meminta maaf seperti ini. Elia hanya ingin melihat kondisi bang Rigel untuk yang terakhir kali," jelasnya.
"Apa Kamu jadi bercerai dengan Rigel?" tanya Hana dengan antusias.
"Apa? Bercerai!" ulang Jonathan yang seketika menatap ke arah Dira dan Hana bergantian.
"Iya, Elia dan bang Rigel akan bercerai, Apa sekarang Mama sudah puas?" pungkas Elia.
Hana hanya terdiam, sebenarnya dia ingin tertawa terbahak-bahak di depan Elia, tapi melihat ada Jo di sampingnya, membuat Hana mengurungkan niatnya. Di dalam hatinya dia merasa sangat puas karena mendengar bahwa Elia akan bercerai dari Rigel. Itu menunjukkan bahwa usahanya untuk memisahkan Elia dan Rigel selama ini tidak sia-sia.
Jo sedikit terkejut ketika mendengar Elia menanyakan puas kepada Hana. Saat ini Jo lebih. baik diam dahulu, sebelum dia mengetahui apa yang sudah terjadi. Jo tahu betul seperti apa Elia dan Rigel saling mencintai, tapi dia juga tak mengerti kenapa pernikahan Elia dan Rigel bisa menjadi seperti ini.
Apa benar bahwa Hana adalah dalang di balik semua ini? Jika benar, aku tak akan memaaflannya karena ini sudah keterlaluan.
Jo bingung harus mencari tahu kemana dulu. Jika Dia bertanya kepada Elia, pasti dia akan menutupi semuanya. Ketika melihat sahabat Elia yang sejak tadi berani berbicara, membuat Jo memutuskan untuk mencari tahu semuanya dari wanita itu.
"Nama Kamu siapa?" Jo menunjuk ke arah Jingga.
"Jingga, om," jawab Jingga yang sedikit bingung kenapa mertua Elia menanyakan namanya.
"Apa Saya bisa bicara berdua denganmu?" pintanya.
"Papa! Buat apa Papa mau berbicara dengan wanita itu!" Hana curiga ada sesuatu yang di inginkan Jo. Dia tahu bagaimana sifat Jo, dia akan mencari tahu sesuatu yang membuatnya penasaran sampai ke akar-akarnya. Jika Jo sampai tahu kalau dia ada hubungannya dengan ini semua, pasti dia akan marah besar.
" Kenapa wajahmu menjadi pucat seperti itu, Ma? Kamu sakit atau ketakutan?" skak Jo. Sejak kedatangan Elia, Hana sudah bersikap sangat aneh, seakan dia tahu sesuatu.
"Kalau Om ingin berbicara tentang Elia, cukup di sini saja!" Elia dan Runi mencoba menghentikan Jingga, namun sekarang Jingga sudah tidak memperdulikan lagi. Dia sudah bertekad akan memberitahukan semuanya kepada Jonathan agar dia tahu apa yang sudah terjadi.
Setelah itu, Jingga menceritakan semua yang dia tahu tanpa tertinggal sedikitpun. Mata Jo sudah memerah, aura kemarahan terlihat jelas di wajahnya, tatapannya begitu tajam ke arah Hana. Dia merasa marah karena selama ini Hana telah menyembunyikan semua ini darinya.
Jo menghembuskan nafas paniang. "Jadi, selama ini Mama telah menyembunyikan semua ini dari Papa, iya?" bentak Jo yang sudah naik pitam.
"Pa, ini rumah sakit, jangan teriak-teriak. Apalagi bang rigel masih di dalam ruangan operasi" pungkas Elia.
Sedangkan Hana hanya terdiam membeku tak berani melihat wajah Jo yang begitu menyeramkan sekali.
Tiba-tiba Dokter keluar dari ruangan operasi, membuat semua orang berlari menghampiri sang dokter, dan melupakan masalah yang terjadi di antara mereka.
"Dok, bagaimana dengan kondisi anak saya?" tanya Hana.
"Operasinya berjalan dengan lancar, saat ini pasien masih dalam observasi pasca operasi," pungkas dokter itu.
"Alhamdulillah," seru Jonathan, Hana, Elia dan Runi. Hanya Jingga yang tak bersyukur atas keselamatan operasi dari Rigel.
Selesai mendengar bahwa Rigel selamat, Elia pamit untuk pulang.
"Kamu pulang kemana, El?" tanya Jo.
"Pulang ke bandung, Pa."
"Jadi Kamu tadi datang jauh-jauh dari bandung?" tanya Jo yang di jawab sebuah anggukan oleh Elia.
"Tapi Ini sudah malam loh, El. Apa tidak sebaiknya pulang ke bandung besok saja?"
"Kita pulang ke rumah saya dulu kok, Om," timpal Jingga.
"Oh, baguslah. Kalau begitu hati-hati di jalan ya."
"Iya, Pa. Papa jaga kesehatan ya, Elia pamit pulang dulu." Elia mencoba menyalami Jo dan Hana bergantian. Namun, Hana segera menepis tangan Elia yang ingin menyalaminya.
"Saya tidak sudi tangan Saya di sentuh wanita ja*ang seperti kamu!" hinanya.
"Hana, sudah cukup! Jangan pernah lagi kamu menghina Elia seperti itu!"
"Kenapa ucapan itu terdengar lebih pantas untuk Tante, ya?" ujar Jingga. Sejak tadi, dia sudah merasa geram mendengar mulut Hana yang tak henti menghina Elia.
Hana terbelalak saat mendengar sahabat Elia menghinanya, ingin rasanya Hana menampar wanita, tapi Jonathan segera menghalanginya.
Melihat Jingga yang mulai emosi, Elia segera pamit pulang. Sebelum pulang...
" Oh iya, Tan. Saya hanya ingin mengingatkan kalau Karma itu ada. Jadi bersiap-siap lah untuk menerimanya, mungkin bukan sekarang, tapi nanti pasti akan datang," tandas Jingga. Lalu mendorong kursi roda Elia untuk pergi dari rumah sakit.
Hana merasa kesal sekali dengan Jingga yang terus saja menghina dan menasehatinya.
Dasar, wanita sialan! Tunggu saja, Aku akan balas kamu! Batin Hana.
Saat melihat tatapan Jo yang seperti singa siap menyantap mungsanya, membuat Hana semakin ketakutan.
" Apa yang sebenarnya terjadi, Han?" tanya Jodengan Nada yang masih pelan
"Maksud Papa, apa ya?" Hana berpura-pura tak paham dengan ucapan Jonathan.
"Tidak usah berpura-pura lagi!" pungkas Jo.
"Kamu ada di balik semua ini, Kan?"
Mendengar ucapan Jo, Hana terkesiap, matanya membola sempurna. Dia tak mengerti darimana Jo tahu, padahal sejak tadi Jonathan masih bersama dirinya, belum pergi sedetikpun.
...****************...
Maaf kalau upnya kemalaman, karena nulisnya sedikit2. Tangan lagi cenat cenut gara-gara habis vaksin. Jadi tolong bersabar ya...
Jangan lupa like, komen, vote dan hadiahnya ya...
kesempatanmu gak akan datang lagi rigel
Thor sama dengan cerita ' lainya
lagu lama
setiap dalam kasus cerai harus ada laki " lain
biar nanti masuk surga nya barengan
aku dukung Thor