Berjuang dari titik terendah, Gou Long memapak jalannya sendiri di Dunia Kangow.
Dunia Kangow penuh dengan Kultivator-Kultivator yang tamak dan ingin berkuasa.
Pertarungan, perebutan, pelarian, kelicikan lawan dan berbagai macam rintangan lainnya. Pertemuan dengan orang-orang baru, pencarian akan musuh dan pembalasan dendam.
"Aku akan berdiri di Puncak Dunia Persilatan!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KidOO, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB — 035
“Kenapa aku mau ikut denganmu?!” Eira mengulang kembali pertanyaan dari Gou Long
“Andai aku katakan, aku ikut karena makanan kau sudah tentu tidak akan percaya. Aku mau ikut denganmu karena aku melihat potensi yang sangat luar biasa ada pada dirimu, apakah kau akan percaya?”
“Coba kau jelaskan, potensi luar biasa yang kau lihat?” Gou Long bertanya bingung.
“Baiklah, yang aku katakan adalah fakta terlebih dahulu. Cici yang sedang beristirahat itu–dalam hal hawa murni, jelas jauh melampaui mu, tapi dia mau ikut denganmu. Tentu, Cici itu yakin bahwa kamu kelak bisa menjadi Raja Dunia Persilatan.”
“Hal berikutnya, usia mu masih sangat muda, sedangkan kekuatan tempur setara dengan Ranah Langit Tahap Puncak. Sangat jarang, ada anak manusia yang bisa memperolehnya. Pontensi ini hanya ada satu dari seribu–” Eira berhenti sejenak, setelah mengambil nafas.
Ia melanjutkan, “Bertemu dengan manusia seperti ini, hanya akan ada dua pilihan. Pertama; membunuhnya, karena manusia seperti itu bisa menjadi ancaman yang paling besar di masa mendatang.”
“Kedua; mengikuti orang tersebut. Kami juga akan berpotensi untuk melangkah ke Ranah yang belum pernah kami bayangkan, jika ikut dengan orang tersebut. Dalam kasus ini, bisa saja aku kelak melangkah ke Kelas Raja Siluman.”
“Pilihan pertama, bagiku jelas tidak mungkin–membunuhmu, berada pada posisiku tadi. Apa mungkin aku bisa membunuhmu? Kekuatan tempur dirimu saja sudah sangat merepotkan bagiku, di tambah cici cantik itu, aku dapat menghitung, untung dan rugi bagi diriku sendiri.”
“Andai aku bertarung hanya denganmu, aku masih punya peluang kemenangan tujuh puluh persen, tapi ketika kau bertarung, dan di sisimu ada cici yang tadi, makan peluang kemenangan bagiku adalah nol persen, Ranah kultivasi cici itu jauh di atas diriku.”
“Apa penjelasan dariku ini masuk akal bagimu, tuan pemilik segel kontrak jiwa ku?!” Eira akhirnya menutup penjelasan dengan pertanyaan, rasa ingin tahu jelas tampak di raut matanya yang bening.
“Iya, aku percaya padamu.” Gou Long menjawab singkat.
Mereka terus berbicara banyak hal, yang satu duduk bersila di tanah, dan yang satu lagi dengan nyaman duduk di atas bahu sang pria. Sesekali menggesekkan ekor ke telinga si pria, seperti kucing jinak yang sangat nyaman dan minta dielus manja oleh pemiliknya.
***
Pagi hari ini, Gou Long ditemani rubah putih yang tetap setia duduk di atas bahu, berjalan mengikuti arus sungai dengan cepat. Niatnya, agar segera bisa keluar dari hutan, Gou Long bergerak cepat. Menurut perkiraan waktu dari Eira, mereka akan tiba di luar hutan tepat di saat malam.
Dengan bergerak cepat mereka tidak perlu bermalam di Hutan Seribu Ilusi lagi, Perjalanan yang melelahkan ini terobati dengan hadirnya Eira di situ, sebagai Siluman Rubah, dia benar-benar banyak berbicara, dia tidak pernah bosan bertanya tentang Gou Long seperti jaksa penuntut umum yang bertanya pada terdakwa.
Bagusnya, selama perjalanan ini tidak ada siluman yang mendekati mereka, mungkin karena hawa keberadaan Eira sebagai siluman kelas kesatu. Hawa keberadaan Eira dapat menekan daya spirit dari siluman-siluman dengan kelas lebih rendah di bawahnya.
Hal ini berbanding terbalik dengan apa yang terjadi kemarin. Selama perjalanan ada banyak siluman yang mengganggu mereka. Memang benar Hauri makhluk astral yang ranah tenaga dalamnya lebih tinggi dari Eira.
Tapi, ketika berhadapan dengan siluman, hawa penindasan dari tenaga dalam Hauri tidak akan bisa dirasakan oleh para siluman. Hal ini, juga berlaku bagi Gou Long, hawa penindasan tenaga dalam dari Ras Manusia hanya bisa dirasakan oleh manusia. Namun, tetap saja ketika berhadapan langsung hawa ini dapat menghambat pergerakan lawan.
Karena kurang pengalaman, hal ini dianggap oleh Gou Long sebagai bentuk suatu keanehan.
“Aneh, apakah kau merasakannya Eira? Perjalanan ini, terasa sangat mudah. Lagi pula tidak ada seekor siluman pun yang mendekati kita ... bukankah ini aneh?”
“Dasar, kau tidak paham. Apanya yang aneh, ini hanya faktor hawa penindasan dariku, siluman-siluman di sini ketakutan karena mereka merasakan hawa keberadaan diriku.”Eira menjelaskan, sekaligus menjawab rasa heran Gou Long.
Nyengir malu, Gou Long berkata, “Benarkah begitu?! Lantas kenapa kemarin banyak siluman yang menghadang, sedangkan ranah kultivasi Hauri jauh di atas dirimu?”
Mengejek Eira menjawab, seberkas senyum misterius tercetak di wajahnya. “Hai, kau semakin bodoh saja! Kau tidak percaya padaku?! Baiklah, aku akan menekan hawa keberadaan ku, agar siluman-siluman yang tak tau diri itu berkelahi denganmu. Sedangkan aku, akan menikmati pertunjukan tersebut, Hi hi hi!”
Benar saja, tidak lama setelah itu, dari dalam air mulai bermunculan makhluk berlendir dengan warna kuning mencolok, berukuran sebesar manusia dewasa.
Itu adalah lintah, Siluman Lintah kelas kedua, yang muncul pun bukan satu, tapi satu gerombolan, menurut perhitungan Gou Long, semua berjumlah sepuluh Siluman Lintah. Eira memang tahu ada banyak Siluman Lintah di dalam sungai. Ia dapat merasakan hawa keberadaan mereka sejak tadi.
Tapi, dia sengaja memancing Gou Long yang merasa penasaran. Lagi pula, Eira juga sangat ingin mengetahui bagaimana cara Gou Long menyelesaikan Siluman Lintah kelas kedua yang sebanyak ini.
“Baiklah, sekarang kau yang urus mereka semua, dan jangan kaitkan denganku!” bisik Eira seraya turun dari bahu Gou Long, dan naik ke salah satu pohon yang tumbuh di sisi sungai.
“Ha ha ha, Anak Manusia hari ini, memang hari sial bagimu, kau bertemu kami. Kami dapat merasakan darahmu yang meletup-letup penuh dengan vitalitas,” ujar salah satu dari Siluman Lintah tersebut.
Santai dan tanpa rasa takut, Gou Long berkata, “Ya! Mungkin saja apa yang akan terjadi nanti, tidak seperti yang kalian harapkan, ha ha ha. Aku ingatkan kalian saat ini, agar kalian tidak menyesal kelak.”
Gou Long tertawa sejenak ....
“Apa kalian sangat yakin?” Sambil berkata, posisi tubuhnya langsung berdiri dalam bentuk kuda-kuda tempur.
“Anak Manusia banyak omong, bersiaplah untuk mampus.”
Lalu segerombolan lintah bergerak lincah ke arah Gou Long, gerakan mereka tidak jauh berbeda dengan gerak Siluman Ular. Menyembur, mengayunkan badan dan tentu saja melenting-melenting seperti karet gelang. Kulit lintah yang licin dan lendir yang menjijikan bertebaran ke segala arah.
Membuang rasa jijik, Gou Long bergerak pesat, dia tidak memainkan jurus pukulan apa pun, Tenaga dalam yang dimilikinya merupakan keunggulan absolut atas lawan yang bertipe air seperti ini.
Gou Long bergerak dengan langkah Ilmu Walet Menunggang Angin, menggunakan medan petir yang dia ciptakan dari tenaga dalam sebagai landasan. Gerakan yang sangat cepat dan tidak dapat diikuti mata telanjang.
Eira yang menonton terpesona, ini terlihat dari sorot mata yang berbinar.
Gou Long tidak mau membuang waktu percuma, dengan memadatkan tenaga dalam dan membentuk pedang energi, dia bergerak lincah, di mana siluet bayangan berhenti di sana, tergeletak seekor Siluman lintyah yang sedang meregang nyawa.
Dalam waktu singkat, kesepuluh Siluman Lintah kelas kedua, mati seluruhnya tanpa sempat memberikan perlawanan yang berarti.
Setelah membereskan bangkai-bangkai siluman tersebut, Gou Long berkata pada Eira. “Mari kita lanjutkan perjalanan, aku percaya padamu, sekarang kumohon padamu untuk tidak menekan hawa keberadaan mu. Kita harus bergerak cepat dan tidak berleha-leha di Hutan ini lagi.”
Patuh, Eira kembali ke atas bahu Gou Long, dan melepaskan penekanan hawa siluman kelas kesatu miliknya.
Cahaya matahari senja, telah tampak menembus celah-celah daun pepohonan yang tumbuh. Menurut penuturan Eira, saat itu mereka telah berada di luar Hutan Seribu Ilusi.
Terus mengikuti arus sungai, samar-samar Gou Long merasa kenal dengan letak geografis dari daerah yang sedang mereka lewati.
Terima kasih ini saah satu novel yang baik.
/Facepalm/