******
Pada malam Kirana melihat kekasihnya tidur dengan sahabatnya, Kirana melakukan hal gila dengan mengajak pria yang tidak ia kenal untuk bermalam dengannya.
Malam itu mengubah seluruh kehidupannya. Kirana hamil dan diusir dari rumahnya sehingga harus berjuang demi menghidupi dirinya dan anak yang dikandungnya.
Anak yang Kirana lahirkan ternyata bukanlah anak biasa. Dylan, memiliki kecerdasan yang sangat menakjubkan, yang membuat kehidupan Kirana lambat laun membaik.
Di usianya yang ke tiga tahun, Dylan bahkan berhasil membobol keamanan sebuah perusahaan besar di Asia yang menyebabkan Kirana menjadi target sang pemilik perusahaan yang ternyata adalah pria asing yang telah tidur dengannya empat tahun lalu.
Bagaimanakah perjalanan hidup mereka selanjutnya? Ikuti terus kisahnya dalam novel ini.
--------------
Terima kasih sudah mampir di novel terbaruku.
Jangan lupa jadikan favorit ya supaya tidak ketinggalan update bab-bab baru lainnya.
Dukung juga novelku dengan memberi like dan vote supaya aku tambah semangat menulis.
🙏🙏😇😇😇
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eireen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kirana Terluka
“Bagus kalau begitu. Kita akan menikah akhir bulan ini.”
PRAANNG!!!
Nampan dalam genggaman tangan Kirana jatuh begitu saja. Pecahan cangkir yang jatuh ke lantai berserakan di antara kakinya, tetapi Kirana masih diam membeku.
Dalam pikirannya terus mengulang kata-kata Damian barusan.
Aku tidak salah dengar, kan? Dia mengatakan menikah? Akhir bulan ini? Mimpi. Yakin saat ini aku sedang bermimpi.
“Kirana? Kirana!” Damian mengguncangkan bahu Kirana untuk menyadarkannya.
Damian langsung berlari ketika melihat nampan yang berisi teh panas itu lolos begitu saja dari genggaman tangan Kirana.
“Eh, i—iya, Tuan,” jawab Kirana yang belum sepenuhnya tersadar.
“Kamu tidak apa-apa?” Wajah Damian terlihat sedikit panik. Ia melihat ke arah kaki Kirana dan melihat ada sedikit luka gores di atas pergelangan kakinya.
Tiba-tiba saja tubuh Kirana melayang. Damian langsung menggendong Kirana dan membawa Kirana ke luar ruangan.
“Tu—tuan, tolong turunkan saya. Saya bisa jalan sendiri.” Kirana meronta di dalam gendongan Damian.
“Tenang sebentar, Kirana! Nanti lukamu bertambah besar. Kita ke rumah sakit sekarang!”
Hah? Luka? Luka apa? Kenapa aku tidak merasakan apa pun?
Kirana sedikit menaikkan kakinya agar bisa melihat luka yang Damian maksud.
Mata Kirana langsung membulat melihat luka di kaki nya.
Apa dia sudah gila!! Luka kecil seperti ini dia panik dan mau membawaku ke rumah sakit? Yang ada nanti dokternya yang akan minta ia dirawat karena kehilangan akal.
“Tuan, tolong turunkan saya. Luka ini sama sekali tidak sakit. Kita tidak perlu ke rumah sakit. Cukup saya oleskan obat saja.” Kirana memandang Damian yang tampak bergeming tidak mendengarkannya. “Tuan?”
DING!
Pintu lift terbuka. Kirana langsung menyembunyikan wajahnya di dada Damian. Kirana hanya berharap orang di sekitar mereka tidak menyadari kalau Kirana lah yang berada dalam gendongan Damian saat ini.
“Aku tidak tahu kalau kamu sangat menyukai berada dalam dekapanku.” Damian berbisik sambil tersenyum.
Siapa yang senang! Aku seperti ini agar tidak ada yang melihat wajahku! Apa dia tidak tahu kalau hal ini bisa menjadi masalah besar untukku?
Semua karyawan di lobi memandang ke arah pemilik perusahaan tempat mereka bekerja dengan tatapan bingung. Selama ini Damian dikenal sebagai seseorang berhati dingin, cenderung kejam, dan tidak memiliki belas kasihan, tetapi apa yang ada di hadapan mereka saat ini benar-benar berbeda.
Damian sedang menggendong seorang wanita dengan raut wajah lembut dan bahkan ketika ia berbisik pada wanita itu, terlihat ada senyuman terukir di sudut bibir Damian.
Para wanita yang melihat hal itu jelas merasa cemburu. Mereka selama ini hanya berani mengagumi Damian dari kejauhan, dan sekarang, di hadapan mereka, idola mereka itu ternyata memiliki sisi lembut yang hanya diberikan pada wanita yang berada dalam gendongannya saat ini.
“Tuan, ini sungguh tidak perlu,” ucap Kirana saat mereka sudah berada di dalam mobil dan Damian siap untuk menjalankannya.
“Jack siapkan seluruh lantai VVIP rumah sakit hanya untukku. Aku sedang menuju ke sana.” Damian menghubungi Jack dan tanpa menunggu pertanyaan dari Jack, Damian langsung memutus panggilan itu.
Apa? Seluruh lantai VVIP? Dia menyewa satu lantai hanya karena luka sekecil ini? Aku bahkan tidak yakin kalau ini benar-benar sebuah luka.
Kirana sudah akan menyentuh kakinya yang hanya sedikit mengeluarkan darah yang bahkan sudah mengering sekarang.
“Jangan disentuh!” teriakan Damian itu langsung menghentikan pergerakan tangan Kirana. “Jauhkan tanganmu dari luka itu. Kamu tidak mau kakimu terinfeksi, kan?”
Kirana menoleh memandang ke arah Damian.
Aku benar-benar tidak mengerti jalan pikirannya. Ini memang aku yang bodoh, atau dia yang berlebihan?
“Berhenti memandang ke arahku. Kamu tahu kan apa akibatnya kalau menggodaku? Aku bisa tidak dapat menahan diri walau kamu sedang terluka.” Pandangan Damian tetapi tertuju ke arah jalan di hadapannya.
Kirana langsung membuang wajahnya ke arah luar jendela. Kirana mencegah hal yang tentu saja tidak ia inginkan untuk terjadi lagi.
Sampai di depan lobi VVIP rumah sakit, Damian langsung keluar untuk membukakan pintu Kirana. Damian melarang Kirana untuk berdiri.
Beberapa staf rumah sakit sudah menunggu di pintu masuk dengan wajah tegang.
Mendapatkan berita kalau anak pemilik rumah sakit tempat mereka bekerja akan datang, langsung terjadi kepanikan seketika di bagian VVIP. Mereka sudah membayangkan kalau sesuatu yang buruk terjadi pada Tuan Muda keluarga Smith dan nyawa mereka akan berada dalam taruhan kalau sampai ada satu kesalahan sedikit saja.
“Tuan, haruskah Tuan menggendong saya seperti ini?” tanya Kirana ketika Damian menggendongnya keluar dari mobil.
“Diam dan jangan banyak bergerak! Sekali lagi kamu tidak menurut aku akan membungkam mulutmu dengan bibirku.”
Ancaman itu tentu saja berhasil dengan mudahnya membuat Kirana menurut.
Damian masuk dan melalui semua staf yang sedang menunggunya. “Kenapa saya tidak melihat dr. Rei?” Tiba-tiba saja Damian menghentikan langkahnya dan melihat ke sekelilingnya dengan tatapan tajam.
Seorang kepala staf dengan gemetar melangkah mendekat.
“Dr. Rei sedang visit, Tuan Damian. Sebentar lagi beliau akan menemui Tuan.”
“Berani-beraninya dia membuat aku menunggu! Bagaimana kalau terjadi sesuatu pada calon istriku?”
Calon istri? Dia bilang apa?? Dia menyebutkan itu di depan semua orang ini? Aku bahkan tidak mengatakan setuju!
Raut wajah ketakutan jelas terlihat di wajah setiap staf yang berada di lobi itu. Mereka tidak tahu kalau yang terluka adalah calon istri Damian, yang justru membuat situasi semakin gawat.
Seorang pria akan lebih berbahaya bila wanitanya yang terluka.
“Calon istri? Sejak kapan kamu memiliki kekasih?” Sebuah suara terdengar dari arah samping mereka.
Damian menoleh. “Dari mana saja kamu! Apa kamu tidak tahu kalau calon istriku terluka?”
Pria itu memperhatikan tubuh Kirana mencari di mana letak luka calon istri Damian itu. Dan Kirana pun melakukan hal yang sama. Menatap dr. Rei yang menurutnya tampan dengan rambut panjang yang ia ikat membulat di belakang kepalanya. Jarang ia menemukan seorang dokter berambut panjang seperti ini.
“Siapa yang menyuruhmu melihat calon istriku!” Damian langsung berbalik menyembunyikan Kirana di dalam dekapannya. “Dan kamu! Kenapa kamu menatapnya begitu lama, hah? Sembunyikan wajahmu seperti tadi!”
Tingkah laku kekanakan Damian itu mengundang tawa keras dr. Rei. Sebenarnya semua pun ingin tersenyum dan tertawa melihat tingkah Damian yang tadi mengerikan tetapi kini malah berubah menjadi kekanakan, tetapi hanya dr. Rei yang berani melakukannya.
"Sebaiknya kamu ikut ke ruanganku supaya kamu tidak mempermalukan dirimu sendiri lebih banyak lagi," ucap dr. Rei sambil menatap malas ke arah Damian. Ia sangat tahu karakter Damian yang aneh.
Damian menatap tajam ke arah Rei. “Siapa yang mempermalukan diri sendiri?”
Dr. Rei tidak menjawab ia hanya melangkahkan kaki menuju ke ruangannya.
Damian mengikuti langkah Rei sambil berteriak meminta jawaban, sedangkan Kirana hanya bisa pasrah di dalam gendongan pria yang tampaknya memiliki masalah kejiwaan yang akut.
*tokoh dr..Rei yang muncul dalam cerita ini adalah dr. Rei yang sama di cerita Chat Story ku dengan judul UNCLE REI ya, boleh mampir juga hehehe
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Hai, selamat datang di novel terbaruku. Semoga kalian suka, ya?
Jangan lupa tinggalin jejak dengan komen, vote atau jadikan novel ini favorite kalian ya supaya ga ketinggalan update bab barunya.
Mampir juga ke cerita Chat Storyku yuks, judulnya : UNCLE REI (tamat) dan He Loves Me, He Loves Me Not.
Enjoy!
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Karya Author ini udah sekelas dengan author yg levelnya Diamond meski author Masi di level gold, bahkan ada karya author lain yg level platinum dgn genre tentang ONS, lari saat hamil dan anak genius sperti karya author ini tapi alur ceritanya ga sebagus author punya loh dan penulisannya ber Belit Belit, sdangkan author Masih level gold tapi udah menciptakan karya sebagus bahkan udah perfect menurut ku thorr, konflik yg penuh plot twist nya keren, penggunaan tanda baca jga tepat, typonya dikit. Thorr aku udah ga bisa ber kata² lgi deh utk memuji karya ini, intinya Lanjutkan dong thorr, rugi banget kalo harus digantung bertahun-tahun dgn kisah semenarik ini bahkan ini bisa di buat Sequelnya loh utk kisah cintanya Dylan yg genius. Tapi itu terserah author aku ga berharap sequel, aku hanya berharap ini jangan digantung dan harus dilanjutkan Thorr!!! PLISSSS😭🙏🥺🥹 Fokusin aja tamatin ini karya thorr🙏😭 jangan pindah ke novel author yg lain, lanjutkan cerita novel yg ini dlu plisss😭🙏🥺🥹🫶