Terlahir dari penjaja cinta satu malam membuat Eleanora Davidson menjadi sosok yang tidak mempercayai cinta.
Hidup karena pengasihan kakek Robert Birdie sesudah kematian misterius ibunya membuat Eleanora bertekad harus sukses demi misi menghukum ppembunuh ibunya dengan tangannya sendiri tapi dunianya seakan jungkir balik karena ONS yang menghasilkan benih-benih kehidupan dalam rahimnya sedangkan pria penanam benih ternyata anak penjahat yang selama ini dicarinya
Don't judge by the cover..
Jangan tertipu dengan sinopsis..
Let's check it out 😎
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Base Fams, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
LOST IN MISSION #07
Eleanora baru saja selesai membersihkan tubuhnya. Menggunakan atasan kebesaran bergambar Mickey mouse berwarna putih, ia pun melangkah keluar dari kamar mandi seraya mengeringkan rambut panjangnya. Ia meletakkan handuknya di kursi, kemudian menghempaskan tubuhnya ke atas tempat tidur.
"Ini sangat nyaman" gumam Eleanora seraya menyambar ponselnya, benda yang selalu setia menemani waktu liburan. Ia hanya sendiri, menempati rumah sederhana yang di sewanya bersama Micaela beberapa bulan yang lalu.
Namun, setelah Micaela menjalin hubungan dengan Edward, gadis itu memutuskan untuk tinggal bersama Edward, di apartemen kekasihnya.
Eleanora sudah terbiasa menjalani kehidupannya dengan sendiri. Begitupun, ketika ia masih tinggal di Casares. Hari-harinya di isi dengan belajar, jarang sekali ia berkumpul dengan mahasiswa lainnya bahkan dengan Micaela sekalipun. Kedekatan mereka terjalin saat keduanya tergabung dalam kelompok yang sama ketika mereka menjalani program kedokteran
Eleanora memeriksa pesan dari ponselnya, membalas pesan terakhir dari Zafer. Pria itu baru saja membatalkan janjinya untuk mengajak Eleanora pergi ke suatu tempat karena urusan mendesak.
Setelah pesan terkirim, Eleanora mengembalikan ponselnya ke tempat semula. "Time for bed, Elea" seraya tersenyum tipis dengan mata yang kemudian tertutup
Beberapa menit kemudian, di saat ia mulai terlelap nada suara dari ponselnya berbunyi membuat kedua matanya terbuka lagi. "Astaga," ucap Eleanora terkejut sambil memijat keningnya yang terasa berdenyut.
Kembali diraihnya ponsel itu, Eleanora terdiam menatap nama yang tertera di layar. "Kakek Robert." batinnya.
Segera, Ia menegakkan tubuhnya, sambil bersandar di dashboard kasurnya. "Ha... lo.. " sapanya setelah ia menempelkan ponsel di depan telinganya.
"-----"
Eleanora mengulum bibirnya, membentuk senyuman simpul, lalu ia mengangguk. "Baiklah, aku akan segera bersiap, kakek."
Setelah sambungan itu berakhir, Eleanora bangkit untuk bersiap guna memenuhi undangan makan siang dari sosok pria yang berjasa dalam hidupnya, sosok pria yang membantunya selama ia tinggal di Casares. Pria paruh baya itu tadi berkata, jika ada seseorang yang akan menjemputnya.
Ah... bertahun-tahun lamanya mereka saling mengenal, ini pertemuan mereka untuk kedua kalinya. Selama ini, pria bernama lengkap Robert Birdie membantu Eleanora melalui orang kepercayaannya.
Kini Eleanora menunggu jemputannya di depan rumahnya. Tidak lama kemudian, sebuah mobil mewah berwarna hitam berhenti tepat di hadapannya. Nampak pria gagah keluar dari mobil, dan datang menghampirinya. "Nona Eleanora Davidson? " tanya pria itu sembari tersenyum.
"Ya- anda benar, tuan! " pria itu semakin melebarkan senyumannya setelah mendengar jawaban Eleanora. "Perkenalkan nama saya Axel. Saya ditugaskan oleh tuan Robert untuk menjemput anda, Nona."
Eleanora mengangguk. Kemudian, pria itu membukakan pintu penumpang bagian belakang, dan mempersilahkan Eleanora untuk masuk ke dalam mobil tersebut.
Mobil yang di kendalikan Axel berjalan dengan kecepatan sedang, hingga akhirnya mereka tiba di depan lobi restoran, ada sosok pria yang menunggunya memakai jas yang terlihat formal. Pria itu membukakan pintu mobil untuknya.
"Selamat siang nona Elea." sapa pria itu seraya tersenyum ramah. Senyuman yang cukup manis, tidak kalah manisnya dengan pria yang menjemputnya tadi. Axel, ia akan mengingat nama itu.
"Selamat siang juga tuan," balas Eleanora menurunkan kedua kakinya. Ia sedikit merapikan dress sifon bermotif bunga yang melekat pas di tubuhnya.
"Mari ikuti saya, nona. Tuan Robert sudah menunggu anda di dalam." Eleanora mengangguk lagi seraya mengayunkan kakinya mengikuti pria tadi.
Ditempat yang sama, Robert sudah menempati kursi menunggu kedatangan Eleanora. Pria paruh baya itu menggunakan setelan jas berwarna hitam terlihat berkarisma. Meski usianya tidak lagi muda, ketampanan seorang Robert tidak memudar, tidak sama sekali.
"Tuan Robert, nona Elea sudah datang. " Ucap anak buahnya, sekaligus orang kepercayaannya bernama Edgard. Lantas Robert berdiri, lalu ia berbalik.
Eleanora mengembangkan senyumannya begitu melihat wajah kakek Robert.
"Kakek Robert, " sebut Eleanora. Pria paru baya itu, terdiam mematung.
Robert memperhatikan gadis yang berdiri di hadapannya kini, ia merasakan hatinya berdesir ketika ia membalas tatapan Eleanora. Manik hazel itu telah mengingatkannya pada seseorang yang paling berarti dalam hidupnya.
"Elea, " Robert mengalunkan nama gadis itu, ia pun turut tersenyum. "Bagaimana kabarmu nak? " tanyanya seraya menyapu tangannya pada punggung Eleanora.
"Sangat baik kakek. Lalu, bagaimana dengan kakek?"
"Seperti yang kau lihat, nak! aku terlihat bugar, bukan?" kekehnya, bersahaja.
"Hmm- ya, aku bisa melihatnya. Aku yakin, kakek menerapkan pola hidup sehat, dan tidur dengan teratur."
Robert tersenyum lalu mengangguk. "Kau benar, nak. Aku sudah menyingkirkan kebiasaan buruk ku yang kerap terjaga sampai larut, dan aku juga sudah berhenti meminum alkohol." Katanya seraya menarik kursi dari bawah meja untuk Eleanora. "Duduklah, nak! " ucap kakek Robert mempersilahkan.
Eleanora pun duduk setelah ia mengucapkan terimakasih kepada kakek Robert yang telah kembali menempati kursinya di sebelah Eleanora.
"Bagaimana pekerjaanmu, nak? apakah kau merasa lelah? "
"Tidak sama sekali kakek. Puji Tuhan aku bisa mengerjakan pekerjaanku dengan sangat baik."
Helaan napas Robert terdengar oleh Eleanora. "Syukurlah," Robert bernapas lega, sambil menatap Eleanora penuh kekaguman.
"Baru-baru ini aku berhasil melakukan tindakan operasi pertamaku, kakek."
"Really?? " tanya Robert dengan keterkejutan yang dibuat-buat. Sebenarnya, ia sudah mengetahui semua dari anak buahnya, tanpa sepengetahuan Eleanora.
"Iya, kakek, " gadis itu mengangguk cepat, dengan senyuman merekah penuh rasa bangga pada prestasinya. Ia hanya menunjukkan senyuman merekah itu pada kakek Robert, pria yang sudah membiayai kuliahnya sampai ia selesai.
Begitupun juga Robert, ia merasakan kepuasan atas pencapaian Eleanora. Eleanora benar-benar luar biasa. Puji dalam hatinya.
"Selamat nak, kau sangat hebat. Aku yakin kau akan menjadi dokter yang sangat sukses." Pujinya membuat perasaan Eleanora menghangat. Eleanora membalas tatapan kakek Robert dengan tatapan nanar.
Eleanora meraih tangan ringan kakek Robert. "Ini semua karena kebaikan kakek, aku bisa mewujudkan impianku." Eleanora menitikkan air matanya. "Terimakasih kakek." ucapnya lagi.
Robert merasa terharu, reflek tangannya bergerak, mengusap air mata Eleanora penuh perhatian. "Berhentilah untuk menangis Elea. Impianmu sudah kau raih. Hanya satu pesanku untukmu, manfaatkan keahlianmu untuk menolong orang lain." Eleanora mengangguk, mengerti.
Tiga orang pelayan pun datang membawa pesanan makanan yang di pesan Robert tadi, begitu pria itu sampai di restoran.
Para pelayan itu meletakkan berbagai hidangan di atas meja.
"Selamat menikmati makan siangnya tuan, nona. " ucap salah satu pelayan seraya menundukkan kepala.
"Terimakasih," ucap Robert, kemudian ia menatap pria yang sedang berdiri di dekat meja mereka. "Hei, Edgard! kau duduklah disini. "
Edgard membalas tatapan tuannya dengan kerutan halus muncul di keningnya seolah meminta penjelasan.
"Duduklah! " perintahnya lagi. "Kau pikir kami berdua akan menghabiskan semua makan yang berada di atas dimeja. "
Edgard pun mengangguk "Ba- baik tuan."
gw nunggu bomnya nih...
hebat tp Angela mau berbesar hati memaafkan dan menemui ibunya walau ibunya udh jahat
kmna pikiranmu saat lg asyik2 sama calon mertuamu sendiri
kok Fabio mau aja sama emak2..apa lebh pengalaman lbh aduhai kahh
Milih kok sama yg emak2..apa krn yg pengalaman lebih aduhai kah..wkwkw
pacar anaknya main embat kayak ga ada laki2 lain😱🤦♀️
Fabio mauu aja lagi..
anak angkatnya Robert yg sdh sangat dipercaya ternyata anak dr pmbunuh kekasihnya...
tp bukan salah William kann..semoga saja mereka mengerti walau Will pasti merasa bersalah