NovelToon NovelToon
Larasati & Pak Bupati

Larasati & Pak Bupati

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat / Perjodohan
Popularitas:18.3M
Nilai: 5
Nama Author: Mak Nyak

Ayu Larasati, seorang dokter spesialis kejiwaan yang lebih senang tidur di rumah sakit daripada harus pulang ke rumahnya. Ada sebab nya dia jarang pulang ke rumah. Apalagi jika bukan drama ibunya yang menginginkannya menikah dan segera memberikannya cucu.
Ibunya memaksa ingin menjodohkan dirinya dengan seorang laki-laki.
Duta Wicaksana, seorang bupati yang amat disegani di kota Magelang. Dia amat pintar mengelola kota nya sehingga kota nya bisa menjadi kota maju. Tapi sayangnya belum memiliki pendamping. Dirinya pasrah ketika akan dijodohkan oleh orang tuanya dengan seorang perempuan.
Mereka dipertemukan dalam ta'aruf. Mungkinkah cinta mereka akan bersemi?
Atau mungkinkah bunga cinta itu akan layu sebelum waktunya?
Mari kita simak perjalanan kisah cinta mereka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mak Nyak, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kau Gila!

Duta menuju tempat proyek taman kota yang dulu pernah dia datangi bersama Laras. Farid sudah datang terlebih dahulu menggunakan motor.

"Assalamualaikum" ucap Duta kepada Farid dan Mandor sembari berjabat tanhan dan tersenyum. Duta melihat taman itu sudah selesai di cor bagian pinggirnya dan dipasang paving.

"Waalaikum salam" jawab Farid dan mandor itu.

"Waah, alhamdulillah sudah selesai ya pak. Bang Farid, buat surat untuk pengadaan perlombaan. Hadiah dari saya bagi yang menang. Berarti tinggal pasang nama ikon taman ini ya pak?"

Farid mengangguk.

"Iya pak, tinggal pasang nama ikon nya saja" terang pak mandor.

"Oke, saya puas"

.

Arjun yang tadinya bahagia akan bertemu dengan Laras, seketika berubah panas. Mendidih hati dan kepalanya. Ais yang sudah masuk dan duduk bersama Laras sambil tertawa membuatnya semakin marah.

"Itu? Itu laki-laki yang membuatmu menolak cinta ku padamu? Apa hebatnya dia dibanding aku? Apa pangkatnya lebih tinggi lantas kamu memilihnya?" tanya Arjun penuh emosi dan sedikit berteriak.

Ais dan Laras saling pandang, mereka bingung, kenapa dengan Arjun sebenarnya? Laras hanya menjawab sambil tersenyum.

"Aku menolakmu karena aku memang tak memiliki rasa itu. Pangkat? Apa aku pernah menolak berteman dengan orang apapun pangkat mereka? Kau hanya akan merusak mood ku! Pergilah!" usir Laras karena Arjun benar-benar menjengkelkan.

"Tapi kenapa? Kenapa kau mau dengannya? Apa kurangnya aku?!"

"Ya Allaaaah, harus bagaimana lagi aku jelaskan kepadamu Arjuuun. Aku tidak memiliki perasaan apapun untukmu! Cinta itu tidak bisa dipaksakan!"

"Stop!" Ais memotong perdebatan antara Arjun dan Laras.

"Kau ini memang benar pria bodoh ya Arjun, kau ini baru saja ditolak. Jika kau masih punya harga diri, maka lupakan lah cintamu dan carilah cinta yang lain" ucap Ais.

Bukannya berterima kasih kepada Ais atas penjelasannya Arjun malah semakin marah. Hampir saja Ais terkena pukulannya.

"Kau...." ucap Arjun sambil akan melayangkan tinju ke wajah Ais. Laras sampai melotot tak percaya.

"Kau gila!" ucap Laras. Lalu Laras menarik tangan Ais meninggalkan ruangannya menuju bangsal.

Tinggal Arjun sendiri yang menyesali perbuatannya. Hampir saja.

.

Duta masih di lokasi proyek, jam menunjukkan waktu siang. Duta dan Farid bergegas makan siang dan sholat.

"Pak, nanti ada beberapa file yang harus bapak tanda tangani. Sudah saya siapkan" ucap Farid kepada Duta saat mereka menunggu pesanan datang.

"Iya bang, nanti siapkan saja semuanya di mobil. Acara wawancara jam berapa?"

"Bapak harus sudah sampai disana pukul setengah 8 malam pak, karena acaranya jam 8 dan mereka juga butuh persiapan nantinya. Mereka juga sudah saya beri file tentang proyek ini pak"

"Oke deh"

"Oh lupa saya pak, barakallah fii umrik ya pak"

"Terima kasih bang, hmmm. Sepertinya hanya Laras yang tidak tahu hari ini saya ulang tahun bang. Tadi saat saya menemaninya dia hanya diam saja tak mengucapkan apapun. Saya dikenal banyak orang, tapi calon istri saya tidak mengenal saya dengan baik. Hahahaha" ucap Duta

"Masa sih pak? Ya mungkin benar tidak tahu kali pak. Kalau sama cewek itu harus peka pak. Sekali kita gak peka, baaaaar" jawab Farid sambil menggorok lehernya menggunakan jari.

"Hahaha, bisa aja si abang. Eh, kemarin gimana sama Ais?"

Farid langsung mengubah ekspresi wajahnya. Sendu. "Saya bingung harus bersikap bagaimana lagi dengannya pak. Dia minta kami saling tidak kenal. Pertemuan yang masih sama. Dia sedingin es"

Duta menepuk bahu Farid. "Kalau dia sedingin es, maka abang yang jadi airnya"

Farid bingung dengan perkataan Duta. Dia menautkan alisnya dan berpikir. "Kok air pak?"

"Iya lah bang air, yang bisa mencairkan es kan bukan hanya api. Air pun kan bisa. Maksud saya, ikuti kemauan dia seperti apa. Ikuti alirannya. Diam tenang seperti air. Tapi arus juga tidak akan selamanya tenang. Selipkan perhatian-perhatian abang, lihat dia dari jarak jauh. Mungkin dengan cara seperti itu dia akan luluh" jelas Duta.

Farid tersenyum nyengir. "Gak nyangka, mbak Laras memang benar-benar mengubah bapak. Lihat saja saat ini, bapak menjadi puitis. Hahahaha"

"Ahahahaha, abang ini bisa saja"

Farid merenungkan ucapan Duta. Haruskah aku mencobanya? Jujur, hatiku masih mengharapkan mu Is. Hmmm, oke Farid. Coba saja lagi. Urusan patah hati lagi gak papa. Yang penting sudah mencoba

Tak lama makanan pun datang. Mereka menyantapnya dengan nikmat dan penuh rasa syukur. Selesai makan, Farid menuju kasir untuk pembayaran. Duta menghubungi Laras.

Panggilan tersambung

Assalamualaikum abang. Ucap Laras lembut di telinga Duta.

Duta tersenyum dan langsung menjaqabnya. "Waalaikum salam, sayang. Sudah makan siang belum?"

Baru saja mau jalan sama kak Ais buat makan siang. Abang sudah makan

"Hmm, sudah. Ya sudah. Hati-hati jalannya ya. Jangan pulang malam-malam. Nanti malam lihat abang di tv x jam 8 malam"

Oke siap pak Bupati ku sayaaaang

"Aaahh, merdu nyaaaaa. Lagi lagi lagi" rengek Duta seperti anak kecil.

Hahahahahah, iya pak bupati ku sayaaaang. Sudah dulu ya bang. Laras sudah sampai di tempat makan

"Oke, Assalamualaikum"

Waalaikum salam

Panggilan berakhir. Duta kembali ke mobilnya. Farid mengikuti di belakang.

.

Arjun sangat kesal. Mood nya benar-benar jelek. Dia ke toilet untuk membasuh mukanya. Dia mengepalkan tangannya dan memukul tembok dengan keras sehingga terdengar bunyi bam.

"Sial! Kenapa kau tidak bisa mencintai ku Ras? Apa kurangnya aku dimatamu? Apa aku kurang sempurna? Apa aku kurang perhatian padamu? Atau karena ada wanita lain yang menginginkan cintaku makanya kau mundur? Aku harus cepat mengambil langkah sebelum keduluan dengan Bupati sok ganteng itu! Aku harus melamar Laras dengan segera. Ya! Besok aku akan datang ke rumahmu dan meminta kepada orang tuamu untuk menjadi istriku" ucap Arjun sambil melihat dirinya di depan cermin.

Arjun keluar dari toilet dan menuju ruangan Ais. "Aku harus mengorek informasi dari Ais. Siapa wanita yang mencintaiku itu. Aku harus membereskannya terlebih dahulu. Aku yakin, sebenarnya Laras itu memiliki rasa untukku, tapi karena wanita itu pasti dia memilih untuk mundur" gumam Arjun pada dirinya sendiri sambil berjalan.

Di depan ruangan Ais dia bertemu Rena yang sedang membereskan meja.

"Ais kemana?" tanya Arjun sambil nyelonong masuk ke ruangan Ais.

Rena kesal dengan Arjun, dia selalu seperti itu. Main masuk tanpa permisi.

"Gak ada dok! Dokter Ais pergi makan siang bareng sama dokter Laras!" jawab Rena ketus dan memasang muka sebal.

"Kemana?" tanya Arjun yang sekarang duduk di kursi Ais.

"Mana saya tahu?! Memang saya diajak?! Saya saja masih disini membereskan ruangan?!"

"Ngomongnya biasa aja! Gak usah pake gas! Udah suara kayak knalpot rusak! Pake ngegas lagi!" ucap Arjun mencela Rena dan pergi dari ruangan Ais.

Rena mengepalkan tangannya dan hendak melayangkan tinju ke Arjun. Tapi Arjun sudah hilang terlebih dahulu.

"Dasar dokter gak tahu tata krama! Enak aja suara aku dibilang knalpot rusak! Awas nanti! Tak balas kamu! Heran aku, kenapa dokter Ais bisa tergila-gila sama cowok sarap kayak dia sih! Kayak gak ada cowok lain saja!" Rena malah ikutan terbawa emosi karena perkataan Arjun.

.

.

.

Maaf semuaaa, author tadi malam kepalanya pusing. Jadi gak bisa up. Maaf ya. Hehehe. Happy reading semuaaaa 😘😘😘😘

1
Julia Juliawati
mampir
budak jambi
enak y ngomong nybrama tu.coba dia yg di posisi mm aini apa rela jg dia kl duta yg meninhgal .dasr dak punya otak rama...coba dia alami kecelakaan dan yg meninggal ank ny gama apa bisa shila terima itu kecelakaan
budak jambi
otak dak di pakai kyk gitu la si arjun egois
Len's Sky
seruu..
Acha Askhatalah
Kecewa
Acha Askhatalah
Lumayan
Gina Savitri
Ngakak sih pas adegan ini 😂😂😂
Gina Savitri
Rena malu klo diledek laras punya hubungan sama mantan musuh
😂😂😂
Gina Savitri
Klo di jawa yg keluar terakhir sulung ya, jadi yg cowok sulung..
Gina Savitri
Sulungnya cewek malah cowok bontot
Gina Savitri
Emang kadang orang tua jadi penghancur rumah tangga anak sendiri gara2 omongan 🙄
Gina Savitri
Mau nyogok cuma 30rb 😂😂😂 buat makan 1 keluarga sehari aja kagak cukup apalagi buat beli suara selama 5tahun..wkwkwk
Gina Savitri
cie..cie..mas ari jodohnya dateng sendiri ke rumahnya tanpa harus di cari 😁
Gina Savitri
Mana ada sibuk sampai lupa sama acara 4 bulanan 🙃
Gina Savitri
Nina menghindar karna punya rasa sama dirga kayanya, bnr kata nina gak ada pertemanan antara perempuan dan laki2 pasti salah satunya ada yg suka lebih dulu atau sama2 suka 😁
Gina Savitri
Kirain arjun mantan nya dini 😂 ternyata ada 2 orang berbeda yg ngasih teror
Gina Savitri
Jangan2 arjun mantan pacarnya dini, masa bisa kenal dan tau klo abang duta dulu pacar dini..
Gina Savitri
Fix ini mah arjun pelakunya soalnya tadi dia bicara teror dlm hati las habis berantem sama rena, tapi gimana arjun bisa kenal almh dini 🤔
Gina Savitri
Paling juga rama kan yg nemuin fotonya di buang duta kayanya rama deh
Gina Savitri
Nah kan tabrakan lagi dirga sama nina, cocok klo yg ini mereka kan seagama 😁
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!